Tanda Landasan Teoretis .1 Patriotisme

Penanda adalah yang menandai sesuatu, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh petanda itu yaitu `artinya` Pradopo 2001:67-68. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, penelitian dengan menggunakan teori strukturalisme berusaha menelaah karya sastra dengan mempelajari setiap unsur yang ada dalam struktur teks tanpa ada yang dianggap tidak penting. Dengan demikian, setiap memandang sebuah karya sastra adalah sebagai suatu tanda yang bermakna. Teori strukturalisme semiotik mempunyai kemampuan besar untuk menganalisis karya sastra hingga makna karya sastra dapat dicapai semaksimal mungkin Teeuw dalam Pradopo 2001:92. Oleh karena itu, untuk memahami makna patriotisme dalam Serat Wira Wiyata digunakan teori strukturalisme semiotik.

2.2.3 Tanda

Bahasa merupakan sistem tanda yang digunakan untuk berkomunikasi. Tanda merupakan kesatuan antara aspek yang tak terpisahkan satu sama lain. Tanda adalah arbitrer, konvensional, dan sistematik De Saussure dalam Teeuw 1988:44. Tanda adalah sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan alamiah Chaer 2003:37. Tanda juga bersifat maya, tidak menarik perhatian pada dirinya sendiri, tapi menunjuk langsung pada yang diacunya Wellek 1989:15. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain, dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, dan gagasan Nurgiyantoro 2002:40. Menurut Saussure dalam Zoest 1992:43 tanda mengekspresikan gagasan sebagai kejadian mental yang berhubungan dengan pikiran manusia. Jadi, tanda dianggap sebagai alat komunikasi antara dua orang yang secara disengaja dan bertujuan menyatakan maksud. Tanda-tanda itu mempunyai arti dan makna. Bahasa sebagai bahan sastra sudah merupakan sistem tanda yang mempunyai arti Pradopo 2001:94. Oleh karena itu, kajian strukturalisme semiotik akan mengungkap karya sastra sebagai sistem tanda. Makna karya sastra tidak akan tercapai secara optimal jika tidak dikaitkan dengan wacana tanda Endraswara 2003:64. Oleh karena itu, karya sastra seluruhnya dipandang sebagai tanda Teeuw 1988:130. Peirce dalam Zoest 1992:7 mengemukakan bahwa makna tanda yang sebenarnya adalah mengemukakan sesuatu. Apa yang dikemukakan oleh tanda, apa yang diacunya, yang ditunjuknya disebut objek. Menurut Peirce dalam Zoest 1992:43-44 tanda adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal. Tanda dapat berarti sesuatu bagi seseorang jika hubungan ini diperantarai oleh interpretan. Esensi tanda adalah kemampuannya mewakili dalam beberapa hal atau kepastian tertentu. Peirce dalam Luxemburg 1984:46 juga menyebutkan ada tiga faktor yang menentukan adanya sebuah tanda, yaitu tanda itu sendiri, hal yang ditandai, dan sebuah tanda baru yang terjadi dalam batin si penerima. Tanda itu merupakan suatu gejala yang dapat diserap ataupun suatu gejala yang lewat penafsiran dapat diserap. Antara tanda pertama dan apa yang ditandai terdapat suatu hubungan representasi.

2.2.4 Simbol