Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Sekadanta Sembiring, 2013 Program Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Penyesusian Diri Mahasiswa Dalam Persiapan Pernikahan pada mahasiswa Jenjang Strata I Jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung Tahun Akademik 20102011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam perjalanan hidup manusia, terdapat tiga saat yang penting, yakni lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa menjadi satu dan sebagai awal pembentukan keluarga. Keharmonisan dan kebahagian merupakan cita-cita dan harapan setiap orang, agar tercapai keharmonisan dan kebahagian dibutuhkan menyesuaian diri. Termasuk setiap orang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi mahasiswa yang akan mempersiapkan pernikahan. Melihat dari segi usia, mahasiswa sudah masuk ke masa dewasa awal, Masa usia mahasiswa meliputi rentang umur dari 1819 tahun sampai 2425 tahun rentang usia itu masih dapat dibagi-bagi atas periode 1819 tahun sampai 2021 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I sampai semenster IV; dan periode waktu 2122 tahun sampai 2425 tahun, yaitu mahasiswa dari semester V sampai dengan semester VIII Winkel dan Sri Hastuti, 2007: 157. Secara teoritis, tugas perkembangan mahasiswa yang berkenaan dengan hidup berkeluarga dibagi menjadi dua fase, yaitu fase pertama menitikberatkan pada perkembangan fisik dan seksual, serta pengaruhnya terhadap gejala-gejala psikososial. Fase kedua yaitu menitikberatkan pada aspek-aspek nilai-nilai, moral, sikap hidup, dan hubungan kemasyarakatan. Pada fase ini tugas perkembangan yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga merupakan tugas yang sangat penting dan harus diselesaikan dengan baik meskipun dirasakan sangat berat. Sekadanta Sembiring, 2013 Program Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Penyesusian Diri Mahasiswa Dalam Persiapan Pernikahan pada mahasiswa Jenjang Strata I Jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung Tahun Akademik 20102011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sejalan dengan uraian Elizabeth Hurlock 1996:252 tugas-tugas perkembangan pada fase usia dewasa awal: 1 mulai bekerja; 2 memilih pasangan hidup; 3 belajar hidup dengan pasangan; 4 mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga; 5 memelihara anak; 6 mengelola rumah tangga; 7 mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara, dan 8 menemukan kelompok yang sosial yang serasi. Pencapaian tugas perkembangan yang berkenaan dengan hidup berkeluarga sangat erat kaitannya dengan penyesuaian diri yang dimiliki oleh mahasiswa. Bila mahasiswa memiliki penyesuaian diri yang positif, maka ia akan lebih mampu mencapai tugas perkembangannya secara optimal, mampu mengontrol diri, bertanggungjawab mampu memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan, mampu mengambil keputusan tanpa konflik dengan penuh pertimbangan yang matang dan dapat memilih alternatif keputusan dengan baik, memiliki kepercayaan diri, dan tidak khawatir terhadap masa depan. Namun dalam hal ini tidak semua orang mampu menyesuaiakan diri dalam pernikahan, walaupun sudah matang dipersiapkan, sudah saling mengenal sebelumnya, namun perbedaan-perbedaan kecil dalam bentuk kebiasaan masing- masing dapat menjadi sumber kekesalan, pertengkaran dan menimbulkan masalah-masalah sehingga mengakibatkan individu mengalami gangguan penyesuaian diri adjustment disorder. Dan tidak jarang sampai terjadi pertengkaran, kekerasan dalam rumah tangga, melarikan diri dari persoalan dan mencari ketenangan di rumah orang tua, tempat-tempat hiburan atau tempat apa saja di luar rumah, perselingkuhan dan bahkan sampai pada perceraian. Sekadanta Sembiring, 2013 Program Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Penyesusian Diri Mahasiswa Dalam Persiapan Pernikahan pada mahasiswa Jenjang Strata I Jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung Tahun Akademik 20102011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nanette Miner dalam Nurwijaya 2011:10, mengemukakan di Amerika Serikat mayoritas perempuan mulai selingkuh saat usia 20 - 40 tahun 78. Sedangkan pria mulai selingkuh antara 30 - 40 tahun 78. Dan 70 lelaki beristri selingkuh, dan hanya 1 dari yang selingkuh tersebut meninggalkan istrinya. Faktor penyebab perselingkuhan yaitu: 1 affair di dunia maya, mencari teman baru atau bertemu bekas pacar lama melalui facebook; 2 Masalah keuangan, berdebat tentang berapa banyak uang yang akan dihabiskan atau disimpan, ada pasangan sebelum menikah tidak tahu-menahu tentang latar belakang keuangan pasangannya, baru di ketahui setelah menikah pasangannya banyak utang; 3 Campur tangan orang lain, seperti ibu, ayah, saudara perempuan, teman-teman yang berkomentar negatif terhadap pasangan. selanjutnya beliau mengungkapkan Indonesia termasuk ranking keempat di dunia yang memiliki jumlah janda terbanyak. Cina 43 juta, India 42,4 juta, AS 13,6 juta, Indoniesia 9,4 juta, Jepang 7,4 juta, Rusia 7,1 juta, Brasil 5,6 juta, Jerman 5,1 juta, Banglades dan Vieatnam masing-masing 4,7 juta. Lebih dari 500 juta anak dan remaja bergantung dari janda-janda itu. Ditambah lagi dengan kasus perceraian di Pengadilan Agama kota Bandung, meningkat dari tahun ketahun pada tahun 2009 ada sebanyak 1.600 perkara, 2010 ada 3.629 perkara yang masuk. Dan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat sudah mencapai 3.795 perkara. “Dalam sehari tercatat sekitar 70 pasangan yang mendaftarkan perceraian” Saifudin, 2011. Sekadanta Sembiring, 2013 Program Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Penyesusian Diri Mahasiswa Dalam Persiapan Pernikahan pada mahasiswa Jenjang Strata I Jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung Tahun Akademik 20102011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Di Los Angeles, Amerika Serikat angka perceraian dari pernikahan pertama berakhir dengan perceraian telah mencapai angka 50 persen dan Marin County, California, mencatat 70 persen dari semua pernikahan berakhir dengan perceraian, dan pernikahan yang kedua nyaris dua kali kecenderungannya untuk gagal dibanding pernikahan pertama. Vanpelt, 2006:7. Faktor – faktor penyebab pada tingkat perceraian yang bertambah dalam tahun-ketahun salah satunya adalah: 1 proses perceraian yang mudah, 2 kemunduran dalam kehidupan keluarga. Rumah sebagai terminal dimana anggota keluarga