Sosial dan Budaya Budidaya ikan sidat pada kolam tambak

155 4 Mitigasi kerusakan habitat 3 0 Belum ada 0; ada tapi tidak efektf 1; cukup memadai 2; sangat memadai 3 5 Eksternalitas limbah buangan 0 3 Tidak ada 0; sedikit 1; cukup banyak 2; sangat merusak 3 6 Aturan adat dan kearifan local 0 3 BAnyak dan masih berjalan 0; masih ada sedikit 1; pernah ada 2; tidak pernah3 7 Peran nelayan dan kebijakan 3 0 Tidak ada 0; sedikit 1; cukup dipertimbangkan 2; sangat berpengaruh 3 8 Akses terhadap sumberdaya 3 0 Sangat terbuka 0; ada persyaratan tanpa batasan 1; sangat terbatas 2 tertutup 3 9 Alternatif pekerjaan lain 3 0 Tidak ada 0; ada tapi sulit 1; banyak tapi sulit 2; banyak dan mudah 3 Berbagai tahapan dan analisis untuk menentukan status keberlanjutan perikanan sidat tangkap di lokasi penelitian telah dilakukan diantaranya: 1 financial performance analysis, 2 penentuan skor dan indeks keberlanjutan, 3 penggambaran ordinasi Rapfish dimensi ekologi, ekonomi, social budaya, teknologi, kelembagaan, peraturan dan perundangan di lokasi penelitian, 4 uji goodness of fit dengan prosedur Multidimensional Scaling MDS, 5 penentuan nilai koefisien determinasi R2, 6 uji kestabilan ordinasi dengan teknik analisis Monte Carlo, untuk mengevaluasi dampak kesalahan acak random efrol dilakukan metode simulasi Monte Carlo terhadap seluruh dimensi. Kavanagh 2001 menyatakan ada tiga tipe untuk melakukan simulasi algoritma Monte Carlo. Dalam studi ini hanya dilakukan analisis Monte Carlo dengan metode scatterplor yang menunjukkan ordinasi dari setiap dimensi. 7 uji sensitivitas dengan metode analisis leverage, dan 8 penggambaran artribut sensitif pada dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, kelembagaan, peraturan dan perundangan serta 9 penentuan respons alternatif implikasi kebijakan yang harus dilakukan terhadap atribut sensitif. Menurut Picther et al 1998 analisis sensitivitas atau analisis leverage dilakukan terhadap atribut-atribut pada masing- masing dimensi. Perhitungan dilakukan dengan metode stepwise yaitu dengan membuang setiap atribut secara berurutan satu persatu kemudian menghitung berapa nilai error atau Root Mean Square RMS tersebut dibandingkan dengan RMS yang dihasilkan pada saat seluruh atribut dimasukkan. Dalam statistik metode ini dikenal dengan metode Jack Knife Kavanagh, 2001. Hasil analisis keberlanjutan sumberdaya ikan sidat di Sukabumi dinyatakan dalam indeks keberlanjutan ini mencerminkan status keberlanjutan pada sumberdaya ikan sidat di Sukabumi berdasarkan kondisi eksisting. Nilai tersebut ditentukan dengan kisaran nilai antara 0 – 100 . Kriteria tidak berkelanjutan atau buruk, jika nilai indeks terletak antara 0 – 24,99 . Kriteria kurang berkelanjutan apabila nilai indeksnya terletak antara 25 – 49,99 . Kriteria cukup berkelanjutan apabila nilai indeksnya terletak antara 50 – 74,99 . 156 Kriteria berkelanjutan atau baik, jika nilai indeksnya 75 – 100 Kavanagh,

2001. Hasil dan Pembahasan

Analisis Ekologi Dimensi ekologi merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan status keberlanjutan pengelolaan suatu ekosistem. Berdasarkan analisis ekologi menggunakan Rapfish, didapat hasil analisis dimensi ekologi pada status perikanan, terlihat bahwa variabel musim mempengaruhi jumlah hasil sampingan, kondisi konservasi dan keragaman ikan karena berada dalam kuadran yang sama, sedangkan pemanfaatan sumberdaya ikan terkait dengan ukuran ikan dan hasil tangkapan. Hal yang sama hal yang mempengaruhi area penangkapan ikan sidat adalah variabel kualitas lingkungan, sedangkan hasil sampingan tidakterkait dengan variabel lainnya, hal ini diduga karena hasil sampingan umumnya dibuang oleh nelayan ikan sidat, masih belum dimanfaatkan hingga kini. Gambar 45 Hasil analisis Rapfish dimensi ekologi Pada gambar 46 terlihat bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi ekologi adalah 41,34 dengan skala sustainabilitas 0 – 100, dan nilai indeks 50. Hal ini memperlihatkan bahwa berdasarkan kriteria Kavanagh 2001, maka status keberlanjutan untuk dimensi ekologi sumberdaya ikan sidat di Sukabumi termasuk ke dalam kategori kurang berkelanjutan, sedangkan dalam tujuan dari Code of Conduct for Responsible Fisheries FAO 1995 ada beberapa point adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan azas sesuai dengan hukum adat, nasional, dan international, bagi penangkapan ikan dan kegiatan perikanan yang bertanggung jawab. 2 Meningkatkan upaya perlindungan sumberdaya ikan. 3 Meningkatkan upaya perlindungan sumberdaya ikan. Berdasarkan hasil penelitian, agar nilai indeks ini di masa yang akan datang dapat terus meningkat sampai mencapai status berkelanjutan, perlu perbaikan-perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap nilai indeks dimensi ekologi.