15
mempengaruhi lamanya penyelesaian audit atau audit report lag yang semakin panjang. Hal ini juga berdampak pada publikasi laporan keuangan perusahaan
yang mengakibatkan kualitas dari laporan keuangan akan semakin turun terutama keandalan dan relevansi informasi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2009
sampai dengan 2012. Penelitian ini merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti sebelumnya yang telah meneliti variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap audit report lag. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
yaitu menggunakan tahun penelitian pada tahun 2009-2012, sampel yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka judul penelitian ini “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Jenis Opini Audit, dan
Kualitas Audit, Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian “Apakah ukuran perusahaan,
profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas audit berpengaruh terhadap audit report lag secara parsial dan simultan?”
Universitas Sumatera Utara
16
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas
audit berpengaruh terhadap audit report lag secara parsial dan simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, maka manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis
khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap audit report lag.
2. Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis dan menambah pengetahuan mengenai audit report lag dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. 3.
Bagi bidang Akademik, dapat memberi kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan penundaan publikasi
laporan keuangan audit report lag. 4.
Bagi profesi auditor dan Kantor Akuntan Publik KAP Membantu dalm meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit,
dengan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan audit report lag.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Publik PSAK, 2012 : Paragraf 7 Laporan Keuangan adalah “laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan”
Menurut Mulyadi 2012 laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan sumber daya ekonomi aktiva danatau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum atas basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil
dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan- kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi. Oleh sebab itu, di dalam
penyusunannya laporan keuangan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK: 2012 adalah: 1.
Relevan relevance
Universitas Sumatera Utara
18
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan
apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
2. Dapat dipahami consistency
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar. 3.
Keandalan reliable Informasi juga harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan comparability
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahan antar periode untuk mengidentifikasikan kecendrungan trend
posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Universitas Sumatera Utara
19
Informasi keuangan yang nantinya akan dijadikan instrumen untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
stakeholders merupakan tujuan utama dari perusahaan go public dalam hal pelaporan keuangan financial reporting.
2.1.2. Audit
a. Definisi Audit dan Standar Auditing Definisi audit menurut Arens, et,al. 2008 “Auditing is the
accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and
established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Sedangkan definisi auditing menurut Agoes 2004 : 3 Auditing
adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keungan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangannya.
Menurut Mulyadi, 2012 menyatakan bahwa Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing PSA No. 1 telah menetapkan masing –
masing standar auditing sebagai berikut : a. Standar umum, yaitu:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Universitas Sumatera Utara
20
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
b. Standar pekerjaan lapangan, yaitu : 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan
asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat dilakukan.
3. Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar pelaporan, yaitu : 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
21
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.
Dalam pelaksanaan auditing terdapat 3 kriteria fundamental yang harus dipenuhi oleh seorang auditor yaitu :
1 Auditor harus memiliki independensi yang tinggi 2 Pendapat yang diungkapkan oleh auditor harus berdasarkan bukti – bukti
pendukung 3 Hasil pekerjaan auditor harus dipertanggung jawabkan dalam laporan keuangan
auditan Kewajiban memenuhi standar profesi dan tanggung jawab atas opini audit
menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan. Hal ini memberikan dampak terhadap lamanya penyelesaian audit jika
auditor tidak memiliki kemampuan dan kecermatan. Hal ini juga menimbulkan konsekuensi bagi auditor untuk dapat memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dalam melaporkan laporan keuangan audit secara tepat waktu. Apabila auditor dapat memenuhi tanggung jawabnya maka publikasi laporan keuangan kepada
masyarakat umum akan dapat terlaksana secara tepat waktu. Oleh karena itu apabila penyelesaian audit dapat cepat dilakukan maka informasi yang akan
diberikan bagi stakeholder akan lebih cepat penyampaiannya.
2.1.3. Audit Report Lag
Universitas Sumatera Utara
22
Pengertian audit report lag menurut Halim 2001 adalah “rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan yaitu sejak tanggal tutup buku
perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.” Audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan
berakhir sampai dengan tanggal laporan audit Petronila : 2007. Audit report lag dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan
berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan.
Salah satu faktor untuk menghindari lamanya audit report lag, adalah menyediakan informasi yang handal dan relevan bagi stakeholder. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia 2012 menyatakan bahwa informasi mungkin relevan tetapi jika tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
dapat menyesatkan. Hal ini dapat disimpulkan informasi andal dan relavan saling berkesinambungan, sehingga dalam mencapai informasi yang relevan dan andal
maka pentingnya fokus pada penyampaian publikasi laporan keuangan secara tepat waktu.
