1.55 1.5 Penurunan Kadar Pati Bambu Hitam (Gigantochloa Atroviolaceae Widjaja) Oleh Fermentasi Suspensi Bakteri Biakan Murni Dengan Metode Vertical Soak Diffusion

Tabel 6. Persentase Kandungan Pati Bambu Hitam Bambu ke- KADAR PATI Pangkal Tengah Ujung Rata-rata 1 1.95 1.90 1.50 1.78 2 1.80 1.55 1.55 1.63 3 1.80 1.75 1.65 1.73 4 2.55 2.05 1.50 2.03 5 2.05 1.45 0.60 1.37 6 0.95 1.25 1.05 1.08 7 1.75 1.80 1.10 1.55 8 1.80 1.20 1.00 1.33 9 1.10 1.00 0.95 1.02 Rata-rata umum

1.75 1.55

1.21 1.5

Hasil pengukuran kandungan pati bambu hitam paling tinggi adalah pada bagian pangkal yaitu sebesar 1.75, kemudian diikuti oleh bagian tengah yaitu sebesar 1.55, dan kandungan pati paling rendah adalah pada bagian ujung yiatu sebesar 1,21. Dari data ini dapat dilihat bahwa semakin ke arah ujung bambu, maka kandungan pati semakin rendah. Hal ini sesuai menurut Duryatmo 2000, yang dapat dilihat pada tabel 3, dimana intensitas serangan organisme perusak lebih tinggi pada buku dan ruas bagian pangkal bambu, karena pada bagian pangkal dan buku memang memiliki kandungan pati yang lebih tinggi dibanding bagian tengah atau ujung. Demikian pula halnya dengan bagian buku, kandungan patinya lebih tinggi daripada bagian ruas. Hasil analisis sidik ragam pada lampiran 2, menunjukkan bahwa perlakuan bagian vertikal bambu dalam mengukur kandungan pati ternyata berbeda nyata hal ini dapat dilihat pada lampiran. Namun, setelah dilakukan uji lanjut yang dapat dilihat pada lampiran 3, ternyata setiap bagian bambu tidak memiliki pengaruh yang nyata. Hal tersebut dapat dilihat dari huruf pada setiap bagian bambu yang notasikan oleh huruf yang sama. Universitas Sumatera Utara Penurunan berat pati bambu hitam Pada tabel 7, terlihat bahwa kandungan pati setelah perlakuan mengalami penurunan. Namun, penurunan kadar pati yang terjadi hanya dalam sepersepuluh sampai seperseratus dari berat pati awal. Tabel 7. Penurunan berat pati bambu hitam . Konsentrasi Bakteri Lama Fermentasi 1 hari gr Kontrol gr 3 hari gr Kontrol gr 5 hari gr Kontrol gr 2,5 x 10 8 0,34 0,39 0,38 0,51 0,30 0,35 0,26 0,38 0,32 0,41 0,29 0,36 0,19 0,30 0,20 0,30 0,18 0,22 5 x 10 8 0,27 0,36 0,35 0,41 0,29 0,36 0,24 0,31 0,20 0,29 0,14 0,24 0,20 0,31 0,08 0,12 0,09 0,20 7,5 x 10 8 0,32 0,36 0,11 0,19 0,19 0,22 0,29 0,35 0,17 0,25 0,16 0,20 0,19 0,33 0,16 0,21 0,06 0,19 Jika penurunan berat pati pada tabel ini dibandingkan dengan tabel penurunan pati menurut Shultoni 2000 yang dapat dilihat dari tabel 4, maka perlakuan perendaman yang menggunakan waktu 1 sampai 3 bulan juga tidak menunjukkan penurunan berat yang sangat besar. Hal ini berarti cara penurunan kandungan pati dengan fermentasi bakteri yang hanya menggunakan waktu 1 sampai 5 hari sama efektifnya, sehingga dapat mengefisienkan dari segi waktu yang dipakai untuk menurunkan berat kandungan pati bambu hitam. Persentase penurunan kandungan pati bambu setelah perlakuan Berdasarkan persentase penurunan kandungan pati pada tabel 8, dapat dilihat bahwa semakin lama waktu yang digunakan, maka persentase penurunan Universitas Sumatera Utara kandungan pati semakin besar. Secara berturut-turut, persentase penurunan kandungan pati terbesar adalah pada waktu 5 hari yaitu sebesar 30, kemudian diikuti oleh persentase penurunan kadar pati dengan waktu 3 hari sebesar 28,63. Dan yang terkecil adalah pada waktu 1 hari yaitu sebesar 26,09. Tabel 8. Persentase penurunan kandungan pati bambu hitam. Waktu Fermentasi Konsentrasi Bakteri Kadar Pati Kontrol Kadar Pati Perlakuan Penurunan Kadar Pati 1 hari 2,5 x 10 8 1.78 1.47 27.02 5 x 10 8 1.63 1.32 27.69 7,5 x 10 8 1.73 1.49 23.56 Rata-rata 1.71

1.43 26.09