2.3. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Karekteristik Bank Syariah
Bank Konvensional
Hubungan dengan nasabah
Kemitraan Kreditur dan Debitur
Dewan Pengawas Memiliki Dewan
Syariah Nasional DPS untuk
mengawasi setiap produk dan aktivitas
bank Tidak mengenal dewan
sejenis
Denda dalam kredit pembiayaan
Diakui sebagai dana kebijakan sumber
qardh Sebagai pendapatan
bank
kegiatan social Pengumpul dana
mendistribusikan zakat
Tidak melakukan kegiatan ini
Penyalahgunaan dana
Menghindari hal ini yaitu tidak
memberikan dana secara tunai tetapi
memberikan barang yang dibutuhkan
finance the goods and services : Murabahah
Memberikan peluang yang sangat besar untuk
sight streaming penyalahgunaan dana
pinjaman
Business Framework Seluruh aktivitas comply dengan
syariah Secular principles dan
tidak didasarkan pada hukum agama islam
Larangan riba dalam kredit pembiayaan
Berdasarkan transaksi jual beli, bagi hasil,
system angsuran tetap sejak awal sampai
dengan jatuh tempo pembiayaan
Orientasi bunga, sistem angsuran fixedfloating
Universitas Sumatera Utara
Larangan riba dalam simpanan
Sistem profit and loss sharing atau revenue
sharing. Bank terhindar dari nagetive
spread Sistem bunga yang
mewajibkan bank membayar bunga sesuai
dengan yang diperjanjikan di awal,
bank rentan terhadap negative spread
Sumber : Seminar Nasional Ekonomi Syariah25 Maret 2012
2.4. Proses Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi 2003:16 menyatakan bahwa keputusan pembeli terdiri dari lima, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Jelasnya proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian actual berlangsung.
Pemasaran perlu memusatkan perhatian pada proses pembelian dan bukan pada keputusan pembelian saja.
Lima proses keputusan pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan
dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang seperti rasa lapar, rasa haus, seks, muncul pada tingkat yang
cukup tinggi untuk menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Pada tahap ini, pemasaran harus meneliti konsumen
untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah yang akan muncul, dan bagaimana kebutuhan atau masalah mengarah pada konsumen.
2. Pencarian informasi
Universitas Sumatera Utara
Konsumen yang tertarik akan mencari lebih banyak informasi. Jika dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada
dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau
melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan. Pada satu tingkat konsumen hanya mengalami perhatian yang meningkatkan
jumlan pencarian yang dilakukan tergantung pada dorongan kuatnya jumlah pencarian yang dimilikinya pada saat memulai, kemudahan
memperoleh informasi yang banyak, nilai yang diberikannya pada tambahan informasi dan kepuasaan yang dapatkan melakukan pencarian.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber- sumber itu meliputi :
a. Sumber pribadi, keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersia, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.
c. Sumber publik, media massa, organisasi penilai pelanggan.
d. Sumber pengalaman, mengenali, memeriksa, menggunakan produk.
Pengaruh relatif dari sumber – sumber infarmasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Biasanya, konsumen menerima hamper
semua informasi mengenai produk dari sumber komersial yang dikendalikan orang pemasaran. Namun, sumber yang paling efektif
Universitas Sumatera Utara
cendrung pada sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknyalebih penting dalam mempengaruhi pembelian suatu jasa.
3. Evaluasi berbagai alternatif
Pemasaran telah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan informasi untuk mencapai satu set pilihan merek akhir. Pemasaran perlu
mengetahui bagaimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif. Konsep – konsep dasar yang membantu pemasar menjelaskan proses
evaluasi konsumen yaitu, pertama, berasumsi bahwa setiap konsumen melihat suatu produk sebagai satu paket atribut produk. Kedua, konsumen
akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada atribut – atribut yang berbeda menurut kebutuhan dan keinginan yang unik.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai. Ada dua faktor yang depat mempengaruhi keputusan pembelian
yaitu faktor pertama adalah sikap lain, sejauh mana sikap orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan seseorang. Pilihan kedua adalah situasi
yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat membeli berdasarkan faktor – faktor seperti pendapatan yang diperkirakan harga
yang diharapkan. 5.
Prilaku Pasca Pembelian
Universitas Sumatera Utara
Tugas seorang pemasar tidak berakhir ketika produknya dibeli. Setelah membeli produk, konsumen bias puas atau tidak akan terlihat
dalam perilaku pasca pembelian yang tetap menarik bagi pemasar. Penentu apakah pembeli puas atau tidak puasada paa hubungan antara
harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika harapan
terpenuhi, konsumen puas, jika harapan terlampaui, konsumen amat puas.
2.5. Pengertian Minat