Teknik Dasar Tolak Peluru Teknik Tolak Peluru Gaya Menyamping Ortodox

2 Setelah peluru jatuh dan juri memberi tanda bahwa leparan syah, atlet meninggalkan lemparan melalui belahan bagian belakang dengan tenang. Kalau keluarnya dengan melompat sebelum lemparan dinyatakan syah atau keluarnya tidak melalui belahan bagian belakang, lemparannya dinyatakan gagal. Gambar 7. Awalan Kaki Tolak Peluru Gaya Menyamping Ortodox Di Adaptasi dari Soeprapto 129:1979

G. Model Latihan

Model juga diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Pengertian lainnya bahwa model diartikan sebagai barang tiruan, metafor atau kiasan yang dirumuskan. Latihan itu sendiri mengandung pengertian sebagai suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjannya. Harsono 1988 :101 Dalam kamus besar bahasa Indonesia 2005: 751, pengertian model disamakan dengan pola contoh, acuan, ragam, dsb dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Dengan pengertian di atas, peneliti dapat memberikan penjelasan bahwa model yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai ragam tindakan yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas untuk meningkatkan prestasi belajar tolak peluru gaya menyamping ortodox. Dengan demikian, model latihan ini harus berbentuk kgiatan-kegiatan yang menyenangkan dan juga mampu meningkatkan kemampuan nantinya.

H. Modifikasi

Modifikasi alat pembelajaran merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. 1. Pengertian modifikasi Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari al at adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuat u” alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa. Menurut Bahagia dan Suherman 2000: 1, Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran. Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang lebih tinggi. 2. Tujuan Modifikasi Secara garis besar tujuan modifikasi adalah : a. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, b. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, c. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif, d. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang. Menurut Samsudin 2008:59 cara guru memodifikasi alat pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : a. Modifikasi tujuan pembelajaran, b. Modifikasi materi Pembelajaran, c. Modifikasi kondisi lingkungan, d. Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan mahasiswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.

III. METOLDOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK classroom action research, yang akan dilaksanakan pada mahasiswa Penjaskes Angkatan 2012 kelas A FKIP Universitar Lampung. Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. Sukardi. 2003: 93. Menurut Arikunto dkk 2007: 58 Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembel- ajaran dikelasnya. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan yaitu : 1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU TEKNIK LINIER DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIIa SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

2 13 14

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG

0 19 52

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 CAMPANG RAYA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 10 31

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII.A SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN 2011/2012

3 24 55

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA OBRIEN MELALUI ALAT YANG DI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V (LIMA) DI SDN 4 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011

0 12 34

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAK PELURU DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI BINJAI WANGI KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 61

PENINGKATAN GERAK DASAR TOLAK PELURU DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 2 RAJA BASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 32

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN PRESTASI RENANG 25 METER GAYA BEBAS PADA MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2012 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

EFEK TIFITAS MODIFIKASI PELURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING (ortodox ) MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2012 TAHUN AJARAN 2012/2013

2 13 60

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SDN 05 SETABAR ARTIKEL PENELITIAN

0 0 11