1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw untuk menjadi petunjuk Hudaan, pelajaran
sertapedoman hidup bagi umat Islam. Sesungguhnya hanyalah orang-orang Islam yangmau membaca, mempelajari, menghayatinya dan dapat
mengambil pelajaran dariayat-ayat Al-Qur’an sehingga akan menjadi petunjuk dan pedoman hidupnya. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam
QS. Asy-Syu’ara 26: 192-194
1
Artinya : “Dan sesungguhnya Al-Qu’ran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin Jibril
ke dalam hatimu Muhammad agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan” QS. Asy-Syu’ara: 192-194
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT di tengah-tengah bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masyarakat masih buta huruf dan
tradisional. Meskipun begitu, mereka mempunyai satu keistimewaan yaitu
1
QS. Asy Syu’ara: 192-194
1
2
ingatan yang sangat kuat. Melihat kenyataan seperti itu maka disarankan suatu cara yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan dan
memelihara Al-Qur’an. Nabi Muhammad Saw menganjurkan dan memerintahkan untuk menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an setiap kali
diturunkan serta memerintahkan para ahli untuk menulisnya. Dengan cara hafalan dan tulisan para ahli itulah Al-Qur’an dapat senantiasa terpelihara di
masa Nabi Muhammad Saw. Usaha-usaha untuk menghafal Al-Qur’an oleh sebagian umat Islam
terus berlanjut dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan memelihara kemurnian Al-Qur’an. Meskipun dalam salah satu ayat
Al-Qur’an Allah Swt telah menegaskan dan memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur’an selama-lamanya.
Artinya: “ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya QS. Al-Hijr 15:9
2
. Secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk
selalu menjaga dan memeliharanya, salah satunya adalah dengan menghafalkannya. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari 5027:
ُﮫَﻤﱠﻠَﻋَﻮَﻧآْﺮُﻘْﻟﺎَﻤﱠﻠَﻌَﺘْﻨَﻤْﻤُﻛُﺮْﯿَﺧ ىرﺎﺨﺒﻟا هاور
2
Anonim, Depag RI Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1982: 391
3
Artinya: Dari shahabat ‘Utsman bin ‘Affan RA berkata, bahwa Rasulullah SAW
bersabda :“Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”
3
Peran huffadz Al-Qur’an dimasa sekarang sangat diperlukan, selain sebagai ciri kepribadian islam culture namun juga menjadi trademerk
pendidikan islam yang perlu dijaga dengan baik dan benar. Kehadiran huffadz Al-Qur’anseakan memberikan angin segar bagi perkembangan
Pendidikan Agama Islam serta pendidikan umum lainya. Lahan pembelajaran dengan melibatkan huffadz Al-Qur’an mampu memberikan
efek positif sebagai bentuk inovasi kurikulum pendidikan formal, yang selama ini jarang tergarap dengan maksimal terutama bagi lembaga
pendidikan yang berbasis keislaman. Muatan pelajaran keislaman yang dikemas pun seharusnya lebih bermakna meskipun dalam praktik dilapangan
perkembanganya sulit didapatkan guru mata pelajaran Qur’an hadits disertai kompetensi huffadz Al-Qur’an hafal Al-Qur’an.
Yayasan Al-Ittihad terletak di desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang memiliki
visi dan
misi tersendiri
dalam mengimplementasikan kurikulum Pendidikan Agama Islam, diantaranya ada
pelayanan khusus bagi pendidik guru mata pelajaran Aqidah akhlak, Fiqih dan Qur’an hadits pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah MI serta Madrasah
Tsanawiyah MTs. Strategi pengelolaan Pendidik diprioritaskan dari
3
Hadits Riwayat Al- Bukhari Nomor 5027
4
lingkungan internal yayasan tersendiri, dengan konsekuensi pernah mengenyam pendidikan Pondok Pesantren. Terlebih pada pengampu mata
pelajaran Qur’an hadits diutamakan pendidik yang berlatar belakang huffadz Al-Qur’an. Pengampu mata pelajaran selainya dapat ditentukan oleh satuan
pendidikan masing-masing berdasarkan kualitas dan kualifikasi pendidik. Hal ini dimaksud untuk mengembangkan keterpaduan kurikulum berbasis
pondok pesantren dengan kurikulum madrasah, selain itu untuk menghindari pengaruh lingkungan luar maupun aliranmahzab tertentu yang tidak sejalan
dengan tujuan, visi dan misi Yayasan Al-Ittihad Semowo Pabelan. Meskipun dalam prakteknya seorang pendidik tidak memiliki ijazah mengajar
pendidikan formal, strategi inilah yang dikembangkan oleh Yayasan Al- ittihad Semowo dalam bidang pendidikan islam.
