10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Kajian terhadap Serat Wira Wiyata yang mengkaji simbol dan makna patriotisme dengan teori strukturalisme semiotik A.Teeuw belum pernah diteliti
sampai saat ini. Namun, penelitian simbol dan makna dalam serat lain sudah pernah dilakukan yaitu berupa skripsi. Berikut ini adalah telaah terhadap skripsi
yang mengkaji simbol dan makna yang pernah ditulis. Aldila Syarifatul Na`im 2010 dalam skripsinya yang berjudul Serat
Sastra Gendhing dalam Kajian Strukturalisme Semiotik mengkaji simbol dan makna. Dalam penelitian tersebut masalah yang diteliti adalah simbol dan makna
dalam teks Serat Sastra Gendhing karya Sultan Agung Hanyakrakusuma berdasar teori strukturalisme semiotik A. Teeuw. Hasil penelitian tersebut adalah
ditemukannya konsep budaya Jawa, Islam, dan Hindu yang mengajarkan satu hal yaitu manunggaling kawula gusti. Maknanya yaitu menjelaskan hubungan antara
manusia dengan Tuhan. Yoni Akhmad Khusyeiri 2010 dalam skripsinya yang berjudul Simbol
dan Makna Serat Rangsang Tuban karya Ki Padmasusastra mengkaji simbol dan makna. Masalah yang diteliti adalah simbol dan makna dari cerita Rangsang
Tuban. Hasil penelitiannya yaitu ditemukan simbol nama-nama yang dilambangkan dengan air.
Alurnya menceritakan perjalanan Pangeran Warih Kusuma yang melambangkan proses kehidupan. Dalam penelitian ini ditemukan istilah-istilah
yang melambangkan sistem budaya kerajaan Jawa tradisional. Yaroh Mustikawati 2010 dalam skripsinya yang berjudul Menelusuri
Makna Serat Suluk Kaga Kridha Sopana Karya Raden Sastradarsana. Masalah yang diteliti adalah simbol dan makna serta ajaran dalam Serat Suluk Kaga
Kridha Sopana. Hasil penelitiannya yaitu ditemukan nama-nama yang dilambangkan dengan binatang. Ajarannya meliputi keikhlasan, kerendahan hati,
nrima, menepati janji, sopan santun, sabar, jujur, bertanggung jawab, kewaspadaan, dll.
2.2 Landasan Teoretis 2.2.1 Patriotisme