Pengembangan Instrumen Penelitian Simpulan

96 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal dan koloqial asing: seperti penutur asli. Penyekoran dan penafsiran hasil tes Pemberian skor kepada masing-masing calon yang diwawancrai dilakukan dengan mempergunakan tabel pembobotan weighting table seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Angka-angka dalam tabel yang dimaksud hendaknya dilihat secara horizontal. Angka 1 sampai dengan 6 pada larik paling atas adalah skala tingkatan kemampuan atau deskripsi kefasihan seperti yang dikemukakan di atas. Tabel Pembobotan Penilaian Keterampilan Berbicara Deskripsi kefasihan 1 2 3 4 5 6 Jumlah Tekanan Tata bahasa Kosa kata Kelancaran pemahaman 6 4 2 4 1 12 8 4 8 2 18 12 6 12 2 24 16 8 15 3 30 20 10 19 4 36 24 12 23 Jumlah

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikembangkan sesuai dengan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini. Langkah-langkah pengembangan instrumen adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kisi-kisi untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpul data yang relevan dengan jenis data penelitian yang diperlukan. 2. Mengembangkan butir-butir pernyataan yang jawabannya berbentuk skala dengan lima pilihan dan perintah tes unjuk kerja tentang keterampilan berbi- cara bahasa Inggris lisan siswa. 3. Mengembangkan cara penskoran untuk setiap alat pengumpul data. 97 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Meminta pendapat dan pertimbangan ahli tentang instrumen yang dikembang- kan untuk validasi isi dan konstruk. 5. Merevisi instrumen berdasarkan masukan yang diberikan ahli. 6. Melakukan ujicoba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian secara keseluruhan. Ujicoba ini dilakukan untuk memperoleh validasi isi, dan validasi konstruk. 7. Mendrop butir-butir yang tidak sahih sesuai dengan data yang dihasilkan dari ujicoba. 8. Menggandakan insterumen sesuai dengan jumlah subyek penelitian.

F. Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi faktual pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dan evaluasi draf bahan ajar yang dikembangkan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada tahap ujicioba skala lebih luas dan uji validasi. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui efektifitas model bahan ajar keterampilan berbicara yang dikembangkan terhadap peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa.

1. Analisis Data Studi Pendahuluan

Data yang diperoleh pada studi pendahuluan meliputi: 1 hasil telaah dokumen dan kajian pustaka, 2 hasil observasi lapangan mengenai kondisi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasaer di Bandar Lampung, dan 3 hasil angket dan wawancara dengan guru bahasa Inggris dan siswa mengenai pembe- lajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bandar Lampung. Hasil studi pendahuluan dianalisis dengan mendeskripsikan hasil observasi, angket, dan wawancara yang meliputi kebijakan dinas terkait pembe- lajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, kondisi sekolah, kondisi guru, kondisi siswa, efektifitas kurikulum, pembelajaran bahasa Inggris, evaluasi pembelajaran bahasa Inggris, dan kondisi buku teks bahasa Inggris yang digunakan. Di samping 98 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu itu penulis melakukan analisis komparatif untuk membandingkan aspek-aspek yang terkait dengan pengembangan model bahan ajar keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan hasil telaah kajian pustaka.

2. Analisis Data Pengembangan Model

Analisis data pengembangan model dilakukan pada pelaksanaan uji coba terbatas dam ijicoba luas meliputi: 1 respon siswa dan guru terhadap model bahan ajar yang dikembangkan, 2 faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan model bahan ajar yang dikembangkan, dan 3 gagasan untuk memper- baiki draf bahan ajar yang dikembangkan dengan mempertimbangkan faktor- faktor pendukung dan penghambat yang ada. Asnalisis pada ujicoba terbatas untuk mengetahui proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan meliputi respon siswa dan guru terhadap model bahan ajar yang dikembangkan serta masalah yang ditemui baik oleh guru maupun siswa dalam menggunakan model bahan ajar yang dikembangkan. Pada ujicoba terbatas tidak dilakukan analisis hasil belajar. Analisis hasil belajar dilakukan pada analisis ujicoba lebih luas dan uji validasi model.

3. Analisis Data Uji Validasi Model

Analisis data uji validasi model bahan ajar yang dikembangkan dilaku- kan secara kuantitatif. Uji statistik yang digunakan adalah uji kesamaan perbe- daan dua rata-rata. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan statistik deskriptif data penelitian meliputi skor tertinggi, skor terendah, rata-rata simpoangan baku, dan varians. 2. Untuk melihat ada tidaknya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, maka skor prates dan skor pascates dihitung dengan menggunakan N-gain Gain yang dinormalisasi dengan menggunakan rumus N-gain Hake, 1999 dengan rumus sebagai berikut: 99 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan: S post : Skor posttest S pre : Skor pretest S maks : Skor maksimal Kemudian data yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi N-gain pada tabel berikut: Nilai N-gain Kriteria N-gain 0,71 – 1.00 Tinggi 0.30 – 0,70 Sedang 0,00 – 0,29 Rendah 3. Untuk mengetahui efektifitas model bahan ajar yang dikembangkan diuji secara statistik dengan membandingkan rata-rata peningkatan gain skor kelompok eksperimen dengan rata-rata gain skor kelompok kontrol. Uji perbedaan rata-rata gain skor kelompok eksperimen dengan gain skor kelompok kontrol dapat dianalisis dengan uji-t Sudjana, 2007 S test n n X X t 2 1 2 1 1 1    dengan 2 . 1 . 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n S n S n S Keterangan: X 1 : Rata-rata nilai kelas eksperimen 100 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X 2 : Rata-rata nilai kelas kontrol n 1 : Jumlah siswa kelas eksperimen n 2 : Jumlah siswa kelas kontrol S 1 : Simpangan baku kelas eksperimen S 1 : Simpangan baku kelas eksperimen S 2 : Simpangan baku kelas kontrol S : Simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol 4. Hipotesis statistik yang diujikan untuk mengetahui perbedaan tersebut dirumuskan sebagai berikut: H :  a =  i , Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata gain skor kelas kontrol  a dengan skor rata-rata gain kelas eksperimen  i H 1 :  a =  i , Terdapat perbedaan antara rata-rata skor gain kelas kontrol  a dengan skor rata-rata gain skor kelas eksperimen  i ; rata-rata skor gain kelas kontrol  a lebih kecil daripada rata-rata skor gain kelas eksperimen  i . Penolakan H o dan penerimaan H a menunjukkan bahwa model bahan ajar yang dikembangkan lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa dibandingkan dengan bahan ajar yang selama ini digunakan konvensional. Sebaliknya, penerimaan H o dan penolakan H i menunjukkan bahwa model bahan ajar yang dikembangkan kurang efektif dalam meningkatkan keteram- pilan berbicara bahasa Inggris siswa dibandingkan dengan bahan ajar yang selama ini digunakan konvensional. 101 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 167 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Pada bagian ini dikemukakan tiga hal; yaitu simpulan hasil penelitian dan pengembangan model bahan ajar, implikasi atas simpulan yang diajukan, dan rekomendasi yang diajukan sehubungan dengan simpulan dan implikasi yang ada.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil interpretasi dan pembahasan temuan penelitian dan pengembangan model bahan ajar seperti yang telah disajikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada penelitian dan pengembangan ini telah dihasilkan produk model bahan ajar untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar di Bandar Lampung. Model bahan ajar kete- rampilan berbicara hasil pengembangan tersebut telah diuji coba untuk menge- tahui kelayakan bahan ajar dan efektifitasnya dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Kesimpulan mengenai kondisi objektif pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bandar Lampung adalah sebagai berikut: a. Meskipun pada struktur Kurikulum 2013 kedudukan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran ektrakurikuler, namun pada praktiknya, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bandar Lampung masih berjalan sebagaimana sebelumnya karena penerapan kurikulum 2013 baru akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 20142015. b. sebagian besar sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti: ruang belajar, kantor kepala sekolah, ruang guru, ruang perpusta- kaan, labora-torium komputer, dan sarana olahraga. Sebagian besar sekolah dasar di Bandar Lampung memiliki kelas yang besar, terdiri dari 38 hingga 168 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 42 orang siswa. Fasiltas laboratorium komputer hanya dimiliki sekolah dasar yang memiliki peringkat baik dan berkedudukan sebagai sekolah inti. c. Sebagian besar guru bahasa Inggris di sekolah dasar di Bandar Lampung berlatar belakang pendidikan S1 program studi Pendidikan Bahasa Inggris. Hanya sebagian kecil saja guru bahasa Inggris yang berlatar belakang S1 non pendidikan bahasa Inggris. Sebagian besar guru bahasa Inggris bersta- tus guru honorer, hanya sedikit yang berstatus guru pegawai negeri sipil. d. Kemampuan berbahasa Inggris siswa sekolah dasar pada umumnya masih rendah, terutama di dalam berkomunikasi secara lisan. Rendahnya kemam- puan berkomunikasi secara lisan tersebut disebabkan rendahnya penguasaan kosakata dan tata bahasa bahsa Inggris. Minat dan motivasi belajar bahasa Inggris siswa sekolah dasar pada umumnya sangat tinggi. Mereka sangat antusias mengikuti pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Persepsi siswa sekolah dasar terhadap mata pelajaran bahasa Inggris pada umumnya mereka berpendapat bahwa bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang penting untuk dipelajari dan dikuasai. e. Kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar adalah Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Inggris tahun 2006. Pene- rapan kurikulum dalam pembelajaran bahasa Inggris tidak efektif. Hal ini terjadi karena semua guru bahasa Inggris di Bandar Lampung tidak mampu melaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara sesuai standar kompe- tensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Di samping itu, guru bahasa Inggris mengalami kesulitan dalam membuat kalimat secara spontan ungkapan-ungkapan seperti yang diharapkan dalam kompetensi dasar. Misal, mengungkapkan kesantunan secara berterima yang melibatkan ungkapan: Do you mind … dan Shall we … f. Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bandar Lampung belum sepenuhnya dilskanakan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Sekolah dasar di Bandar Lampung tidak melak- 169 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sanakan pembelajaran keterampilan berbicara secara maksimal. Satu- satunya kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara yang dilakukan oleh guru dan siswa adalah membaca dialog yang terdapat di dalam buku teks bahasa Inggris. g. Evaluasi sumatif pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bandar Lampung dilakukan dan dipersiapkan oleh guru bahasa Inggris sendiri dengan bentuk soal pilihan ganda. Materi evaluasi terdiri dari kosakata, tata bahasa, dan keterampilan membaca. h. Tidak satu pun buku teks bahasa Inggris yang digunakan dalam pembela- jaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bandar Lampung yang memberi porsi cukup untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa. Di samping itu, dialog yang terdapat pada buku teks bahasa Inggris tersebut tidak semuanya berlatar belakang konteks sekolah seperti yang telah ditetapkan pada standar kompetensi. 2. Model bahan ajar yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar adalah model bahan ajar yang berbasis dialog. Melalui dialog guru dapat memperkenalkan kosakata, tata bahasa, dan pengucapan kata bahasa Inggris. Model bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini memilki tingkat kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian yang tinggi. 3. Model bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar di Bandar Lampung. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol relatif sama, artinya tingkat keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa tidak berbeda secara signifikan. Namun, nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol. 4. Efektifitas penerapan model bahan ajar yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung 170 Akhmad Sutiyono, 2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu meliputi: 1 motivasi guru untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa, 2 motivasi siswa untuk belajar behasa Inggris dan mengembangkan keterampilan berbicara, dan 3 suasana pembelajaran bahasa Inggris yang kondusif. Sedangkan faktor penghambat meliputi: 1 guru bahasa Inggris dengan kompetensi berbahasa Inggris yang rendah, dan 2 suasana kelas yang padat dan gaduh. 5. Prinsip-prinsip dalam pengembangan model bahan ajar untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1 menggunakan bahasa yang sederhana; 2 sesuai dengan karak- teristik siswa; 3 materi pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari; 4 memiliki komponen-komponen: Petunjuk guru dan siswa, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan, dan evaluasi; 5 memiliki petunjuk-petunjuk aktifitas siswa; dan 6 melibatkan siswa secara aktif.

B. Implikasi