persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas yang lebih disukai.
Untuk ketiga alat ukur likuiditas yaitu modal kerja bersih, rasio lancar, dan rasio cepat semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik.
Perlu diperhatikan kelebihan likuiditas akan mengurangi risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo, hal mana akan
mengurangi laba.
2.3 Modal kerja
1. Pengertian modal kerja
Dalam operasional kegiatan keseharian perusahaan, modal memiliki peran utama sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Setiap perusahaan perlu
menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau
barang dagangann, membayar upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya-biaya lainnya. Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi
perusahaan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil
produksinya. Menurut Djarwanto 2001:85, terdapat dua defenisi modal kerja yang lazim
dipergunakan, yakni: a.
Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih net working capital.
Universitas Sumatera Utara
Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang jangka pendek
dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.
b. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan
modal kerja bruto gross working capital. Defenisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud
operasi jangka pendek. Di samping dua defenisi modal kerja tersebut, masih terdapat pengertian modal
kerja menurut konsep fungsionil. Menurut konsep fungsionil, modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan jangka pendek current income yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut.
Menurut Brigham dan Houston 2006:131, modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek kas, sekuritas, persediaan,
an piutang. Sedangkan menurut Kweon 2004:190, modal kerja bersih merupakan selisih antara asset lancar dan kewajiban lancar , menyediakan
gambaran yang sangat berguna dalam menentukan kebijaksanaan pembiayaan jangka pendek. Jika modal kerja bersih rendah, keuntungan perusahaan cenderung
meningkat, tetapi peningkatan keuntungan ini disaat yang sama juga meningkatkan resiko likuiditas perusahaan. Akibatnya kebijakan pembiayaaan
jangka pendek perusahaan berpengaruh pada modal kerja bersih.
Universitas Sumatera Utara
2. Peranan Modal Kerja
Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran
untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Menurut Djarwanto 2001:87, manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup, antara
lain: a.
Memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan.
b. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva
lancar. c.
Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
e. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna
melayani permintaan konsumennya. f.
Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan.
g. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
h. Memungkinkan perusahaan utuk mampu bertahan dalam periode resesi
atau depresi.
3. Sumber Modal Kerja
Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni: a.
Bagian modal kerja yang relatif permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat
melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara teru- menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam: 1
Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2 Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal b.
Bagian modal kerja yang bersifat variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah tergantung pada perubahan keadaan. Modal kerja
variabel ini dapat dibedakan dalam: 1
Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah- ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2 Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah disebabkan karena fluktuasi kongjungtur.
Universitas Sumatera Utara
3 Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah karena adanya keadaan darurat atau mendadak yang tidak dapat diketahui atau diramalkan terlebih dahulu.
4. Faktor yang Menentukan Jumlah Modal Kerja
Meskipun metode penghitungan modal kerja atau pengertian modal kerja yang digunakan, namun ada hal-hal yang tetap sama, yaitu, bahwa kebutuhan modal
kerja atau komposisi modal kerja akan dipengaruhi: a.
Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan produksi dan penjualan, dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja
yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. b.
Kebijaksanaan tentang penjualan kredit atau tunai. Persediaaan dengan EOQ = Economic Order Quantity dan safety stock, dan saldo ke kas
minimal, pembelian bahan tunai atau kredit. c.
Faktor lain: 1
Faktor-faktor ekonomi. 2
Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat.
3 Tingkat bunga yang berlaku.
4 Peredaran uang.
5 Tersedianya barang-barang di pasar.
6 Kebijakan perusahaan selain pada poin kedua di atas.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Perputaran Modal Kerja