29 sensitivitas Typhidot lebih tinggi oleh karena kultur positif yang bermakna
tidak selalu diikuti dengan pemeriksaan Widal positif . Selain itu pemeriksaan ini murah karena membran nitroselulosa sedikit Prasetyo, 2013.
Gambar 7. Prosedur Typhidot ICT Test dan interpretasinya sumber:
www.reszonics.comTyphidotn.d
Keuntungan dari pemeriksaan Typhidot adalah serum yang digunakan sedikit 5 μl - 20 μl pada Dot EIA dan 30-35 μl pada ICT test, tidak menggunakan alat
yang khusus sehingga dapat digunakan secara luas di tempat yang hanya mempunyai fasilitas kesehatan sederhana dan belum tersedia sarana biakan
kuman. Keuntungan lain adalah bahwa antigen pada membran lempengan nitroselulosa yang belum ditandai dan diblok dapat tetap stabil selama 6 bulan bila
30 disimpan pada suhu 4°C bahkan untuk beberapa jenis terbaru dari Typhidot dapat
bertahan selama 18 bulan. Hasil didapatkan dalam waktu 15 menit ICT Test sampai 3 jam Dot EIA setelah penerimaan serum pasien Dutta, 2006.
Tabel 2. Beberapa perbandingan pemeriksaan Typhidot dengan Pemeriksaan
serologis lainnya Dutta, 2006
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini berupa deskriptif pemeriksaan laboratoris. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Bandar
Lampung dari bulan Agustus hingga bulan September 2013. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data penderita yang dicurigai
menderita demam tifoid dari tanggal 1 Agustus 2013 sampai dengan 31 Oktober 2013. Consecutive sampling adalah pemilihan sampel dengan menetapkan subjek
yang telah memenuhi kriteria penilaian.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2013 di bagian Laboratorium
Patologi Klinik RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
32
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi target adalah seluruh pasien demam yang dicurigai mengalami gejala-gejala demam tifoid seperti gejala saluran pencernaan tanpa gejala
infeksi sistem saraf pusat ensefalitis, meningitis atau gejala infeksi saluran nafas atas dan infeksi saluran nafas bawah epiglotis, bronkitis, bronkiolitis,
laringotrakeobronkitis, pneumonia.
Populasi terjangkau adalah pasien demam yang dicurigai mengalami gejala- gejala demam tifoid seperti gejala saluran pencernaan tanpa gejala infeksi
sistem saraf pusat ensefalitis, meningitis atau gejala infeksi saluran nafas atas dan infeksi saluran nafas bawah epiglotis, bronkitis, bronkiolitis,
laringotrakeobronkitis,pneumonia yang datang ke Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Bandar Lampung pada bulan Agustus
hingga bulan Oktober 2013.
2. Sampel
Sampel adalah seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi a.
Kriteria Inklusi: 1.
Pasien demam tifoid RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada bulan Agustus sampai Oktober 2013.
2. Pasien dengan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium yang
mendukung kearah demam tifoid yaitu pemeriksaan Widal ≥ 1320.
33 b.
Kriteria eksklusi: 1.
Pasien yang sebelumnya telah mendapatkan terapi imunosupressan atau memiliki gangguan imunologi.
Berdasarkan penelitian dapat didapatkan besar sampel minimal yang diperlukan untuk penelitian menggunakan rumus :
n = jumlah sampel yang dibutuhkan zα = tingkat kemaknaan 1,96
P =perkiraan prevalensi 0,67 Riskesdas,2007
q = 1-p
d = ketelitian sekitar ± 10 d=0,1
Hasil perhitungan : N = 1,96
2
x 0,67 x 1-0,67 0,1
2
N =84,9
Sehingga dibutuhkan sampel minimal sebanyak 85 pasien, dimana semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai responden.
D. Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Variabel : Pemeriksaan Widal, pemeriksaan Typhidot.