PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MADRASAH TSANAWIYAH.

(1)

i

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN

BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INGGRIS DI MADRASAH TSANAWIYAH

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Guna Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan

Dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

Promovendus

M U H S O N

NIM 0800843

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

ii

DISERTASI INI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PENGUJI:

Promotor Merangkap Ketua,

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M. Pd. Ko-Promotor,

Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc. Anggota,

Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A. Anggota,

Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. Anggota,

Prof. Dr. Dudih Zuhud, M.A. Mengetahui:

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum


(3)

iii

MOTTO

“Allah will

rise up, to (suitable) ranks (and degrees), those of you who

believe and who

have been granted knowledge.”

{Al-Mujaadila: 11}

The more I learn the more I feel my lack of knowledge


(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul ”Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah” beserta isinya adalah karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,


(5)

v

ABSTRAK

Muhson, 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Disertasi, Program Studi Pengembangan Kurikulum, Sekolah Pascasarjana: Universitas Pendidikan Indonesia. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Ko-Promotor: Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc., Anggota: Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

Penelitian ini berangkat dari pemikiran perlunya peningkatan pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas untuk menghasilkan siswa yang terampil berbahasa dan meningkatkan mutu pembelajaran serta pengembangan keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Hal tersebut didasarkan atas analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang masih berorientasi pada pembelajaran konvensional, sehingga muncul berbagai kritikan bahwa pelajaran Bahasa Inggris tidak menggambarkan keterampilan berbahasa. Berdasarkan pemikiran tersebut, permasalahan utama dari penelitian ini adalah bagaimanakah model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa di MTs. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa MTs. Studi ini menggunakan metode Research and Development dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi yang dilaksanakan di MTs Kabupaten Kediri. Dengan menganalisis hasil studi pendahuluan dan proses pengembangan, penelitian ini menghasilkan model pembelajaran permainan bahasa dengan langkah-langkah: a) Planning, meliputi penyusunan desain pembelajaran yang memuat rumusan tujuan, penetapan tema/materi dan prosedur serta evaluasi pembelajaran; b) Implementation yang berisi sintaks pembelajaran: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, (5) Reflecting dan c) Evaluation yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran permainan bahasa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di berbagai sekolah dengan berbagai kualifikasi. Siswa belajar melalui kegiatan praktik berbahasa dapat meningkatkan peran serta dalam pembelajaran dan peningkatan terhadap keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris secara sederhana. Dengan demikian disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model pembelajaran ini guna menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih efektif dan melengkapi fasilitas sebagai pendukung dalam pelaksanan model ini.

Kata Kunci: permainan bahasa, model pembelajaran, Bahasa Inggris, komunikasi lisan


(6)

vi

ABSTRACT

Muhson, 2014. The Development Model of English Instruction Using Language

Games to Increase Students’ Communication Ability in Islamic Junior High Schools. (Research and Development in Islamic Junior High Schools in Kediri). Dissertation, Curriculum Development Study Program, School of Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Co-Promotors: Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M.Sc., and Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

The background of this research was the thought that it is necessary to improve the quality of English learning and develop oral communication ability in English at Islamic Junior High School (MTs). The implementation for English learning is still using conventional approach, so that a lot of critics assume that English is not able to transform the language skills to the students yet. Based on the thought above, the major problem of this research is “How English instructional model can improve students speaking skill at MTs. The purpose of this research is to develop an English instructional model that can improve the students’ oral communication ability at MTs. The method of this research is research and development, the collecting data technique involves observation, interview, questionnaires, and documentation study. The research was carried out at Islamic Junior High Schools in Kediri Regency. Based on introduction and literature study, the research developed instructional model of language games on English subject. By analyzing preliminary research and development process, the research finds instructional model by the steps: a) Planning, including; formulating instructional design, deciding goals, procedures and evaluation, b) Implementation, consisting of instructional phases: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, and (5) Reflecting, c) Evaluation, including product and process assessment. The result of the research indicates that the instructional model is effective to enhance language practicing activity and improve the English oral communication. Furthermore, this model is prominent to improve speaking skill for describing or telling things, because this instructional model involves practicing guide. Therefore, it is suggested the school implement this instructional model to create an English learning effective, and complete the facilities to support this model.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sebagai rasa syukur ke hadirat Ilahi Robbi Tuhan semesta alam, penguasa jagat raya Allah swt. atas berkat rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian disertasi sekolah pascasarjana (S3) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah“. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. yang mampu mengubah peradaban jahiliyah menuju peradaban yang mulia yang diridhoi Allah swt.

Penulisan disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Pengembangan Kurikulum (S3) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Penulisan disertasi ini terdiri atas lima bab yang menggambarkan dan mengungkapkan pembelajaran bahasa Inggris dengan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bahasa Inggris siswa MTs di Kabupaten Kediri.

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan pengisian angket yang dilakukan terhadap responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa, selanjutnya data dideskripsikan, dianalisis dan dibahas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan walaupun sudah berusaha maksimal untuk menghasilkan karya yang terbaik. Walaupun demikian, mudah-mudahan sajian data dan informasi yang berkenaan dengan permasalahan disertasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Mudah-mudahan karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam Pengembangan Kurikulum sebagai upaya turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perbaikan proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah swt. memberikan balasan dan imbalan yang lebih atas segala kebaikan yang dilakukannya.

Bandung, Januari 2014 Penulis,


(8)

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur ke hadirat Allah swt. atas ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah ke hadapan junjungan, kekasih Allah swt., nabi akhir zaman Muhammad saw.

Dalam proses penyelesaian disertasi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

(1) Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beserta para Pembantu Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, beserta para Asisten Direktur yang telah memberi arahan dan bimbingan, serta motivasi dalam menyelesaikan studi.

(2) Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum, Pembimbing Akademik dan Promotor yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, dorongan dengan penuh kesabaran, keramahan dan ketekunannya dalam menyediakan bimbingan yang komunikatif kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

(3) Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc., sebagai ko-promotor yang dengan segala kesabaran, kearifan, kemudahan dalam meluangkan waktu bimbingan dan keluasan pandangan, pengalaman serta pengetahuan menjadi sebuah inspirasi bagi penulis.

(4) Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A. atas dorongan, petunjuk, pandangan, kesabaran, kearifan dalam bimbingan dan kemudahan yang sangat bermakna bagi penulis dalam upaya penyelesaian studi ini.

(5) Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana UPI; Prof. Dr. Muhamad Ali, MA, Prof. Dr. Wina Sanjaya, Prof. Dr. Said Hamid Hasan, MA, Dr. Rusman, M. Pd., Prof. Dr. As’Ari Djohar, M. Pd., Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, terimakasih atas ilmu yang diberikan dan


(9)

ix

perhatian selama ini, semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu, serta senantiasa diberikan kemurahan rizki, umur yang panjang dan barokah, amien.

(6) Kepada Pejabat Kementerian Agama Kabupaten Kediri dan Kepala Madrasah Tsanawiyah serta seluruh staf administrasinya yang telah memberikan banyak bantuan berupa kemudahan pelayanaan dan bimbingan yang baik bagi penulis selama melaksanakan penelitian di madrasah tersebut.

(7) Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi baik lahir maupun batin, serta doa yang selalu tulus dalam mengantarkan penulis menyelesaikan pendidikan program Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ini. Penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.

