71 konsentrasi asam fosfat 20 lebih kuat  dalam mengikat ion logam PbII saat di
lakukan pengadukan. Kadar air  yang terkandung di dalam karbon aktif  juga akan mempengaruhi
kemampuan daya jerap terhadap larutan adsorbat, semakin rendah kadar air yang terdapat didalam karbon aktif akan meningkatkan  kemampuan daya jerap karbon
aktif  [40].  Rendahnya  kadar  air  menunjukkan  sedikitnya  kandungan  air  yang menutupi pori-pori  karbon aktif sehingga semakin banyak ruang  yang  ditempati
oleh adsorbat sehingga adsorpsi akan berlangsung secara optimal [46]. Karbon aktif yang diaktivasi dengan asam fosfat 20 ternyata memberikan
kadar air yang paling rendah, setelah dilakukan penjerapan terhadap larutan PbII dihasilkan  daya  jerap  yang  memiliki  kemampuan  yang  paling  baik  dengan  nilai
persentaase daya jerap mencapai 74 .
4.4  PENGARUH  BERAT  KARBON  AKTIF  TERHADAP  ADSORPSI PbII
Dalam  penelitian  ini,  diaplikasikan  karbon  aktif  yang  telah  diaktivasi dengan variasi berat karbon aktif   1, 2, 3 dan 4 gram ke dalam larutan PbII 100
ppm 100 ml. Karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif dengan konsentrasi aktivator  asam  fosfat  yang  menghasilkan  daya  serap  paling  tinggi  yaitu  karbon
aktif  dengan  konsentrasi  aktivator  asam  fosfat  20.  Penjerapan  logam  PbII dilakukan pada suhu ruangan selama 3 jam pada suhu ruangan. Banyaknya PbII
yang terjerap dapat dilihat pada Gambar 4.7
Universitas Sumatera Utara
72 Gambar 4.7 Grafik pengaruh berat karbon aktif terhadap daya adsorpsi
PbII Dari data gambar 4.7 terlihat bahwa semakin bertambah berat karbon aktif
yang digunakan, maka nilai kapasitas adsorpsinya terhadap logam PbII semakin tinggi.  Pada  grafik  diatas  daya  serap  karbon  aktif  terbesar  adalah  pada  jumlah
karbon aktif  3 dan 4 gram sebesar 74 dan 75. Penambahan berat adsorben mempengaruhi peningkatan kadar PbII yang
teradsorpsi.  Peningkatan  kadar  PbII  yang  teradsorpsi  terjadi  karena  semakin banyak  adsorben  yang  digunakan,  semakin  banyak  pula  situs  aktif  C=O  yang
terdapat dalam karbon aktif yang mengadsorpsi logam PbII [47]. 20
40 60
80
1 2
3 4
D ay
a Je
rap
Berat Karbon Aktif gr
Universitas Sumatera Utara
73
4.5  PENENTUAN ADSORPSI
ISOTERM LOGAM
Pb
2+
YANG TERJERAP OLEH KARBON AKTIF
Penentuan  model  adsorpsi  isoterm  adalah  untuk  mengetahui  jenis  adsorpsi yang terjadi pada karbon aktif. Pada penelitian ini konsentrasi awal larutan timbal
digunakan  sebesar  100  ppm.  Adsorben  yang  digunakan  adalah  adsorben  dengan konsentrasi aktivator H
3
PO
4
20 dengan memvariasikan berat karbon aktif 1,2, 3 dan 4 gram.
Dengan  menggunakan  adsorben  yang  telah  diaktivasi  dengan  aktivator H
3
PO
4
didapat konsentrasi terjerap pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Konsentrasi Larutan Timbal
Berat karbon aktif
gr Konsentrasi Awal
C
1
ppm Konsentrasi Akhir
C
2
ppm Daya Serap
1 60,4
39,6 2
100 32,8
67,2 3
26 74
4 25
75
Perhitungan  dilakukan  dengan  pendekatan  model  adsorpsi  Langmuir  dan Freundlich, dimana adsorpsi yang terjadi diasumsikan berlangsung secara isoterm.