Menurut pengasuh yayasan Keterpaduan kurikulum antara pondok pesantren nonformal dan madrasah formal dimaksudkan sebagai langkah
praktis dalam mengembangkan pendidikan berkarakter dengan berpedoman kepada kaidah ushul fiqh:”Al-muhâfazhatu ‘alâ al-qadîm ash-shâlih wa al-
akhdzu bi al-jadîd al aslah Melestarikan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik. Mengambil dan mengembangkan
tradisi pesantren yang baik untuk dikembangkan sesuai pada ranah kekinian dalam rangka mengembangkan model pendidikan islam yang komprehensif
agar tidak kaku tekstual dalam bertindak dan memberikan solusi persoalan di masyarakat. Penerapan dakwah sistem langsung DSL pada mata
pelajaran Qur’an hadits diharapkan menjadi masterpiece dalam menerapkan
5
nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an, anak didik disuguhkan materi, kisah tauladan, buku kontrol mentoring sebagai bahan evaluasi diri.
Berbijak dari uraian diatas, maka peneliti berinsiataif mengadakan
penelitian dengan judul “ Peran Huffadz Al-Qur’an dalam pelaksanaan Dakwah
Sistem Langsung
DSL Pada
Pembelajaran Qur’an
Hadits“ Studi Kasus pada Guru Pendidikan Agama Islama pada Madrasah
Tsanawiyah Al-Ittihad
Semowo Kecamatan
Pabelan Kabupaten
SemarangTahun 2011 Persoalan masih rendahnya mutuprestasi siswa madrasah, krisis
moral anak dan sikap apatis pada kehidupan akhirat salah satunya indikasipenyelenggaraan Pendidikan Agama Islam PAI kurang berjalan
dengan baik. Menurut sebagian pendapat para guru, orang tua, masyarakat maupun
pengamat, disebabkan
oleh 4
empat faktor
yang mempengaruhinya.
1. Proses penyelenggaraan dan pembelajaran Qur’an hadits yang kurang mampu mengembangkan potensi, watak, dan kepribadian siswa, masih
ditemukan siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar. 2. Pendidik guru Qur’an hadits belum seluruhnya memiliki pemahaman
tentang ilmu membaca, memahami Qur’an dengan baik apalagi yang berlatar belakang huffadz Al-Qur’an.
3. Perubahan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, diakui atau tidak telah membawa implikasi bagi dunia pendidikan
6
khususnya penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam mata pelajaran Qur’an hadits.
4. Faktor lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan keluarga juga sering kali menjadi kendala bagi keberhasilan proses penyelenggaraan
materi Qur’an hadits di Madrasah. Berbagai macam kurikulum yang ditawarkan oleh pemerintah dari
CBSA sampai KBK, sekarang satuan pendidikan diberikan kesempatan untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP .
Kesemuanya itu banyak menawarkan solusi-solusi cerdas, tetapi ketika diterapkan di lapangan banyak juga yang gagal. Kurikulum termasuk di
dalamnya pembelajaran, memang berbeda antara pembelajaran mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya, antara madrasah
yang satu dengan madrasah yang lain. Contoh pembelajaran Qur’an hadits di MTs Al-Ittihad Semowo yang telah menjadi pelopor penggunaan strategi
pembelajaran melalui pendekatan Dakwah Sistem Langsung DSL di Kabupaten Semarang.
Pembelajaran ini tepat sekali karena proses belajarnya dapat dilaksanakan di dalam maupun diluar kelas masih lingkungan sekitar
madrasah. Siswa tidak akan canggung untuk mengeluarkan pertanyaan- pertanyaan ataupun pendapat, karena mentornya dari guru ustadz teman
sendiri atau kakak kelasnya. Kegiatan pembelajaran Qur’an hadits dengan metode Dakwah Sistem Langsung DSL di MTs Al-Ittihad Semowo
diselenggarakan dalam bentuk paket kegiatan yang integral antara kegiatan
7
intra dan kegiatan ekstra berupa bimbingan keagamaan di madrasah, di rumah, di masyarakat dan kegiatan mandiri siswa. Proses pelaksanaannya
dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar dikelas, kegiatan mentoring Qur’an hadits di luar kelas dan kegiatan mandiri siswa secara tatap muka
langsung. Peneliti yang dilahirkan di Desa Semowo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang berkecimpung langsung dan mengamati peran serta huffadz Al-Qur’an terutama dalam pelaksanaan dan proses pembelajaran
Qur’an hadits pada yayasan Al-Ittihad desa semowo kecamatan pabelan kabupaten semarang, sebagai pemerhati pendidikan dan sekaligus pernah
belajardi yayasan Al-Ittihad, peneliti tergugah melakukan penelitian di lembaga pendidikan Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang. Penelitian ini dilakukan guna menyusun tesis sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana Magister Pendidikan Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2011.
B. Fokus Penelitian