MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK : Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.
MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh: Emi Marini, A.Ma
1008093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul, “Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek” adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,
Emi Marini, A.Ma NIM. 1008093
(3)
MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh Emi Marini, A.Ma
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Emi Marini, A.Ma Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
LEMBAR PENGESAHAN EMI MARINI, A.Ma
1008093
MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 001
Pembimbing II
Dr. Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 19791211 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
(5)
“
Allah memberikan ilmu dan kebijaksanaan kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya. Siapa yang memperoleh ilmu dan kebijaksanaan,
maka sungguh mendapatkan kebaikan yang banyak, dan hanya
orang-
orang yang berimanlah yang dapat merasakan nikmat Allah”
(Q.S Al-Baqarah: 260)
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu,
Orang yang terus belajar akan menjadi
pemilik masa depan .
(Mario Teguh)
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku
kepada Suami, Ayah , Ibu, dan Anak-anakku Tercinta
yang senantiasa memamnjatkan do’a di setiap sujud panjangnya.
(6)
MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
Emi Marini, A.Ma 1008093 ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan masalah yang berkaitan dengan kompetensi sosial anak di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Bandung seperti anak belum mau berbagi, belum mau mengucapkan salam, belum mau menawarkan bantuan dan lain sebagainya. Permasalahan tersebut menuntut perlunya suatu solusi baik berupa pendekatan, metode atau model pembelajaran untuk menanganinya. Pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran melalui metode proyek. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimana kompetensi sosial anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM sebelum diterapkan metode proyek?, (2) Bagaimana penerapan metode proyek dalam meningkatkan kompetensi sosial anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM?, (3) Bagaimana kompetensi sosial anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM setelah diterapkan metode proyek? (4) Apa saja kendala penerapan metode proyek dalam meningkatkan kompetensi sosial anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM?. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai penerapan metode proyek dalam meningkatkan kompetensi sosial anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas pada anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM sebanyak 13 orang anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan pelaksanaan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan dengan menggunakan perhitungan distribusi frekuensi. Kondisi awal kompetensi sosial anak di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM masih belum terstimulasi secara maksimal, dengan persentase kategori kurang sebesar 69%, kategori cukup 31% dan kategori berkembang baik 0%, namun setelah penerapan metode proyek, kompetensi sosial anak mengalami peningkatan yang cukup baik. Persentase kompetensi sosial yang berada dalam kategori kurang sebesar 0%, kategori cukup sebesar 32% dan berkembang baik sebesar 68%. Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu metode proyek ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk
(7)
(8)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR DIAGRAM ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang ... B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Struktur Organisasi Penulisan ...
i ii iii v viii ix x xi xii 1 1 4 5 6 6
BAB II KONSEP KOMPETENSI SOSIAL ANAK USIA DINI DAN METODE PROYEK. ...
A. Konsep Kompetensi Sosial ... 1. Pengertian Kompetensi Sosial ... 2. Perkembangan Kompetensi Sosial Anak... 3. Pola Perkembangan Sosial ...
8 8 8 9 10
(9)
B. Konsep Metode Proyek ... 1. Pengertian Metode Proyek ... 2. Tujuan Metode Proyek ... 3. Manfaat Metode Proyek ... 4. Karakteristik Metode Proyek ... 5. Pelaksanaan Metode Proyek ... 6. Rancangan Kegiatan Proyek Bagi Anak TK ... 7. Pelaksanaan Kegiatan Proyek Bagi Anak TK ... 8. Penilaian Kegiatan Proyek Bagi Anak TK ...
26 26 29 30 31 32 34 37 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... B. Metode Penelitian ... C. Prosedur Penelitian ... D. Penjelasan Istilah ... E. Teknik Pengumpulan Data ... F. Instrumen Penelitian ... G. Analisis Data ...
40 40 40 41 43 44 45 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...
A. Hasil Penelitian ... 1. Kondisi Kompetensi Sosial Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Sebelum diterapkan Metode Proyek ... 2. Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kompetensi
Sosial Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM ...
a. Proses Penerapan Metode Proyek pada Siklus I ... b. Proses Penerapan Metode Proyek pada Siklus II ... c. Proses Penerapan Metode Proyek pada Siklus III ...
52 52 52 56 57 76 94
(10)
3. Kompetensi Sosial Anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Setelah diterapkan Metode Proyek ... 4. Kendala dan Kelemahan Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM ...
B. Pembahasan ... 1. Kondisi Kompetensi Sosial Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Sebelum diterapkan Metode Proyek ... 2. Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kompetensi
Sosial Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM ...
3. Kompetensi Sosial Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Setelah diterapkan Metode Proyek ... 5. Kendala dan Kelemahan Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM ...
