PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS KELAS SATU BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA SISWA.

(1)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan

Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa”

Tesis ini mencoba untuk menjelaskan bagaimana bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan dapat membantu meningkatkan penguasaan kosakata siswa di sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Bandung Barat. Pembelajaran berbasis lingkungan mengarah pada pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Lingkungan dapat diformat maupun digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, guru dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, baik isi, teknik penyajian, maupun dalam susunan bahasanya, tetapi penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan agar dapat menyajikan tesis yang realibiliti. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun bagi para pembaca.

Bandung, Juli 2012


(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala, karena atas rahmat serta karunia Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pengembangan Kurikulum di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Dengan kerendahan hati, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus kepada mereka yang telah mendorong, membantu dan memberikan semangat kepada penulis, serta kemudahan didalam pembuatan tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak/ Ibu:

1. Dr. Hj. Erliany Syaodih, M. Pd. sebagai pembimbing I dan yang telah membingbing saya dari awal perkuliahan sampai penulisan tesis ini. Beliau yang telah membingbing saya dari yang tidak bisa melakukan presentasi hingga saya dapat melakukan presentasi yang lebih baik saat ini. Semoga Alloh SWT memberikan pahala yang tertinggi atas segala bimbingan, nasihat beserta kesabarannya yang tulus.

2. Dr. Wachyu Sundayana, M.A. sebagai Pembimbing II dan yang telah sangat membantu saya dalam pengembangan bahan ajar bahasa Inggris sehingga saya dapat menghasilkan produk bahan ajar yang baik dalam karya tulis ini. 3. Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M. Pd. sebagai Ketua Prodi Pengembangan


(3)

4. Prof. Dr. H. Nana Syaodih Sukmadinata, M.Pd. sebagai Pembimbing Akademik.

5. Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc. sebagai penilai dan pemberi masukan dalam pengembangan produk pada penelitian tesis ini.

6. Dr. H. Aziz Mahfudin, M. Pd. sebagai penilai dan pemberi masukan dalam pengembangan produk pada penelitian tesis ini.

7. Emi Emilia, Ph.d. sebagai penilai dan pemberi masukan dalam pengembangan produk pada penelitian tesis ini.

8. Dr. Ridha Mardiani, M. Pd. sebagai penilai dan pemberi masukan dalam pengembangan produk pada penelitian tesis.

9. Drs. Asep Karyana, M. Si. Sebagai Kepala Sekolah SMKN 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat.

10. Drs. H. Ahmad Saepudin, M. Pd. Sebagai Kepala Sekolah SDN 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat.

11. Orangtua tercinta yang kasih dan perhatiannya tiada pernah terputus.

12. Teman-teman tercinta yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam studi ini.

13. Berbagai pihak yang tidak penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis panjatkan do’a semoga

bantuan dan dorongan Bapak/ibu/sdr dijadikan amal shaleh yang dapat diterima Allah SWT, Amin.


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Pertanyaan Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Bahan Ajar ... 13

B. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris ... 27

C. Materi Pembelajaran Bahasa Inggris SD/ MI ... 34

D. Pendekatan Teori Belajar untuk Anak Usia Dini ... 37

E. Karakter Siswa Sekolah Dasar ………40

F. Pembelajaran Berbasis Lingkungan ……….. 42

G. Pembelajaran Tematik ……… 47

H. Kosakata Bahasa Inggris ……… 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 58

B. Prosedur Penelitian ... 60

C. Populasi dan Sampel ... 73


(5)

E. Teknik Analisis Data ... 75 F. Analisis Hasil Penelitian ……… 79

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ... 80 B. Pembahasan Penelitian ... 87

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ……… 92

B. Rekomendasi ……….. 94

DAFTAR PUSTAKA ……… ix


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Kelas Kata ………. 54


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Proses Desain Silabus dan Bahan Ajar (Materi) ………... 28 Gambar 2.2 Penyederhanaan Proses Desain Silabus dan Bahan Ajar (materi)... 29 Gambar 2.3 Pengembangan Model Bahan Ajar (materi) ………... 33


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan mobilitas komunikasi dan informasi yang kian cepat memerlukan kesiapan semua pihak untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lebih efektif. Hal tersebut diperlukan agar kita tidak hanya dimanfaatkan oleh pihak lain tetapi dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk kesejahteraan kita. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Menguasai bahasa menjadi tuntutan pertama jika kita ingin berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara efektif. Bahasa yang saat ini dianggap sebagai bahasa yang dapat digunakan secara luas dan efektif adalah bahasa Inggris. Hal tersebut disebabkan oleh karena penduduk dunia sebagian besar sebagai pengguna dan mempunyai kepentingan untuk menggunakan bahasa Inggris. Apalagi jika dikaitkan dengan globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya internet maka penguasaan bahasa Inggris adalah merupakan suatu keharusan agar kita dapat mengakses informasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Selain sebagai bahasa dunia bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, budaya dan lainnya.

Berdasarkan pada uraian di atas kita dapat memetik suatu isyarat bahwa bahasa Inggris hendaknya sudah dikenalkan pada siswa sejak dini. Pengenalan bahasa semenjak dini dikondisikan sedemikian rupa sehingga ada ketertarikan siswa untuk belajar mengeksplorasi pengalaman sendiri dalam menggunakan


(9)

bahasa sebagai media perantara pesan yang efektif. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal mata pelajaran bahasa Inggris boleh dikenalkan di SD.

Mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri sudah dilaksanakan selama kurang lebih 18 tahun. Kebijakan tentang dimungkinkannya pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar secara resmi dibenarkan sebab dilandasi dengan kebijakan-kebijakan terkait. Kebijakan Depdikbud RI No. 0487/4/1992, Bab VIII, menyatakan bahwa “Sekolah Dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional”. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD.

Kebijakan ini telah ditanggapi secara positif dan luas oleh masyarakat, yaitu sekolah-sekolah dasar yang merasa memerlukan dan mampu untuk menyelenggarakan pengajaran bahasa Inggris. Dalam perjalanan pengembangannya, bahasa Inggris yang semula sebagai matapelajaran muatan lokal pilihan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib di beberapa daerah. Kurikulum mata pelajaran muatan lokal ini tidak disusun oleh Pusat Kurikulum Depdiknas tetapi dikembangkan di tingkat provinsi. Oleh karena itu, kurikulum pada suatu daerah akan berbeda dengan daerah yang lainnya baik mengenai tujuan maupun materinya.


(10)

Tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sendiri berdasarkan Standar Isi mata pelajaran bahasa Inggris SD yakni untuk mendidik peserta didik agar memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

Berpijak pada kebijakan di muka, seharusnya bahasa Inggris diperkenalkan melalui kegiatan yang sesuai dengan kegiatan di dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang apa yang ada di sekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi, bermain, dan bercerita. Kenyataannya di lapangan sekarang khususnya di sekolah-sekolah dasar di UPTD Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat yang sudah mengenalkan pembelajaran bahasa Inggris di kelas satu sejak tahun 2006, pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris masih lemah dan dipaksakan. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang pasif dan tidak memuaskan. Anak-anak ditugasi untuk menerjemahkan kalimat-kalimat yang sulit, mencatat tata bahasa dengan istilah yang tidak dimengerti oleh siswa, dan mengerjakan pekerjaan rumah yang sering tidak jelas perintahnya sehingga ada jawaban yang rancu.


(11)

Berdasarkan temuan dilapangan ada beberapa hal yang menjadi faktor terjadinya hal tersebut di atas, diantaranya:

Pertama, guru tidak menguasai bahan ajar menjadikan mereka kurang berninat untuk mengajar bahasa Inggris dikarenakan latar belakang mereka yang bukan lulusan bahasa Inggris.

Kedua, untuk pembelajaran bahasa Inggris di kelas 1 – 3 belum ditetapkan dalam Standar Isi.

Ketiga, isi bahan ajar yang tidak berkesinambungan antara siswa dengan lingkungan sekitar dan lebih menekankan pada penguasaan grammar.

Keempat, penggunaan metoda pembelajaran bahasa Inggris yang tidak cocok pada proses pelaksanaan pembelajaran.

Kelima, kurangnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran.

Dalam psikologi pendidikan dikenal adanya teori perkembangan. Model pembelajaran yang cukup dikenal adalah pendekatan perkembangan yang sering dihubungkan dengan Jean Piaget (1896–1980). Dalam model Piaget (dalam Orlich et.al. 1998) dikenal adanya empat tahap perkembangan yaitu sensorimotor stage, (lahir sampai usia 2 tahun); preoperational stage (28 tahun); concrete operational stage (811 tahun); dan formal stage (11–15 tahun keatas). Jadi, apabila anak SD belajar bahasa mulai kelas satu mereka sedang dalam tahap concrete operational stage dan oleh karena itu mereka memerlukan banyak ilustrasi, model, gambar, dan kegiatan-kegiatan lain.


(12)

Menurut Piaget, anak adalah pembelajar dan pemikir aktif. Mereka selalu melakukan interaksi secara terus-menerus dengan dunia lingkungannya dan memecahkan persoalan yang mereka hadapi di lingkungan tersebut, sehingga proses belajar terjadi secara aktif. Hal ini dihasilkan oleh anak sendiri, bukan dari hasil menirukan orang lain dan didapat sejak lahir.

Curtain dan Persola (1994), mengungkapkan bahwa anak-anak akan belajar bahasa asing dengan baik apabila proses belajar terjadi dalam konteks yang komunikatif dan bermakna bagi mereka. Untuk anak-anak konteks ini meliputi situasi sosial, kultural, permainan, nyanyian, dongeng, dan pengalaman-pengalaman kesenian, kerajinan, dan olah raga.

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.


(13)

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD saat ini dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sendiri merupakan pelajaran muatan lokal. Kurikulum muatan lokal menurut surat keputusan Dirjen tahun 1987 adalah kurikulum yang diperkaya dengan materi pelajaran yang ada dilingkungan setempat.

Berdasarkan uraian diatas, maka hal ini berimplikasi pada pembelajaran bahasa Inggris yang seyogyanya memperhatikan dan mempertimbangkan bahan ajar ditinjau dari keselarasan dan kebutuhan pada siswa tingkat Sekolah Dasar kelas satu.


(14)

Bahan ajar yang berbasis lingkungan merupakan bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk menigkatkan pemahaman dan interaksi siswa dengan lingkungan sekitar mereka, dengan demikian penguasaan kosakata siswa dalam bahasa Inggris utuk kelas satu akan lebih terbantu karena siswa belajar dengan kondisi nyata pada proses pembelajaran.

Pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya bermakna memakai lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan. Lingkungan memiliki dua peran dasar dalam proses pendidikan yakni:

1. Lingkungan memberi pembelajaran pada anak didik (educative environment), dan

2. Lingkungan harus diperbaiki oleh produk pendidikan (better environment by education).

Lingkungan dalam proses pendidikan harus memperhatikan dua aspek utama lingkungan, yakni:

1. Lingkungan sosial-budaya yang isinya adalah sistem nilai, perilaku, dan produk budaya masyarakat, dan

2. Lingkungan biofisik yang isinya adalah kondisi tanah air sebagai habitat bangsa Indonesia.

Keseluruhan aspek lingkungan melalui proses pendidikan akan diarahkan menjadi kondisi yang prima dengan standar (baku mutu) yang secara obyektif mampu membawa negeri ini menjadi negeri yang besar dan maju-aman-sejahtera. Pendidikan di negeri ini juga harus mengevaluasi kondisi lingkungan dari waktu ke waktu yang nyata sekali sedang bergerak menjadi semakin rusak dalam semua dimensinya. Dari analisis kualitas lingkungan Indonesia itulah maka manusia


(15)

Indonesia sudah harus mulai dibentuk oleh proses pendidikan yang benar dan produk pendidikan semacam itu pulalah yang akan merubah kualitas lingkungan menjadi semakin baik. Proses saling pengaruh mempengaruhi secara timbal balik tersebut akan berjalan berkesinambungan merupakan pusaran spiral bergerak positif menuju kondisi negeri ideal.

Pendidikan berproses mengacu pada arahan baku mutu kondisi lingkungan sosial-budaya dan biofisik ideal dan produk pendidikan itu pula yang membuat keseluruhan lingkungan Indonesia semakin membaik bukan memburuk. Kedua proses tersebut akan terus berjalan berkelanjutan menghantar bangsa Indonesia mencapai titik tertinggi kondisi sosial-budaya dan biofisik Indonesia yang makin sempurna.

Didalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa asing, salah satu aspek dasar penting yang harus dikuasai dari proses belajar mengajar adalah kosakata. Kosakata merupakan komponen penting dalam menunjang empat keterampilan berbahasa karena semakin kaya penguasaan kosakata seseorang maka komunikasi yang dilakukan, baik secara lisan maupun tulisan menjadi lebih mudah.

Pentingnya kosakata tersebut ditekankan oleh Tarigan (1993: 2) yang berpendapat “Kualitas berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki maka akan semakin besar pula kemungkinan dapat terampil berbahasa”.

Menurut Soejono, anak usia lima tahun sudah bisa menguasai nomina lebih banyak daripada verba, setelah itu adjektiva, dan kata fungsi di urutan keempat. Pemahaman kosakata pada anak tergantung pada lingkungan si anak


(16)

beradaptasi, dan sesuai dengan tingkatan umurnya. Terhadap pemahaman kosakata, bila sering diucapkan dan didengar si anak, akan mudah dan cepat dipahami.

Berdasarkan paparan diatas, perlu kiranya dirumuskan suatu isi bahan ajar bahasa Inggris yang dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris para siswa Sekolah Dasar kelas satu berbasis lingkungan yang lebih efektif dan bermanfaat. Maka dalam penyusunan tesis ini penulis mengambil judul: “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa” (Studi Pengembangan di

Sekolah Dasar Kabupaten Bandung Barat).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan pokok dalam penelitian ini dibuat dalam rumusan masalah sebagai berikut: “Bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan seperti apa yang dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa”.

C. Pertanyaan Penelitian

Agar permasalahannya lebih terperinci maka dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu saat ini? 2. Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa


(17)

3. Urutan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu?

4. Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan seperti apa yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa?

5. Adakah peningkatan penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris pada siswa SD kelas satu dengan menggunakan pembelajaran berbasis lingkungan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar

bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa di Kabupaten Bandung Barat.

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui;

1. Bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu saat ini.

2. Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu.

3. Urutan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu.

4. Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

5. Peningkatan penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris pada siswa SD kelas satu dengan menggunakan pembelajaran berbasis lingkungan.


(18)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut:

1. Bagi sesama guru bahasa Inggris, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan di SD kelas satu.

2. Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan menjadi alternatif pilihan pengembangan model bahan ajar bahasa Inggris Sekolah Dasar untuk meningkatkan penguasaan pembelajaran bahasa Inggris siswa.

3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan akan memotivasi para peneliti untuk mengembangkan bahan ajar bahasa Inggris SD untuk meningkatkan efektifitas pada pembelajaran nya.

F. Definisi Operasional

Objek penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis lingkungan. Penelitian ini menegaskan upaya untuk membuat pengembangan bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan sehingga dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa terhadap lingkungan disekitar mereka dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian untuk menjaga agar pemahaman terhadap variabel tidak bias, maka pada bagian ini diuraikan definisi operasional variabel yang merupakan hasil dari kajian teoritik yang komprehensif.

1. Material development is basically dealing with selection, adaptation, and creation of teaching materials.


(19)

2. Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara

sistematis dan mencakup kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

3. A language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which a

social group co-operates.

4. Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. English (Linguistics / Languages) the official language of Britain, the US,

most parts of the Commonwealth, and certain other countries. It is the native language of over 280 million people and is acquired as a second language by many more. It is an Indo-European language belonging to the West Germanic branch.

5. Pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya bermakna memakai

lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan.

Enviromental education is aimed at producing a citizenry that is

knowledgeable concerning the biophysical environment and its associated problems, aware of how to help these problems, and motivated to work toward their solution.

6. Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari

pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosa kata yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Vocabulary is the total number of words in a language. It is also


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Atas dasar pada pertimbangan bahwa sifat penelitian ini tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu, maka pada penelitian penulis terapkan dengan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. (Suharsimi: 1990).

Dengan demikian jelaslah bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha menjelaskan atau mendeskriptifkan keadaan subjek atau objek yang tertuju pada usaha menggambarkan suatu gejala gejala secara lengkap terhadap masalah yang hendak diteliti dan dipergunakan langkah langkah atau prosedur yang tepat dengan maksud agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Sugiyono (2009: 3) secara umum pengertian metode penelitian adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan daripada penelitian ini difokuskan pada penyusunan desain bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa. Hasil daripada penelitian ini berupa desain bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan yang selanjutnya terhadap desain bahan ajar tersebut dilakukan verifikasi oleh para ahli dibidang kurikulum dan bahasa Inggris untuk mendapatkan kesepakatan mengenai bahan ajar yang


(21)

telah dirancang peneliti. Sehingga pendekatan penelitian ini adalah dengan mengaplikasikan Metodologi Delphi.

Adapun dasar bagi penelitian ini dalam menggunakan Metode Delphi adalah adanya kesesuaian Metode Delphi berkaitan dengan pemanfaatan pendapat para ahli dengan tujuan adalah untuk memperoleh kesepakatan dengan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi terhadap pengusaan kurikulum dan bahasa Inggris melalui serangkaian questionnaire yang disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan tersebut. Sebagaimana di jelaskan Linstone, Harold A et al. (2002), bahwa pada awalnya konsep Delphi bertujuan untuk memperoleh kesepakatan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi melalui serangkaian questionnaire yang disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan tersebut.

Pengertian metode Delphi menurut Linstone Harold A et al. (2002) adalah metode strukturisasi terhadap proses komunikasi kelompok dalam membahas masalah-masalah yang kompleks. Metode Delphi yang pada awalnya digunakan pada bidang pertahanan AS kemudian berkembang pula pada bidang manajemen atau riset lainnya, ini dikarenakan ada kebutuhan untuk menggabungkan informasi subjektif (seperti analisa resiko) kedalam model evaluasi untuk membahas masalah-masalah kompleks yang mendera masyarakat; seperti lingkungan, kesehatan, transportasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, maka saat ini teknik Delphi digunakan di berbagai bidang. Metode Delphi yang berasal dari organisasi non-profit, kemudian selanjutnya Delphi merambah ke pemerintahan, industri dan akademik.


(22)

Menurut Linstone Harold A et al. (2002) ada empat langkah dalam Delphi, yaitu:

1. Studi Pendahuluan: Eksplorasi subjek yang sedang dibahas, di mana

setiap individu memberikan informasi tambahan yang dianggap sesuai. 2. Tahap Mendesain: Proses pemahaman kelompok dalam memandang

sebuah isu (apakah anggota kelompok ada yang setuju atau tidak?)

3. Verifikasi: Jika anggota melontarkan ketidaksepahaman dalam memandang suatu isu, maka dibahaslah alasan di balik ketidaksepahaman tersebut. Dengan kata lain, evaluasi terhadap alasan ketidaksetujuan. 4. Menganalisa (Evaluasi akhir): Ini dilakukan manakala kita telah

menganalisa seluruh informasi yang terkumpul sementara evaluasi itu sendiri telah mendapatkan feedback.

B. Prosedur Penelitian

Berdasarkan pada metodologi penelitan delphi diatas, maka penelitian ini terdiri atas 4 prosedur atau langkah kegiatan. Secara rinci langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:


(23)

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian menurut Linstone Harold A et al. (2002) a. Kajian Literatur:

- Teori Bahan Ajar

- Materi Pembelajaran Bahasa Inggris Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) - Pendekatan Teori Pembelajaran

Bahasa Inggris Untuk Anak Usia Dini

- Karakter Siswa Sekolah Dasar - Pembelajaran Berbasis Lingkungan - Pembelajaran Tematik

- Teori Pembelajaran dan Penguasaan Kosa Kata b. Survey lapangan:

Kondisi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu saat ini, meliputi:

- Bahan ajar/ materi Pembelajaran bahasa Inggris kelas satu - Penilaian

Penyusunan draft awal bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan

penguasaan kosakata siswa STUDI PENDAHULUAN TAHAP MENDESAIN VERIFIKASI MENGANALISA

Hasil kajian literatur dan survey lapangan

Draft awal bahan ajar bahasa Inggris kelas satu

berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata

siswa

Feedback terhadap desain bahan ajar bahasa Inggris

kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata

siswa

Desain bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata


(24)

1. Studi Pendahuluan

a. Kajian Literatur

Tahapan ini diawali dengan kegiatan kajian terhadap dokumentasi teoritis berupa kajian kepustakaan terhadap teori-teori yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa serta hasil penelitian yang relevan.

b. Survey Lapangan

Tahapan ini peneliti lakukan untuk mengetahui kondisi pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Sekolah Dasar kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas Kabupaten Bandung Barat yang meliputi, kesiapan guru bahasa Inggris dalam merencanakan pembelajaran (RPP), bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu, strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, dan penilaian yang dipergunakan guru bahasa Inggris pada umumnya di gugus III UPTD Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Adapun teknik yang peneliti gunakan dalam mengidentifikasi permasalahan di lapangan melalui metode survey dengan teknik wawancara, seperti pendapat Donaldson & Scannel (1993 : 37-41) menyebutkan ada sembilan cara atau teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, yaitu: (1) wawancara formal, (2) observasi/ pengamatan, (3) survey, (4) tes, (5) wawancara informal, (6) laporan dari pimpinan, (7) pemeriksaan catatan, (8) panitia penasehat, (9) penelitian/ riset formal. Survey dalam bidang pendidikan dan kurikulum dapat dilakukan terhadap guru untuk mengumpulkan data mengenai kepedulian mereka terhadap masalah-masalah pendidikan, kinerja mereka dalam pelaksanaan mengajar, membimbing, dan memberi latihan kepada siswa,


(25)

pelaksanaan tugas-tugas administratif, pengabdian dan kerjasama dengan masyarakat, dll (Sukmadinata, 2009: 83).

Kegiatan pengumpulan data pendahuluan melalui survey dengan wawancara dapat dipergunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk studi pendahuluan dengan maksud menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari jumlah respondennya sedikit/ kecil. (Sugiyono, 2009: 194). Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Untuk keperluan penelitian ini peneliti menggunakan kedua cara tersebut kepada para guru bahasa Inggris dan guru kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas Kabupaten Bandung Barat dengan pertimbangan mereka adalah para fasilitator yang senantiasa mengajar di kelas satu sehingga mereka memahami bagaimana permasalahan-permasalahan yang dihadapi khususnya dalam hal bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris di kelas satu.

Selanjutnya setelah peneliti mengetahui kondisi di lapangan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa adanya kesenjangan antara kondisi bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu dilapangan dengan bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu yang diharapkan. Adanya perbedaan kesenjangan tersebut menandakan adanya permasalahan yang dihadapi para guru bahasa Inggris kelas satu khususnya pada permasalahan belum tersedianya bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris kelas satu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dikelas satu tingkat SD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi dengan mendesain bahan ajar


(26)

bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa di Kabupaten Bandung Barat.

2. Tahap Penyusunan Desain Bahan Ajar

a. Penyusunan Draft Awal Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa

Pada langkah ini penulis menentukan pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan pada pembelajaran bahasa Inggris SD kelas satu yang akan mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa yang lebih efektif dari bahan ajar yang sudah ada, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Mendesain bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sesuai dengan standar isi pembelajaran SD kelas satu. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dikembangkan di kelas satu saat ini.

(2) Mengimplementasikan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran tematik kelas satu yang disesuaikan dengan ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris untuk SD kelas satu.

(3) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan pada tema-tema pembelajaran. Tema pembelajaran terdiri dari 13 bab, yang terdiri dari 6 bab pada semester 1 dan 7 bab pada semester 2, tema-tema tersebut adalah sebagai berikut:

Semester 1 Semester 2

- Bab 1 Part of Body - Bab 7 Fruits - Bab 2 My family - Bab 8 Number - Bab 3 My name is . . . - Bab 9 Colour


(27)

- Bab 4 Part of House - Bab 10 Days - Bab 5 Things in the kitchen - Bab 11 Shapes

- Bab 6 Foods and Drinks - Bab 12 Things in the Classroom - Bab 13 Things on the Sky

(4) Mengembangkan teknik sajian yang tepat pada pengembangan bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan yang mampu meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

Didasarkan pada kajian teori di bab II dalam pengembangan bahan ajar/ materi pembelajaran bahasa Inggris SD/ MI, teknik yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan yang dikembangkan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1) Teknik menyampaikan kosakata baru melalui visual (gambar), katalog, gesture (gerakan isyarat), kosakata yang sudah diketahui dicari persamaannya dan dari penutur asli.

2) Teknik teaching series dan word sequence, yaitu flascard, clock face, chalkboard, transparency.

3) Siswa mulai dimotivasi untuk mempresentasikan kosakata yang sudah dipelajari.

Teknik yang dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa adalah sebagai berikut:

1) Vocabulary checklist: mengecek kembali dengan cara memberikan tes pada siswa terhadap kosa kata yang telah dipelajari;

2) Word searchs: mencari atau menunjukkan kosa kata berdasarkan kumpulan abjad yang diletakkan secara acak;


(28)

3) Crosswords: memberikan latihan pada siswa untuk mengisi teka teki silang.

b. Penyusunan Instrumen

Untuk keperluan penelitian ini penulis menyusun instrumen berupa kuesioner untuk dipergunakan para ahli dalam menilai dan memberikan masukan terhadap bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Adapun kisi-kisi dari angket yang akan penulis buat berupa pernyataan berdasarkan kepada indikator-indikator yang menjadi komponen dalam suatu pengembangan bahan ajar bahasa Inggris untuk SD kelas satu dan teknik penguasaan kosakata. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari para ahli kurikulum dan bahasa Inggris mengenai kesesuaian di dalam isi secara keseluruhan dari desain pengembangan bahan ajar yang telah disusun penulis. Adapun kisi-kisi daripada instrumen tersebut meliputi:

(1) Aspek Materi, meliputi kriteria:

1) Kesesuaian materi dengan kurikulum yang berlaku, dengan indikator; (a) kesesuaian materi dengan tujuan yang berlaku

(b) kesesuaian materi dengan topik yang disarankan (c) muatan materi dengan fokus keterampilan berbahasa

(d) muatan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan karakteristik siswa SD (activity-based; hands-on activity; circular; topic-based)


(29)

(e) muatan latihan yang berkaitan dengan tujuan yang disarankan 2) Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar, dengan indikator;

(a) muatan visualisasi yang sejalan dengan lingkungan siswa (b) muatan visualisasi yang sejalan dengan topik

(c) muatan visualisasi yang variatif

(d) muatan visualisasi yang jelas, tegas dan berwarna

(e) muatan kegiatan bermain yang sejalan dengan topik yang berkait dengan dunia siswa SD

(f) muatan materi yang berkaitan kegiatan (activity-based)

3) Seleksi dan organisasi materi sesuai dengan pemahaman pembelajar, dengan indikator;

(a) muatan kosakata yang konkrit

(b) muatan kosakata yang berkait dengan pengalaman pembelajar (c) muatan organisasi materi secara sirkular dan topikal

(2) Aspek Penyajian, meliputi kriteria:

1) Tujuan penyajian pembelajaran dinyatakan secara jelas, dengan indikator;

(a) sajian tujuan pembelajaran pada setiap unit

(b) arahan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa 2) Penyajian unit dilakukan secara sirkular dan topikal, dengan indikator;

(a) sajian bahan ajar secara topikal


(30)

3) Penyajian bahan ajar tiap unit dilakukan melalui kegiatan fisik, dengan indikator;

(a) sajian bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik (b) sajian bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

(c) sajian bahan ajar yang berkait dengan situasi lingkungan fisik pembelajar

4) Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik pembelajar, dengan indikator;

(a) sajian keterkaitan keterampilan berbahasa, sekurang-kurangnya dua keterampilan

(b) sajian bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi

(c) sajian unsur bahasa (lafal, ejaan, kosakata, struktur) yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

(d) sajian bahan ajar dari yang global dan mengerecut ke yang lebih kecil

5) Penyajian bahan ajar mendorong pembelajar secara aktif dan kreatif, dengan indikator;

(a) tuntutan aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya

(b) dorongan pembelajar untuk aktif berkomunikasi

(c) dorongan pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan menggunakan situasi konkrit


(31)

(d) dorongan pembelajar menggunakan bahasa sambil bermain dan beraktivitas fisik

6) Latihan disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi (verbal dan non-verbal) dan menunjang pencapaian tujuan dalam kurikulum, dengan indikator;

(a) latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melafalkan

(b) latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dan ujaran

(c) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menyimak (d) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara (e) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca (f) latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menulis

sederhana.

(3) Aspek Penguasaan Kosakata, didasarkan pada teori penguasaan kosakata yang dikembangkan Tarigan (2011) yang disesuaikan dengan pengembangan penguasaan kosakata untuk siswa SD yakni sebagai berikut:

1) Penyajian kosakata dasar (basic vocabulary) dengan indikator; (a) Sajian istilah kekerabatan

(b) Sajian nama-nama bagian tubuh (c) Sajian kata ganti (diri, penunjuk) (d) Sajian kata bilangan pokok (e) Sajian kata kerja pokok


(32)

(f) Sajian kata keadaan pokok

(g) Sajian kata benda-benda universal.

2) Penyajian Catur Cara Uji Kosakata dengan indikator; (a) Sajian uji identifikasi kata (identification)

(b) Sajian uji pilihan berganda kata (multiple choice) (c) Sajian uji menjodohkan kata (Matching)

(d) Sajian uji memeriksa kata (Checking).

3. Tahap verifikasi/ validasi

Mengenai tahapan validasi ini, Sugiyono (2009: 414) berpendapat bahwa validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar yang baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta di lapangan. Selanjutnya dijelaskan pula mengenai proses validasi dengan cara: validasi produk dapat dilakukan dengan diskusi dengan pakar dan ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya, kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut. (Sugiyono, 2009: 414).

Dalam pengertian metode Delphi bahwa validasi dilakukan dengan pemanfaatan pendapat para ahli dengan tujuan adalah untuk memperoleh kesepakatan dengan para ahli yang memiliki nilai reliabilitas tinggi terhadap pengusaan kurikulum dan bahasa Inggris melalui serangkaian questionnaire yang disertai pemberian feedback terhadap kesepakatan tersebut. Sebagaimana di jelaskan Linstone, Harold A et al. (2002).


(33)

Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka pada tahap validasi ini peneliti membuat questionnaire yang akan diisi oleh oleh para ahli kurikulum dan bahasa Inggris untuk menilai kesesuaian antar komponen dalam bahan ajar yang telah dikembangkan penulis. Hasil penilaian dari para ahli kemudian dianalisis untuk menjadi masukan (feedback) bagi penyempurnaan kurikulum yang telah disusun sebelumnya.

4. Analisis Draft Bahan Ajar Bahasa Inggris SD Kelas Satu Berbasis Lingkungan untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa

Pada tahap ini penulis melakukan analisis terhadap draft bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa melalui kuesioner yang telah diberi penilaian dan masukan oleh para ahli kurikulum dan bahasa Inggris. Terhadap angket dianalisis dengan skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) skala likert dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Berdasarkan hasil dari penghitungan tingkat persetujuan terhadap bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang di desain serta masukan dari para ahli kurikulum pelatihan tersebut penulis melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap draft tersebut sehingga dihasilkan bahan ajar yang dapat dipertanggung jawabkan.


(34)

5. Perbaikan Desain Draft

Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian para ahli, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Peneliti disini bertugas memperbaiki desain tersebut.

6. Melakukan uji coba terbatas

Setelah dihasilkan draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah dilakukan validasi dan revisi oleh para ahli, penulis melakukan uji coba terbatas terhadap draft tersebut untuk mengukur tingkat efektifitas draft bahan ajar terhadap peningkatkan penguasaan kosakata siswa yang dilakukan pada siswa SD kelas satu.

Metode penelitian yang digunakan dalam uji coba terbatas digunakan metode penelitian Pre-Experimental Design (One-Group Pretest-Postest Design). Menurut Sugioyono (2009: 109) dikatakan pre-experimrntal design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Dalam desain ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya terhadap variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.


(35)

Desain One-Group Pretest-Postest Design dapat digambarkan seperti berikut:

o

1 = nilai pretest (sebelum menggunakan draft bahan ajar berbasis lingkungan)

o

2 = nilai posttest (setelah menggunakan

bahan ajar berbasis lingkungan) Pengaruh bahan ajar berbasis lingkungan terhadap peningkatan penguasaan kosakata siswa = (

o

2

o

1

)

C. Populasi dan Sampel

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian maka diperlukan sumber data yang disebut populasi, seperti dikemukakan Sudjana (1989: 6) bahwa: "Populasi adalah totalitas yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan sifatnya".

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dankemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997 :57), sedangkan Menurut Nawawi (1985: 141) pengertian dari populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data


(36)

penelitian. Sedangkan pengertian sampel seperti dijelaskan Winarno Surachmad (1989: 3), bahwa: "Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi."

Dari kedua pendapat tersebut, bahwa yang dikatakan populasi adalah keseluruhan jumlah sumber data yang hendak di pelajari atau dikenal penelitian, sedangkan yang dinamakan sampel adalah merupakan sebagian dari populasi yang mewakili daripada populasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa populasi dan sampel, merupakan dua pengertian yang harus dibedakan secara jelas dan tegas, sebab keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, namun saling berkaitan.

Target populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SD kelas satu dan guru bahasa Inggris di Kabupaten Bandung Barat.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sampling artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini penelitian dilakukan pada SD kelas satu di gugus III UPTD Cihampelas yang terdiri dari tujuh SD.

Sampel yang dipilih untuk melaksanakan uji coba terbatas terhadap draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang telah divalidasi oleh para ahli yakni siswa SDN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat kelas satu yang terdiri dari 20 orang siswa.


(37)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui teknik survey, dokumentasi, kuesioner, teknik wawancara dan uji coba terbatas pada hasil pengembangan draft. Survey dengan teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh pendapat-pendapat dari para nara sumber mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di Kabupaten Bandung Barat saat ini terutama dalam bahan ajar bahasa inggris SD kelas satu sehingga diketahui bagaimana situasi dan kondisi pembelajaran yang saat ini terjadi di lapangan, teknik dokumentasi untuk memperoleh sumber-sumber literatur yang akan mendukung kajian terhadap teori yang akan dipergunakan serta untuk memperoleh deskripsi materi pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan secara rasional dan tersrtuktur serta memiliki nilai validitas yang tinggi. Teknik kuesioner dipergunakan untuk memperoleh penilaian dan masukan dari para ahli terhadap desain bahan ajar yang dirancang oleh peneliti. Sedangkan uji coba terbatas pada hasil pengembangan produk yang telah dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah bahan ajar yang dikembangkan tersebut lebih efektif dan efisien dalam meningkakan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa dibandingkan bahan ajar yang lain.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui teknik kuesioner, yakni berupa penilaian para ahli kurikulum dan bahasa Inggris kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) skala likert dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang


(38)

fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Agar jawaban dari setiap item pertanyaan dalam penelitian ini dapat analisis, maka setiap item jawaban diberi skor berupa angka. Adapun skor untuk item jawaban adalah sebagai berikut:

1. Sangat baik diberi skor 5 2. Baik diberi skor 4 3. Cukup diberi skor 3 4. Tidak baik diberi skor 2 5. Sangat tidak baik diberi skor 1

Adapun kisi-kisi instrumen penilaian draft bahan ajar yang telah di desain adalah sebagai berikut:

ASPEK KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN

Materi  Kesesuaian materi

dengan kurikulum yang berlaku

1. Memuat materi sesuai dengan tujuan yang berlaku

2. Memuat materi sesuai dengan topik yang disarankan

3. Memuat materi dengan fokus keterampilan berbahasa

4. Memuat kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan karakteristik siswa SD (activity-based; hands-on activity; circular; topic-based)

5. Memuat latihan yang berkaitan dengan tujuan yang disarankan

 Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar

6. Memuat visualisasi yang sejalan dengan lingkungan siswa

7. Memuat visualisasi yang sejalan dengan topik

8. Memuat visualisasi yang variatif 9. Memuat visualisasi yang jelas, tegas dan

berwarna

10. Memuat kegiatan bermain yang sejalan dengan topik yang berkait dengan dunia siswa SD

11. Memuat materi yang berkaitan kegiatan (activity-based)


(39)

materi sesuai dengan pemahaman

pembelajar

13.Memuat kosakata yang berkait dengan pengalaman pembelajar

14.Memuat organisasi materi secara sirkular dan topikal

Penyajian  Tujuan penyajian pembelajaran dinyatakan secara jelas

15.Menyebut tujuan pembelajaran pada setiap unit

16.Mengarahkan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa  Penyajian unit

dilakukan secara sirkular dan topikal

17.Menyajikan bahan ajar secara topikal 18.Menyajikan bahan ajar secara berulang dan

berkaitan  Penyajian bahan ajar

tiap unit dilakukan melalui kegiatan fisik

19.Menyajikan bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik

20.Menyajikan bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

21.Menyajikan bahan ajar yang berkait dengan situasi lingkungan fisik pembelajar

 Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik pembelajar

22.Menyajikan keterkaitan keterampilan berbahasa, sekurang-kurangnya dua keterampilan

23.Menyajikan bahan ajar yang beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi

24.Menyajikan unsur bahasa (lafal,ejaan, kosakata, struktur) yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

25.Menyajikan bahan ajar dari yang global dan mengerecut ke yang lebih kecil

 Penyajian bahan ajar mendorong

pembelajar secara aktif dan kreatif

26.Menuntut aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya

27.Mendorong pembelajar untuk aktif berkomunikasi

28.Mendorong pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan menggunakan situasi konkrit

29.Mendorong pembelajar menggunakan bahasa sambil bermain dan beraktivitas fisik  Latihan disajikan

untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi (verbal dan non-verbal) dan menunjang pencapaian tujuan dalam kurikulum

30.Latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melafalkan 31.Latihan diberikan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dan ujaran

32.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menyimak

33.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

34.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca

35.Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menulis sederhana Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Draft Bahan Ajar Didasarkan pada penilaian Bahan Ajar oleh Wachyu Sundayana


(40)

Data yang diperoleh melalui uji coba terbatas hasil pengembangan draft yang telah dilakukan validasi oleh para ahli dan revisi sebelumnya, yakni berupa penilaian hasil pretest-postest, postest dilaksanakan setelah diberikan perlakuan terhadap sampel penelitian dengan menggunakan draft bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa yang kemudian dianalisis dengan menggunakan t-test dengan formula sebagai berikut:

Keterangan:

t : t-test

: Jumlah hasil pretest

: Jumlah hasil postest

�� : Jumlah hasil standar defiasi

Keterangan:

SD : Standar Deviasi : Jumlah hasil posttest

dikurangi pretest

N : Jumlah sampel

Keterangan: ��

: Jumlah Standar Defiasi

SD : Standar Defiasi n : Jumlah sampel

t =

x1

− x 2 SD

SD = � − �

�� = ��


(41)

Keterangan:

DF : Lefel signifikasi

n : Jumlah sampel

F. Analisis Hasil Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengolahan terhadap data yang diperoleh melalui hasil validasi produk dan uji coba terbatas produk. Semua data yang terhimpun, baik berupa hasil penilaian para ahli pengembang kurikulum dan ahli bahasa Inggris maupun hasil uji coba terbatas produk kesemuanya diolah yang selanjutnya dipergunakan untuk penyempurnaan desain bahan ajar bahasa Inggris kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Setiap data yang diperoleh dari validasi produk dianalisis berdasarkan komponen aspek yang dinilai sesuai kisi-kisi. Kemudian dihitung tingkat persetujuannya terhadap bahan ajar yang didesain. Besarnya tingkat persetujuan dinyatakan dalam bentuk prosentase persetujuan.

Untuk melakukan analisis terhadap semua hasil penelitan, baik terhadap data hasil studi pendahuluan, penilaian dari para ahli kurikulum dan bahasa Inggris, peneliti melakukan expert opinion, yaitu kegiatan mengkonsultasikan semua temuan yang berkaitan dengan penelitian ini kepada ahli pengembangan kurikulum dan bahasa Inggris juga kepada pembimbing penelitian ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dan saran yang lebih baik bagi perbaikan penelitian ini secara keseluruhan. Dengan harapan penelitian ini akan menghasilkan produk bahan ajar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan kajian teori pada bab II berikut merupakan deskripsi jawaban daripada pertanyaan penelitian yang telah dilakukan penelitian terhadap setiap item jawaban pertanyaan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan hasil jawaban yang ilmiah dari penelitian ini:

1. Bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu saat ini khususnya di lingkungan sekolah-sekolah dasar UPTD Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut:

a. Dari aspek kesesuaian materi dengan kurikulum, materi yang dikembangkan sudah sesuai dengan tujuan kurikulum untuk SD kelas satu yaitu pengembangan materi dengan mengembangkan pembelajaran topical theme (tematik) dalam materi pembelajaran bahasa Inggris.

b. Kesesuaian materi dengan topik yang disarankan untuk pembelajaran bahasa Inggris di SD sudah baik yaitu menghadirkan topik-topik yang berkaitan dengan lingkungan siswa.

c. Ruang lingkup pembelajaran lebih mengarah pada lingkungan umum, topik-topik pembelajaran yang dikembangkan tidak terstruktur.

d. Muatan materi dengan fokus keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) yang dikembangkan masih terfokus pada keterampilan menulis sederhana, sedangkan pengembangan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca masih pasif.


(43)

e. Muatan kegiatan pembelajaran masih pasif, kegiatan pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai sumber belajar dan ruangan kelas masih mendominasi sebagai tempat proses kegiatan belajar mengajar.

f. Muatan latihan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD masih pasif, siswa hanya diberikan latihan menulis kosakata dalam bahasa Inggris dan menghafal makna dari setiap kata. Kegiatan yang mengarah pada pengembangan kompetensi komunikatif belum dihadirkan secara maksimal.

g. Muatan visualisasi pada bahan ajar sudah sejalan dengan topik yang dikembangkan pada pembelajaran dengan menghadirkan visualisasi yang variatif, jelas, dan berwana.

h. Muatan kosakata yang berkait dengan pengalaman pembelajar masih belum konkrit, kosakata yang dihadirkan lebih pada kosakata yang bersifat hal-hal fiktif bagi siswa.

i. Arahan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa masih pasif dengan penyebab kegitan pembelajaran yang hanya terpusat pada keterampilan menulis sederhana.

2. Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu yaitu ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris berbasis lingkungan yang mampu mencapai tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD khususnya di kelas satu.

Tujuaan pembelajaran bahasa Inggris di SD sendiri adalah untuk mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks


(44)

sekolah dan memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan penguasaan kosakata sebagai dasar dari pengembangan kompetensi berkomunikasi.

Ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu yang cocok untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa adalah dengan mengembangkan aspek penguasaan kosakata dasar sebagai berikut:

a. Istilah kekerabatan; misalnya: ayah, ibu, adik, kakak, nenek, kakek. Dalam bahasa Inggris pada pelajaran sekolah dasar dikenal dengan tema family; b. Nama-nama bagian tubuh (part of body); misalnya: nose, eye, ear, cheek,

head.

c. Kata ganti (pronoun), misalnya: I, you, they, we, she, he, it, that, this; d. Kata bilangan pokok (numeral); misalnya: one, two, three, four, ten, one

hundred;

e. Kata kerja pokok (verb); misalnya: drinking, eating, wearing, hearing, sleeping, watching, running, catching;

f. Kata keadaan pokok (adjective); misalnya: rich, poor, clever, stupid, dirty, hungry, slowly, fast, diligent, lazy;

g. Benda-benda universal; misalnya: land, water, fire, month, star, plant. Cara mempelajari kosakata dilakukan dengan tiga aksi sebagai berikut: a. Vocabulary checklist: mengecek kembali dengan cara memberikan tes

pada siswa terhadap kosa kata yang telah dipelajari;

b. Word searchs: mencari atau menunjukkan kosa kata berdasarkan kumpulan abjad yang diletakkan secara acak;


(45)

c. Crosswords: memberikan latihan pada siswa untuk mengisi teka teki silang.

Dalam pengujiannya terhadap penguasaan kosakata tersebut ada empat cara untuk menguji yaitu sebagai berikut:

a. Identifikasi: siswa member response secara lisan ataupun tertulis dengan mengidentifikasi sebuah kata sesuai dengan batasan atau pengembangannya.

b. Pilihan berganda: siswa memilih makna yang tepat bagi kata yang teruji dari tiga atau empat batasan.

c. Menjodohkan: kata-kata yang teruji disajikan dalam satu lajur dan batasan-batasan yang akan dijodohkan disajikan secara sembarangan pada lajur lain. Sebenarnya ini merupakan bentuk lain dari pilihan berganda.

d. Siswa memeriksa kata-kata yang diketahuinya atau yang tidak diketahuinya. Dia juga dituntut untuk menulisbatasan kata-kata yang diperiksanya.

3. Urutan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu adalah dengan menggunakan struktur tema pembelajaran dari tema yang terdekat dengan lingkungan siswa dilanjutkan dengan tema-tema umum disekitar lingkungan siswa. Tema yang dikembangkan disesuaikan dengan SK-KD pembelajaran tematik kelas satu SD saat ini juga konsep-konsep yang perlu dikuasai anak-anak dalam berbahasa sebagai berikut:

a. Identifikasi (mengenal orang/ benda yang ada di sekitar anak-anak)

b. Klasifikasi (pengelompokan, misalnya warna, bentuk, ukuran, jumlah, fungsi, jenis, dsb.)


(46)

c. Spasial (ruang atau posisi orang/benda) d. Temporal (waktu)

e. Emosional (perasaan) f. Familial (keluarga)

g. Ordering (menyusun), dan h. Ekuivalensi (perbandingan)

Berikut merupakan urutan tema-tema pembelajaran yang sebaiknya dikembangkan dalam bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan untuk SD kelas satu:

Semester 1

- Bab 1 Parts of Body (Mengenal anggota tubuh)

- Bab 2 My Family (Mengenal anggota keluarga dan kerabat) - Bab 3 My name is . . . (Memahami identitas diri dan keluarga) - Bab 4 Parts of House (Mengenal lingkungan rumah)

- Bab 5 Things in the Kitchen (Mengenal benda-benda di dapur)

- Bab 6 Foods and Drinks (Mengenal makanan dan minuman)

Semester 2

- Bab 7 Fruits (Mengenal buah-buahan) - Bab 8 Number (Mengenal bilangan bulat) - Bab 9 Colour (Mengenal warna)

- Bab 10 Days (Mengenal hari) - Bab 11 Shapes (Mengenal bentuk)

- Bab 12 Things in the Classroom (Mengenal benda-benda di kelas) - Bab 13 Things on the Sky (Mengenal benda langit)


(47)

Urutan pembelajaran untuk penguasaan kosakata diawali dengan pembelajaran kosakata dengan jumlah kata yang sedikit dan bertambah pada pembelajaran berikutnya secara bertahap, selanjutnya kosakata yang telah diberikan disajikan dalam percakapan sederhana dan paragrap sederhana untuk mendukung latihan keempat keterampilan berbahasa yang akan mendukung pencapaian kompetensi komunikasi sederhana.

4. Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan yang sebaiknya diberikan di SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan tujuan pembelajaran pada setiap unit dinyatakan secara jelas b. Mengarahkan pembelajaran pada penguasaan keterampilan berbahasa

(mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) c. Penyajian unit dilakukan secara sirkular dan topikal

d. Menyajikan bahan ajar secara berulang dan berkaitan pada tema-tema pembelajaran

e. Menyajikan bahan ajar melalui berbagai kegiatan fisik f. Menyajikan bahan ajar dengan visualisasi kegiatan

g. Menyajikan bahan ajar yang berkait dengan situasi lingkungan fisik pembelajar

h. Penyajian bahan ajar secara terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik pembelajar

i. Sajian bahan ajar beranjak dari bahasa lisan pada kelas rendah dan berlanjut ke bahasa tulis pada kelas tinggi


(48)

j. Sajian unsur bahasa (lafal, ejaan, kosakata, struktur) dihubungkan dengan keterampilan berbahasa

k. Menyajikan bahan ajar dari yang kecil menuju yang global

l. Menuntun aktivitas pembelajar untuk mendengar, berbicara, membaca dan menulis pada tingkatannya

m. Mendorong pembelajar untuk aktif berkomunikasi

n. Mendorong pembelajar untuk kreatif berbahasa dengan menggunakan situasi konkrit

o. Mendorong pembelajar menggunakan bahasa sambil bermain dan beraktivitas fisik

p. Latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melafalkan

q. Latihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dan ujaran

r. Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menyimak s. Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara t. Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca, dan u. Latihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan menulis sederhana.

5. Terdapat peningkatan penguasaan kosakata pada siswa setelah menggunakan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan dengan peningkatan nilai pada setiap siswa sebagai objek penelitian, sebelum menggunakan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan nilai tertinggi dalam penguasaan kosakata pada siswa adalah 65, setelah menggunakan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan nilai tertinggi pada siswa adalah 100. (Rincian pada lampiran).


(49)

B. Pembahasan

Bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu saat ini dilihat berdasarkan kajian di lapangan adalah bahan ajar yang menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang sedang dikembangkan di SD kelas 1-3 saat ini.

Dilihat dari isi, ruang lingkup, dan urutan bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu yang ada masih belum sesuai dengan tuntutan dari tujuan pembelajaran bahasa Inggris pada tingkat SD/ MI yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional, sedangkan dari sisi sajian bahan ajar bahasa Inggris untuk siswa pada tingkat SD teknik sajian yang ada sudah sesuai dengan kriteria teknik sajian untuk bahan ajar bahasa Inggris SD.

Pemilihan bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu dengan menggunakan pembelajaran tematik dan ketidak sesuaian isi, urutan, dan ruang lingkup pada bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD dikarenakan belum adanya ketetapan Standar Isi untuk pembelajaran bahasa Inggris pada tingkat SD kelas 1-3. Melihat kondisi dilapangan sekolah-sekolah dasar sudah menghadirkan pembelajaran bahasa Inggris di kelas satu maka pemilihan implementasi pembelajaran tematik pada bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu sangat dimungkinkan sebagai alasan para penerbit buku untuk menghadirkan bahan ajar/ materi bahasa Inggris SD kelas satu walaupun dari sisi isi, ruang linkup dan urutan bahan ajar masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD.

Ruang lingkup bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu yang mengarahkan pada penguasaan tata bahasa (grammar) sederhana dengan isi pembelajaran yang


(50)

menekankan pada keterampilan menulis sederhana adalah tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD.

Berdasarkan Standar Isi pembelajaran bahasa Inggris pada tingkat SD/ MI, ruang lingkup pembelajaran harus diarahkan pada kompetensi lisan yang didalamnya mencakup pengembangan empat keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis) dengan mengarahkan peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Keterampilan berkomunikasi lisan akan sangat tergantung terhadap penguasaan kosakata yang dimiliki seseorang, karena semakin banyak kosakata yang dimiliki maka semakin memungkinkan dapat aktif berkomunikasi, dengan demikian maka pengembangan bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu berbasis lingkungan untuk meningkatkan penguasaan kosakata dapat digunakan sebagai alternatif pengembangan model bahan ajar bahasa Inggris di SD untuk menambah ragam variatif bahan ajar yang dihadirkan dalam proses pelaksanaan bahasa Inggris di sekolah untuk mencapai tujuan menghasilkan siswa yang berkompetensi berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Urutan pembelajaran bahasa Inggris yang diawali dari tema yang mencakup lingkungan sekitar keluarga dilanjutkan dengan tema-tema yang cakupannya berupa lingkungan umum disekitar siswa merupakan pengembangan


(51)

bahan ajar yang disesuaikan pada sisi psikologis dan tingkat kematangan anak tingkat SD kelas satu.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal seorang anak, anak akan memulai interaksi dengan anggota keluarganya selanjutnya anak akan mulai mengenal benda-benda yang ada disekitar rumah, berikutnya anak akan memulai berinteraksi dengan lingkungan diluar rumah sesuai dengan tahap perkembangannya.

Setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu dengan menggunakan visualisi ditujukan supaya siswa dapat belajar secara kontekstual tentang benda-benda yang ada disekitar mereka. Teknik penguasaan kosakata disajikan dengan menggunakan teknik visual, Vocabulary checklist, Word searchs, dan Crosswords sebagai upaya menghadirkan teknik yang bervariatif


(52)

dalam proses pembelajaran supaya pada proses pelaksanaan pembelajaran tidak membosankan.

Untuk meningkatkan pemahaman kosakata, menurut Edward dan Rebecca (1977: 150), terutama kosakata baru, pengajar harus memberitahukan artinya, kemudian membuat kalimat dengan kosakata yang sudah diberikan oleh pengajar. Ada tiga teknik dalam mengembangkan kosakata sebagaimana diuraikan berikut ini.

a. Teknik menyampaikan kosakata baru melalui visual (gambar), katalog, gesture (gerakan isyarat), kosakata yang sudah diketahui dicari persamaannya dan dari penutur asli.

b. Teknik teaching series dan word sequence, yaitu flascard, clock face, chalkboard, transparency.

c. Siswa mulai dimotivasi untuk mempresentasikan kosakata yang sudah dipelajari.

Ketiga pendapat di atas didukung pula oleh pendapat Caroline dan Michael (2003: 7), bahwa kegiatan pembelajaran kosakata untuk siswa yang berusia 6-12 tahun menggunakan sumber buku tambahan dalam bentuk lembar kerja (worksheet). Melalui kosakata siswa akan diperoleh kemudahan untuk mengetahui arti dan mengenal masing-masing kata dalam struktur kalimat sesuai fungsinya. Kosakata yang digunakan di Sekolah Dasar adalah golongan flying high untuk siswa yang berumur 11-12 yang merupakan pengenalan dalam pembelajaran dan cakap atau mampu dalam menggunakan kosakata. Cara mempelajari kosa kata dilakukan dengan tiga aksi:


(53)

d. Vocabulary checklist: mengecek kembali dengan cara memberikan tes pada siswa terhadap kosa kata yang telah dipelajari;

e. Word searchs: mencari atau menunjukkan kosa kata berdasarkan kumpulan abjad yang diletakkan secara acak;

f. Crosswords: memberikan latihan pada siswa untuk mengisi teka teki silang.

Berdasarkan teori diatas maka teknik visual, Vocabulary checklist, Word searchs, dan Crosswords yang dikembangkan dalam pengembangan draft bahan ajar berbasis lingkungan SD kelas satu akan sangat mendukung terhadap penguasaan kosakata pada hasil pembelajaran, dengan menguasai banyak kosa kata maka tujuan pembelajaran bahasa inggris di SD/ MI yakni mengembangkan kompetensi berkomunikasi akan sangat terbantu dalam pencapainnya.

Berdasarkan penilaian para ahli, revisi dan uji coba terbatas draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa diperoleh hasil yang dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil pengembangan draft bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan dapat dinilai valid dan efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa di SD kelas satu.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ario, Dimas. (2011). Pengertian Metode Delphi. [Online]. Tersedia: http://dimasarioarumbinang.blogspot.com/2010/06/metode-delphi.html BSNP. (2006). Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/ MI.

Jakarta: Badan Standar Pendidikan Nasional.

English Monolingual Dictionary: understand what words mean through definitions and synonyms. (2008). [Online]. Tersedia: http://dictionary.reverso.net/english-definition/english

Freeman, Diane L. (1986). Techniques and Principles in Language Teaching. New York: Oxford University Press.

Finn, Patrick J. (1993). Helping Children Learn Language Arts. Longman Publishing Groups.

Grath, Ian Mc. (2006). Materials Evaluations and Design for Language Teaching. Endinburgh University Press Ltd.

Gafur, Abdul. (1994). Disain instruksional: langkah sistematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar mengajar. Solo: Tiga Serangkai.

Haliwell, Susan. 1992. Teaching English in the Primary Classroom. Longman Group UK Limited.

Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Hasan, Said H. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Kerjasama Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosda Karya.

Hollingsworth, Pat dan Lewis, Gina. (2008). Pembelajaran Aktif: Meningkatkan keasyikan kegiatan di kelas. Jakarta: PT INDEKS.

Huda, Nuril. (1999). Language Learning and Teaching: Issues and Trends. Malang: IKIP MALANG.

Ichsan. Pengertian Pembelajaran Tematik. (2009). [Online]. Tersedia:


(1)

bahan ajar yang disesuaikan pada sisi psikologis dan tingkat kematangan anak tingkat SD kelas satu.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal seorang anak, anak akan memulai interaksi dengan anggota keluarganya selanjutnya anak akan mulai mengenal benda-benda yang ada disekitar rumah, berikutnya anak akan memulai berinteraksi dengan lingkungan diluar rumah sesuai dengan tahap perkembangannya.

Setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Teknik sajian bahan ajar bahasa Inggris SD kelas satu dengan menggunakan visualisi ditujukan supaya siswa dapat belajar secara kontekstual tentang benda-benda yang ada disekitar mereka. Teknik penguasaan kosakata disajikan dengan menggunakan teknik visual, Vocabulary checklist, Word searchs, dan Crosswords sebagai upaya menghadirkan teknik yang bervariatif


(2)

Ina Rosbianiar, 2012

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

90 dalam proses pembelajaran supaya pada proses pelaksanaan pembelajaran tidak

membosankan.

Untuk meningkatkan pemahaman kosakata, menurut Edward dan Rebecca (1977: 150), terutama kosakata baru, pengajar harus memberitahukan artinya, kemudian membuat kalimat dengan kosakata yang sudah diberikan oleh pengajar. Ada tiga teknik dalam mengembangkan kosakata sebagaimana diuraikan berikut ini.

a. Teknik menyampaikan kosakata baru melalui visual (gambar), katalog,

gesture (gerakan isyarat), kosakata yang sudah diketahui dicari persamaannya dan dari penutur asli.

b. Teknik teaching series dan word sequence, yaitu flascard, clock face,

chalkboard, transparency.

c. Siswa mulai dimotivasi untuk mempresentasikan kosakata yang sudah

dipelajari.

Ketiga pendapat di atas didukung pula oleh pendapat Caroline dan Michael (2003: 7), bahwa kegiatan pembelajaran kosakata untuk siswa yang berusia 6-12 tahun menggunakan sumber buku tambahan dalam bentuk lembar kerja (worksheet). Melalui kosakata siswa akan diperoleh kemudahan untuk mengetahui arti dan mengenal masing-masing kata dalam struktur kalimat sesuai fungsinya. Kosakata yang digunakan di Sekolah Dasar adalah golongan flying high untuk siswa yang berumur 11-12 yang merupakan pengenalan dalam pembelajaran dan cakap atau mampu dalam menggunakan kosakata. Cara mempelajari kosa kata dilakukan dengan tiga aksi:


(3)

d. Vocabulary checklist: mengecek kembali dengan cara memberikan tes pada siswa terhadap kosa kata yang telah dipelajari;

e. Word searchs: mencari atau menunjukkan kosa kata berdasarkan kumpulan abjad yang diletakkan secara acak;

f. Crosswords: memberikan latihan pada siswa untuk mengisi teka teki silang.

Berdasarkan teori diatas maka teknik visual, Vocabulary checklist, Word searchs, dan Crosswords yang dikembangkan dalam pengembangan draft bahan ajar berbasis lingkungan SD kelas satu akan sangat mendukung terhadap penguasaan kosakata pada hasil pembelajaran, dengan menguasai banyak kosa kata maka tujuan pembelajaran bahasa inggris di SD/ MI yakni mengembangkan kompetensi berkomunikasi akan sangat terbantu dalam pencapainnya.

Berdasarkan penilaian para ahli, revisi dan uji coba terbatas draft pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan SD kelas satu untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa diperoleh hasil yang dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil pengembangan draft bahan ajar bahasa Inggris berbasis lingkungan dapat dinilai valid dan efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa di SD kelas satu.


(4)

Ina Rosbianiar, 2012

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

DAFTAR PUSTAKA

Ario, Dimas. (2011). Pengertian Metode Delphi. [Online]. Tersedia: http://dimasarioarumbinang.blogspot.com/2010/06/metode-delphi.html BSNP. (2006). Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/ MI.

Jakarta: Badan Standar Pendidikan Nasional.

English Monolingual Dictionary: understand what words mean through

definitions and synonyms. (2008). [Online]. Tersedia:

http://dictionary.reverso.net/english-definition/english

Freeman, Diane L. (1986). Techniques and Principles in Language Teaching. New York: Oxford University Press.

Finn, Patrick J. (1993). Helping Children Learn Language Arts. Longman Publishing Groups.

Grath, Ian Mc. (2006). Materials Evaluations and Design for Language Teaching. Endinburgh University Press Ltd.

Gafur, Abdul. (1994). Disain instruksional: langkah sistematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar mengajar. Solo: Tiga Serangkai.

Haliwell, Susan. 1992. Teaching English in the Primary Classroom. Longman Group UK Limited.

Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Hasan, Said H. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Kerjasama Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosda Karya.

Hollingsworth, Pat dan Lewis, Gina. (2008). Pembelajaran Aktif: Meningkatkan keasyikan kegiatan di kelas. Jakarta: PT INDEKS.

Huda, Nuril. (1999). Language Learning and Teaching: Issues and Trends. Malang: IKIP MALANG.

Ichsan. Pengertian Pembelajaran Tematik. (2009). [Online]. Tersedia:


(5)

Johnson, LouAnne. (2009). Pembelajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta Barat: PT INDEKS.

Karjiyadi. (2012). Pembelajaran Berbasis Lingkungan. [Online]. Tersedia: http://karjiyadi/22/02/2012/pembelajaran-berbasis-lingkungan/

Klein, Kerstin. (2005). Teaching the World’s Children. English Teaching Forum,

Volume 43, Number 1: 2-7

Majid, Abdul. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Moon, Jayne. (2000). Children Learning English. Oxford: Macmillan Publishers Limited.

Muslich, Mansur. (2007). KTSP (Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Pangarsa, Abd. Azis T. (2011). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: http://blog.uin-malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/

Rochmawati, Dyah. (2012). Pendekatan Teori Tentang Pembelajaran Bahasa

Inggris Untuk Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:

http://dyahrochmawati08.wordpress.com/2009/02/12/pendekatan-teori-tentang-pembelajaran-bahasa-inggris-untuk-anak-usia-dini/

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Schindler, Andrea. (2006). Channeling Children’s Energy through Vocabulary

Exercises. English Teaching Forum, Volume 44, Number 2:8-13

Shin, Joan Kang. (2006). Ten Helpful Ideas for Teaching English to Young Learners. English Teaching Forum, Volume 44, Number 2: 2-7.


(6)

Ina Rosbianiar, 2012

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Kelas Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

x

Sudrajat, Akhmad. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/download-pengembangan-bahan-ajar/

Sukayati dan Wulandari, Sri. (2009). Pembelajaran Tematik di SD. Departemen Pendidikan Nasional; Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana S. (2010). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sukmadinata. (2006). Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sundayana, Wachyu. (2011). Kurikulum Terpadu Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Tema Bagi Pembelajar SD. [Online]. Tersedia: http://kurikulum-terpadu-dalam-pembelajaran-bhs.ing-artikelmelepa.pdf-adobereader/

Sundayana, Wachyu. (2011). Material Development. [Online]. Tersedia: WACHYU_SUNDAYANA/ESP_Material_Development/Pengembangan_ Bahan_Ajar%28_HO_ESP_Mat_Dev_Topic_5-8%29.pdf

Sunendar, Dadang & Iskandar Wassid. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry G. (2011). Pengajaran Kosa Kata. Bandung: Angkasa.

Tim Pustaka Yustia. (2007). Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD, SMP dan SMA. Jakarta: PT. Buku Kita. Tomlinson, Brian. (1999). Materials Development in Language Teaching.

Cambridge University Press.

Winataputra, Udin S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yulaelawati, Ella. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA TEKS BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA JAWA Penggunaan Media Teks Bergambar Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Jawa Krama Alus PTK Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas IIIA Semester Genap SD Al Firdaus Suraka

0 2 15

PENGGUNAAN MEDIA TEKS BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA JAWA Penggunaan Media Teks Bergambar Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Jawa Krama Alus PTK Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas IIIA Semester Genap SD Al Firdaus Suraka

0 5 10

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKANPENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS ANAK KELAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS ANAK KELAS B DI TK AISYIYAH PANTIREJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 15

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI MELALUI METODE LAGU Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Anak Usia Dini di TK Bina Putra Sanggrahan Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 12

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA.

1 3 48

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS TERJEMAH ARAB SUNDA TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB.

0 1 57

Lengkap Kosa Kata Bahasa Inggris Sehari (1)

0 0 15

Tenses Bahasa Inggris Kosa Kata

0 3 22

Pengembangan Buku Ajar untuk Meningkatkan Keterampilan Bahasa Inggris Siswa Kelas 3 SD

0 0 7

MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS (VOCABULARY) PADA ANAK TUNARUNGU DI SLTPLB WACANA ASIH PADANG

0 1 60