Pembuatan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan Formula 1, Formula 2, dan Formula 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan Formula 1, Formula 2, dan Formula 3

Matriks kalsium alginat-kitosan dibuat dengan menambahkan alginat dan kitosan ke dalam metronidazol dengan menggunakan mucilago amyli 5 bv sebagai bahan pengikat. Untuk membuat 10 matriks alginat-kitosan formula 1 dibutuhkan mucilago amyli sebanyak 0,726 g, formula 2 sebanyak 1,045 g, dan formula 3 sebanyak 0,810 g. Untuk membuat bentuk bulat dari matriks digunakan gelas arloji sehingga diperoleh bentuk matriks yang cukup bagus. Butir-butir matriks direndam dalam larutan CaCl 2 0,15 M selama 35 menit untuk menghasilkan matriks kalsium alginat yang telah sempurna bereaksi dengan kalsium klorida. Berat rata-rata matriks formula 1 adalah 90,10 mg dan diameter rata-ratanya 4,55 mm. Berat rata-rata matriks Formula 2 adalah 108,2 mg dan diameter rata-ratanya 5,91 mm. Formula 3 dengan berat mariks rata-rata 92,1 mg dan dengan diameter 4,75 mm. Bentuk matriks dapat dilihat pada Gambar 4.1,4.2, dan 4.3. Gambar 4.1 Matriks kalsium alginat-kitosan formula 1 alginat:kitosan = 1:3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Matriks kalsium alginat-kitosan formula 2 alginat:kitosan = 1:1 Gambar 4.3 Matriks kalsium alginat-kitosan formula 3 alginat:kitosan = 3:1 Kendala yang dihadapi dalam pembuatan adalah matriks yang dihasilkan bisa pecah atau retak. Hal ini disebabkan karena kekurangan mucilago amyli 5 menyebabkan matriks kurang kompak sehingga matriks yang dihasilkan pecah atau retak ketika proses pengeringan pada suhu kamar dan juga pada saat perendaman matriks dalam larutan CaCl 2 0,15 M selama 35 menit. Universitas Sumatera Utara 4.2 Pelepasan Metronidazol dari Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 4.2.1 Profil Pelepasan Metronidazol dari Matriks Kalsium Alginat- Kitosan dalam Medium pH 1,2 Pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan pada waktu- waktu tertentu dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH 1,2 selama 8 jam Waktu kumulatif SD Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 1 Formula 2 Formula 3 5 1.61 0.00 0.00 2.79 10 1.74 0.00 0.00 3.01 15 2.75 0.00 0.00 3.54 20 0.9 3.93 1.56 0.00 3.69 25 1.86 1.15 6.01 2.14 1.27 3.14 30 2.49 2.09 8.23 2.93 0.44 2.31 45 7.04 6.14 10.90 3.65 1.07 4.04 60 11.86 9.63 17.41 2.91 1.40 2.38 90 20.05 15.93 25.57 2.58 0.57 2.77 120 26.48 22.96 32.54 3.51 1.40 1.58 150 32.20 27.95 37.87 2.60 1.69 0.94 180 38.82 33.05 44.14 3.57 1.09 0.59 210 43.41 38.44 48.23 3.04 1.08 0.58 240 47.94 43.40 53.13 3.46 1.16 0.75 270 52.50 47.96 57.30 3.15 0.92 0.85 300 56.20 51.70 60.87 3.13 1.38 1.50 330 61.67 54.99 63.14 4.34 1.75 1.09 360 64.83 56.87 66.12 3.75 1.68 1.66 390 69.77 60.91 67.49 4.92 0.87 2.42 420 71.55 65.11 68.74 4.57 2.87 2.69 450 73.78 68.14 69.41 4.54 3.92 2.60 480 76.30 70.35 70.80 4.69 2.37 2.14 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada t 480 , matriks formula 1 melepaskan metronidazol hingga 76.30, formula 2 melepaskan metronidazol hingga 70.35, dan formula 3 melepaskan metronidazol hingga 70.80. Universitas Sumatera Utara Profil pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan pada medium pH 1,2 ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat- kitosan dalam medium pH 1,2 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 60 120 180 240 300 360 420 480 k u m u l a t i f waktu Formula 1 Alg 1:3 Chi Formula 2 Alg 1:1 Chi Formula 3 Alg 3:1 Chi Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi kitosan maka pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan semakin besar setelah 480 jam. Berdasarkan hasil uji statistik dengan ANOVA Analysis of variance pada interval konfidensi 95 α = 0,05 terhadap AUC setiap formula pada medium pH 1,2 diperoleh bahwa AUC rata-rata untuk F1 adalah 21331,59.menit; F2 sebesar 19013.menit, dan F3 sebesar 22615,93.menit. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan AUC yang signifikansi diantara ketiga formula tersebut dimana Sig. ≤0.05, yakni 0,013. Namun perbedaan ini terjadi pada formula 1 dengan formula 2 dan formula 3 dengan formula 2. Sedangkan formula 1 dengan formula 3 tidak berbeda. Dari profil pelepasan pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan dapat dijadikan sebagai sediaan pelepasan terkontrol. Pengembangan matriks alginat-kitosan dapat dilihat dengan mengukur diameter matriks sebelum dilakukan disolusi kemudian diukur kembali setelah 8 jam disolusi pada medium pH 1,2. Data pengembangan matriks dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data pengembangan matriks pada medium pH 1,2. No Pengukuran Diameter rata-rata mm F1 F2 F3 1 Sebelum disolusi 4,5 5,91 4,75 2 Setelah 8 jam pada pH 1,2 6,10 8,19 6,56 Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa diameter rata-rata formula 2 lebih besar daripada Formula 1 dan Formula 3. Hal ini disebabkan karena jumlah Universitas Sumatera Utara bahan dari Formula 2 lebih banyak dari Formula 1 dan Formula 3. Pengembangan matriks dalam pH 1,2 dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan 4.6. Gambar 4.5 Matriks alginat-kitosan formula 1 sebelum disolusi Gambar 4.6 Matriks alginat-kitosan formula 1 setelah disolusi pada pH 1,2 selama 8 jam Dari Gambar 4.5 dan 4.6 terlihat pengembangan matriks yang semakin besar dari sebelum disolusi dan setelah disolusi pada pH 1,2 selama 8 jam. Universitas Sumatera Utara 4.2.2 Profil Pelepasan Metronidazol dari Matriks Kalsium Alginat- Kitosan dalam Medium pH Berganti Pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan pada waktu-waktu tertentu dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH berganti Waktu kumulatif SD Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 1 Formula 2 Formula 3 5 0.19 0.33 0.00 0.00 10 2.02 2.20 0.00 0.00 15 4.16 0.58 1.58 2.11 1.01 0.55 20 6.59 1.25 3.04 3.36 2.17 0.12 25 8.72 2.05 5.47 3.52 3.35 0.14 30 11.18 3.41 6.87 3.44 4.22 0.52 45 16.06 7.14 13.58 5.42 6.12 0.59 60 20.62 11.58 19.44 6.38 6.81 1.05 90 29.29 20.53 28.09 7.44 8.09 1.10 120 36.11 27.98 35.34 7.42 8.34 1.78 125 36.68 28.63 36.02 7.17 7.82 2.61 130 37.39 29.49 36.59 7.54 7.14 2.37 135 38.51 29.67 37.05 7.36 7.05 2.59 140 39.86 30.42 38.35 7.48 7.22 3.24 145 40.38 31.57 39.35 7.24 7.41 3.08 150 41.43 31.73 40.52 7.74 7.40 3.64 165 43.02 33.37 41.41 7.93 7.65 3.20 180 44.71 35.01 43.64 8.45 7.55 1.62 210 47.74 38.09 45.42 8.39 7.94 2.27 240 50.97 41.21 48.23 8.79 7.77 2.20 270 54.05 44.11 51.27 9.47 7.89 1.91 300 56.75 46.79 53.33 8.72 8.44 1.55 330 58.88 49.94 56.83 9.50 8.26 0.34 360 61.25 52.57 58.92 9.36 8.69 1.54 390 63.33 55.09 62.12 9.39 9.44 0.38 420 64.77 57.02 64.37 9.43 8.92 0.76 450 66.59 59.79 67.58 9.04 9.94 2.10 480 68.43 62.57 68.69 9.19 10.74 2.10 510 70.02 63.54 70.22 8.75 10.48 2.80 540 71.44 65.81 70.97 8.78 10.11 2.68 570 72.63 67.10 71.96 8.87 10.60 3.20 600 73.10 67.95 73.03 8.90 11.58 2.52 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada t 600 , matriks formula 1 melepaskan metronidazol hingga 73,10, formula 2 melepaskan metronidazol hingga 67.94, dan formula 3 melepaskan metronidazol hingga 73,03. Profil pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan pada medium pH berganti ditunjukkan pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik pelepasan metronidazol dari matriks kalsium alginat- kitosan dalam medium pH berganti. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 k u m u l a t i f waktu Formula 1 Alg 1:3 Chi Formula 2 Alg 1:1 Chi Formula 3 Alg 3:1 Chi pH 1,2 pH 6,8 Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa hampir tidak ada perbedaan pelepasan antara formula 1, formula 2 dan formula 3. Berdasarkan hasil uji statistik dengan ANOVA Analysis of variance pada interval konfidensi 95 terhadap AUC setiap formula dalam medium pH berganti diperoleh bahwa AUC rata- rata untuk F1, F2 dan F3 berturut- turut adalah 30767,77.menit; 26009,62.menit; dan 29958,75.menit. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikansi diantara ketiga formula tersebut dimana Sig. ≥0,05 yakni 0,369. Dari profil pelepasan pada Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa metronidazol dari matriks kalsium alginat-kitosan dapat dijadikan sebagai sediaan pelepasan terkontrol. Pengembangan matriks alginat-kitosan dapat dilihat dengan mengukur diameter matriks sebelum dilakukan disolusi kemudian diukur kembali setelah 2 jam disolusi pada medium pH 1,2 dan setelah 8 jam pada medium pH 6,8. Data pengembangan matriks dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Data pengembangan matriks pada medium pH berganti No Pengukuran Diameter rata-rata mm F1 F2 F3 1 Sebelum disolusi 4,5 5,91 4,75 2 Setelah 2 jam pada pH 1,2 6,23 8,25 6,60 3 Setelah 8 jam pada pH 6,8 10,13 12,30 10.87 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa diameter rata-rata formula 2 lebih besar daripada Formula 1 dan Formula 3. Hal ini disebabkan karena jumlah bahan dari Formula 2 lebih banyak dari Formula 1 dan Formula 3. Universitas Sumatera Utara Pengembangan matriks dalam pH berganti dapat dilihat pada Gambar 4.8, 4.9, dan 4.10. Gambar 4.8 Matriks alginat-kitosan formula 1 sebelum disolusi Gambar 4.9 Matriks alginat-kitosan formula 1 setelah disolusi pada pH 1,2 selama 2 jam Gambar 4.10 Matriks alginat-kitosan formula 1setelah disolusi pada pH 6,8 selama 8 jam Dari Gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 dapat dilihat pengembangan matriks yang semakin besar dari sebelum disolusi, setelah disolusi pada pH 1,2 selama 2 jam dan dilanjutkan dengan disolusi pada pH 6,8 selama 8 jam. Universitas Sumatera Utara

4.3 Kinetika Pelepasan Metronidazol dari Matriks Kalsium Alginat- Kitosan