61
Yetti Agisti, 2013 PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.9.1 Teknik Analisis Data
3.9.1.1 Transformasi Data melalui Method of Successive Interval MSI
Jenis  data  yang  terkumpul  dalam  penelitian  ini  adalah  data  ordinal. Transformasi  data  ordinal  menjadi  interval  gunanya  untuk  memenuhi  sebagian
dari  syarat  analisis  parametrik  yang  mana  data  setidaknya  berskala  interval Riduwan  dan  Kuncoro,  2011:  30.  Data  ordinal  tersebut  ditransformasikan
menjadi  data  interval  melalui  metode  MSI.  Langkah-langkah  transformasi  data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban responden pada setiap item
2. Menghitung proporsi setiap pilihan jawaban responden berdasarkan frekuensi
yang diperoleh 3.
Menghitung proporsi kumulatif berdasarkan proporsi yang diperoleh 4.
Menentukan  nilai  Z  untuk  setiap  pilihan  jawaban  berdasarkan  proporsi kumulatif yang diperoleh
5. Menentukan nilai ordinatZ densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
6. Menentukan nilai SkalaScale Value SV dengan menggunakan rumus :
density at lower limit – density at upper limit
Area below upper limit – area below lower limit
7. Menghitung  skor  hasil  transformasi  untuk  setiap  pilihan  jawaban  dengan
menggunakan rumus : Y = 1 + Svmin dengan nilai absolut 8.
Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: SV  + Y
3.9.1.2 Uji Asumsi Klasik
Uji  asumsi  klasik  dilakukan  apabila  peneliti  menggunakan  analisis parametrik.  Sebelum  melakukan  pengujian  hipotesis  pada  tahapan  analisis  data,
maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik terhadap asumsi-asumsi analisis regresi.
SV =
62
Yetti Agisti, 2013 PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.9.1.2.1 Uji Normalitas
Uji  normalitas  data  dilakukan  untuk  mengetahui  sebaran  data  antara  nilai yang paling rendah hingga yang paling tinggi serta variabilitasnya. Jika data yang
dianalisis membentuk sebaran normal, maka penelitian dapat menggunakan teknik analisis  statistic  parametric.  Sebaliknya,  jika  data  tidak  berdistribusi  normal,
maka  analisis  yang  digunakan  adalah  analisis-analisis  statistik  non-parametrik. Dalam penelitian uji normalitas yang dideteksi dengan uji normal probability plot
Normal P-P Plot menggunakan bantuan program aplikasi IBM SPSS 20.
3.9.1.2.2 Uji Multikolinearitas
Istilah  multikolinieritas  pertama  kali  dikemukakan  oleh  Ragner  Frisch 1934  yang  mengartikan  sebagai  adanya  hubungan  linier  yang  sempurna  atau
eksak  diantara  variabel-variabel  bebas  dalam  suatu  model  regresi  Rohmana, 2010: 140.
Multikolinieritas merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap asumsi model  linier  klasik  clasical  linier  regression  model,  CLRM,  karena  bisa
mengakibatkan estimator OLS memiliki : 1.
Kesalahan baku standard error yang membesar 2.
Selang keyakinan yang membesar 3.
Satu  atau  beberapa  koefisien  regresi  yang  tidak  signifikan  secara  statistik, meskipun koefisien determinasinya tinggi
4. Estimator OLS dan standard error sensitif terhadap perubahan kecil data.
Ada  beberapa  cara  untuk  medeteksi  keberadaan  multikolinieritas  dalam model regresi OLS, yaitu:
1. Mendeteksi nilai koefisien determinasi R2 dan nilai t- hitung. Jika R2 tinggi
biasanya  berkisar  0,7 –  1,0  tetapi  sangat  sedikit  koefisien  regresi  yang
signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas. 2.
Melakukan uji korelasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas.
3. Melakukan korelasi parsial antarvariabel independen.
63
Yetti Agisti, 2013 PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Melakukan  regresi  auxiliary,  dengan  cara  memberlakukan  satu  variabel
independen  sebagai  variabel  dependen  dan  variabel  independen  lainnya  tetap diperlakukan sebagai variabel independen.
5. Melihat nilai Tolerance TOL dan Variance Inflation Factor VIF atau faktor
inflasi  varians.  Jika  faktor  inflasi  varians  dari  variabel  X  VIF  melampaui angka 10 angka ini merupakan kriteria yang sangat relatif, maka telah terjadi
multikolinieritas  yang  tinggi  adanya  multikolinieritas  dan  sebaliknya Rohmana, 2010: 143-149.
Dalam  penelitian  ini,  cara  yang  dipakai  untuk  mendeteksi  keberadaan multikolinieritas  pada  persamaan  model  adalah  dengan  melihat  toleranceTOL
dan  faktor  inflasi  varians  varians  inflation  factor,  VIF  menggunakan  program aplikasi IBM SPSS 20.
3.9.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi penting dalam OLS adalah variabel-variabel pengganggu dalam  kaitannya  dengan  variabel  bebas  bersifat  homoskedastisitas  artinya  u
i
mempunyai  varian  variance  yang  sama,  dimana  penyimpangan  atas  asumsi  ini dinamakan heteroskedastisitas.
Konsekuensi  dari  adanya  heteroskedastisitas  antara  lain  adalah  estimator OLS  tidak  menghasilkan  estimator  Best  Linier  Unbiased  Estimator  BLUE.
Akibatnya  varian  tidak  lagi  minimum,  sehingga  pada  akhirnya  dapat menyebabkan  perhitungan  standard  error  metode  OLS  menjadi  tidak  bisa
dipercaya  kebenarannya  dan  interval  estimasi  maupun  uji  hipotesis  yang didasarkan pada distribusi t maupun uji F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi
hasil regresi. Ada beberapa cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas, yaitu :
1 Metode informal grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :
a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan
lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas. b.
Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
64
Yetti Agisti, 2013 PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Uji  Park  Park  test,  yakni  menggunakan  grafik  yang  menggambarkan
keterkaitan nilai-nilai variabel bebas misalkan X
1
dengan nilai-nilai taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan u
2
. 3
Uji Glejser Glejser test, yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel  pengganggu  terhadap  variabel  X
i
.  Apabila  melalui  pengujian hipotesis  lewat  uji  t  terhadap  variabel  independennya  ternyata  signifikan
secara statistik, berarti model tersebut terjadi heteroskedastisitas. 4
Uji  korelasi  rank  Spearman  Spearman’s  rank  correlation  test  berdasarkan rumusan berikut :
 