Ketentuan di Indonesia sejak 31 Juli 2006 dikeluarkan surat keputusan ketua Badan Pegawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK,
Nomor: Kep-06BL2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada
BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Berdasarkan ketentuan UU R.I No.81995 Bab XIV pasal
102 dan diperjelas dalam PP.No.451995 Bab XII pasal 63, BAPEPAM-LK
Universitas Sumatera Utara
23
mengenakan sanksi keterlambatan berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari dihitung sejak tanggal jatuh tempo yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal
laporan keuangan tahunan. Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit adalah Rp 500.000.000.
2.1.3.1 Jenis Audit Report Lag
Menurut Dyer dan McHugh 1975 menyebutkan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan
yang memadai. Ketepatan waktu diimplikasikan jangka waktu dalam menyajikan laporan keuangan untuk memberikan informasi perubahan – perubahan yang
kemungkinan dapat berpengaruh terhadap informasi yang digunakan stakeholder dalam pengambilan keputusannya. Hal ini disimpulkan bahwa stakeholder tidak
hanya membutuhkan informasi laporan keuangan yang relevan dan andal. Stakeholder juga membutuhkan informasi yang update yang dapat mempengaruhi
perubahan keputusan stakeholder. Menurut Dyer dan McHugh 1975 menyatakan bahwa keterlambatan
lag dibagi menjadi tiga bagian yaitu 1 Preliminary lag, merupakan interval waktu antara tanggal berakhirnya
tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh pasar modal.
2 Auditor’s signature lag, merupakan interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal yang tertera dalam laporan auditor
independen.
Universitas Sumatera Utara
24
3 Total lag merupakan, interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan publikasi auditan oleh
pasar modal.
2.1.4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi
oleh kompleksitas operasional, variabel dan intensitas transaksi perusahaan. Semakin besar nilai aktiva perusahaan maka akan semakin pendek audit report
lag dan sebaliknya. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11PM1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva kekayaan
adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas
seratus milyar. Perusahaan besar cenderung lebih cepat menyelesaikan proses auditnya. Pada umumnya perusahaan besar dimonitor oleh investor, pengawas
permodalan dan pemerintah sehingga terdapat kecenderungan mengurangi audit report lag. Perusahaan besar juga telah memiliki sistem pengendalian intern yang
memadai sehingga memudahkan proses audit.
2.1.7 Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan, sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan
berita baik bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda informasi yang berisi
Universitas Sumatera Utara
25
berita baik. Dengan demikian perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan
perusahaan yang mengalami kerugian. Perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung mengalami audit report lag yang lebih pendek, sehingga
good news tersebut dapat segera disampaikan kepada para investor dan pihak- pihak yang berkepentingan lainnya.
Sebagai dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentu saja berkaitan
dengan hasil akhir berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Perusahaan yang profit
memiliki insentif untuk menginformasikan ke publik kinerja unggul mereka dengan mengeluarkan laporan tahunan secara cepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati 2008 menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan
waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga
memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung berhati-hati dalam melakukan proses
pengauditan.
2.1.5. Jenis Opini Audit
Arens dan Loebbecke 2008 menyatakan bahwa laporan penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena laporan menginformasikan
Universitas Sumatera Utara
26
pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Dari sudut pandang pemakai, laporan dianggap sebagai produk
utama dari proses atestasi. SPAP mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Keterkaitan ini tidak
selalu berupa audit laporan keuangan, tetapi dapat pula hanya berupa bantuan untuk menyusun laporan keuangan.
Menurut Arens dan Loebbecke 2008: 36 terdapat 5 jenis opini udit yang dapat diberikan auditor atas laporan keuangan auditnya, yaitu
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian unqualified opinion, jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan
secara wajar. 2.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan unqualified opinion with explanatory paragraph dalam laporan auditnya karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria
suatu proses audit yang lengkap dengan hasil–hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu
untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. 3.
Wajar dengan Pengecualian WDP Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar
dengan pengecualian qualified opinion untuk pos–pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan
Universitas Sumatera Utara
27
wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat.
4. Tidak Wajar
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar adverse opinion. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor
merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat
Disclaimer opinion atau opini tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan
yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika
auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak
pembatasan lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik profesional.
2.1.6 Kualitas Audit
Menurut Jensen dan Meckling 1976 pengauditan merupakan suatu roses pengawasan dan peningkatan keselarasan informasi yang wujud antara
manajemen dan pemegang saham. Pengauditan dilakukan dengan harapan dapat
Universitas Sumatera Utara
28
mengurangi kekeliruan terhadap sistem akuntansi. Oleh karena itu kualitas audit merupakan faktor utama yang mendapatkan perhatian khususnya dalam proses
audit. Definisi kualitas audit menurut De Angelo 1981 lebih menekankan pada
kebebasan auditor. Auditor ukuran besar lebih besar bertindak daripada ukuran kecil. Kualitas audit merupakan suatu kemungkinan auditor akan menemukan dan
melaporkan kesalahan yang ditemukannnya, dan kebebasan dianggap dapat dikompromikan apabila auditor tidak melaporkan kesalahan tersebut. Kualitas
audit menjelaskan bagaimana mendeteksi dalam menemukan kekeliruan yang bersifat material baik itu karena kecuarangan maupun ketidaktelitian dalam
laporan keuangan. Kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan informasi laporan keuangan yang sedikit kekeliruan. Hal ini disebabkan auditor memiliki
kemampuan dan ketelitian saat proses audit atas laporan keuangan. Menurut De Angelo 1981 ukuran perusahaan audit berhubungan positif
dengan kualitas audit. Banyak penelitian mengenai kualitas audit mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan akuntansi digunakan sebagai indikator kualitas audit.
Universitas Sumatera Utara
29
2.2 Tinjauan penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit report lag yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
1 Lianto dan
Kusuma 2012
Independen:
Profitabilitas Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan,
Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Jenis Industri
Dependen: Audit Report Lag
Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan
berpengaruh terhadap audit report lag.
Ukuran Perusahaan dan jenis industri tidak berpengaruh
terhadap audit report lag.
2
Petronila 2007
Independen: Skala Perusahaan,
Profitabilitas, Umur
Perusahaan, Opini Auditor Dependen:
Audit Report Lag Skala perusahaan, opini
auditor, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Audit
Report Lag Umur Perusahaan
berpengaruh terhadap Audit Report Lag
3 Regina
2013 Independen
Ukuran KAP, Jenis Opini Audit, Profitabilitas
Perusahaan, dan Umur Perusahaan
Dependen Audit Report Lag
Profitabilitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, dan Opini Audit tidak berpengaruh terhadap
audit report lag Ukuran KAP dan Solvabilitas
berpengaruh terhadap audit report lag
4
Dewi Lestari
2010
Independen : Ukuran
Perusahaan, opini auditor, kualitas auditor,
profitabilitas, dan solvabilitas
Dependen
: Audit Delay Profitabilitas, solvabilitas dan
kualitas auditor secara parsial mempengaruhi audit delay.
Sementara faktor ukuran perusahaan dan opini auditor
tidak berpengaruh.
Universitas Sumatera Utara
30
2. 3 Kerangka Konseptual
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag
adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan manajemen perusahaan yang
berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-
perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar
pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga memudahkan auditor
menyelesaikan pekerjaannya. Tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan memacu kemunduran
publikasi laporan keuangan auditan. Sama seperti hasil dari penelitian Ashton et al. 1984 yang menyatakan bahwa perusahaan publik yang mengumumkan
tingkat Profitabilitas yang rendah cenderung mengalami penerbitan laporan keuangan auditan dari auditor yang lebih panjang. Dalam penelitian yang
dihasilkan Lianto dan Kusuma 2010 menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu
auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya, jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi, maka perusahaan berharap laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
31
auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil
penelitian Lianto dan Kusuma 2010 menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini konsisten dengan penelitian
Petronila 2007 menemukan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Berbeda dengan hasil penelitian Lestari 2010 dan Regina 2013
yang konsisten menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag.
Opini audit merupakan pendapat yang dikemukakan oleh auditor independen dalam laporan audit sebagai media formal yang digunakan dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit. Opini audit dilihat dari apakah merupakan
unqualified atau selain unqualified. Audit report lag yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini
dikarenakan, proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan
perluasan lingkup audit. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu
karena merupakan berita baik. Dalam hal ini, opini audit yang baik unqualified opinion harus mengemukakan bahwa laporan keuangan telah diaudit sesuai
dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
32
Berdasarkan landasan teori diatas, maka kerangka konseptual yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen dijelaskan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi Rochaety dkk, 2007 : 104. Sedangkan Menurut Sugiyono
2006 : 51 hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empiris. Ukuran Perusahaan
X
1
Jenis Opini Audit X
2
Kualitas Audit X
3
Audit Report Lag Y
Profitabilitas X
4
Universitas Sumatera Utara
33
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini
adalah terdapat pengaruh ukuran perusahaan, profitbilitas, jenis opini audit, kualitas audit secara parsial dan simultan terhadap audit report lag.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian