Struktur kimia alginat Alginat

Tabel 2.1 Perbandingan asam uronat dalam berbagai spesies alga Nama Spesies Perbandingan asam uronat Asam Guluronat G Asam Manuronat M Laminaria hyperborean blade 55 45 Macrocystis pyrifera 39 61 Laminaria digitata 41 59 Ascophyllum nodosum old tissue 36 64 Laminaria japonica 35 65 Eclonia maxima 45 55 Lessonia nigrescens 38 62 Durvillea Antarctica 29 71 Perbandingan yang bervariasi dari asam uronat menyebabkan perbedaan sifat produk yang dihasilkan. Alginat yang mengandung asam guluronat yang tinggi akan cenderung mempunyai struktur yang kaku rigid serta mempunyai porositas yang besar, sedangkan yang mengandung asam mannuronat yang tinggi mempunyai struktur yang tidak kaku atau lebih fleksibel Draget, et al., 2005.

2.2.1 Struktur kimia alginat

Alginat merupakan sebuah kopolimer tak bercabang yang dibentuk dari 2 monomer, asam β-D-manuronat M dan epimer C-5nya asam α-L-guluronat G, yang dihubungkan oleh ikatan 1 4 glikosida. Telah ditemukan bahwa alginat dibentuk dari monomer-monomer M dan G. Hal ini mengimplikasikan tiga tipe urutan blok yang dapat ditemukan dari molekul alginat yaitu homopolimerik blok M M-M-M, homopolimerik blok G G-G-G, dan heteropolimerik G-M-G-M yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Struktur kimia alginat Jumlah relatif dari dua monomer asam uronat dan pengaturan urutan dari kedua monomer tersebut sepanjang rantai polimer sangat bervariasi, tergantung pada jenis alginate Dornish and Dessen, 2004. 2.2.2 Sifat alginat Kelarutan alginat dalam air ditentukan dan dibatasi oleh tiga parameter berikut, antara lain: - pH pelarut merupakan parameter penting karena akan menentukan adanya muatan elektrostatik pada residu asam uronat. - Kekuatan ionik total zat terlarut juga memainkan peranan penting efek salting-out kation-kation non-gelling, dan - Kandungan dari ion-ion pembentuk gel dalam pelarut membatasi kelarutan Draget, et al., 2005. Universitas Sumatera Utara Dasar dari sifat pembentuk gel alginat ialah karakteristik spesifik pengikatan ion. Eksperimen yang mencakup dialisis kesetimbangan alginat telah menunjukkan bahwa pengikatan selektif dari ion-ion logam alkali tanah tertentu contoh. Pengikatan Ca 2+ dengan alginat lebih kuat dan kooperatif dibanding dengan Mg 2+ meningkat tajam dengan adanya peningkatan kandungan residu α-L-guluronat dalam rantai. Blok-blok poli-mannuronat dan blok-blok selang-seling hampir tanpa selektivitas Draget, et al., 2005. Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu yang digunakan dalam industri adalah dalam bentuk garam natrium dan garam kalium. Natrium alginat merupakan produk pemurnian karbohidrat yang diekstraksi dari alga coklat Phaeophyceae dengan menggunakan basa lemah Natrium alginat larut dengan lambat dalam air, membentuk larutan kental, tidak larut dalam etanol dan eter Salah satu sifat dari natrium alginat adalah mempunyai kemampuan membentuk gel dengan penambahan larutan garam-garam kalsium seperti kalsium glukonat, kalsium tartrat dan kalsium sitrat. Pembentukan gel alginat dengan ion kalsium, disebabkan oleh adanya ikatan silang membentuk khelat antara ion kalsium dan anion karboksilat pada blok G-G melalui mekanisme antar rantai. Natrium alginat mempunyai rantai poliguluronat menunjukkan sifat pengikatan ion kalsium yang lebih besar Morris, et al., 1980. Untuk kepentingan farmasetik digunakan natrium alginat, dimana larutannya dalam air bereaksi netral sampai asam lemah. Sediaan alginat paling stabil pada daerah pH 6-7, pada pH 4,5 asam bebasnya akan mengendap. Pemanasan yang kuat dan lama, terutama 70 o C dihindari, karena akan Universitas Sumatera Utara mengalami kehilangan viskositas akibat terjadinya polimerisasi. Sediaan disimpan dingin dan dilindungi dari cahaya dalam wadah tertutup baik Voight, 1995.

2.3 Kitosan