(8) Kepada para sahabat penulis di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya pada Program Studi Pengembangan Kurikulum yang telah menjalin kerjasama yang baik, dalam menempuh studi dengan penuh suka dan duka. Terima kasih spesial terutama kepada rekan Dr. Muhammad Thohri, M.Pd. yang menyempatkan diri menjadi proof reader bagi disertasi ini. Juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatunya, atas segala bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Bandung, Januari 2014


(10)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Rumusan Masalah ... 12

D. Tujuan Penelitian... 14

E. Manfaat Penelitian ... 15

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Regulasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs/SMP ... 18

B. Kompetensi Berbahasa ... 23

C. Hakikat Permainan Bahasa (Language Games) ... 44

D. Kajian Riset Terdahulu... 50

E. Kerangka Pikir Penelitian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 58

B. Prosedur Penelitian ... 61

C. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 65

D. Teknik Pengumpulan Data ... 68

E. Instrumen Pengumpulan Data... 72

F. Teknik Analisis Data... 73

F. Definisi Operasional ... 78

G. Hipotesis Penelitian ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Pembelajaran Bahasa Inggris ... 80

1. Kondisi Guru, Siswa, dan Sarana Prasarana ... 82


(11)

xi

3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs ... 86

4. Evaluasi Pembelajaran ... 90

B. Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 91

1. Pembelajaran Bahasa Berbicara-Menyimak (Komunikatif) ... 92

2. Teori Belajar Yang Melandasi Pengembangan Model ……… 93

3. Karakteristik Interaksi Kelas dengan Model Pembelajaran Komunikatif 95 4. Desain Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 98

5. Pelaksanaan Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 106

6. Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 107

C. Efektivitas Model Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 129

1. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Rendah ... 129

2. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Sedang ... 133

3. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Tinggi ... 136

D. Pembahasan dan Diskusi ... 142

1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah ... 143

2. Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris... 150

3. Tingkat Efektivitas Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris .... 161

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 175

B. Implikasi ... 176

C. Rekomendasi ... 176

DAFTAR PUSTAKA ... 180

DAFTAR LAMPIRAN ... 188 RIWAYAT HIDUP


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Assesmen Perfomansi Berbicara ala Blaz ... 41

Tabel 3.1. Desain Pretes-Postes Kontrol Grup... 63

Tabel 3.2. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Uji Coba dan Validasi Model 65 Tabel 3.3. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Ujicoba Model ... 66

Tabel 3.4. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Validasi Model ... 68

Tabel 3.5. Kisi-kisi Penilaian Listening-Speaking ... 74

Tabel 4.1. Madrasah Sasaran Penelitian ... 81

Tabel 4.2. Identitas Responden Guru ... 82

Tabel 4.3. Desain Rencana Pembelajaran ... 103

Tabel 4.4. Desain Implementasi Pembelajaran ... 104

Tabel 4.5. Desain Evaluasi Pembelajaran ... 106

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Menyimak dan Berbicara pada Pre-Postest MTs Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Rendah) ... 114

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest MTs Sunan Ampel Siman Kepung Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Sedang) ... 119

Tabel 4.8. Hasil Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest MTs N Model Kelas VII-F Pare Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Tinggi) ... 126

Tabel 4.9. Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 129

Tabel 4.10 NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Rendah ... 131

Tabel 4.11. Wilcoxon Signed Ranks Test_Rendah ... 132

Tabel 4.12. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Rendah ... 132

Tabel 4.13 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 133

Tabel 4.14. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Sedang ... 135

Tabel 4.15. Wilcoxon Signed Ranks Test_Sedang ... 135

Tabel 4.16. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Sedang ... 136

Tabel 4.17. Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 137

Tabel 4.18. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Tinggi... 138

Tabel 4.19. Wilcoxon Signed Ranks Test_Tinggi ... 139

Tabel 4.20. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Tinggi ... 140

Tabel.4.21. Descriptive Statistics_ Friedman Test... 141

Tabel 4.22. Friedman Test_Rank ... 141

Tabel.4.23. Friedman Test_Test Statistics ... 142


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Tahapan Pengembangan ... 49

Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian... 57

Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan ... 64

Gambar 4.1. Bagan Keputusan Pengembangan ... 81

Gambar 4.2. Draf Awal Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 101

Gambar 4.3. Sintak Model (Draf Awal) ... 102

Gambar 4.4. Model Hipotetik Pembelajaran Permainan Bahasa ... 128


(14)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 130 Grafik 4.2 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 134 Grafik 4.3 Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 138 Grafik 4.4. Perbandingan Rerata Postes Kelompok Rendah, Sedang


(15)

i

ABSTRAK

Muhson, 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Disertasi, Program Studi Pengembangan Kurikulum, Sekolah Pascasarjana: Universitas Pendidikan Indonesia. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Ko-Promotor: Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc., Anggota: Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

Penelitian ini berangkat dari pemikiran perlunya peningkatan pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas untuk menghasilkan siswa yang terampil berbahasa dan meningkatkan mutu pembelajaran serta pengembangan keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Hal tersebut didasarkan atas analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang masih berorientasi pada pembelajaran konvensional, sehingga muncul berbagai kritikan bahwa pelajaran Bahasa Inggris tidak menggambarkan keterampilan berbahasa. Berdasarkan pemikiran tersebut, permasalahan utama dari penelitian ini adalah bagaimanakah model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa di MTs. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa MTs. Studi ini menggunakan metode Research and Development dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi yang dilaksanakan di MTs Kabupaten Kediri. Dengan menganalisis hasil studi pendahuluan dan proses pengembangan, penelitian ini menghasilkan model pembelajaran permainan bahasa dengan langkah-langkah: a) Planning, meliputi penyusunan desain pembelajaran yang memuat rumusan tujuan, penetapan tema/materi dan prosedur serta evaluasi pembelajaran; b) Implementation yang berisi sintaks pembelajaran: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, (5) Reflecting dan c) Evaluation yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran permainan bahasa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di berbagai sekolah dengan berbagai kualifikasi. Siswa belajar melalui kegiatan praktik berbahasa dapat meningkatkan peran serta dalam pembelajaran dan peningkatan terhadap keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris secara sederhana. Dengan demikian disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model pembelajaran ini guna menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih efektif dan melengkapi fasilitas sebagai pendukung dalam pelaksanan model ini.

Kata Kunci: permainan bahasa, model pembelajaran, Bahasa Inggris, komunikasi lisan


(16)

ii Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Muhson, 2014. The Development Model of English Instruction Using Language

Games to Increase Students’ Communication Ability in Islamic Junior High Schools. (Research and Development in Islamic Junior High Schools in Kediri). Dissertation, Curriculum Development Study Program, School of Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Co-Promotors: Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M.Sc., and Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

The background of this research was the thought that it is necessary to improve the quality of English learning and develop oral communication ability in English at Islamic Junior High School (MTs). The implementation for English learning is still using conventional approach, so that a lot of critics assume that English is not able to transform the language skills to the students yet. Based on the thought above, the major problem of this research is “How English instructional model can improve students speaking skill at MTs. The purpose of this research is to develop an English instructional model that can improve the students’ oral communication ability at MTs. The method of this research is research and development, the collecting data technique involves observation, interview, questionnaires, and documentation study. The research was carried out at Islamic Junior High Schools in Kediri Regency. Based on introduction and literature study, the research developed instructional model of language games on English subject. By analyzing preliminary research and development process, the research finds instructional model by the steps: a) Planning, including; formulating instructional design, deciding goals, procedures and evaluation, b) Implementation, consisting of instructional phases: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, and (5) Reflecting, c) Evaluation, including product and process assessment. The result of the research indicates that the instructional model is effective to enhance language practicing activity and improve the English oral communication. Furthermore, this model is prominent to improve speaking skill for describing or telling things, because this instructional model involves practicing guide. Therefore, it is suggested the school implement this instructional model to create an English learning effective, and complete the facilities to support this model.


(17)

iii


(18)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sebagai rasa syukur ke hadirat Ilahi Robbi Tuhan semesta alam, penguasa jagat raya Allah swt. atas berkat rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian disertasi sekolah pascasarjana (S3) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah“. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. yang mampu mengubah peradaban jahiliyah menuju peradaban yang mulia yang diridhoi Allah swt.

Penulisan disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Pengembangan Kurikulum (S3) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Penulisan disertasi ini terdiri atas lima bab yang menggambarkan dan mengungkapkan pembelajaran bahasa Inggris dengan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bahasa Inggris siswa MTs di Kabupaten Kediri.

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan pengisian angket yang dilakukan terhadap responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa, selanjutnya data dideskripsikan, dianalisis dan dibahas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan walaupun sudah berusaha maksimal untuk menghasilkan karya yang terbaik. Walaupun demikian, mudah-mudahan sajian data dan informasi yang berkenaan dengan permasalahan disertasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Mudah-mudahan karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam Pengembangan Kurikulum sebagai upaya turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perbaikan proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah swt. memberikan balasan dan imbalan yang lebih atas segala kebaikan yang dilakukannya.

Bandung, Januari 2014 Penulis,


(19)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur ke hadirat Allah swt. atas ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah ke hadapan junjungan, kekasih Allah swt., nabi akhir zaman Muhammad saw.

Dalam proses penyelesaian disertasi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

(1) Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beserta para Pembantu Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, beserta para Asisten Direktur yang telah memberi arahan dan bimbingan, serta motivasi dalam menyelesaikan studi.

(2) Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum, Pembimbing Akademik dan Promotor yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, dorongan dengan penuh kesabaran, keramahan dan ketekunannya dalam menyediakan bimbingan yang komunikatif kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

(3) Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc., sebagai ko-promotor yang dengan segala kesabaran, kearifan, kemudahan dalam meluangkan waktu bimbingan dan keluasan pandangan, pengalaman serta pengetahuan menjadi sebuah inspirasi bagi penulis.

(4) Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A. atas dorongan, petunjuk, pandangan, kesabaran, kearifan dalam bimbingan dan kemudahan yang sangat bermakna bagi penulis dalam upaya penyelesaian studi ini.

(5) Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana UPI; Prof. Dr. Muhamad Ali, MA, Prof. Dr. Wina Sanjaya, Prof. Dr. Said Hamid Hasan, MA, Dr. Rusman, M. Pd., Prof. Dr. As’Ari Djohar, M. Pd., Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, terimakasih atas ilmu yang diberikan dan


(20)

vi

perhatian selama ini, semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu, serta senantiasa diberikan kemurahan rizki, umur yang panjang dan barokah, amien.

(6) Kepada Pejabat Kementerian Agama Kabupaten Kediri dan Kepala Madrasah Tsanawiyah serta seluruh staf administrasinya yang telah memberikan banyak bantuan berupa kemudahan pelayanaan dan bimbingan yang baik bagi penulis selama melaksanakan penelitian di madrasah tersebut.

(7) Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi baik lahir maupun batin, serta doa yang selalu tulus dalam mengantarkan penulis menyelesaikan pendidikan program Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ini. Penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.

(8) Kepada para sahabat penulis di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya pada Program Studi Pengembangan Kurikulum yang telah menjalin kerjasama yang baik, dalam menempuh studi dengan penuh suka dan duka. Terima kasih spesial terutama kepada rekan Dr. Muhammad Thohri, M.Pd. yang menyempatkan diri menjadi proof reader bagi disertasi ini. Juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatunya, atas segala bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Bandung, Januari 2014


(21)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Rumusan Masalah ... 12

D. Tujuan Penelitian... 14

E. Manfaat Penelitian ... 15

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Regulasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs/SMP ... 18

B. Kompetensi Berbahasa ... 23

C. Hakikat Permainan Bahasa (Language Games) ... 44

D. Kajian Riset Terdahulu... 50

E. Kerangka Pikir Penelitian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 58

B. Prosedur Penelitian ... 61

C. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 65

D. Teknik Pengumpulan Data ... 68

E. Instrumen Pengumpulan Data... 72

F. Teknik Analisis Data... 73

F. Definisi Operasional ... 78

G. Hipotesis Penelitian ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Pembelajaran Bahasa Inggris ... 80

1. Kondisi Guru, Siswa, dan Sarana Prasarana ... 82


(22)

viii

3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs ... 86 4. Evaluasi Pembelajaran ... 90 B. Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 91 1. Pembelajaran Bahasa Berbicara-Menyimak (Komunikatif) ... 92 2. Teori Belajar Yang Melandasi Pengembangan Model ……… 93 3. Karakteristik Interaksi Kelas dengan Model Pembelajaran Komunikatif 95

4. Desain Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 98 5. Pelaksanaan Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 106 6. Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 107 C. Efektivitas Model Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 129 1. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Rendah ... 129 2. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Sedang ... 133 3. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Tinggi ... 136 D. Pembahasan dan Diskusi ... 142 1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah ... 143 2. Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris... 150 3. Tingkat Efektivitas Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris .... 161

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 175 B. Implikasi ... 176 C. Rekomendasi ... 176 DAFTAR PUSTAKA ... 180 DAFTAR LAMPIRAN ... 188 RIWAYAT HIDUP


(23)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Assesmen Perfomansi Berbicara ala Blaz ... 41 Tabel 3.1. Desain Pretes-Postes Kontrol Grup... 63 Tabel 3.2. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Uji Coba dan Validasi Model 65 Tabel 3.3. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Ujicoba Model ... 66 Tabel 3.4. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Validasi Model ... 68 Tabel 3.5. Kisi-kisi Penilaian Listening-Speaking ... 74 Tabel 4.1. Madrasah Sasaran Penelitian ... 81 Tabel 4.2. Identitas Responden Guru ... 82 Tabel 4.3. Desain Rencana Pembelajaran ... 103 Tabel 4.4. Desain Implementasi Pembelajaran ... 104 Tabel 4.5. Desain Evaluasi Pembelajaran ... 106 Tabel 4.6. Hasil Penilaian Menyimak dan Berbicara pada Pre-Postest

MTs Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kab.

Kediri Madrasah Uji Model (Rendah) ... 114 Tabel 4.7. Hasil Penilaian Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest

MTs Sunan Ampel Siman Kepung Kab. Kediri

Madrasah Uji Model (Sedang) ... 119 Tabel 4.8. Hasil Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest

MTs N Model Kelas VII-F Pare Kab. Kediri

Madrasah Uji Model (Tinggi) ... 126 Tabel 4.9. Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 129 Tabel 4.10 NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Rendah ... 131 Tabel 4.11. Wilcoxon Signed Ranks Test_Rendah ... 132 Tabel 4.12. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Rendah ... 132 Tabel 4.13 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 133 Tabel 4.14. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Sedang ... 135 Tabel 4.15. Wilcoxon Signed Ranks Test_Sedang ... 135 Tabel 4.16. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Sedang ... 136 Tabel 4.17. Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 137 Tabel 4.18. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Tinggi... 138 Tabel 4.19. Wilcoxon Signed Ranks Test_Tinggi ... 139 Tabel 4.20. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Tinggi ... 140 Tabel.4.21. Descriptive Statistics_ Friedman Test... 141 Tabel 4.22. Friedman Test_Rank ... 141 Tabel.4.23. Friedman Test_Test Statistics ... 142 Tabel 4.24. Rangkuman Keputusan Pengujian Wilcoxon ... 163


(24)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Tahapan Pengembangan ... 49 Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian... 57 Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan ... 64 Gambar 4.1. Bagan Keputusan Pengembangan ... 81 Gambar 4.2. Draf Awal Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 101 Gambar 4.3. Sintak Model (Draf Awal) ... 102 Gambar 4.4. Model Hipotetik Pembelajaran Permainan Bahasa ... 128 Gambar 5.1. Model Akhir Pembelajaran Permainan Bahasa ... 179


(25)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 130 Grafik 4.2 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 134 Grafik 4.3 Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 138 Grafik 4.4. Perbandingan Rerata Postes Kelompok Rendah, Sedang


(26)

1 Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan medium yang paling penting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi. Sebagai sarana komunikasi bahasa itu bersifat unik sekaligus bersifat universal. Dalam kenyataannya hanya manusia yang mampu menggunakan komunikasi verbal, dan manusia pula yang mampu mempelajarinya. Bruner (1990) meneliti bagaimana orang dewasa menggunakan bahasa untuk menjembatani dunia sekitar dengan anak-anak, sehingga menurutnya bahasa adalah alat yang sangat esensial bagi pertumbuhan kognitif anak. Bahkan sebagian besar aktivitas manusia dalam kehidupannya menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dimyati (1992) menyatakan bahwa bahasa berfungsi sangat besar dalam kehidupan manusia, temasuk di dalamnya fungsi bahasa sebagai fungsi simbolik, emotif, dan afektif. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan alat transformasi dan sarana pengembangan ilmu pengetahuan.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 33 ayat 3 dijelaskan bahwa bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa asing siswa. Dalam pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, bahasa Inggris telah dipilih sebagai bahasa asing yang paling dominan digunakan mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahkan bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama di Indonesia yang memiliki peran esensial karena mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kualitas


(27)

2

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber daya manusia. Lagi pula bahasa Inggris juga diperlukan ketika seseorang menginginkan pekerjaan prospektif atau posisi strategis. Itulah sebabnya, Departemen Pendidikan Nasional menegaskan bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran wajib di sekolah mulai tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama sampai pendidikan menengah atas. Idealnya, para siswa yang telah tamat dari Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) diharapkan mampu menguasai keterampilan berbahasa Inggris dengan baik.

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang merupakan alat komunikasi antar bangsa dan negara yang senantiasa digunakan dalam komunikasi kapanpun tentang isu penting dunia. Bahkan Harmer (2002: 2) memprediksi bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling dominan di antara bahasa-bahasa dunia dan sebagai alat komunikasi yang sangat vital bagi para usahawan, akademisi, wisatawan, serta warga dunia yang ingin berkomunikasi dengan mudah. Hasil-hasil teknologi dan informasi baik berupa barang cetakan (printed) maupun audio-visual saat ini sebagian telah banyak yang disajikan dalam bahasa Inggris. Untuk menghadapi pesatnya perkembangan teknologi dan informasi serta globalisai, generasi muda perlu dibekali dengan keterampilan berbahasa Inggris secara aktif. Hal ini berkaitan dengan tuntutan perkembangan zaman, di mana saat ini banyak bidang kehidupan yang menuntut keterampilan manusia dalam berinteraksi dengan berbahasa Inggris. Tidaklah berlebihan jika disimpulkan bahwa bahasa Inggris merupakan satu-satunya bahasa internasional pada era globalisasi ini karena sangat membantu umat manusia antar bangsa di seluruh dunia bisa berkomunikasi lebih mudah.

Hakikatnya, bahasa adalah alat komunikasi terpenting dalam kehidupan manusia yang merupakan alat untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan. Suatu alat akan memiliki manfaat manakala digunakan, dan akan tidak ada artinya apabila tidak digunakan. Komunikasi dibagi menjadi dua bagian penting yakni; lisan (oral) dan tulisan (written). Alat komunikasi yang paling awal dalam berhubungan adalah lisan, sehingga secara faktual, bayi yang lahir (penutur awal) akan diajarkan bagaimana mereka berbicara lisan dengan pola meniru dan


(28)

3

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempraktikkan (mim-mem theory), (periksa Jaini: 2008). Selanjutnya berbicara adalah bahasa lisan merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi dan paling penting serta paling banyak dipergunakan (Soemantri. 2007: 230).

Kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing merupakan salah satu kompetensi atau keterampilan hidup (life skill) yang harus dikuasai dalam menghadapi era globalisasi ini. Undang-undang SISDIKNAS menegaskan perlunya program pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan status kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu indikatornya adalah kemampuan bangsa dalam berinteraksi dengan bangsa lain. Tentunya dalam hal ini menuntut kemahiran berkomunikasi dalam bahasa asing utamanya bahasa Inggris.

Menyadari betapa pentingnya fungsi bahasa Inggris dalam kehidupan manusia, maka berbagai usaha yang mendukung proses pembelajaran telah dilakukan, di antaranya; penyempurnaan kurikulum, dilengkapinya sarana prasarana pendidikan dan peningkatan mutu guru. Namun demikian perbaikan tersebut masih mempersepsikan bahwa siswa masih dilihat sebagai unsur yang harus dilayani belum memandang bahwa mereka sebagai elemen utama pendidikan yang memiliki potensi.

Sehubungan dengan potensi siswa inilah, upaya guru dalam posisi ini agar mengaktifkan potensi itu sehingga siswa mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran (Ramainas, 2006: 77). Lebih dari itu bahwa anak-anak (siswa) dengan potensi yang mereka miliki merupakan pengamat yang baik dan belajar dari apa yang mereka lihat dan amati. Lepper (2009) menyatakan bahwa;” children learn from actively investigating the world around them. When children

play with friends, they learn from each other”.

Proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana proses penyusunannya mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kelulusan. Mengingat KTSP merupakan kurikulum yang disusun sendiri oleh madrasah, maka karakteristik dan kebutuhan siswa menjadikan pertimbangan utama. Maka madrasah harus mengembangkan silabus


(29)

4

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri yang bisa mengakomodasi kebutuhan siswanya. Kurikulum yang telah tersusun tersebut akan menjadi kurikulum operasional. Keuntungan kurikulum baru ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk menyusun silabus dan rencana program pembelajaran serta mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa di kelasnya.

Proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan Genres (Genre Based Approach) seharusnya tetap mengutamakan kemampuan berkomunikasi siswa dan tingkat literasi yang harus dicapai yakni literasi tingkat fungsional (Hamid dalam Emilia, 2012: iv). Artinya kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Namun kenyataannya hingga dewasa ini para guru masih banyak yang menekankan pada jenis teksnya (genre) saja.

Komunikasi yang semestinya dipelajari oleh pemula adalah komunikasi lisan yang perlu diterapkan kepada penutur awal yang mempelajari bahasa, termasuk di dalamnya siswa Madrasah Tsanawiyah yang dikategorikan penutur awal. Tetapi faktanya, mayoritas guru Madrasah Tsanawiyah mengajarkan bahasa lebih didominasi oleh pembelajaran berbasis buku teks.

Banyak alasan mengapa mereka lebih memilih tahapan-tahapan pembelajaran berdasarkan buku teks daripada melihat silabus. Mereka percaya bahwa buku teks adalah “buku suci” yang akan mengantarkan tujuan pembelajaran. Kreativitas guru untuk mengembangkan model pembelajaran masih sangat kurang karena kebanyakan mereka hanya memberikan materi ajar yang dicontohkan oleh Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dibuat oleh Pemerintah Pusat, sehingga membuat siswa tidak senang dan merasa belajar bahasa Inggris itu susah. Ini diakibatkan anggapan bahwa bahasa Inggris sebagai ilmu (yang tertulis dalam buku teks) bukan sebagai alat komunikasi sebagaimana fungsi yang sebenarnya.

Survei terhadap pembelajaran bahasa Inggris SLTP dan SLTA dengan responden siswa, guru dan orang tua siswa di 26 propinsi yang dilakukan oleh direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 1989 dan 1990


(30)

5

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan sebagian besar orang tua dan siswa menghendaki agar siswa dapat berbicara dan membaca bahasa Inggris, dan mereka belajar bahasa Inggris agar mudah mendapatkan pekerjaan kelak (Huda, 1990: 7-8). Selanjutnya Dirjen Dikdasmen melaporkan bahwa nilai mata pelajaran Bahasa Inggris dalam Ujian Nasional rendah. Gambaran kongkretnya hasil survei nasional pembelajaran bahasa Inggris tahun 2009, di SLTP nilai tes siswa rendah dan sangat heterogen; nilai rata-ratanya adalah 44,71 dengan rentangan 0 – 95.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa betapa esensialnya keterampilan berbicara dan menyimak telah dilakukan oleh Donald E. Bird (dalam Tarigan, Djago dan Tarigan, 1996: 48) yang melakukan penelitian terhadap aktivitas keterampilan berbahasa dengan hasil persentase sebagai berikut: menyimak 42%, berbicara 25%, membaca 15%, dan menulis 18%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persentase keterampilan menyimak dan berbicara memiliki tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan dua keterampilan lainnya. Hal ini membuktikan betapa pentingnya berbicara dan menyimak bagi setiap individu karena setiap aktivitas individu dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan berbicara dan menyimak.

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Agustina, et al (2006: 45) menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berbicara bahasa Inggris melalui pendekatan proses dalam membaca cerita dapat memotivasi siswa untuk menyenangi aktivitas pembelajaran, berinteraksi secara optimal melalui sarana isi cerita dan dengan bermain peran serta drama terkait dengan cerita siswa juga memperoleh kenikmatan dalam mengembangakan ketrampilan berbicaranya. Selanjutnya, kesimpulan penelitian Sa’adah (2008; vi) menyebutkan bahwa permainan bahasa untuk mengajar berbicara bahasa Inggris bagi siswa SMP/MTs bisa meningkatkan partisipasi siswa dan kemampuan berbicara mereka. Dengan demikian belajar bahasa melalui permaian merupakan salah satu cara yang efektif dan menarik serta dapat diaplikasikan pada kelas manapun. Permainan dapat digunakan tidak ahanya untuk kesenangan saja tetapi yang lebih penting lagi untuk praktek dan mempelajari ulang pelajaran bahasa sehingga pada akhirnya


(31)

6

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu mengantarkan pada pencapain tujuan peningkatan kemampuan komunikasi siswa.

Survei terhadap nilai prestasi bahasa Inggris melalui buku nilai catatan guru kelas III SMP di Jawa Timur pada tahun pelajaran 2002/2003 dan 2003/2004 selama dua tahun yang dilakukan oleh Nurhadi dkk. (2004: 114) menunjukkan bahwa khusus keterampilan berbicara (speaking) nilai rata-ratanya 65 untuk tahun pertama dan 62 pada tahun kedua. Hasil analisis guru menyebutkan bahwa dari setiap evaluasi bulanan, nilai rata-rata keseluruhan yakni nilai evaluasi rata-rata bulanan setiap caturwulan 3 diperoleh 62,5. Hingga saat ini secara pasti belum diketahui penyebab masalah tersebut. Namun demikian, hasil pengamatan guru yang terekam dalam buku nilai mereka itu menunjukkan beberapa indikasi yang dapat dijadikan sebagai dasar asumsi penyebab masalah.

Selanjutnya Nurhadi dkk. (2004: 115) mengungkapkan penyebab terjadinya masalah tersebut di antaranya; (1) Siswa merasa enggan mempraktikkan bahasa Inggris baik di ruang kelas, lingkungan sekolah, apalagi di luar lingkungan sekolah karena mereka belum memahami benar keberadaan bahasa Inggris sebagai bahasa ilmu pengetahuan, terutama kesadaran terhadap penguasaan keterampilan berbicara (speaking) sebagai alat komunikasi lisan internasional. (2) Guru terlalu mendominasi kelas, dalam arti persentase berbicara guru lebih besar daripada siswa dalam kegiatan dialog. (3) Penekanan proses pembelajaran lebih terfokus pada aspek gramatika sehingga siswa enggan mengungkapkan perasaannya karena takut disalahkan dan dilecehkan. (4) Proses pembelajaran lebih berorientasi pada hafalan teks-teks printed conversation yang tidak berhubungan dengan konteks lingkungan siswa. (5) Hubungan guru dengan siswa relatif bersifat formal dan kaku. (6) Pendekatan proses pembelajaran masih bersifat tradisional, yakni (a) fokus lebih mengarah pada isi buku teks yang telah ditentukan (terikat, tidak dinamis), (b) setting pembelajaran bersifat kaku, tidak komunikatif, (c) peran guru lebih besar dan bersifat teacher-centered, sehingga membuat siswa relatif pasif, (d) tujuan pembelajaran lebih ditentukan oleh guru, tanpa mempertimbangkan minat dan aspirasi siswa.


(32)

7

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Contoh lain hasil penelitian model pembelajaran yaitu model integratif (Majid, 2001). Dengan model ini siswa Sekolah Dasar diharapkan untuk dapat meningkatkan komunikasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor evaluasi siswa meningkat secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran integratif lebih baik daripada konvensional. Kasus ini sama dengan penelitian Sundayana (2009). Permasalahan yang timbul yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan kurikulum yang mengarah pada kemampuan komunikasi lisan serta pengembangan model pembelajarannya secara satu paket.

Hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa menyimak dan berbicara begitu penting dalam kehidupan manusia. Menyimak diperlukan dalam berbagai kegiatan manusia antara lain dalam belajar, berdiskusi, bercakap-cakap, menonton televisi, dan bahkan sampai mendengarkan radio lebih sering digunakan dibandingkan dengan aktivitas keterampilan membaca dan menulis. Berbicara dan menyimak merupakan sarana yang utama untuk belajar. Oleh karena itu, pembelajaran berbicara dan menyimak seharusnya memperoleh perhatian yang lebih banyak pada tingkat Madrasah Tsanawiyah khususnya kelas VII sehingga pada gilirannya nanti akan meningkatkan motivasi berbahasa Inggris pesert didik.

Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang paling lama dipelajari di samping Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Bahasa Inggris disisipkan dalam kurikulum inti pendidikan dasar menengah selama enam tahun (SMP-SMA). Di samping itu dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan No. 060/U/1993 dan No. 1702/104/M/1994 tentang pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar, menganjurkan untuk memasukkan pembelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum lokal pada Sekolah Dasar kelas 4 sampai 6. Menilik kebijakan tersebut, maka menjadi tidak rasional mengapa hasil pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia masih lemah. Untuk berkomunikasi lisan saja, mayoritas siswa SLTA tidak mampu mempraktikannya.

Hingga saat ini banyak orang hanya melihat hasil pembelajaran dan penguasaan bahasa Inggris lulusan madrasah masih sangat kurang, tetapi mereka tidak berupaya untuk menemukan apa penyebabnya, bagaimana proses


(33)

8

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajarannya, kesulitan apa yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris, dan seterusnya. Terkait dengan masalah ini, Latief (2002: 266) berpendapat,” the teaching of English in Indonesia has been considered ineffective. A radical revolutionary change in the educational paradigm has to be done from the behavioristic to constructivistic paradigm”. Pendidikan bahasa yang telah mengalami pergeseran paradigma sayangnya tidak diikuti oleh perubahan paradigma guru dalam pembelajaran. Menurut Latief, beberapa faktor yang harus diubah yaitu kurikulum, metode, materi ajar, fasilitas pembelajaran, dan sistem penilaian. Menurut hemat penulis, yang terpenting dari pergesean paadigmatik tersebut adalah perubahan paradigma mengajar guru dari behavioristik ke konstruktivistik.

Terkait dengan keberhasilan pembelajaran, Huda (1999: 9) berpandangan; “Sejumlah faktor berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris, antara lain kemampuan guru, banyaknya siswa dalam satu kelas, jumlah jam pelajaran, sarana belajar, lingkungan linguistik, dan manajemen nasional pembelajaran bahasa Inggris. Di antara faktor-faktor itu, faktor lingkungan linguistik acapkali kurang diperhitungkan dalam melakukan evaluasi umum keberhasilan pembelajaran”.

Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah merupakan muatan kurikulum wajib. Siswa Madrasah Tsanawiyah adalah siswa yang pertama kali secara formal mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris. Walaupun mereka mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris di jenjang pendidikan yang lebih rendah semisal Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, tetapi Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal dan tentu tidak wajib. Hasilnya belum mampu mengantarkan pembelajaran bahasa Inggris menjadi alat komunikasi lisan siswa dalam taraf tertentu. Mayoritas pembelajaran di SD/MI lebih fokus kepada pembendaharaan kata, tetapi masalah yang banyak timbul adalah banyaknya guru yang bukan berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris mengajarkan bahasa Inggris, sehingga pembelajarannya banyak dipandang salah, sehingga masuk Madrasah Tsanawiyah perlu ada perbaikan-perbaikan yang signifikan. Oleh


(34)

9

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena itu, Madrasah Tsanawiyah dipandang merupakan langkah kedua tetapi tahapan awal untuk memperbaiki input siswa dalam bahasa Inggris.

Pembelajaran menyimak (listening) merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Pembelajaran menyimak dapat dipadukan dengan berbicara (speaking) dalam pembelajaran, karena menyimak merupakan dasar pengetahuan berbahasa yang bersifat fungsional dan lebih bermakna bagi manusia untuk mengungkapkan lambang-lambang kata yang merupakan suatu proses mengucapkan dan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

Adapun tujuan utama menyimak adalah untuk berkomunikasi, yaitu menyingkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersurat dalam bahan simakan. Untuk itulah, demi mewujudkan peristiwa komunikasi yang mendekati ideal, dalam kurikulum pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa, memuat keterampilan berbicara dan menyimak di samping keterampilan lain, yaitu keterampilan membaca dan menulis. Dalam komunikasi antara guru dan siswa atau antarsiswa dalam proses pembelajaran, keterampilan berbicara dan menyimak merupakan unsur yang penting. Melalui berbicara, guru atau murid menyampaikan informasi melalui suara dan bunyi bahasa, sedangkan dalam menyimak, siswa akan mendapat informasi melalui ucapan atau suara yang diterimanya dari guru atau rekannya.

Selama ini pembelajaran keterampilan berbicara dan menyimak belum mendapatkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan. Para siswa belum sepenuhnya mempunyai kemampuan komunikatif. Mereka masih takut, malu, dan ragu ketika harus berbicara di depan kelas apalagi di depan umum guna menyampaikan gagasan-gagasannya.

Di madrasah, pembelajaran berbicara dan menyimak masih sering terabaikan atau belum mendapat perhatian yang wajar dari guru. Perhatian guru masih terfokus pada penumbuhan kemampuan membaca dan menulis para siswa. Kurangnya perhatian terhadap pembelajaran menyimak dikemukakan oleh Utari


(35)

10

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Nababan (1993: 54) bahwa sampai saat ini guru masih beranggapan bahwa berbicara dan menyimak merupakan kemampuan berbahasa yang mudah dan alami dalam pemerolehannya, serta masih kurang materi berupa buku teks dan sarana lainnya, seperti rekaman yang diperdengarkan untuk menunjang tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran menyimak.

Pembelajaran berbicara dan menyimak merupakan keterampilan penting, karena; (1) dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, kemampuan berbicara dan menyimak dapat menjadi dasar bagi kemampuan berbahasa lainnya, ketidakmampuan menyimak dapat mengakibatkan kemunduran dalam keterampilan berbicara, kemunduran dalam keterampilan berbicara berarti kemunduran dalam berbahasa lisan dan anak yang mengalami kemunduran dalam berbahasa lisan dapat berakibat sulit dalam memperoleh kemampuan berbahasa tulis, (2) dari segi fungsi penggunaan bahasa dalam kehidupan praktis, keterampilan berbicara dan menyimak sangatlah fungsional (Tarigan, 1986: 24).

Pentingnya pembelajaran dua keterampilan tersebut belum didukung oleh mekanisme penilaian yang tepat. Paradigma para guru terhadap penilaian masih perlu diluruskan. Sebagian besar dari mereka masih berorientasi pada penilaian hasil dan masih sangat kurang menekankan penilaian proses. Pelaksanaan evaluasi hasil belajarnya menggunakan penilaian dan pengukuran “paper and pen”. Guru jarang menggunakan performance sebagai wujud dari penilaian proses.

Salah satu kesulitan guru dalam mengembangkan evaluasi itu adalah kurang berkembangnya model evaluasi yang dikhususkan untuk menguji melalui performance tadi, sehingga guru mengambil test paper and pen sebagai model uji tunggal. Dengan dikembangkannya model evaluasi yang beragam diharapkan guru bahasa Inggris di Indonesia dapat bervariasi dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan untuk mengejar target evaluasi sebagai konsekuensi performance sebagai evaluasi terbaik dalam bahasa lisan.

Hasil riset tentang kemampuan komunikatif siswa sekolah menengah secara nasional tidak dapat ditunjukkan secara cermat. Hal ini akibat evaluasi akhir nasional hanya mengukur kemampuan menjawab tes tertulis tanpa mengukur hasil


(36)

11

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan komunikasi lisan siswa (listening-speaking). Hasil riset tentang kemampuan komunikasi siswa sekolah menengah masih sangat terbatas. Walaupun terbatas, hal itu dapat dijadikan acuan temuan bahwa keterampilan komunikasi lisan harus digarap dengan serius. Suganda dan rekan (2012) misalnya menemukan kemampuan berbicara siswa SMP di Cimahi masih rendah dari tahun ke tahun. Indikatornya adalah ketika mengekspresikan bahasa Inggris secara lisan siswa sering berhenti di tengah pembicaraan, durasi bicara rata-rata dibawah 5 menit, menggunakan kosa kata sangat terbatas, kurang keberanian untuk memulai bicara dalam bahasa Inggris baik kepada guru maupun ke teman sekelas.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan teridentifikasi berbagai persoalan yang menyebabkan mayoritas siswa MTs belum mampu berbahasa Inggris dengan baik, khususnya kelas VII yang menjadi subjek penelitian. Peneliti mengidentifkasi beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut dari aspek input atau siswa adalah perasaan takut melakukan kesalahan, motivasi yang rendah, kemampuan komunikasi yang rendah dan penguasaan kosa kata yang kurang. Adapun pada aspek lingkungan ditemukan indikasi bahwa lingkungan berbahasa kurang mendukung terbentuknya kompetensi komunikatif, sementara dari aspek instrumental guru mengajar dengan metode atau teknik yang monoton.

Kegelisahan akademik tentang rendahnya kemampuan komunikasi siswa sekolah menengah mendorong peneliti untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih menekankan praktik komunikasi lisan sebagai target utama dalam belajar-mengajar di kelas. Model pembelajaran yang dikembangkan lebih menekankan kepentingan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah lanjutan (SMP/MTs) yakni kemampuan komunikasi lisan serta menyesuaikan dengan taraf perkembangan siswa. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah”. Permainan bahasa penting agar tercipta pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menekankan pada orientasi utama


(37)

12

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) yakni keterampilan komunikasi lisan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan teridentifikasi berbagai persoalan terkait dengan metode pembelajaran yakni teknik organisasi dan penyajian materi di kelas masih mengandalkan apa yang tertera di buku teks dan mengajarkannya dengan ceramah, drill dan tanya jawab. Artinya guru tidak mengembangkan atau menyesuaikan materi sehingga penyajiannya pun tidak variatif menjadi fokus penelitian ini. Model pembelajaran dengan teknik mengajar yang beragam sangat menentukan keberhasilan siswa, guru perlu menyiapkan teknik yang menarik dalam mengajar keterampilan berbahasa Inggris yang menyenangkan (joyful learning) serta dapat dilaksanakan pada setiap proses pembelajaran di kelas. Dengan suasana belajar yang menyenangkan para siswa diyakini akan dapat belajar secara lebih optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Holt (1972: 73), yakni

" . . . that children are by nature smart, energetic, curious, eager to learn, and good at learning; that they do not need to be bribed and bullied to learn; that they learn best when they are happy, active, involved and interested in what that they are doing; that they learn least, or not at all, when they are bored, threatened, humuliated, frightened".

Penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya sebuah upaya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa melalui perbaikan metode sehingga diperoleh metode yang menyenangkan dan bermakna. Dibutuhkan pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris yang penulis anggap sesuai dengan kebutuhan siswa Madrasah Tsanawiyah. Diasumsikan bahwa dengan lahirnya sebuah pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris yang memiliki relevansi dengan kondisi riil kebutuhan siswa, akan meningkatkan keterampilan komunikasi (menyimak dan berbicara) dalam Bahasa Inggris siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur.


(38)

13

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rumusan Masalah

Atas dasar permasalahan yang telah dikemukakan tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah utamanya, yakni; ”Bagaimanakah model pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur?” Ada dua keterampilan (skill) yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, yaitu keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan berbicara (speaking). Kedua keterampilan ini tentunya didukung oleh penguasaan vocabulary, pronunciation, dan structure. Kombinasi dari beberapa kemampuan tadi akan berakhir pada kemampuan komunikasi lisan.

Bertitik tolak pada persoalan dan harapan yang ingin dicapai melalui model pembelajaran ini, masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian. Atas dasar rumusan masalah di atas dan supaya penelitian ini lebih fokus, maka peneliti merumuskannya dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian, yaitu:

a. Bagaimanakah kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?

b. Bagaimanakah model pembelajaran permainan bahasa (language games) yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?

c. Bagaimanakah tingkat efektivitas model pembelajaran permainan bahasa (language games) yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?

Sehubungan dengan keterbatasan penulis, penelitian ini difokuskan pada aspek pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dan sasaran yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut, yakni upaya meningkatkan keterampilan komunikasi lisan. Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini mencakup kegiatan pengelolaan


(39)

14

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru terhadap siswa yang difokuskan pada model pembelajaran yang tercakup di dalamnya yaitu metode, pendekatan dan strategi pembelajaran.

Metode adalah “a way in achieving something” (Sanjaya: 2008). Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, antaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Jadi, metode pembelajaran merupakan cara untuk mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku bagi guru dalam menentukan metode mengajar dan bagi siswa dalam memilih strategi belajar. Semakin baik metode guru dalam pembelajaran, akan semakin efektif pula pencapaian tujuan belajar.

Selanjutnya adalah aspek pendekatan. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dengan kata lain bahwa pendekatan pembelajaran merupakan proses penyajian isi pembelajaran kepada siswa dengan metode pilihan untuk mencapai kompetensi tertentu.

Sementara itu, Kemp dalam Sanjaya, (2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, disebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Strategi pembelajaran dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai bentuk /pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(40)

15

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian pengembangan ini dilakukan hanya pada lingkup untuk siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Adapun produk yang diharapkan dapat dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebuah panduan guru berisikan petunjuk-petunjuk bagi guru tentang bagaimana mengajarkan Bahasa Inggris dengan language games ini kepada para siswa. Permainan bahasa (language games) ini dikembangkan berdasarkan Standar Isi permendiknas nomor 22 tahun 2006, yang sudah barang tentu tingkat kesukaran bahasanya disesuaikan dengan pengetahuan awal siswa.

D. Tujuan Penelitian

Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris pada Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur selama ini.

2. Untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran permainan bahasa (language games) pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur.

3. Untuk memperoleh tingkat efektifitas model pembelajaran bahasa Inggris berbasis permainan bahasa (language games) dalam meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua segi yaitu; manfaat dari segi teoritis dan manfaat dari segi praktis. Secara teoritis, penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pembelajaran bahasa Inggris terutama pembelajaran berbasis language games yang komunikatif khususnya di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.


(41)

16

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian tentang pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk siswa Madrasah Tsanawiyah diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif model pembelajaran untuk diterapkan di Madrasah Tsanawiyah setelah diseminasikan.

2. Bagi guru, model pembelajaran permainan bahasa ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris.

3. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran permainan bahasa diharapkan akan meningkatkan potensi atau kemampuan berkomunikasi dalam belajar Bahasa Inggris.

4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi penyelenggara dan pengelola Madrasah Tsanawiyah guna menemu-kenali kekurangan dan kelemahan pembelajaran bahasa Inggris sehingga dapat dicarikan upaya perbaikannya. Selain itu juga memberikan masukan kepada pengembang kurikulum Madrasah Tsanawiyah untuk memasukkan permainan bahasa (language games) pada mata pelajaran rumpun bahasa selain bahasa Inggris dalam pengembangan kurikulum, sehingga bisa menciptakan kultur joyful learning di Madrasah.

5. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperluas wacana maupun menjadi rujukan dalam bidang pengembangan model pembelajaran utamanya model pembelajaran bahasa Inggris berbasis permainan bahasa (language games).

6. Pada kasus dan indikasi yang menyerupai Madrasah Tsanawiyah di wilayah yang menjadi lokasi penelitian, model ini dapat dijadikan salah satu solusi pilihan dalam menyelesaikan masalah pengembangan pembelajaran bahasa Inggris komunikatif.


(1)

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gay, L. R. (2000).Educational Evaluation and Measurement: competencies for analysis and Application. Columbes: Charles &Merril Publishing Company. Ghozali, I.(2008) Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep, dan Analisis

Data dengan SPSS 16.Semarang: Badan Penerbit-Undip.

Graves, K. (1996). Teachers as Course Developer. Cambridge: Cambridge Univ. Press.

---(2000). Designing Language Course.Cambridge: Cambridge Univ. Press. Guba, E.G.danYvonna S.L.(1981).Effective Evaluation. San Fransisco:

Jossey-Bass Publisher.

Hadfield, J.(1985).Communication Games a Collection of Games and Activities for Elementary Students of English.London: Thomas Nelson and sons Ltd. Hadley, A.O.(2001). Teeaching Language in Context. USA: Heinle & Heinle A

Devision of Thomson Learning Inc.

Herman, (2009).Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa Kelas Dua MTs Tarbiyah Takalar melalui Permainan Bahasa.Unpublised

Thesis.Malang: Universitas Negeri Malang.

Halliday, M. A. K.(1985).Spoken and Written Language. (Repubished by Oxford University Press, 1989).Geelong, Vic: Deakin University Press.

Halsey D.W.(1987). Beginning Dictionary, Macmillan Publishing Company. New York.

Harmer, J.(2002). The Practice of English Language Teaching. Harlow, Essex: Longman.

_____(2003). How to Teach English: An Introduction to the Practice of English Language Teaching. Harlow, Essex: Longman.

Holt, J.(1971).How Children Fail. New York: Pitman.

Hornby. (1983).Oxford Advance Learners Dictionary of Current English. USA: Oxford University Press.

Huda, N (1999)., Peningkatan Penguasaan Bahasa Inggris untuk Menghadapi Globalisasi, English Language Education Journal Compilation, State University of Malang.


(2)

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

____ (1999).Language Learning and Teaching: Issues and Trends. Malang: Penerbit IKIP Malang.

Hutchinson, H.D.(1997).ESL Teacher’s Book of Instant Games for Grades 7-12. New York: Prentice Hall.

Iskandarwassid dan Sunendar, D.(2008), Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung, Rodakarya.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta.Gaung Persada Press.

Jones, P.W.(2000).Top Class Activities 2. 50 Fun Games and Activiries by Top ELT Writers. London: Penguin English.

Johnson, E.B.(2002).Contextual Teaching and Learning: What it is and Why it’s Here to Stay. California, USA: Library of Congress

Cataloging-in-Publication Data.

Kasbollah, K.1993.Teaching and Learning Strategy I, Malang: English Education Department School of Language and Arts Institute of Teacher and

Education.

Klippel, F.(1994). Keep Talking. Communicative Fluency Activities for Language Teaching .Cambridge: Cambridge University Press.

Lailatus, S.(2008).Using Language Games to Improve participation in English Speaking of Second Grade Students at MTs Al-Ihsan Kalijaring Jombang. Unpublised Thesis.Malang: UniversitasNegeri Malang.

Lamasiara. (2004).The Implementation of the Teaching Speaking Skill at SLTP 12 Palu. Unpublised Thesis.Malang: Universitas Negeri Malang.

Langeling, M.M.& Casey M.(1997). A Natural Resource for Teacher. (on line) (http: /www.TEFLGAMES. com/‘Forum’ Vol.35 no 4, October- December p.42,

accessed on March 7, 2007)

Latief, A.M.(2001).Pembelajaran, Penilaian, dan Penelitian Bahasa Inggris, English Language Education Journal Compilation, State Universty of Malang.

Latifah, Eva. (2008). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara dalam Pembelajaran Menyimak dan Berbicara dalam Pembelajaran


(3)

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bercerita melalui Teknik Role Play di Kelas V Sekolah Dasar. Unpublised Skripsi, PGSD. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Lepper.J. W.(tth).How Young Children Learn, available at: http://www. standard. edu/dept/bingschool/learn. htm.Accessed on February, 17th, 2009

Litlewood. (1983). Language Teaching Methodology: A Textbook for Teachers.Hertfordshire: Prenti

Long, M.H.and Porter, P.(1985).Groupwork, Inter Language talk and Second Language Acquisition. Tesol Quartely.

Majid, A H.(2001). Model Pembelajaran Integratif Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing Berdasarkan Pendekatan Komunkatif di Sekolah Dasar (desertasi). Bandung: SPs UPI (unpublished).

Makmun,A.S.(2007).Psikolog Pendidikan: Perangkat Sistim Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Michael, M.(2001).Issues in Applied Linguistics, Cambridge; Cambridge University Press.

Moleong, J.L.(009).Metodolog Penelitia Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Murcia, C., & Olshtain, E. (2000). Discourse and context in language teaching: A guide fo rlanguage teachers. Cambridge, England: Cambridge University Press.

Nababan, S.U.S.(1992).Psikolinguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. _____(1993). Metodologi Pengajaran Bahasa.Jakarta: Gramedia.

Nunan, D.(1991).Task Based Language Teaching. Hall International (UK) Ltd. Nurhadi, Yasin B, danSenduk G A. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan

Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Nguyen T.T.H.&Khuat T.T.N.(2003, December). Learning Vocabulary through

Games. Asian EFL Journal, 5(4). accessed on February 13, 2006, from http: //www.asian-efl-journal.com/dec_03_sub.Vn.php

O’Malley, J.M.& Pierce, L.V.(1996).Authentic Assessment for English Language Learners.Practical Approaches for Teacher.Massachusetts:


(4)

Addison-Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wesley Publishing Company.

Prasad, U.(2003).Achieving Communicative Competence in English.The Hindu

(Online Edition of India’s National Newspaper), (Online), (http:

//www.hindu.com/thehindu/edu/2003/07/29/stories/2003072900010200.htm , accessed on January 25th, 2011).

Prasetyo, B.danJannah, L.M.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Ramainas.(2006).Motivasi Belajar dan Persepsi Peserta Didiktentang Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pembelajaran 29 (1). 79-85. Richard, J.C.(2001).Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge,

UK: Cambridge University Press.

Richard, J.C.and Renandya, W.A.(2002).Methodology in Language Teaching an Anthology of Current Practice, Cambridge University Press.

Richard, J.C.and Rodgers, T. S.(1986).Approach and Methods in Language Teaching. Cambridge, UK: Cambridge University Press.

Rumini, S.dan Sundari, S.(2004).Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sadtono, E.(1995).Perspektif Pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia. Seksi Kajian Bahasa dan Seni. FPBS IKIP Malang.

Sanjaya. W.(2008).Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soematri, M.dan Syaodih, N.(2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soeparno. (2001).The Art of Speaking English Book 1 A High Elementary Level. Penerbit Universitas Negeri Malang.

South,J.(2006).Free Games For the Young. Ezine Articles, (Online), http: /EzineArticles.com/?expert- Joanne_South, accessed on January 25th, 2011).


(5)

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Stoke, J. S.(1988).Elementary Task Listening; Teacher’s Book.Cambridge: Cambridge University Press.

Sugiono.(2006).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung.Alfabeta.

Sudjana, N.dan Ibrahim.(2007).Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Baru Algesindo.

_____(1989).Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.

Sukmadinata, N.S.(2008) Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sundayana, W.(2009).Model Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Tema (desertasi).Bandung: SPS UPI (unpublished)

Syamsuddin A.R.dan Damaianti, V.S.(2007).Metode Penelitia Pendidikan Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI dengan PT Remaja Rosda Karya.

Tamaela, C.J.(2009).The Implementation of Cooperative Learning in Developing

Students’ Speaking Ability at SMA Negeri 1 Malang. Unpublised Thesis. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tarigan, D.(1986).Keterampilan Menyimak.Jakarta: Karunnika UT. _____ (1991). Metodologi PengajaranBahasa.Bandung: Angkasa. _____ (1990). Pengajaran KompetensiBahasa.Bandung: Angkasa.

_____(1993).Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa.Bandung: Angkasa _____(2008). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:

Angkasa.

_____(2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.

_____(1996). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa. Tiberia, P.,et al.(1998).Connect With English Conversation Book 3.Boston:


(6)

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tuckman, B. (1999).Conducting Educational Research.5th edition, Belmont: Wadsworth Group.

Underwood, M.(1993). Effective Class Management: A Practical Approach .London and New York: Longman

Ur, P.(1996).A course in Language Teaching, Practice and Theory. Cambridge: Cambridge University Press.

Vernon, S.(2006).Why Children Learn Faster with English Language Games. Ezine Articles, (Online), (http: //ezinearticles.com/?Why-Children-Learn-Faster-With-English-Language-Games&id281451, accessed on January 25th, 2011).

Vygotsky, L.S.(1978).Mind in Society. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Wahyudin, U.(2008). Speaking Materials for the First Year Students of MTs Negeri SlalwuTasikmalaya.Unpublised Thesis.Malang: UniversitasNegeri Malang.

Webb, C.(2008).Developing English Listening Skills. Ezine Articles, (Online), expertCelia_WebbLanguage-Games&id281451, accessed on January 25th, 2011).

Wehrli, G.&Nyquist, J.G.(2003). Creating an Educational Curriculum for Learners at Any Level. AABB Conference. (http:

//hsc.unm.edu/som/ted/Teachingstrategies.pdf, accessed on August 12, 2008) Wessels, C.1991.Drama.Oxford: ELBS with Oxford University Press. Wright, A.(1992).Pictures for Language Learning.Cambridge: Cambridge

University Press.

Wright, A., Betteridge, D.& Buckby, M.(2006).Games For Language Learning.Cambridge: Cambridge University Press.

Wittgenstein, L.(2001).Philosophical Investigations.Cambridge: Cambridge University Press.

Zais, R. S. (1976). Curriculum: Principles and Foundations. New York: Harper & Row Publishers.