4.3.2. Sampel
Sampel yang diambil merupakan subjek dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik total sampling, dimana seluruh jumlah populasi terjangkau merupakan data sampel. Sampel diperoleh dengan beberapa kriteria yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1. Siswa-siswi yang bersedia mengikuti penelitian dan mendapat persetujuan dari orang tua
2. Siswa-siswi yang bersedia membawa feses
b. Kriteria Eksklusi
1. Siswa-siswi yang menderita penyakit sistemik sehingga tidak dapat mengikuti penelitian
2. Siswa-siswi yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap 3. Siswa-siswi yang telah menerima pengobatan cacing dalam 6
bulan terakhir 4. Siswa-siswi yang tidak kooperatif
4.4. Metode pengumpulan Data
4.4.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari: 1. Hasil pengisian kusioner yang dilakukan oleh siswa-siswi SD Negeri
060925 Kelurahan Harjosari 1 Kecamatan Medan Amplas mengenai perilaku, higenitas personal dan sanitasi lingkungan rumah.
2. Pemeriksaan feses siswa-siswi SD Negeri 060925 Kelurahan Harjosari 1 Kecamatan Medan Amplas secara laboratorium untuk mengetahui
kejadian infeksi Soil-Transmitted Helminthes pada anak. Pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
feses ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan metode Kato-Katz.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data mengenai keadaan lingkungan sekitar lokasi penelitian yang diperoleh dari SD Negeri 060925 Kelurahan Harjosari 1
Kecamatan Medan Amplas.
4.4.3. Pemeriksaan Feses dengan Metode Kato Katz Alat Bahan
1. Aquadest 2. Glycerin
3. Malachite green hijau malasit 4. Gelas objek
5. Cellophane tape selofan, ukuran 2,5 cm 6. Karton ukuran tebal 2 mm dan dilubangi dengan perforator
7. Kawat saring atau kawat kasa wire screen 8. Pot plastik ukuran 10-15 cc atau kantong plastik obat
9. Lidi atau tusuk gigi 10. Kertas minyak
11. Kertas saing atau tissue 12. Spidol tahan air
13. Tutup botol dari karet 14. Gunting logam
15. Waskom plastik kecil 16. Sabun dan deterjen
17. Handuk kecil 18. Sarung tangan karet
19. Formalin 5-10 20. Mikroskop
21. Formulir
Universitas Sumatera Utara
22. Ember 23. Counter alat penghitung
Pengambilan Feses
1. Memberikan inform consent 2. Memberikan edukasi pada subyek tata cara pengambilan feses:
a. Dianjurkan feses pada pagi hari saat sebelum berangkat ke sekolah
b. Pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu. c. Feses segar tidak boleh bercampur dengan air kloset
maupun urin. d. Feses ditampung pada pot steril bermulut lebar dan
berpenutup. e. Feses dikeluarkan dan ditampung di atas kertas plastik.
f. Dengan lidi, ambil banyak feses yang dibutuhkan
• Feses padat: ± 2-5 g sebesar ujung jari
• Feses cair: 10-15 ml
Cara penyimpanan dan pengiriman feses:
1. Peneliti menerima tabung berisi feses dari subyek 2. Feses tidak diawetkan dan tidak didinginkan
3. Menyimpan fese di dalam box.
4. Feses dikirim ke Laboratorium Parasitologi FK USU dan diperiksa 24 jam setelah pengambilan.
Metode Pemeriksaan Kato-Katz
a. Cara Membuat Larutan Kato Yang dimaksud dengan Larutan Kato adalah cairan yang dipakai untuk
merendammemulas selofan cellophane tape dalam pemeriksaan tinja terhadap telur cacing menurut modifikasi teknik Kato dan Kato-Katz.
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk membuat Larutan Kato diperlukan campuran dengan perbandingan Aquadest 100 bagian. Glycerin 100 bagian dan
Larutan malachite green 3 sebanyak 1 bagian. 2. Timbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan ke dalam
botolbeker glass dan tambahkan aquadest 100 cc sedikit demi sedikit lalu adukkocok sehingga homogen, maka akan diperoleh
larutan malachite green 3. 3. Masukkan 100 cc aquadest ke dalam Waskom plastik kecil, lalu
tambahkan 10 cc glycerin sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 cc larutan malachite green 3, lalu aduk sampai homogen. Maka akan
didapatkan Larutan Kato 201 cc.
b. Cara MerendamMemulas Selofan Cellophane Tape 1. Buatlah bingkai kayu segi empat sesuai dengan ukuran Waskom
plastik kecil. Contoh: bingkai untuk foto. 2. Libatkanlilitkan selofan pada bingkai tersebut.
3. Rendamlah selama ±18 jam dalam Larutan Kato. 4. Pada waktu akan dipakai, guntinglah selofan yang sudah direndam
sepanjang 3 cm.
c. Cara Pemeriksaan Kualitatif Modifikasi Teknik Kato Hasil pemeriksaan tinja kualitatif berupa positif atau negatif cacingan.
Prevalensi cacingan dapat berupa prevalensi seluruh jenis cacing atau per jenis cacing.
1 Cara Membuat Preparat a. Pakailah sarung tangan untuk mengurangi kemungkinan infeksi berbagai
penyakit. b. Tulislah Nomor Kode pada gelas objek dengan spidol sesuai dengan
yang tertulis di pot tinja.
Universitas Sumatera Utara
c. Ambillah tinja dengan lidi sebesar kacang hijau dan letakkan di atas gelas obyek.
d. Tutup dengan selofan yang sudah direndam dalam Larutan Kato, dan ratakan tinja di bawah selofan dengan tutup botol karet atau gelas obyek.
e. Biarkan sediaan selama 20-30 menit. f. Periksa dengan pembesaran lemah 100x obyektif 10x dan okuler 10x,
bila diperlukan dapat dibesarkan 400x obyektif 40x dan okuler 10x. g. Hasil pemeriksaan tinja berupa positif atau negatif tiap jenis telur cacing.
2 Cara Menghitung Prevalensi a. Prevalensi seluruh cacing:
ℎ 1
ℎ 100
b. Prevalensi cacing gelang: ℎ
ℎ 100
c. Prevalensi cacing cambuk: ℎ
ℎ 100
d. Prevalensi cacing tambang: ℎ
ℎ 100
d. Cara Pemeriksaan Kuantitatif Pemeriksaan kuantitatif diperlukan untuk menentukan intensitas infeksi
atau berat ringannya penyakit dengan mengetahui jumlah telur per gram tinja EPG pada setiap jenis cacing.
Universitas Sumatera Utara
1 Cara Membuat Preparat a. Saringlah tinja menggunakan kawat saring.
b. Letakkan karton yang berlubang di atas slide kemudian masukkan tinja yang sudah disaring pada lubang tersebut.
c. Ambillah karton berlubang tersebut dan tutuplah tinja dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato.
d. Ratakan dengan tutup botol karet hingga merata. Diamkan kurang lebih sediaan selama 20-30 menit.
e. Periksa di bawah mikroskop dan hitung jumlah telur yang ada pada sediaan tersebut.
2 Cara Menghitung Telur Hasil pemeriksaan tinja secara kuantitatif merupakan intensitas infeksi,
yaitu jumlah telur per gram tinja Egg Per GramEPG tiap jenis cacing.
a. Intensitas cacing gelang: ℎ
ℎ 1000
b. Intensitas cacing cambuk: ℎ
ℎ 1000
c. Intensitas cacing tambang: ℎ
ℎ 1000
4.5. Aspek Pengukuran Data