 
 
 
 
 1
n n
d 6
- 1
rs
2 2
1
Rohmana, 2010: 170 Keterangan :
d
1
: perbedaan rank residual dengan variabel independen n
: jumlah observasi 5
Uji  heteroskedastisitas  lainnya,  seperti  uji  heteroskedastisitas  berdasarkan residual OLS atau model ekonometrika linier dan metode Goldfelt-Quandt
Dalam  penelitian  ini,  gejala  heteroskedastisitas  dideteksi  menggunakan metode  grafik  dan  uji  Glejser  dengan  menggunakan  bantuan  program  aplikasi
IBM SPSS 20.
3.9.1.2.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi  merupakan  hubungan  antara  residual  satu  observasi  dengan residual  observasi  lainnya  Rohmana,  2010:  192.  Faktor-faktor  penyebab
autokorelasi  antara  lain  kesalahan  dalam  menentukan  model,  penggunaan  lag dalam model dan tidak dimasukannya variabel penting. Akibatnya parameter yang
diestimasi menjadi bias dan varian tidak minimum sehingga tidak efisien. Apabila data yang dianalisis mengandung autokorelasi, maka estimator yang
didapatkan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1
Estimator metode kuadrat terkecil masih linier 2
Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias 3
Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum Rohmana, 2010: 193
Dalam  penelitian  ini,  cara  yang  digunakan  untuk  mendeteksi  ada  atau tidaknya  autokorelasi  adalah  dengan  uji  d  Durbin-Watson,  yaitu  dengan  cara
65
Yetti Agisti, 2013 PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
membandingkan  nilai  statistik  Durbin-Watson  hitung  dengan  tabel  Durbin Watson,  dimana  dibantu  oleh  program  aplikasi  IBM  SPSS  20.  Mekanisme  uji
Durbin-Watson adalah sebagai berikut: 1
Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual e
i
2 Hitung nilai d Durbin-Watson
3 Dapatkan nilai kritis dl dan du
4 Ikuti aturan keputusan yang diberikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.14 Aturan Keputusan Autokorelasi
Nilai Statistik d Hasil
≤ d ≤ d
L
Menolak hipotesis
nol; ada
autokorelasi positif d
L
d
d
U
Daerah ragu-ragu; tidak ada keputusan d
U
≤ d ≤ 4 - dU Menerima  hipotesis  nol;  tidak  ada
autokorelasi positif atau positif 4
– d
U
d
4 - d
L
Daerah ragu-ragu; tidak ada keputusan 4
– d
L
≤ d ≤ 4 Menolak
hipotesis nol;
ada autokorelasi positif
Sumber : Rohmana, 2010 : 195
3.9.2.3 Uji Regresi Linear Berganda