BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Erosi dan Stabilitas Lereng
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian- bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami, yaitu air atau
angin Arsyad, 2006. Terdapat dua macam erosi, yaitu erosi geologi dan dipercepat Schwab
1981 dalam Sukartaatmadja 1998. Erosi geologi adalah erosi secara alami, dimana terdapat keseimbangan antara kehilangan tanah dan pembentukan tanah,
yang berlangsung lambat. Erosi dipercepat disebabkan oleh pengaruh aktifitas manusia terhadap perubahan keseimbangan alami, dimana pada erosi ini
pengangkutan tanah lebih besar daripada proses pembentukan tanah pada lapisan di bawahnya.
Menurut Schwab 1981 dalam Sukartaatmadja 1998, tahapan erosi dipercepat adalah erosi lapisan sheet erosion, erosi alur rill erosion, erosi parit
gully erosion dan erosi pada saluran stream channel erosion. Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi menurut Schwab 1981 dalam
Sukartaatmadja 1998 yaitu iklim, tanah, vegetasi dan topografi. Faktor iklim yang terpenting adalah curah hujan yang menyebabkan hancurnya agregat tanah dan
terjadinya aliran permukaan. Faktor topografi yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi
laju erosi adalah kemiringan lereng dan panjang lereng Schwab 1981 dalam Sukartaatmadja 1998. Pengaruh kemiringan lereng terhadap erosi lebih besar
daripada pengaruh panjang lereng. Apabila kemiringan lereng menjadi dua kali lebih besar maka erosi akan menjadi dua setengah kali lebih besar Baver 1956
dalam Sukartaatmadja 1998. Kemiringan lereng cenderung memperbesar jumlah dan kecepatan aliran permukaan sehingga memperbesar kapasitas aliran air untuk
memecah dan mengangkut bahan-bahan tanah.
2.2. Peranan Tumbuhan Terhadap Stabilitas Lereng dan Erosi
Menurut Hardiyatmo
2006, keadaaan
tumbuhan-tumbuhan mempengaruhi stabilitas lereng. Peran tumbuhan-tumbuhan dalam kestabilan
lereng bergantung pada tipe tumbuh-tumbuhan dan tipe proses degradasi lereng. Terkait dengan kestabilan massa tanah, akar tumbuh-tumbuhan, dan air yang
diserap oleh akar akan mengurangi kelembaban tanah, sehingga dapat memperkuat lereng. Pembongkaran atau menghilangkan tumbuh-tumbuhan dapat
berakibat menambah kecepatan erosi, sehingga membahayakan stabilitas lereng, terutama bila erosi terjadi di kaki lereng. Pemilihan tipe tumbuh-tumbuhan untuk
kestabilan lereng sangat penting, misalnya tanaman rumput yang rapat sangat baik untuk menahan erosi. Sebaliknya, akar pohon-pohonan yang dalam dapat
memperkuat lereng, terutama untuk mencegah longsoran dangkal. Menurut Sukartaatmadja 1998, keadaan vegetasi penutup tanah juga
mempengaruhi tingkat erosi yang terjadi. Pada tanah-tanah yang berlereng dan terbuka, bahaya erosi lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bervegetasi,
hal ini disebabkan karena pada tanah-tanah yang terbuka gaya pukulan butir hujan secara langsung mengenai permukaan tanah, sehingga permukaan tanah banyak
menerima jatuhnya butir-butir hujan yang merupakan faktor efektif dalam proses erosi. Sebaliknya vegetasi dapat menahan butir-butir air hujan yang jatuh,
peningkatan agregasi dan porositas tanah karena perkembangan akar tanaman. Menurut Hardjowigeno 1986 dalam Sukartaatmadja 1999, pengaruh
vegetasi terhadap erosi adalah : 1. Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, 2. Menghambat aliran permukaan.
2.3. Mulsa