1
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
I ndonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki
sumberdaya hayati sangat beragam sehingga dinyatakan sebagai negara mega-
biodiversity. Luas daratan I ndonesia yang hanya 1,3 dari luas daratan dunia, memiliki kekayaan 25 spesies ikan dunia, 17 spesies burung, 16 reptil dan
amphibi, 12 mamalia, 10 tumbuhan dan sejumlah invertebrata, fungi dan mikroorganisme Gautam,
et al., 2000. Selain itu, 10 hutan tropis dunia berada di negara I ndonesia atau 40-50 hutan tropis Asia. Pada kawasan hutan
tropis I ndonesia terdapat 4.000 spesies pohon dengan 267 spesies merupakan spesies kayu komersial. Selain itu, hutan tropis I ndonesia juga merupakan
habitat bagi 500 spesies mamalia 100 spesies diantaranya endemik dan 1.500 spesies burung I UCN, 1992.
Provinsi Bengkulu merupakan salah satu wilayah yang mempunyai kawasan hutan yang cukup luas, yaitu 920.320,5 ha berupa kawasan hutan lindung, suaka
alam, hutan produksi baik tetap, hutan produksi terbatas dan hutan fungsi khusus BPS, 2012. Berbagai jenis tumbuhan endemik berada pada kawasan
hutan tersebut, salah satunya adalah bunga Raflesia arnoldi. Selain itu, terdapat
berbagai jenis tanaman spesifik Provinsi Bengkulu, baik yang telah dibudidayakan maupun yang belum dibudidayakan. Jenis tanaman hortikultura spesifik antara
lain jeruk, mangga, durian, pisang, manggis, krisan lokal dan anggrek vanda serta tanaman pangan seperti jagung, ubi jalar, ubi kayu. Berbagai jenis
tanaman tersebut tersebar pada wilayah Provinsi Bengkulu sesuai dengan agroekosistemnya.
Keragaman jenis tanaman spesifik tersebut merupakan salah satu indikator banyaknya kekayaan sumberdaya genetik SDG di Provinsi Bengkulu. SDG
adalah landasan hayati yang secara langsung atau tidak langsung menopang kesejahteraan manusia di muka bumi. Keragaman jenis sumberdaya genetik
tanaman maupun ternak dapat digunakan sebagai bahan pangan, pakan, serat, bangunan, energi maupun pemenuhan estetika.
Salah satu informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan suatu individu adalah dapat diketahui melalui keragaman fenotipik. Evaluasi keragaman
fenotipik bertujuan untuk mendapatkan potensi variasi dari genotip yang diuji.
2
Keragaman dapat dianalisis dengan melakukan karakterisasi berdasarkan karakter morfologi sehingga dapat menentukan jenis pemanfaatan plasma nutfah
yang dikarakterisasi. Koleksi plasma nutfah dapat dimanfaatkan lebih baik apabila sifat tanaman tersebut diketahui Setyowati dkk., 2007.
Keterbatasan data dan informasi kekayaan sumberdaya genetik terutama tanaman spesifk Provinsi Bengkulu sampai saat ini belum dikelola secara optimal.
Sebagian kecil data SDG tanaman di Provinsi Bengkulu telah dikelola oleh perguruan tinggi dan instansi lainnya secara terbatas dalam sistem dan data
base yang masih beragam. Hal ini menyebabkan data-data tersebut tidak mudah untuk diakses oleh masyarakat secara luas. Kesulitan akses terhadap SDG
spesifik Provinsi Bengkulu serta pengetahuan tradisional yang ada di tengah- tengah masyarakat dikahwatirkan menjadi penyebabnya hilangnya SDG spesifik
lokasi. Sehingga perlu dilakukan pengelolaan SDG melalui inventarisasi, karakterisasi serta pemanfaatan secara bijak dalam upaya untuk melestarikan
SDG secara berkelanjutan.
1.2. Tujuan