Saluran pemasaran Analisis Tataniaga Karet dan Efisiensi Pemasaran .1 Lembaga Pemasaran

5.3.2 Saluran pemasaran

Saluran pemasaran adalah lembaga-lembaga pemasaran yang digunakan untuk menyampaikan komoditas karet dengan menyelengarakan kegiatan-kegiatan pembelian, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dari petani karet ke konsumen akhir. Saluran pemasaran merupakan gambaran kesatuan kegiatan transaksi perdagangan karet di Kecamatan Banjar Agung, dimana terdapat dua saluran pemasaran. Pada saluran pertama, petani langsung menjual karetnya ke konsumen akhir dalam hal ini pabrik pengolahan karet. Saluran kedua petani menjual kepada pedagang pengumpul I menjual kepada pengumpul II yang selanjutnya menjual ke konsumen akhir pabrik. Pada saluran ketiga, petani langsung menjual karetnya kepada pedagang pengumpul II untuk selanjutnya dijual ke konsumen akhir pabrik. Saluran pemasaran karet di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Gambar 3. 48,08 I II 48,08 III 3,84 Petani 1 Pedagang pengumpul I 2 Pedagang pengumpul II 3 Konsumen akhir pabrik 4 Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa saluran pemasaran karet yang terjadi di Kecamatan Banjar Agung Kabuapten Tulang bawang adalah: 1. Petani Konsumen akhir 2. Petani PP I Konsumen akhir 3. Petani PP I PP II Konsumen akhir. Masing masing saluran pemasaran memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri, saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien, marjin harga yang rendah dan tingkat keuntungan yang tinggi bagi petani. Kelemahan dari saluran pemasaran I adalah petani harus memiliki produksi yang tinggi, jarak yang dekat dengan konsumen dan juga aksesbilitas yang baik dengan konsumen bila hal ini tidak dipenuhi maka sulit bagi petani untuk menggunakan saluran pemasaran ini. Saluran pemasaran II merupakan saluran yang tingkat efisiensinya sedang dan saluran pemasaran III adalah saluran yang tingkat efisiensinya paling buruk. Kelemahan saluran pemasaran II dan III adalah tingkat keuntungan petani yang lebih rendah dibandingkan dengan petani yang menggunakan saluran pemasaran I dan petani tidak mengetahui harga basis dari konsumen akhir sehingga rawan terjadi kecurangan dari pedagang pengumpul. Pada Gambar 3 dapat dilihat persentase saluran I dan II sebesar 48,08 dan saluran pemasaran III sebesar 3,84 . Hal ini terjadi dikarenakan lemahnya aksesbilitas petani terhadap pabrik, produksi yang sedikit dan jauhnya jarak dari tempat petani berada dengan pabrik sebagai konsumen akhir yang berada di Palembang. Jarak yang jauh ke konsumen mengakibatkan petani malas menjual hasil taninya kepada konsumen akhir secara langsung sehingga petani menjual hasil taninya kepada pedagang pengumpul yang ada di dekat rumah petani. Hanya beberapa petani yang langsung menjual karetnya kepada konsumen akhir langsung hal ini dapat dilakukan karena sebagian petani tersebut memiliki hasil yang banyak. Hal ini sesusai menurut penelitian Tarmizi tentang factor – factor yang mempengaruhi efisiensi saluran pemasaran karet rakyat di Jambi yang di pengengaruhi oleh jarak kebun petani ke pedagang dan jumlah produksi petani.

5.3.3 Analisis Efisiensi Sistem Pemasaran

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 64 58

Peningkatan Mutu Kayu Karet (Hevea braziliensis MUELL Arg) dengan Bahan Pengawet Alami dari Beberapa Jenis Kulit Kayu

2 55 78

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muall, Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora casiicola Berk & Curt.) di Lapangan

0 34 64

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun ( Corynespora Cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Kebun Entres

0 57 66

Intersepsi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus Di Desa Huta II Tumorang, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun)

2 56 84

Laju Infiltrasi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) di Desa Togur, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun

5 92 58

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 65 57

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KARET (Havea brasiliensis) RAKYAT DI KECAMATAN BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

18 68 51