datang dan pergi dengan begitu singkat untuk tujuan masing-masing, 3 pernikahan dini dan kurangnya persiapan serta pendidikan, pernikahan dianggap suatu yang alami sehingga pernikahan dapat berhasil tanpa pendidikan khusus, 4 kemunduran dalam kehidupan rohani secara positif. Angka-angka tersebut di atas menunjukkan bahwa hanya sedikit pasangan, berusaha mewujudkan keintiman, berusaha mewujudkan komitmen dan pengertian mendalam antar pasangan, dan bahkan banyak pasangan yang tetap menjalani pernikahan, namun dengan menunjukkan sikap dingin sehingga keharmonisan dalam rumah tangga tidak dicapai. Beberapa pasangan mempertahankan rumah tangganya hanya demi kepentingan anak-anaknya, namun pernikahan tetap terasa hambar. Tahun-tahun pertama pernikahan merupakan masa rawan, bahkan dapat disebut sebagai era kritis karena pengalaman bersama belum banyak. Menurut Clinebell 2005 periode awal pernikahan merupakan masa penyesuaian diri, dan krisis muncul saat pertama kali memasuki jenjang pernikahan. Pasangan suami Sekadanta Sembiring, 2013 Program Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Penyesusian Diri Mahasiswa Dalam Persiapan Pernikahan pada mahasiswa Jenjang Strata I Jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung Tahun Akademik 20102011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu istri harus banyak belajar tentang pasangan masing-masing dan diri sendiri mulai diperhadapkan dengan berbagai masalah. Dua kepribadian suami maupun istri saling menempa untuk dapat sesuai satu sama lain, dapat memberi dan menerima. Data studi Puji Astuti 2010: 5 permasalahan dalam kaitan penyesuaian pernikahan menunjukkan terdapat berbagai perilaku komunikasi yang terjadi diantara mereka, seperti salah satu pasangan terutama istri lebih sulit untuk menahan diri untuk tidak merespon atau memotong perkataan suami yang belum selesai berbicara, baik suami maupun istri sulit mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian dan konsentrasi, pasangan seringkali tidak menanyakan kembali hal-hal yang dirasa kurang dimengerti, suami istri kurang memperhatikan kondisi fisik dan psikis pasangannya, ketika menyampaikan suatu permasalahan dapat menjadi sumber perdebatan saling menyalahkan. Ada pula pasangan yang merasa kurang dihargai atau tersinggung, seperti berbicara dengan intonasi suara yang tinggi dan kata-kata yang tidak disukai pasangannya, membentak, melecahkan, muka masam atau cemberut. Selain itu, seringkali suami atau istri merasa kurang mampu membahagian pasangannya dan merasa kurang memiliki kepercayaan terhadap pasangannya sehingga menghambat keterbukaan di antara mereka. Ada pula suami atau istri yang kurang terbuka dengan pasangannya mengenai berbagai hal seperti hubungan baik dengan mertua, kesesuaian minat dan aktivitas masing-masing. Mereka menganggap tidak penting untuk dibicarakan dan merasa permasalahan tersebut akan membebani pasangannya saja atau merasa cenderung menasehati dan menyalahkan sehingga suami maupun istri tidak mengungkapkan Sekadanta Sembiring, 2013 Program Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Penyesusian Diri Mahasiswa Dalam Persiapan Pernikahan pada mahasiswa Jenjang Strata I Jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung Tahun Akademik 20102011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu permasalahn tersebut. Terdapat pula pasangan yang hanya memendam keinginan dan pendapatnya serta tidak mengkomunikasikannya pada pasangannya karena khawatir pendapatnya kurang didengar dan dihargai. Pada akhirnya, suami atau istri hanya berharap pasangannya mengetahui dan memahami keinginan tanpa ia mengkomunikasikannya secara terbuka. Mengingat permasalahan yang akan dihadapi dan harus diatasi oleh setiap individu mahasiswa dituntut usaha-usaha penyesuaian diri sedini mungkin yang terus-menerus dari setiap pribadi sebelum mereka masuk ke dalam suatu wadah pernikahan. Salah satu layanan yang tepat diberikan kepada mahasiswa dalam membantu mereka untuk dapat menyesuaikan diri dalam pernikahan adalah bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan perkembangan yang bertujuan untuk membantu mahasiswa membangun keutuhan pribadi melalui penataan penyesuaian diri menuju pernikahan yang diharapkan, dengan membekali mereka ilmu, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai yang bermanfaat, serta membantu mereka melepaskan diri dari masalah-masalah yang dapat mengganggu, sehingga muncul penerimaan, kesadaran dan kepercayaan diri serta mampu membuat keputusan yang tepat berkenaan dengan pernikahan, selanjutnya diharapkan mereka akan lebih bertanggung jawab dan berprilaku positif sehingga dapat menjalani kehidupan pernikahan yang harmonis. Bimbingan perkembangan sebagai suatu proses perkembangan developmental procces yang menekankan kepada upaya membantu individu dalam seluruh fase perkembangannya yang menyangkut aspek-aspek vokasional, pendidikan, pribadi sosial Shertzer Stone, 1971:76; Myric Stone, 1971:76; Sekadanta Sembiring, 2013 Program Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Penyesusian Diri Mahasiswa Dalam Persiapan Pernikahan pada mahasiswa Jenjang Strata I Jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung Tahun Akademik 20102011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Myrick dalam Kartadinata, 1996:99; dan Supriadi, 1997:7 dalam syamsu Yusuf Juntika Nurihsan, 2008:53. Program bimbingan perkembangan untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa dalam pernikahan, berdasarkan kepada empat komponen kegiatan yaitu : 1 layanan dasar; 2 perencanaan individual; 3 responsif; dan 4 dukungan sistem. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan program layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi, dalam rangka meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa dalam mempersiapkan pernikahan, dengan kehadiran program bimbingan di perguruan tinggi memiliki makna tersendiri. Peneliti berpendapat, program bimbingan kelompok dengan pendekatan bimbingan perkembangan ini penting, melihat mahasiswa memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan layanan yang spesifiks.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERSOSIALISASI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING PADA MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN KONSELING SEMESTER II UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 26

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYESUAIKAN DIRI DALAM KELOMPOK MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK BAGI MAHASISWA JURUSAN PGSD SEMESTER II UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN DIRI MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PERNIKAHAN DAN HIDUP BERKELUARGA : Penelitian Tindakan dengan Strategi Bimbingan kelompok Terhadap mahasiswa di Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung.

0 0 50

MODEL BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI PERNIKAHAN DAN BERKELUARGA BERDASARKAN PENDEKATAN PERKEMBANGAN.

0 3 60

MODEL BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI PERNIKAHAN DAN BERKELUARGA BERDASARKAN PENDEKATAN PERKEMBANGAN :Studi Pengembangan Model Bimbingan pada Siswa Kelas XI SMAN Kota Bandung Tahun Ajaran 2009 - 2010.

0 3 57

MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN DIRI MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PERNIKAHAN DAN HIDUP BERKELUARGA :Dikembangkan Berdasarkan Pendekatan Bimbingan dan Konseling Perkembangan pada Mahasiswa Jenjang Strata I di Universitas Pendidikan

2 13 69

JADWAL & KELOMPOK BIMBINGAN SKRIPSI BERSAMA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA T.A 2015 2016JADWAL & KELOMPOK BIMBINGAN SKRIPSI BERSAMA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA T.A 2015 2016 | STMIK IKMI Cirebon

0 0 1

JADWAL & KELOMPOK BIMBINGAN SKRIPSI BERSAMA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA T.A 2015 2016JADWAL & KELOMPOK BIMBINGAN SKRIPSI BERSAMA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA T.A 2015 2016 | STMIK IKMI Cirebon

0 0 1

AGENDA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNTUK MAHASISWA BIMBINGANAGENDA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNTUK MAHASISWA BIMBINGAN | STMIK IKMI Cirebon

0 0 2

Efektivitas Teknik Diskusi Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa

0 0 27