Hubungan  yang  menggambarkan  antara  adsorpsi  dan  adsorbat  secara  teoritis seperti  persamaan berikut Geankoplis, 2003:
Persamaan di atas disusun menjadi persamaan garis lurus sebagai berikut :
Atau : ⌊
⌋   [ ]   ⌊
⌋ Dengan  memplot  1q  vs  1C  didapat  persamaan  garis  lurus  dimana  slope  garis
tersebut adalah dengan interceptnya adalah
pers...2.3
pers...2.4
Universitas Sumatera Utara
74 Tabel 4.2 adalah data yang digunakan untuk mendapatkan model adsorpsi secara
Langmuir. Tabel 4. 2 Data Perhitungan Untuk Model Adsorpsi Langmuir
1C
2
1q
0,0165 0,2525
0,0304 0,2976
0,0384 0,4054
0,04 0,5333
Sedangkan  untuk  persamaan  adsorpsi  dengan  model  Adsorpsi  Freundlich dinyatakan dengan persamaan :
Persamaan diatas disusun menjadi persamaan garis lurus sebagai berikut :
Atau :
Dengan  memplot  log  q  vs  log  C  didapat  persamaan  garis  lurus  dimana slope garis tersebut adalah n dengan interceptnya adalah log k.  Tabel 4.3 adalah
data  yang  digunakan  untuk  mendapatkan  model  adsorpsi  secara  Freundlich. Grafik  untuk  masing-masing  model  adsorpsi  isoterm  disajikan  pada  gambar  4.8
dan 4.9 Tabel 4.3 Data Perhitungan Untuk Model Adsorpsi Freundlich
Log C
2
Log q
1,7810 0,5976
1,5158 0,5263
1,4149 0,3921
1,3979 0,2730
pers...2.1
pers...2.2
Universitas Sumatera Utara
75 Berikut adalah grafik Isoterm Langmuir dan Isoterm Freundlich  terhadap
logamPb
2+
.
Gambar 4.8 Kurva Adsorpsi Isoterm Langmuir Untuk Logam PbII
Gambar 4.9 Kurva Adsorpsi Isoterm Freundlich Untuk Logam PbII Dari  grafik  didapat  nilai  konstanta  masing-masing  model  adsorpsi  seperti
yang disajikan dalam tabel 4.4 y = 10,04x + 0,057
R² = 0,741
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05
1 q
1c
y = 0,703x - 0,626 R² = 0,745
0,2 0,4
0,6 0,8
0,9 1,8
2,7
Lo g
Q
Log C
Universitas Sumatera Utara
76 Tabel 4.4 Nilai Konstanta Masing-Masing Adsorpsi
Model Konstanta
R
2
Langmuir k = 176,1
0,741 q
m
= 17,54 Freundlich
k     = 0,236 0,745
1n  = 0,703
Daya jerap adsorpsi adalah peristiwa terjadinya perubahan  kepekatan dari molekul, ion atau atom antar permukaan dalam dua fasa. Hal ini terjadi bila dua
fasa saling bertemu, sehingga di antara kedua fasa tersebut terbentuk daerah antar muka yang sifatnya berbeda. Pada kondisi tertentu atom, ion atau molekul dalam
daerah ini mengalami ketidakseimbangan gaya sehingga mampu menarik molekul lain sampai keseimbangan gaya tercapai [48].
Keabsahan  kurva  adsorpsi  isoterm  dapat  diuji  dengan  menentukan  harga koefisien korelasi R
2
atau uji kelinieran yang menyatakan ukuran kesempurnaan hubungan  antara  konsentrasi  akhir  larutan  PbII  dan  konsentrasi  terjerap.
Korelasi dinyatakan sempurna jika nilai R
2
mendekati 1. Mekanisme  penjerapan  adsorbat  oleh  karbon  aktif  cangkang  buah  karet
lebih  sesuai  dengan  isoterm  Freundlich  dibandingkan  dengan  isoterm  Langmuir. Hasil  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Sulaiman  2012  bahwa
adsorpsi PbII dengan menggunakan karbon aktif cangkang buah karet mengikui pola  isoterm  Freundlich.  Isotermis  Freundlich lebih  akurat  untuk  adsorpsi  logam
berat,  isoterm  Freundlich  didasarkan  atas  terbentuknya  lapisan  monolayer  dari molekul-molekul  adsorbat  pada  permukaan  adsorben.  Persamaan  isoterm
Freundlich  menjelaskan  bahwa  permukaan  adsorben  bersifat  heterogen  yang memiliki makna setiap gugus aktif di permukaan adsorben memiliki kemampuan
mengadsorpsi yang berbeda-beda [49].
Universitas Sumatera Utara
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN