Kemiskinan Absolute Kemiskinan Relatif

dan berbentuk lingkaran yang tidak berujung pangkal atau sering disebut lingkaran setan kemiskinan vicious circle of poverty dan digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Lingkaran Penyebab Kemiskinan

2.3 Ukuran Kemiskinan

Ukuran kemiskinan secara umum dibedakan menjadi 2, yaitu:

2.3.1 Kemiskinan Absolute

Kemiskinan secara absolute ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan dasar minimum seperti pangan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan yang diperlukan untuk dapat bertahan hidup dan bisa bekerja. Kebutuhan dasar minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang dan nilainya dikenal dengan istilah garis kualitas SDM rendah kualitas kehidupan rendah produktivitas rendah pendapatan rendah tabungan rendah investasi rendah kemiskinan. Penduduk yang memiliki rata-rata pendapatanpengeluaran per kapita setiap bulannya dibawah garis kemiskina maka digolongkan sebagai penduduk miskin.

2.3.2 Kemiskinan Relatif

Sangat berbeda dengan kemiskinan Absolute, kemiskinan relatif walaupun seseorang sudah bisa memenuhi kebutuhan pokoknya tetapi masih belum bisa di katakan tidak miskin. Menurut Miller 1977, mengatakan meskipun seseorang sudah bisa memenuhi kebutuhan pokoknya, akan tetapi pendapatannya tersebut masih jauh dibandingkan dengan masyarakat sekitarnya, maka orang tersebut masih digolongkan sebagai masyarakat miskin. Maka semakin besar kesenjangan pendapatan maka semakin banyak masyarakat yang digolongkan sebagai masyarakat miskin. Kemiskinan relatif merupakan kondisi karena pengaruh dari pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Kategori kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik, ada 3 kategori penduduk miskin menurut pengeluaran konsumsinya, yaitu: a. Penduduk sangat miskin Penduduk sangat miskin adalah penduduk yang konsumsinya kurang dari 1.900 kalori per orang per hari ditambah dengan Pengeluaran Non Pangan PNM atau senilai Rp.120.000 per orang perbulan atau rumah tangga yang pendapatannya kurang dari Rp.480.000 perbulan. b. Penduduk Miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang kemampuan pemenuhan kebutuhan konsumsinya antara 1.900 kalori- 2.100 kalori per orang per hari di tambah PNM setara dengan Rp150.000 per orang per bulan. Menurut Amarta Sen Peraih Nobel Ekonomi Sejahtera, 1998, seseorang disebut miskin karena tak punya akses untuk memenuhi kebutuhannya. Akses yang menjadi hak setiap orang ditentukan oleh “nilai diri”. Bagi sebagian orang, nilai diri yang dimiliki sebatas tenaga kerja. Oleh karena itu, kemiskinan dan kelaparan tidak dapat diatasi dengan hanya sekedar memperbesar produksi laju pertumbuhan ekonomi saja. Dengan demikian, jika pemberantasan kemiskinan adalah motif utama setiap kebijakan pembangunan, maka upaya penyedia lapangan pekerjaan serta peningkatan penghasilan orang miskin adalah tujuan terpenting semua kegiatan, dan peran usaha kecil termasuk industri kecil kerajinan UMKM dapat diyakini sebagai pendukung utama perekonomian rakyat dalam motif ini. Masyarakat miskin di definisikan sebagai mereka petani, nelayan kecil PNK dan penduduk pedesaan lainnya yang hidup dibawah garis kemiskinan, dengan kriteria maksimum pendapatnnya setara dengan 320kg beras perkapita pertahun. Menurut Marguiret Robinson 2000, pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak program, termasuk didalamnya program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana dan melalui pinjaman dalam bentuk micro credit. Pinjaman dalam bentuk micro credit merupakan cara yang cukup ampuh untuk menangani kemiskinan. Namun demikian, kemungkinan besar perlu di perhatikan bahwa, ketika pinjaman diberikan kepada orang miskin maka kemungkinan besar pinjaman tersebut tidak akan pernah kembali. Kebanyakan orang miskin tidak mengerti bagaimana mengendalikan uang pinjaman tersebut, kebanyakan kemiskinan juga terjadi dikarenakan pendidikan mereka yang rendah, apabila uang pinjaman tersebut diberikan kepada orang yang tidak berpendidikan maka uang dari hasil pinjaman tersebut tidak akan dikelola dengan baik, dengan kata lain mereka yang diberikan pinjaman tidak akan bisa mengembalikan pinjaman tersebut. Maka, micro credit tidak dapat mengatasi kemiskinan. Beberapa kelompok atau ahli telah mencoba merumuskan mengenai konsep kebutuhan dasar ini termasuk dalam alat ukurnya. Konsep kebutuhan dasar dan karakteristik kebutuhan dasar serta hubungan keduanya dengan garis kemiskinan. Rumusan komponen kebutuhan dasar menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut; 1. Menurut United Nations 1961, sebagaimana dikutip oleh Hendra Esmara 1986:289, komponen kebutuhan dasar terdiri atas: kesehatan, bahan makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan kerja dan kondisi pekerjaan, perumahan, sandang, rekreasi, jaminan sosial, dan kebebasan manusia. 2. Menurut UNSRID 1966, sebagaimana dikutip oleh Hendra Esmara 1986: 289 , komponen kebutuhan dasar terdiri atas: a. Kebutuhan fisik primer yang mencakup kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan. b. Kebutuhan kultural yang mencakup pendidikan, rekreasi dan ketenangan hidup. c. Kebutuhan atas kelebihan pendapatan. 3. Menurut Ganguli dan Gupta, 1976, sebagaimana dikutip oleh Hendra Esmara 1986:289, komponen kebutuhan dasar terdiri atas; gizi, perumahan, pelayanan kesehatan pengobatan, pendidikan dan sandang. 4. Menurut Green 1978, sebagaimana dikutip oleh Thee Kian Wie 1986: 31, komponen kebutuhan dasar terdiri atas: a. Personal Consumtion items yang mencakup pangan, sandang dan pemukiman. b. Basic Publik Service yang mencakup fasilitas kesehatan, pendidikan, saluran air minum, pengangkutan dan kebudayaan. 5. Menurut Hendra Esmara 1986: 320-321, komponen kebutuhan dasar primer untuk bangsa Indonesia mencakup pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. 6. Menurut Badan Pusat Statistik BPS, komponen kebutuhan dasar terdiri dari pangan dan bukan pangan yang disusun menurut daerah perkotaan dan pedesaan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS. Kebutuhan masing-masing komponen adalah sebagai berikut: a. Pangan, dinyatakan dengan kebutuhan gizi minimum yaitu perkiraan kalori dan protein. b. Sandang, dinyatakan dengan indikator pengeluaran rata-rata untuk keperluan pakaian, alas kaki dan tutup kepala. c. Perumahan, dinyatakan dengan indikator pengeluaran rata-rata untuk sewa rumah, listrik, minyak tanah, kayu bakar, arang dan air. d. Pendidikan, dinyatakan dengan indikator pengeluaran rata-rata untuk keperluanbiaya sekolah uang sekolah, iuran sekolah, alat tulis dan buku. e. Kesehatan, dinyatakan dengan indikator pengeluaran rata-rata untuk penyediaan obat-obatan dirumah, ongkos dokter, perawatan dan termasuk obat-obatan.

2.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM