Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Pencegahan dan Penanggulangan HIVAIDS di Tempat Kerja menurut

dan mengikuti penyuluhan terkait HIVAIDS. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 68 tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulan HIVAIDS di Tempat Kerja mewajibkan perusahaan untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS di tempat kerja, perusahaan ini belum melakukan upaya tersebut, sehingga sesuai dengan wawancara yang dilakukan pada 10 pekerja bahwa selama proyek tersebut berlangsung belum pernah dilakukan penyuluhan terkait penanggulan dan upaya pencegahan HIVAIDS.

1.2. Rumusan Masalah

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 68 tahun 2004 mewajibkan perusahaan untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS di tempat kerja. Perusahaan ini belum melakukan upaya tersebut, disamping itu pekerja bangunan yang dipekerjakan merupakan pekerja migran yang memungkinkan adanya perilaku berisiko HIVAIDS. Berdasarkan pengamatan awal dari proses wawancara dengan 10 pekerja bangunan, diperoleh bahwa sebanyak 50 pekerja tidak mengetahui penyebab HIVAIDS dan 40 pekerja tidak mengetahui informasi HIVAIDS, hal ini menunjukkan perlunya penggalian informasi mengenai pengetahuan terhadap HIVAIDS.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1.3.1. Bagaimana tingkat pengetahuan pekerja bangunan tentang HIV di Pecatu tahun 2016? 1.3.2. Bagaimana perilaku berisiko tertular HIV yang melalui jalur seksual pekerja bangunan di Pecatu tahun 2016?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui perilaku berisiko tertular HIV yang melalui jalur seksual pekerja bangunan di Pecatu tahun 2016. 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik individu pada pekerja bangunan di Pecatu tahun 2016. 2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja bangunan tentang HIV di Pecatu tahun 2016. 3. Untuk mengetahui perilaku berisiko tertular HIV yang melalui jalur seksual pekerja bangunan di Pecatu tahun 2016

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku berisiko tertular HIV melalui jalur seksual pada pekerja bangunan. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan terutama berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku pekerja bangunan tentang HIV.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Memberikan gambaran kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku berisiko tertular HIV melalui jalur seksual pada pekerja bangunan di Pecatu tahun 2016. 2. Memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk membuat program terkait upaya pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS melalui kerja sama dengan instansi kesehatan dalam hal screening dan penyediaan obat bagi pekerja bangunan yang terlibat dalam proyek perusahaan.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 khususnya berkaitan dengan produktivitas kerja pada pekerja bangunan yang disebabkan oleh pengetahuan dan perilaku berisiko HIV melalui jalur seksual pada pekerja bangunan di Pecatu tahun 2016. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencegahan dan Penanggulangan HIVAIDS di Tempat Kerja menurut

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 68 tahun 2004 Peraturan terkait pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS di tempat kerja dapat dilihat pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 68 tahun 2004. Keputusan ini dibuat berdasarkan Code of Parctice Intenasional Labour Organization ILO mengenai HIVAIDS di tempat kerja yang melarang perusahaan untuk melakukan segala bentuk diskriminasi dan penyaringan dalam proses rekrutmen dan promosi. Keputusan tersebut juga dibuat untuk mewajibkan perusahaan merumuskan kebijakan serta menciptakan program pencegahan di tempat kerja. Adapun hal yang melatarbelakangi terbentuknya kebijakan ini adalah kasus HIVAIDS di Indonesia terus meningkat dan banyak terjadi pada usia produktif yang akan memberikan dampak negatif terhadap produktivitas perusahaan KementerianTenaga Kerja dan Transmigrasi, 2004. Untuk mengantisipasi dampak HIVAIDS di tempat kerja perlu adanya upaya pencegahan dan penanggulangan yang optimal. Pedoman bagi perusahaan dan pekerjaburuh dalam pelaksanaan upaya pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS melalui program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 68 tahun 2004 perusahaan wajib untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS di tempat kerja dengan melaksanakan beberapa hal meliputi: a. Mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS; b. Mengkomunikasikan kebijakan dengan cara memberikan informasi dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan; c. Memberikan perlindungan bagi pekerjaburuh dengan HIVAIDS dari tindakan dan perlakuan diskriminasi; d. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 khusus untuk pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS sesuai dengan standar. Sepanjang tahun 2003, ILO memprakarsai sebuah upaya untuk mendorong Pemerintah Indonesia, asosiasi pengusaha dan serikat pekerja menandatangani Deklarasi Komitmen Tripartit Pemerintah khususnya Departemen Tenaga Kerja, perwakilan asosiasi pengusaha dan serikat pekerja untuk bertindak dalam menanggulangi HIVAIDS di dunia kerja, yang berpedoman pada Code of ParcticeILO untuk mendorong dan mendukung upaya stigma dan diskriminasi. Sebagai tindak lanjut deklarasi tersebut, ILO bekerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Aksi Stop AIDS ASA untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi dan pelatihan dalam penanggulangan HIVAIDS di tempat kerja pada tingkat nasional dan regional. Yang menjadi peserta diambil dari kantor-kantor Departemen Tenaga Kerja di tingkat nasional dan regional. Proses ini mendorong pengembangan lebih lanjut kerangka hukum dari Keputusan Menteri yang meliputi: a. Menetapkan dan menempatkan upaya-upaya anti stigma dan anti diskriminasi; b. Menyediakan akses bagi para pekerja di sektor formal untuk memperoleh informasi, layanan pencegahan HIVAIDS serta upaya-upaya non-diskriminasi di tempat kerja. Jumlah perusahaan yang memiliki kebijakan dan program HIVAIDS di tempat kerja sebanyak 35 dengan total perusahaan yang terdapat di Indonesia sebanyak 60.000, 110 perusahaan berpartisipasi dalam program pencegahan HIVAIDS serta 550.000 pekerja telah menjangkau informasi dan pendidikan mengenai HIVAIDS di tempat kerja. ILO Jakarta dan ASA menyelenggarakan berbagai pertemuan tingkat tinggi dan pelatihan tingkat nasional mengenai program kebijakan HIVAIDS di tempat kerja. Sebanyak 250 perusahaan menghadiri pelatihan yang diadakan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Batam Husain, 2005.

2.2. Tenaga Kerja Migran