Emi Marini,2013 Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek Penelitian
Tindakan Kelas Di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Anak usia dini adalah individu dengan rentang usia nol sampai dengan enam tahun yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan yang dengan istilah lain disebut pula sebagai golden age atau masa keemasan. Usia dini merupakan fase
kehidupan unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral Depdikbud, 2006: 6. Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa karena
keunikan inilah anak usia dini harus mendapatkan perhatian khusus sehingga karakteristik khas yang ada pada usia tersebut baik secara fisik, psikis, sosial dan
moral akan mengalami perkembangan yang seimbang dan optimal. Selain itu, dapat dipahami pula bahwa dalam pendidikan anak harus dilakukan secara
holistik dan terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak- anak ke arah yang lebih optimal. Salah satu keunikan anak usia dini yang harus
mendapatkan perhatian khusus sejak dini adalah kompetensi sosialnya. Kompetensi sosial anak yang diterapkan sejak dini mempunyai peranan
yang sangat penting dalam jangka hidup anak di masa yang akan datang, hal ini sesuai dengan pendapat Adam Gunawan, 2010: 2 yang menyatakan bahwa
“kompetensi sosial adalah keterampilan yang dimiliki individu yang berfungsi secara kompeten dalam lingkungan sosialnya, yang meliputi kemampuan
menyelesaikan permasalahan perspektif lingkungan dan reaksi individu terhadap lingkungannya”.
Kompetensi sosial anak perlu dikembangkan karena memiliki dampak tertentu terhadap kesiapan anak memasuki dunia sekolah, seperti yang
diungkapkan oleh Huffman, Mehliner Kerivan Listiana, 2008: 1 bahwa “anak
yang secara sosial siap untuk memasuki dunia sekolah adalah anak yang mampu menjalin pertemanan, mempertahankan pertemanan, dan dapat berkomunikasi
dengan baik terhadap teman maupun gurunya”. Alasan lain mengenai pentingnya pengembangan kompetensi sosial anak sejak dini yaitu dikarenakan kompetensi
Emi Marini,2013 Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek Penelitian
Tindakan Kelas Di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sosial tersebut pada dasarnya memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan akademik anak, sesuai dengan pernyataan Brooks Dubois
Listiana, 2008: 1 bahwa “ada hubungan yang signifikan antara kemampuan
beradaptasi pada tahun pertama anak ketika memasuki dunia sekolah dengan prediksi kesuksesan akademik anak di kemudian hari
”. Perkembangan sosial anak dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku
yang dimunculkan oleh anak. Anak yang memiliki hubungan sosial yang positif dengan orang lain maka ia akan lebih menampilkan perilaku yang positif, seperti
yang diungkapkan oleh Lois Listiana, 2008:1 mengenai beberapa perilaku positif yang ditampilkan oleh anak sebagai manifestasi dari perkembangan sosial
emosional yang baik antara lain anak akan lebih berhasil dalam situasi kelompok seperti sekolah dan lingkungan masyarakat, anak akan lebih mampu
berkonsentrasi dan belajar, anak akan lebih efektif dalam mengemukakan perasaan-perasaan mereka, anak dapat mengembangkan rasa percaya diri dan
penghargaan diri, anak dapat mengembangkan kelekatannya dengan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi sosial merupakan salah satu faktor yang penting dimiliki oleh anak untuk memulai dan memiliki hubungan sosial. Anak yang tidak memiliki
kompetensi sosial akan cenderung mengalami kesulitan dalam memulai dan menjalin hubungan yang positif dengan lingkungannya, bahkan boleh jadi akan
ditolak atau diabaikan oleh lingkungannya sehingga dampak yang muncul akibat penolakan ini salah satunya yaitu anak akan mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik itu di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolahnya. Selain itu, jika perkembangan sosial anak tidak
berkembang secara optimal maka akan mempengaruhi kesiapan seorang anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Uraian mengenai dampak terhadap perkembangan kompetensi sosial di atas menjadi landasan akan pentingnya pengembangan kompetensi sosial tersebut
Emi Marini,2013 Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek Penelitian
Tindakan Kelas Di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pada anak sejak usia dini, bahkan sebelum mencapai usia enam tahun, karena jika sekitar usia enam tahun anak tidak mencapai kompetensi minimum, besar
kemungkin anak akan memiliki masalah tertentu pada masa dewasanya, seperti dalam adaptasi sosial emosional jangka panjang, perkembangan akademik
kognitif, serta kehidupannya sebagai warga negara Tarsidi, 2007:27. Pada dasarnya, setiap anak memiliki potensi dalam berbagai aspek
perkembangan, salah satunya aspek perkembangan sosial, namun terkadang tidak terlepas dari masalah atau kendala yang menghambat perkembangan anak
tersebut. Permasalahan terkait kompetensi sosial anak banyak ditemukan oleh para praktisi ketika di lapangan. Saat ini, anak yang memiliki kecenderungan
kemampuan bergaul atau bersosialisasi yang masih kurang, cenderung bereaksi negatif terhadap pendekatan orang lain, sukar diajak bekerjasama dan bersikap
memusuhi, apalagi saat ini didukung dengan perkembangan teknologi yang memberikan dampak pada anak untuk lebih senang bermain dengan gadgetnya
dibandingkan bermain dengan teman sebayanya sehingga membuat anak cenderung lebih individualis. Masalah yang lain yaitu munculnya perilaku anak
yang cenderung sering memperlihatkan kesalahan dengan perilaku agresif karena merasa dirinya tidak pandai, cenderung tidak patuh terhadap peraturan yang
berlaku atau memperlihatkan bentuk perilaku anti sosial lainnya, seperti halnya yang terjadi pada anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I
SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sebagian besar anak, yaitu 11 dari 13 orang anak, belum menunjukkan kompetensi sosial yang optimal
dan menunjukkan gejala yang sama dengan permasalahan di atas. Gejala yang paling menonjol yaitu masih ada anak yang belum mau menolong, belum mau
berbagi, belum mau menunggu giliran dan belum mau mengalah sehingga cenderung berebut dengan teman.
Masalah kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang tersebut bukanlah suatu masalah
yang tidak bisa ditangani, apalagi ketika anak masih berada pada masa keemasan, sehingga penanganan yang tepat akan sangat dibutuhkan anak. Salah satu solusi
yang disumsikan dapat meningkatkan kompetensi sosial anak adalah melalui
Emi Marini,2013 Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek Penelitian
Tindakan Kelas Di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 20122013
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penerapan metode proyek. Moeslihatoen 1999:122 mengungkapkan bahwa “metode proyek adalah salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan
menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara kelompok”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa metode proyek
ini menjadi salah satu cara untuk memecahkan permasalahan terkait perkembangan sosial anak. Keunggulan dari metode proyek ini diantaranya anak
terlibat dalam suatu kegiatan bersama yang memacu anak dengan masalah sosial dan anak dapat berinteraksi dengan temannya sehingga kompetensi sosial anak
tersebut dapat meningkat. Penerapan metode proyek ini diasumsikan dapat membiasakan anak untuk berinteraksi dengan sesamanya, serta membiasakan
anak untuk memilih, merancang dan memimpin pekerjaan dalam mencapai tujuan bersama, sesuai dengan pernyataan Kartz dan Chard 1991: 9 bahwa metode
proyek adalah metode yang tepat untuk merangsang dan memantapkan perkembangan intelektual dan sosial anak.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul
“Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok
Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandu
ng Barat Tahun Ajaran 20122013”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah