http:ejournal-s1.undip.ac.idindex.php Aedes aegypti. Atraktan adalah sesuatu yang memiliki daya tarik terhadap serangga
nyamuk baik secara kimiawi maupun visual fisik. Atraktan dari bahan kimia dapat berupa senyawa ammonia, CO2, asam laktat dan asam lemak. Zat atau senyawa tersebut
berasal dari bahan organik atau merupakan hasil proses metabolisme makhluk hidup, termasuk manusia. Atraktan fisika dapat berupa getaran suara dan warna, baik warna
tempat atau cahaya. Atraktan dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku, memonitor atau menurunkan populasi nyamuk secara langsung tanpa menyebabkan cedera bagi
binatang lain dan manusia, dan tidak meninggalkan residu pada makanan atau bahan pangan. CO2, asam laktat, dan octenol merupakan atraktan yang dikenali dengan sangat
baik, senyawa yang terbukti mempengaruhi saraf penciuman nyamuk Aedes aegypti Sayono, 2008.
Konsentrasi atraktan menentukan efektifitas kerja Trapping. Fermentasi gula merupakan salah satu atraktan karena menghasilkan bioetanol dan CO2. Dibutuhkan
perbandingan 40:1 dengan 40 gram gula dan 1 gram ragi atau 50:1 untuk menghasilkan larutan atraktan yang mempunyai efektifitas tinggi Endang, 2011 Air rendaman jerami
mengandung ammonia 3,74 mgl, CO2 total 23,5 mgl, asam laktat 18,2 mgl, octenol 1,6 mgl, dan asam lemak 17,1 mgl. Air rendaman cabai merah segar mengandung ammonia
0,86 mgl, CO2 total 12,4 mgl, asam laktat 13,2 mgl, octenol 0,7 mgl dan asam lemak 22,8 mgl. Air rendam biji jinten mengandung ammonia 2,12 mgl, CO2 total 11,8 mgl,
asam laktat 26,5 mgl, octenol 1,9 mgl dan asam lemak 14,2 mgl. Air rendaman jerami, air rendaman cabai merah segar, dan air rendaman biji jinten merupakan reaktan yang
mudah dibuat. Ketiganya belum diketahui perbandingan konsentrasinya untuk menghasilkan larutan atraktan dengan efektifitas tinggi. Modifikasi bentuk Trapping dan
pemilihan jenis atraktan dengan perbandingan konsentrasi yang tepat, sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah alat penjebak vektor nyamuk Aedes aegypti yang dapat
bekerja dengan maksimal.
2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian di laboratorium Entomologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, sedangkan waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan tahun
2015. Instrumen yang digunakan adalah alat perangkap nyamuk trapping dan
http:ejournal-s1.undip.ac.idindex.php konsentrasi efektif berupa oryza sativa jerami, capsicum annum cabe merah, dan
trachisperum roxburgianum jinten. Serangga uji adalah nyamuk Ae.aegypti umur 3-6 hari yang diperoleh dari Laboratorium Entomologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol air mineral bekas 600ml,
mika bening, pilok hitam, label, gunting, masker, sarung tangan lateks, dan keranjang nyamuk. Bahan yang digunakan berupa telur nyamuk Aedes aegepty dan bahan atraktan
berupa oryza sativa jerami, capsicum annum cabe merah, dan trachisperum roxburgianum jinten.
Persiapan dimuai dengan rearing nyamuk Aedes aegypti yaitu penetasan telur sampai nyamuk muda umur 3-6 hari yang akan dipergunakan dalam eksperimen.
Kemudian pembuatan trapping nyamuk yaitu Botol mineral bekas dipotong bagian atas botol 1500 ml dan 600 ml, kemudian bagian atas dibuat dua lubang , lubang tersebut
diisi potongan atas botol yang tersisa dengan posisi diameter kecil berada di dalam sedangkan diameter besar berada diluar. Mulut botol diameter kecil disambung dengan
mika plastic dengan bentuk meruncing yang telah diberi warna hitam. Tempat atraktana diletakan pada potongan botol 600 ml ke dalam botol 1500 ml.
Pembuatan larutan jerami yaitu melarutkan jeramidengan air selama 7 hari, perbandingan air liter dengan jerami g yaitu 10:2000, 10:1500, 10:1000, 10:500, 10:
250 sehingga variasi konsentrasi larutan jerami yaitu 20, 15, 10, 5 dan 2,5. Pembuatan larutan cabe merah yaitu melarutkan cabe merah dengan air selama 7 hari,
perbandingan air liter dengan cabe merah g yaitu 10:2000, 10:1500, 10:1000, 10:500, 10: 250 sehingga variasi konsentrasi larutan cabe merah yaitu 20, 15, 10, 5 dan
2,5. Pembuatan larutan jinten yaitu melarutkan jinten dengan air selama 7 hari, perbandingan
air liter dengan jinten g yaitu 10:2000, 10:1500, 10:1000, 10:500, 10: 250 sehingga variasi konsentrasi larutan jinten yaitu 20, 15, 10, 5 dan 2,5 Semua larutan
disimpan dalam drumwadah tertutup. Penyempurnaan trapping yaitu trapping yang sudah dirangkai jadi kemudian diisi dengan
tiga jenis atraktan dengan volume 200 ml. Trapping kontrol diisi dengan larutan atraktan atau aquades dengan volume 200 ml.
http:ejournal-s1.undip.ac.idindex.php Trapping dimasukan ke dalam kurungan nyamuk, berisi 10 alat perangkap yaitu 5
perlakuan dan 5 kontrol dengan 5 kali ulangan. Nyamuk yang telah disiapkan masing- masing kurungan sebanyak 100 ekor. Mengamati reduksi nyamuk setiap 24 jam selama 3
kali 24 jam setiap uji, dihitung dan dicatat nyamuk yang terperangkap. Satu jenis atraktan 4 kali uji pengulangan. Total 15 kali pengamatan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN