BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUKUM ADAT
Berikut ini pemakalah kemukakan beberapa pendapat pakar tentang pengertian Hukum Adat menurut Zulfadhli Hasibuan
2
1. Soepomo, berpendapat bahwa yang dimaksud hukum adat adalah: “Hukum
yang tidak tertulis, berarti hukum yang tidak dibentuk oleh sebuah badan legislatif, yaitu hukum yang hidup sebagai konvensi di badan-badan hukum
negara Parlemen, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan sebagainya, hukum yang timbul karena putusan-putusan hakim Judge made law dan hukum
kebiasaan yang hidup dalam masyarakat. 2.
Menurut Van Vollenhoven: “Hukum adat adalah aturan-aturan perilaku yang berlaku bagi orang-orang pribumi dan timur asing, yang di satu pihak
mempunyai sangsi maka dikatakan hukum dan di lain pihak tidak dikodifikasi maka dikatakan adat
3. Suroyo Wignjodipuro: Hukum adat adalah suatu kompleks norma-norma yang
bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu berkembang serta meliputi peraturan tingkat laku manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat, sebagian besar tidak tertulis, karena mempunyai akibat hukum sanksi.
Dari 19 daerah lingkungan hukum rechtskring di Indonesia, sistem hukum adat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
1.
Hukum Adat mengenai tata negara
2.
Hukum Adat mengenai warga hukum pertalian sanak, hukum tanah, hukum perhutangan.
3.
Hukum Adat mengenai delik hukum pidana. Istilah Hukum Adat pertama kali diperkenalkan secara ilmiah oleh Prof. Dr. C Snouck
Hurgronje, Kemudian pada tahun 1893, Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje dalam bukunya yang berjudul De Atjehers menyebutkan istilah hukum adat sebagai adat recht bahasa
2Zulfadhli Hasibuan, Hukum Adat di Indonesia, di Akses melalui Situs.
https:hasibuanattack.wordpress.comtaghukum-adat-di-indonesiapada Tanggal 28 Desember 2014 .
Belanda yaitu untuk memberi nama pada satu sistem pengendalian sosial social control yang hidup dalam Masyarakat Indonesia.
Istilah ini kemudian dikembangkan secara ilmiah oleh Cornelis van Vollenhoven
yang dikenal sebagai pakar Hukum Adat di Hindia Belanda sebelum menjadi Indonesia.
Pendapat lain terkait bentuk dari hukum adat, selain hukum tidak tertulis, ada juga hukum tertulis. Hukum tertulis ini secara lebih detil terdiri dari hukum ada yang tercatat
beschreven, seperti yang dituliskan oleh para penulis sarjana hukum yang cukup terkenal di Indonesia, dan hukum adat yang didokumentasikan gedocumenteerch seperti dokumentasi
awig-awig di Bali. Menurut
hukum adat, wilayah yang dikenal sebagai Indonesia sekarang ini dapat
dibagi menjadi beberapa lingkungan atau lingkaran adat Adatrechtkringen. Seorang pakar
Belanda , Cornelis van Vollenhoven adalah yang pertama mencanangkan
gagasan seperti ini. Menurutnya daerah di Nusantara
menurut hukum adat bisa dibagi menjadi 23 lingkungan adat berikut:
1.
Aceh
2.
Gayo
3.
Batak
4.
Nias dan sekitarnya
5.
Minangkabau
6.
Mentawai
7.
Sumatra Selatan
8.
Enggano
9.
Melayu
10.
Bangka dan Belitung
11.
Kalimantan Dayak
12.
Sangihe-Talaud
13.
Gorontalo
14.
Toraja
15.
Sulawesi Selatan Bugis
Makassar
16.
Maluku Utara
17.
Maluku Ambon
18.
Maluku Tenggara
19.
Papua
20.
Nusa Tenggara dan
Timor
21.
Bali dan
Lombok
22.
Jawa dan
Madura Jawa Pesisiran
23.
Jawa Mataraman
24.
Jawa Barat Sunda
B. PELAKSANA HUKUM ADAT.