112
113
114
114
117
120
121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
A. Kesimpulan ... B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP
122 122 123 125 127
(11)
DAFTAR TABEL
TABEL
2.1 Enviromental Behavior ... 2.2 Interpersonal Behavior ... 2.3 Self Related Behavior ... 2.4 Task Related Behavior ... 2.5 Daftar Perilaku Sosial ... 3.1 Kisi-kisi Instrumen ... 3.2 Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Anak ... 4.1 Skor Penilaian Kompetensi Sosial Anak Pra Siklus ... 4.2 Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Anak Pra Siklus ... 4.3 Persentase Kategori Kompetensi Sosial Anak Pra Siklus ... 4.4 Skor Penilaian Kompetensi Sosial Anak Siklus I ... 4.5 Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Anak Siklus I ... 4.6 Persentase Kategori Kompetensi Sosial Anak Siklus I ... 4.7 Skor Penilaian Kompetensi Sosial Anak Siklus II ... 4.8 Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Anak Siklus II ... 4.9 Persentase Kategori Kompetensi Sosial Anak Siklus II ... 4.10 Skor Penilaian Kompetensi Sosial Anak Siklus III ... 4.11 Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Anak Siklus III ... 4.12 Persentase Kategori Kompetensi Sosial Anak Siklus III ...
15 16 19 20 22 46 50 54 55 55 72 73 73 91 91 92 109 110 110
(12)
DAFTAR GRAFIK
DIAGRAM
(13)
DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM
4.1 Persentase Kompetensi Sosial Anak Pra Siklus ... 4.2 Persentase Kompetensi Sosial Anak Siklus I ... 4.3 Persentase Kompetensi Sosial Anak Siklus II ... 4.4 Persentase Kompetensi Sosial Anak Siklus III ...
56 73 92 111
(14)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
A. Lampiran Pra Siklus ... B. Lampiran Siklus I ... C. Lampiran Siklus II ... D. Lampiran Siklus III ... E. Lampiran Surat ...
127 143 170 197 224
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Anak usia dini adalah individu dengan rentang usia nol sampai dengan enam tahun yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan yang dengan istilah lain disebut pula sebagai golden age atau masa keemasan. Usia dini merupakan fase kehidupan unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral (Depdikbud, 2006: 6). Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa karena keunikan inilah anak usia dini harus mendapatkan perhatian khusus sehingga karakteristik khas yang ada pada usia tersebut baik secara fisik, psikis, sosial dan moral akan mengalami perkembangan yang seimbang dan optimal. Selain itu, dapat dipahami pula bahwa dalam pendidikan anak harus dilakukan secara holistik dan terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak ke arah yang lebih optimal. Salah satu keunikan anak-anak usia dini yang harus mendapatkan perhatian khusus sejak dini adalah kompetensi sosialnya.
Kompetensi sosial anak yang diterapkan sejak dini mempunyai peranan yang sangat penting dalam jangka hidup anak di masa yang akan datang, hal ini sesuai dengan pendapat Adam (Gunawan, 2010: 2) yang menyatakan bahwa
“kompetensi sosial adalah keterampilan yang dimiliki individu yang berfungsi secara kompeten dalam lingkungan sosialnya, yang meliputi kemampuan menyelesaikan permasalahan perspektif lingkungan dan reaksi individu terhadap
lingkungannya”.
Kompetensi sosial anak perlu dikembangkan karena memiliki dampak tertentu terhadap kesiapan anak memasuki dunia sekolah, seperti yang diungkapkan oleh Huffman, Mehliner & Kerivan (Listiana, 2008: 1) bahwa “anak
(17)
2
sosial tersebut pada dasarnya memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan akademik anak, sesuai dengan pernyataan Brooks & Dubois (Listiana, 2008: 1) bahwa “ada hubungan yang signifikan antara kemampuan beradaptasi pada tahun pertama anak ketika memasuki dunia sekolah dengan prediksi kesuksesan akademik anak di kemudian hari”.
