Alur Pemasaran Pinang pola A

tahapan proses penyampaian komoditas atau barang dalam tata niaga hasil pertanian dimulai dari produsen sampai kepada konsumen. Tahap-tahap proses tersebut adalah : 1 proses konsentrasi, 2 proses Equalisasi, dan 3 proses diversi. Pada tahap proses konsentrasi dimana pedagang perantara mengumpulkan barang-barang dari produsenpetani, dan pedagang besar mengumpulkan barang-barang dari pedagang pengumpul. Proses equalisasi dimana pedagang besar menahan barangnya untuk sementara sebelum dijual ke pasar. Sedangkan proses diversi adalah proses penjualan barang dari pedagang besar kepada pedagang eceran, dan penjualan dari pedagang eceran kepada konsumen. Pinang akan di jual di pasar-pasar yang ada di Kecamatan Sibolangit, ada juga yang menjualnya ke pasar Pancur batu, daerah Medan dan keluar provinsi Sumatera Utara setelah di lakukan pengelolahan terlebih dahulu oleh petani dan pengumpul. Harga masing-masing pinang setelah dilakukan pengelolahan adalah Rp. 5.000kg.

1. Alur Pemasaran Pinang pola A

Gambar 6. Alur pemasaran pinang pola A Pola A ini menunjukkan bahwa petani menjual pinang melalui pengumpul kecamatan yang kemudian dilanjutkan ke pengumpul kabupaten, dan pengumpul kabupaten menjual ke eksportir. Kebanyakan petani yang menjual langsung kepada pengumpul disebakan oleh dana yang dikeluarkan petani dalam pemasaran pinang sangat tinggi sehingga petani lebih memilih untuk memborongkan pinang mereka kepada pengumpul. Petani Pinang Pengumpul kecamatan Pengumpul kabupaten eksportir Universitas Sumatera Utara Biaya tataniaga adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pergerakan barang dari tangan produsen sampai konsumen akhir atau setiap biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Besar kecilnya biaya pemasaran berbeda-beda untuk masing- masing lembaga pemasaran yang bersangkutan. Tabel 6. Analisis Margin Keuntungan profit margin pada Pola A Pelaku Pasar Distribusi Harga Harga per Kg Rp Persen Petani pinang Harga Jual 3000 Biaya Produksi 1000 Margin Keuntungan 2000 Persen Margin keuntungan 66,67 Pengumpul Kecamatan Harga Beli 3000 Harga Jual 4000 Biaya Tataniaga 250 Margin keuntungan 750 Persen Margin keuntungan 18,75 Pengumpul Kabupaten Harga Beli 4000 Harga Jual 9000 Biaya Tataniaga 2500 Margin Keuntungan 2500 Persen Margin keuntungan 27,78 Eksportir Harga Beli 9000 Total Margin Keuntungan 5250 Persentase keuntungan petani pinang pada pola A dapat dilihat dari Tabel 6. sebesar 66,67 atau sebesar Rp.2000 setiap kg. Dari hasil perhitungan ini diketahui bahwa distribusi persentase keuntungan petani pinang lebih besar dibandingkan dengan pengumpul kecamatan. Besarnya persentase distribusi keuntungan pengumpul diperoleh dengan membagikan nilai dari margin keuntungan dengan nilai harga penjualan ditingkat konsumen. Hal ini dipengaruhi adanya biaya tataniaga atau biaya pengolahan yang dilakukan oleh pengumpul pinang sebelum menjual pinang tersebut yang meliputi biaya transportasi, upah karyawan, retribusi dan biaya tak terduga lainnya, sedangkan petani pinang hanya mengeluarkan biaya produksi selama Universitas Sumatera Utara pengambilan pinang yang meliputi biaya untuk keperluan makan dan biaya untuk peralatan yang digunakan. Tabel 7. Analisis Margin Pemasaran marketing margin Pola A Persentase margin pemasaran di tingkat petani dapat dilihat pada Tabel 7. sebesar 11,11 untuk pinang. Marjin Pemasaran untuk pinang mentah pada Tabel 7. sebesar Rp. 8.000kg. Margin pemasaran diperoleh dari harga penjualan ditingkat konsumen dikurangi dengan harga penjualan ditingkat produsen atau petani dan persentase margin pemasaran untuk tingkat petani diperoleh dengan membagikan harga produksi biaya yang keluar selama proses pemanenan pinang dengan harga penjualan ditingkat eksportir, sementara persentase margin pemasaran untuk tingkat pengumpul diperoleh dengan membagikan harga beli ditingkat petani dengan harga beli ditingkat eksportir. Harga atau biaya produksi untuk semua pelaku pasar diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani selama pengambilan pinang merupakan biaya kebutuhan para petani dalam pemanenan pinang, diantaranya biaya pangan, biaya transportasi, biaya pembelian alat dan biaya kebutuhan lainnya.

2. Alur Pemasaran Pinang pola B