Operasionalisasi Variabel Metode Penelitian

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No kuesioner Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Variabel X Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan adalah pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan kepada Wajib Pajak karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak danatau karena sebab-sebab tertentu lainnya, dan dalam hal objek pajak terkena bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dll atau sebab lain yang luar biasa seperti kebakaran, wabah penyakit tanaman, danatau wabah hama tanaman. Yang dimaksud dengan kondisi tertentu adalah untuk WP pribadi meliputi veteran pejuang, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya, atau janda dudanya; sedangkan objek pajak berupa lahan pertanian perkebunan perikanan peternakan yang hasilnya sangat terbatas yang WP- nya orang pribadi berpenghasilan rendah; objek pajak yang WP-nya orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari pensiunan sehingga kewajiban PBB-nya sulit dipenuhi; danatau objek pajak yang WP-nya berpenghasilan rendah yang Nilai Jual Objek Pajaknya per meter perseginya meningkat akibat perubahan lingkungan dan dampak positif pembangunan. Sedangkan untuk WP badan meliputi WP badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas pada tahun pajak sebelumnya sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban rutinnya.” 2009: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110pmk. 032009 Tarif pengurangan Ordinal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 Persyaratan Pengurangan Ordinal 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 Kepatuhan Material Variabel Y “Kepatuhan material dapat diidentifikasi dari : 1. Kesesuaian jumlah jewajiban pajak yang harus dibayar dengan perhitungan sebenarnya. 2. Penghargaan terhadap indepedensi akuntan publickonsultan pajak 3. Besarkecilnya jumlah tunggakan pajak” Widi Widodo, Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak, 2010 Jumlah tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan Ratio Dalam operasionalisasi variabel ini variabel indepandent X menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Umi Narimawati adalah: “Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relative karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu.” 2007:23 Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Skala likert menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” 2009:132 Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan item positif atau tidak mendukung pernyataan item negatif. Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Sumber: Sugiyono 2009:133 Sedangkan pada variabel depandent Y menggunakan skala ukur rasio. Menurut Umi Narimawati menyatakan bahwa: “Skala pengukuran rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini memepunyai nilai nol 0 empiris absolut”. 2007:251 Jawaban Responden Skor Sangat Negatif 1 Negatif 2 Ragu-ragu 3 Positif 4 Sangat Positif 5 Skala ukur pada penelitian ini menggunakan data berupa jumlah tunggakan pajak bumi dan bangunan.

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Analisis Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan yang Mempengaruhi Kepatuhan Material Wajib Pajak Orang Pribadi”, adalah data primer dan sekunder. 1. Data Primer Menurut Sugiyono sumber primer adalah sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” 2010:137 Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota Bandung. Data primer dalam penelitian ini digunakan untuk varibel X yaitu pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono data sekunder adalah sebagai berikut : “Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” 2010:137 Data sekunder dalam penelitian ini digunakan untuk variabel Y, yaitu kepatuhan material wajib pajak orang pribadi, yang ditandai dengan besar kecilnya jumlah tunggakan pajak bumi dan bangunan.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

1. Populasi

Definisi populasi menurut Sugiyono yaitu : “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. 2009:115 Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Yang menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang mendapatkan pengurangan pajak bumi dan bangunan dan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak di wilayah Kota Bandung yang berjumlah 6.523 wajib pajak.

2. Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Menurut Sugiyono pngertian sampel yaitu: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. 2009: 116 Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik probabilitas sampling. Probabilitas Sampling menurut Sugiyono adalah sebagai berikut : ”Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel” 2009:118 Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar 2008:78, yaitu sebagai berikut : n = Dimana : n = Jumlah sample N = Jumlah Populasi = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample dalam penelitian, presisi yang digunakan dalam penelitian ilmu social adalah

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Prosedur Pelaksanaan Permohonan Pengurangan Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

3 54 49

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

8 87 48

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Pelayanan (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan Meulaboh Aceh Barat)

3 45 69

Proses Administrasi Penyampaian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 44 40

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Prosedur Penagihan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 57 85

Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bandung.

0 4 22

Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung.

2 2 17