Perkembangan sosial anak dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku yang dimunculkan oleh anak. Anak yang memiliki hubungan sosial yang positif dengan orang lain maka ia akan lebih menampilkan perilaku yang positif, seperti yang diungkapkan oleh Lois (Listiana, 2008:1) mengenai beberapa perilaku positif yang ditampilkan oleh anak sebagai manifestasi dari perkembangan sosial emosional yang baik antara lain anak akan lebih berhasil dalam situasi kelompok seperti sekolah dan lingkungan masyarakat, anak akan lebih mampu berkonsentrasi dan belajar, anak akan lebih efektif dalam mengemukakan perasaan-perasaan mereka, anak dapat mengembangkan rasa percaya diri dan penghargaan diri, anak dapat mengembangkan kelekatannya dengan orang lain.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial merupakan salah satu faktor yang penting dimiliki oleh anak untuk memulai dan memiliki hubungan sosial. Anak yang tidak memiliki kompetensi sosial akan cenderung mengalami kesulitan dalam memulai dan menjalin hubungan yang positif dengan lingkungannya, bahkan boleh jadi akan ditolak atau diabaikan oleh lingkungannya sehingga dampak yang muncul akibat penolakan ini salah satunya yaitu anak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik itu di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolahnya. Selain itu, jika perkembangan sosial anak tidak berkembang secara optimal maka akan mempengaruhi kesiapan seorang anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Uraian mengenai dampak terhadap perkembangan kompetensi sosial di atas menjadi landasan akan pentingnya pengembangan kompetensi sosial tersebut
(18)
3
pada anak sejak usia dini, bahkan sebelum mencapai usia enam tahun, karena jika sekitar usia enam tahun anak tidak mencapai kompetensi minimum, besar kemungkin anak akan memiliki masalah tertentu pada masa dewasanya, seperti dalam adaptasi sosial emosional jangka panjang, perkembangan akademik kognitif, serta kehidupannya sebagai warga negara (Tarsidi, 2007:27).
Pada dasarnya, setiap anak memiliki potensi dalam berbagai aspek perkembangan, salah satunya aspek perkembangan sosial, namun terkadang tidak terlepas dari masalah atau kendala yang menghambat perkembangan anak tersebut. Permasalahan terkait kompetensi sosial anak banyak ditemukan oleh para praktisi ketika di lapangan. Saat ini, anak yang memiliki kecenderungan kemampuan bergaul atau bersosialisasi yang masih kurang, cenderung bereaksi negatif terhadap pendekatan orang lain, sukar diajak bekerjasama dan bersikap memusuhi, apalagi saat ini didukung dengan perkembangan teknologi yang memberikan dampak pada anak untuk lebih senang bermain dengan gadgetnya dibandingkan bermain dengan teman sebayanya sehingga membuat anak cenderung lebih individualis. Masalah yang lain yaitu munculnya perilaku anak yang cenderung sering memperlihatkan kesalahan dengan perilaku agresif karena merasa dirinya tidak pandai, cenderung tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku atau memperlihatkan bentuk perilaku anti sosial lainnya, seperti halnya yang terjadi pada anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sebagian besar anak, yaitu 11 dari 13 orang anak, belum menunjukkan kompetensi sosial yang optimal dan menunjukkan gejala yang sama dengan permasalahan di atas. Gejala yang paling menonjol yaitu masih ada anak yang belum mau menolong, belum mau berbagi, belum mau menunggu giliran dan belum mau mengalah sehingga cenderung berebut dengan teman.
(19)
4
penerapan metode proyek. Moeslihatoen (1999:122) mengungkapkan bahwa
“metode proyek adalah salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara
kelompok”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa metode proyek ini menjadi salah satu cara untuk memecahkan permasalahan terkait perkembangan sosial anak. Keunggulan dari metode proyek ini diantaranya anak terlibat dalam suatu kegiatan bersama yang memacu anak dengan masalah sosial dan anak dapat berinteraksi dengan temannya sehingga kompetensi sosial anak tersebut dapat meningkat. Penerapan metode proyek ini diasumsikan dapat membiasakan anak untuk berinteraksi dengan sesamanya, serta membiasakan anak untuk memilih, merancang dan memimpin pekerjaan dalam mencapai tujuan bersama, sesuai dengan pernyataan Kartz dan Chard (1991: 9) bahwa metode proyek adalah metode yang tepat untuk merangsang dan memantapkan perkembangan intelektual dan sosial anak.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah secara umum pada
penelitian ini yaitu “Bagaimana penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran
2012/2013?”.
Adapun rumusan masalah secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten
(20)
5
Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek?
2. Bagaimana penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013?
3. Bagaimana kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek?
4. Apa saja kendala dalam penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi objektif kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek.
2. Mengetahui penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.
3. Mengetahui kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013 setelah diterapkan pembelajaran dengan
(21)
6
4. Mengetahui kendala dalam penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai peneliti pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagi anak
a. Membantu anak dalam mengembangkan kompetensi sosial di lingkungannya
b. Membantu anak untuk memiliki kompetensi sosial yang baik di masa yang akan datang.
2. Bagi Guru
a. Memberikan masukan kepada guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat, yang dapat menjadi alternatif lain dalam pembelajaran khususnya pada anak didik.
b. Membantu guru dalam membangun kompetensi sosial anak agar di masa yang akan datang anak dapat diterima dengan baik di lingkungannya.
3. Bagi Pengelola TK
a. Memberikan masukan kepada pihak sekolah dalam menentukan kebijakan sekolah agar kebijakan yang diberlakukan merupakan kebijakan yang dapat meningkatkan kerjasama dan interaksi positif antar warga sekolah. b. Memberi sumbangan informasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya
sekolah secara menyeluruh.
E. Struktur Organisasi Penulisan
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima BAB yang rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut:
(22)
7
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
2. Bab II Kajian Teori
Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep kompetensi sosial anak yang terdiri dari definisi kompetensi sosial anak usia dini, prinsip perkembangan, tahapan perkembangan kompetensi sosial, faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, dampak keterlambatan atau gangguan perkembangan sosial, sedangkan untuk metode proyek terdiri dari, definisi metode proyek, tujuan dan manfaat metode proyek, jenis-jenis kegiatan metode proyek dalam penelitian ini, dan prosedur pelaksanaan metode proyek. Selain itu, terdapat pula beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
3. Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.
(23)
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Data lengkap mengenai lokasi penelitian terdapat di dalam lampiran.
Subjek penelitian ini yaitu anak yang berada pada Kelompok Belajar B yang berjumlah 13 orang dengan jumlah anak laki-laki 6 orang dan perempuan 7 orang.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di lapangan yaitu masih belum berkembangnya kompetensi sosial anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sosial anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM yang dilakukan oleh guru dengan merencanakan dan memilih tindakan dalam upaya mengembangkan kompetensi sosial anak secara berkesinambungan sehingga diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih baik dan kompetensi sosial anak pun dapat terstimulasi dan berkembang secara optimal.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun jenisnya yaitu PTK partisipan karena dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir, sesuai dengan pernyataan Muslihuddin (2009:73) “bahwa sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya”. Muslihuddin (2009: 13-14) menyatakan bahwa karaktersistik penting dalam PTK yang perlu diketahui oleh peneliti, antara lain: 1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; 2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya, 3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang
(24)
41
melakukan refleksi; 4) bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional; 5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, adapun prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap awal peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM. Berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa masalah dalam kompetensi sosial anak. Hal ini ditandai dengan sebagian besar anak belum memiliki kompetensi sosial yang optimal seperti cenderung sering memperlihatkan kesalahan dengan perilaku agresif karena merasa dirinya tidak pandai, cenderung tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku atau memperlihatkan bentuk perilaku anti sosial lainnya. Gejala yang paling menonjol yaitu anak cenderung belum mau menolong dan berbagi dengan teman, belum mau menunggu giliran dan belum mau mengalah sehingga cenderung berebut dengan teman.
2. Menyusun Rancangan Tindakan Atau Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar anak, terkait kompetensi sosialnya. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan antara lain menyiapkan surat ijin penelitian, mempersiapkan lembar observasi, mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital, menetapkan indikator, dan membuat rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
(25)
42
3. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan merupakan implementasi isi dari rancangan pembelajaran yang sudah dibuat. Guru melakukan pembelajaran dengan memberikan pembelajaran dengan metode proyek yang telah dipilih sesuai kebutuhan dan karakteristik anak. Penerapan metode proyek dilakukan untuk mengembangkan kompetensi sosial anak. Pelaksanaan tindakan dilakukan guru terhadap anak diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Guru menentukan kegiatan dengan metode proyek yang akan diberikan (setelah melakukan pengamatan kepada anak dan melakukan diskusi dengan guru yang lain mengenai penerapan metode proyek yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak).
b. Guru mempersiapkan berbagai fasilitas yang diperlukan dengan sebaik-baiknya berkaitan dengan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penerapan metode proyek.
c. Guru senantiasa membimbing anak dimulai ketika anak memasuki kelas sampai kegiatan pembelajaran selesai.
4. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak. Peneliti mengamati segala proses dalam aktivitas pengembangan kompetensi sosial anak melalui penerapan metode proyek. Pengamatan dilakukan secara kontinyu dari siklus I sampai siklus yang diharapkan dapat tercapainya tujuan.
5. Refleksi (Reflecting)
Peneliti memikirkan rencana ketika sudah sampai saat refleksi. Peneliti menentukan waktu seperti hari, kapan, serta jam akan dilaksanakan refleksi, caranya bagaimana, siapa saja yang terlibat, bagaimana proses refleksi terjadi. Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan refleksi dari siklus I, II, dan selanjutnya sampai ketercapaian perbaikan pembelajaran
(26)
43
berhasil. Siklus penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2006: 16):
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas D. Penjelasan Istilah
Guna menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan definisi dalam penelitian ini tentang kompetensi sosial dan metode proyek, maka akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk dapat membina hubungan baik dengan orang lain dalam berbagai lingkungan di sekitarnya sehingga dapat diterima oleh masyarakat dan mendapat pengakuan dari
Perencanaan (Planning) (Planning)
Pelaksanaan (Acting) (Planning) Refleksi
(Reflecting) (Planning)
Siklus I
Pengamatan (Observing) (Planning)
Perencanaan (Planning) (Planning) Refleksi
(Reflecting) (Planning)
Pelaksanaan (Acting) (Planning)
Siklus II
Pengamatan (Observing) (Planning)
Siklus III dst...
(27)
44
penghargaan terhadap teman yang berhasil melakukan sesuatu), dan keterampilan sosial yang terdiri dari perilaku interpersonal (seperti memberi salam pada guru dan menawarkan bantuan pada teman), perilaku yang berhubungan dengan diri (seperti mengucapkan terima kasih ketika dibantu dan mengucapkan maaf ketika melakukan kesalahan), dan perilaku yang berhubungan dengan tugas (seperti berbagi bahan ajar dan membantu melakukan aktivitas kelompok).
2. Metode Proyek
Proyek merupakan suatu penelitian panjang mengenai topic tertentu yang biasanya dilakukan oleh sekelompok anak, seluruh anak di dalam kelas atau masing-masing anak (Roopnarine, 1993:209). Metode proyek dalam penelitian ini merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada anak yang membutuhkan adanya partisipasi aktif dari anak dalam kegiatan penyelidikan secara mendalam tentang topik khusus melalui kegiatan pengalaman langsung, yaitu observasi, dan kegiatan konstruksi yang terintegrasi melalui tiga tahap pelaksanaan kegiatan proyek yaitu tahap persiapan (diskusi dan pemilihan topik), tahap kerja lapangan (tahap observasi dan eksplorasi), dan tahap kulminasi (tahap akhir atau kegiatan penutup dari proyek).
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2006) dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alami), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan
observation), dan dokumentasi. Terdapat dua macam teknik pengumpulan data
kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan atau benda lain dengan tujuan mampu menggambarkan secara utuh atau mampu mengkonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.
(28)
45
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan data-data fisik yang berbentuk audio, visual, maupun audio visual, berupa foto, rekaman suara, dan lain-lain yang diperlukan sebagai dokumentasi yang menggambarkan upaya meningkatkan kompetensi sosial anak TK Kemala Bhayangkari I SESPIM yang berada pada Kelompok Belajar B melalui penerapan metode proyek.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi. Prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut (Margono, 2002: 157):
1. Menganalisis Variabel Penelitian
Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi sub variabel/dimensi, indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas sehingga dapat diukur dan menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti. Pembuatan indikator, dalam hal ini indikator kompetensi sosial anak yang diambil mengacu pada teori perkembangan sosial anak dari Janice Beaty dan teori keterampilan sosial anak dari Cartledge dan Milburn.
2. Menetapkan Jenis Instrumen
Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data di lapangan, atau dengan kata lain instrumen tersebut digunakan untuk mengukur variabel, sub variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi.
(29)
46
3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen
Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi lingkup variabel, sub variabel, indikator, butir item, teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen
Variabel Sub
Variabel Indikator Butir Item
Teknik Pengumpulan data Sumber Data A. Kompe-tensi Sosial
1. Empati Sikap Empati 1. Anak menunjukkan perhatian kepada teman yang sedang mengalami kesulitan Observasi, Studi Dokumentasi Anak 2. Anak menunjukkan perhatian kepada teman yang sedang memerlukan bantuan 3. Anak menunjukkan penghargaan terhadap keberhasilan yang dialami oleh teman 4. Anak menunjukkan penghargaan terhadap kegembiraan yang dialami oleh teman 2. Keteram-pilan Sosial Perilaku Inter-personal
5. Memberi salam pada guru Observasi, Studi Dokumentasi Anak 6. Menawarkan
bantuan kepada teman ketika membutuhkan
(30)
47 pertolongan/bantu an. Perilaku yang berhu-bungan dengan diri 7. Mengucapkan terima kasih ketika diberikan bantuan atau pujian Observasi, Studi Dokumentasi Anak
8. Meminta maaf kepada teman ketika melakukan suatu kesalahan Perilaku yang berhu-bungan dengan tugas
9. Berbagi bahan pelajaran dengan teman dalam sebuah situasi kerja kelompok Observasi, Studi Dokumentasi Anak 10.Membantu melaksanakan sebuah aktivitas kelompok B. Metode Proyek 1. Perenca-naan Kegiatan Tahap Persiapan 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan proyek Observasi, Studi Dokumentasi Guru 2. Mengkomunikasik an tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan anak 3. Menetapkan pengelompokkan anak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan 4. Menyusun deskripsi tugas/kegiatan bagi masing-masing kelompok
(31)
48 2. Pelaksa-naan Kegiatan Tahap Kerja Lapangan
6. Membimbing anak belajar dalam kelompok agar dapat bekerjasama dengan temannya Observasi, Studi Dokumentasi Guru
7. Mengarahkan anak bekerja dalam kelompok agar dapat berkreasi sehingga pekerjaan proyek dapat berjalan lancar
8. Memberi motivasi kepada anak supaya bekerja dengan semangat 9. Mengamati anak
dalam
mengembangkan kegiatan proyek 3. Penutupan Kegiatan
Tahap Evaluasi dan Kulminasi
10.Mengadakan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan Observasi, Studi Dokumentasi Guru 11.Memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan hasil karyanya
12.Memberikan kesempatan kepada anak untuk menjelaskan dan melaporkan hasil dari setiap kelompoknya 13.Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan proyek
(32)
49
4. Membuat Instrumen Penelitian
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya, peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, adapun pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdapat di dalam lampiran.
5. Judgment Instrumen
Langkah selanjutnya peneliti mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat dengan ahli, dalam hal ini dengan dua dosen yang ahli di bidang pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk merevisi instrument apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pembuatannya, misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti item/pernyataan dalam masing-masing indikator, perbaikan isi atau redaksi dan lain sebagainya.
G. Analisis Data
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian kualitatif telah dilakukan sejak pengumpulan informasi, maka sejak itulah analisis terhadap data yang ditemukan dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan kesimpulan (Sugiyono, 2008: 337).
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan yang akan
(33)
50
2. Display Data
Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Verifikasi
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Adapun cara perhitungan skor kompetensi sosial anak dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Kompetensi Sosial Anak
No Kategori Interval Tally F %
1 B ≥ 24
2 C 17 - 23
3 K 10 - 16
Keterangan :
1) Mencari interval
a) Jumlah indikator/item dikalikan dengan nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)
10 x 3 = 30
b) Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/item 30 – 10 = 20
(34)
51
c) Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)
20 : 3 = 6,7 dibulatkan menjadi 7
Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan pada masing kategori adalah 7. Interval untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
Kategori K = 10-16, C = 17-23, B = ≥ 24 2) Menggisi Tally dan Frekuensi (F)
Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor Kompetensi Sosial yang terdapat pada lampiran.
3) Mencari Persentase
Persentase kompetensi sosial anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
X F
X 100%
Keterangan :
P : Persentase F : Frekuensi X : Jumlah anak
(35)
122
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kompetensi sosial anak melalui penerapan metode proyek di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM , maka dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi sosial anak di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM sebelum penerapan metode proyek cenderung masih belum terstimulasi secara optimal, hal ini ditandai dengan sebagian besar anak yang belum mau menolong teman baik ketika diminta ataupun tidak, belum mau berbagi dengan teman, belum mau menunggu giliran dan belum mau mengalah sehingga cenderung berebut dengan teman, selain itu, sebagian anak juga belum mau mengucapkan maaf ketika membuat kesalahan dan mengucapkan terima kasih ketika diberikan bantuan, serta belum terbiasa mengucapkan salam dan menyapa ketika datang ke sekolah.
2. Metode proyek yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM dilaksanakan dalam 3 siklus yang terdiri dari 3 tindakan pada masing-masing siklus. Adapun prosedur untuk setiap siklusnya yaitu membuat rancangan pembelajaran, melaksanakan kegiatan, melakukan observasi dan terakhir melakukan refleksi. Tema yang digunakan untuk siklus kesatu, kedua dan ketiga adalah alat transportasi atau kendaraan. Untuk siklus pertama anak
melakukan proyek membuat “Stasiun Kereta Apiku” yang terdiri dari
pembuatan gerbong kereta, rel kereta, stasiun kereta, dan tempat loket penjualan karcis. Pada siklus kedua, anak melakukan proyek “Perahu Layar Buatanku” yang terdiri dari pembuatan badan perahu, layar, dermaga dan hiasan laut. Pada siklus ketiga, proyek yang dilakukan adalah
membuat “Taman Lalu Lintasku” yang terdiri dari pembuatan bis, jalan
(36)
123
dilaksanakan sebagai tindak lanjut, anak melakukan sosiodrama “Alat
Transportasi”. Observasi pada siklus pertama menggambarkan adanya peningkatan yang cukup baik terkait kompetensi sosial anak, begitupun dengan hasil observasi pada siklus kedua, dan ketiga.
3. Kompetensi sosial anak setelah diterapkannya metode proyek mengalami peningkatan yang cukup pesat dari pra siklus hingga siklus ketiga. Kompetensi sosial anak yang mengalami peningkatan diantaranya menolong teman, berbagi dengan teman, menunggu giliran, mengucapkan maaf dan terima kasih, serta mengucapkan salam ketika datang ke sekolah. 4. Kendala dalam penelitian ini yaitu kurang maksimalnya penyediaan sarana dalam pelaksanaan metode proyek, dan pengkondisian kelas yang belum maksimal, sehingga ketika melaksanakan metode proyek terkadang peneliti mengalami kesulitan ketika membagikan kelompok dan memantau kegiatan di setiap kelompok tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi bagi beberapa pihak, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat menstimulasi perkembangan kompetensi sosial anak melalui pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan kesempatan bagi anak untuk berpaktrik melalui kegiatan yang menarik, salah satunya melalui metode proyek.
b. Guru hendakya memilih topik yang menarik bagi anak ketika menerapkan metode proyek, sehingga anak akan lebih tertarik untuk melakukan kegiatan proyek tersebut.
(37)
124
mudah diperoleh, misalnya bisa dengan menggunakan bahan alam atau barang bekas.
2. Bagi Pengelola Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM
a. Pengelola diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas bermain dan program pembelajaran yang dapat menstimulasi perkembangan kompetensi sosial anak.
b. Pengelola hendaknya dapat mengikutsertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan demi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi terhadap penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak.
b. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode proyek yang lebih baik lagi dengan memvariasikan jenis kegiatan dan alat permainan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.
(38)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Beaty, Janice. J. (1994). Observing Development of The Young Children. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Cartledge and Milburn. (1992). Teaching Social Skills. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Depdiknas. (2007). Kurikulum TK Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat PAUD. (2006). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Direktorat PAUD. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Gunawan, Uju (2010). “Kompetensi Sosial” Retrieved November, 02, 2012, from http://ujugunawan.blogspot.com/2010_06_01_archive.html
Hurlock, B.E. (1978). Perkembangan Anak, Edisi keenam Penerjemah Muslidah Zarkasih Jakarta: Erlangga.
Ismail. (2010) Soft Skills: The What, The Why, The How. Bangi:Penerbit UKM Kartz and Chard. (1991). Engaging Childrens Minds: The Project Approach. New
Jersey: Ablex Publishing Cooperation.
Listiana, Aan. (2008). Memahami Anak Usia Dini; Perkembangan Sosial Emosi. Bandung: Depdiknas dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
(39)
Nugraha, Ali & Rachmawati, Yeni. (2010) “Pengembangan Sosial Emosi”. Jakarta: Universitas Terbuka.
Perpustakaan UPI. Panduan Pencegahan Plagiat. Bandung: UPI.
Setiasih, Ocih. (2011). Model Pembelajaran Proyek Berbasis Lingkungan Perkembangan untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah. Disertasi. Pada program Doktor UPI. Bandung:
Tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.
Tarsidi, Didi (2007). “Kompetensi Sosial Anak”. Retrieved November, 02, 2012 http://d-tarsidi.blogspot.com/2007
Yusuf, Syamsu. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(1)
c) Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)
20 : 3 = 6,7 dibulatkan menjadi 7
Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan pada masing kategori adalah 7. Interval untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
Kategori K = 10-16, C = 17-23, B = ≥ 24 2) Menggisi Tally dan Frekuensi (F)
Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor Kompetensi Sosial yang terdapat pada lampiran.
3) Mencari Persentase
Persentase kompetensi sosial anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = X F
X 100%
Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi X : Jumlah anak
(2)
122
Emi Marini,2013
Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kompetensi sosial anak melalui penerapan metode proyek di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM , maka dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi sosial anak di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM sebelum penerapan metode proyek cenderung masih belum terstimulasi secara optimal, hal ini ditandai dengan sebagian besar anak yang belum mau menolong teman baik ketika diminta ataupun tidak, belum mau berbagi dengan teman, belum mau menunggu giliran dan belum mau mengalah sehingga cenderung berebut dengan teman, selain itu, sebagian anak juga belum mau mengucapkan maaf ketika membuat kesalahan dan mengucapkan terima kasih ketika diberikan bantuan, serta belum terbiasa mengucapkan salam dan menyapa ketika datang ke sekolah.
2. Metode proyek yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi sosial anak di Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM dilaksanakan dalam 3 siklus yang terdiri dari 3 tindakan pada masing-masing siklus. Adapun prosedur untuk setiap siklusnya yaitu membuat rancangan pembelajaran, melaksanakan kegiatan, melakukan observasi dan terakhir melakukan refleksi. Tema yang digunakan untuk siklus kesatu, kedua dan ketiga adalah alat transportasi atau kendaraan. Untuk siklus pertama anak melakukan proyek membuat “Stasiun Kereta Apiku” yang terdiri dari pembuatan gerbong kereta, rel kereta, stasiun kereta, dan tempat loket penjualan karcis. Pada siklus kedua, anak melakukan proyek “Perahu Layar Buatanku” yang terdiri dari pembuatan badan perahu, layar, dermaga dan hiasan laut. Pada siklus ketiga, proyek yang dilakukan adalah membuat “Taman Lalu Lintasku” yang terdiri dari pembuatan bis, jalan raya, dan papan lalu lintas. Setelah ketiga siklus tersebut selesai
(3)
dilaksanakan sebagai tindak lanjut, anak melakukan sosiodrama “Alat Transportasi”. Observasi pada siklus pertama menggambarkan adanya peningkatan yang cukup baik terkait kompetensi sosial anak, begitupun dengan hasil observasi pada siklus kedua, dan ketiga.
3. Kompetensi sosial anak setelah diterapkannya metode proyek mengalami peningkatan yang cukup pesat dari pra siklus hingga siklus ketiga. Kompetensi sosial anak yang mengalami peningkatan diantaranya menolong teman, berbagi dengan teman, menunggu giliran, mengucapkan maaf dan terima kasih, serta mengucapkan salam ketika datang ke sekolah. 4. Kendala dalam penelitian ini yaitu kurang maksimalnya penyediaan sarana dalam pelaksanaan metode proyek, dan pengkondisian kelas yang belum maksimal, sehingga ketika melaksanakan metode proyek terkadang peneliti mengalami kesulitan ketika membagikan kelompok dan memantau kegiatan di setiap kelompok tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi bagi beberapa pihak, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat menstimulasi perkembangan kompetensi sosial anak melalui pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan kesempatan bagi anak untuk berpaktrik melalui kegiatan yang menarik, salah satunya melalui metode proyek.
b. Guru hendakya memilih topik yang menarik bagi anak ketika menerapkan metode proyek, sehingga anak akan lebih tertarik untuk melakukan kegiatan proyek tersebut.
c. Guru hendaknya dapat mengoptimalkan penerapan metode proyek dalam meningkatkan kompetensi sosial anak, misalnya dengan memaksimalkan media yang akan digunakan dalam penerapan metode proyek tersebut. Media yang dapat digunakan hendaknya menarik dan
(4)
124
Emi Marini,2013
Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mudah diperoleh, misalnya bisa dengan menggunakan bahan alam atau barang bekas.
2. Bagi Pengelola Kelompok B TK Kemala Bhayangkari I SESPIM
a. Pengelola diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas bermain dan program pembelajaran yang dapat menstimulasi perkembangan kompetensi sosial anak.
b. Pengelola hendaknya dapat mengikutsertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan demi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi terhadap penerapan metode proyek untuk meningkatkan kompetensi sosial anak.
b. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode proyek yang lebih baik lagi dengan memvariasikan jenis kegiatan dan alat permainan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Beaty, Janice. J. (1994). Observing Development of The Young Children. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Cartledge and Milburn. (1992). Teaching Social Skills. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Depdiknas. (2007). Kurikulum TK Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat PAUD. (2006). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Direktorat PAUD. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Gunawan, Uju (2010). “Kompetensi Sosial” Retrieved November, 02, 2012, from http://ujugunawan.blogspot.com/2010_06_01_archive.html
Hurlock, B.E. (1978). Perkembangan Anak, Edisi keenam Penerjemah Muslidah Zarkasih Jakarta: Erlangga.
Ismail. (2010) Soft Skills: The What, The Why, The How. Bangi:Penerbit UKM Kartz and Chard. (1991). Engaging Childrens Minds: The Project Approach. New
Jersey: Ablex Publishing Cooperation.
Listiana, Aan. (2008). Memahami Anak Usia Dini; Perkembangan Sosial Emosi. Bandung: Depdiknas dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Moeslichatoen R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Rineka Cipta
Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Tindakan Kelas. Bandung: Rizki Press
(6)
Emi Marini,2013
Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok Belajar B TK Kemala Bhayangkari I Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nugraha, Ali & Rachmawati, Yeni. (2010) “Pengembangan Sosial Emosi”. Jakarta: Universitas Terbuka.
Perpustakaan UPI. Panduan Pencegahan Plagiat. Bandung: UPI.
Setiasih, Ocih. (2011). Model Pembelajaran Proyek Berbasis Lingkungan Perkembangan untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah. Disertasi. Pada program Doktor UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.
Tarsidi, Didi (2007). “Kompetensi Sosial Anak”. Retrieved November, 02, 2012 http://d-tarsidi.blogspot.com/2007
Yusuf, Syamsu. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.