Peluang Penghematan Dari Penggunaan Chiller

64 Selanjutnya besarnya pembayaran energi listrik dalam satu bulan dapat diketahui, yaitu: kWh per bulan = kWh per hari × 30 hari = 30156 kWh × Rp. 724,47,- = Rp. 21.847.117,- Tabel 4.27 Perbandingan dari segi ekonomi penghematan menggunakan ballast elektronik Jenis Lampu Jml. Lampu Jenis Ballast Rupiah Besar Penghematan Elektronik Elektromagnetik Lampu 36 Watt 4000 21.847.117 26.167.856 4.320.739 Dari tabel 4.27 penghematan untuk lampu 36 watt adalah Rp. 4.320.739,- setiap bulannya.

4.13.3 Peluang Penghematan Dari Penggunaan Chiller

Berdasarkan beban terpasang yang terbesar diketahui pada penggunaan energi listrik pada Chiller dan komponen pendukungnya seperti FCU dan AHU. Tabel 4.28 Profil Penggunaan Arus Listrik Untuk Sistem Pendingin Rumah Sakit USU No Nama Sub Distribution Daya Terpasang W 1 Chiller 1 dan 2 720,000 65 2 AHU 30.000 32 3 FCU 360.000 3 Jumlah 111.000 100 Universitas Sumatera Utara 65 Gambar 4.18 Grafik Komposisi Nilai AHU, FCU, dan Chiller Sebagai Konponen Pendingin. Dari data diatas bias dilihat bahwa chiller merupakan komponen yang menyerap energi terbesar. Namun hal ini akan difokuskan untuk mencari peluang penghematan konsumsi energi dimulai dari komponen AHU dan FCU, walaupun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa peluang penghematan justru akan didapat dari chiller setelah terlebih dahulu kinerja dari AHU dan FCU dianalisis. Hal ini sangat wajar karena unit chiller adalah sebagai unit pembangkit yang haya bertugas menyediakan air dingin untuk pendinginan, sedangkan seberapa besar tingkat pemakaian semua itu ditentukan oleh beban yang akan ditanggung oleh unit FCU dan AHU yaitu sebagai unit pemakai. Beberapa hal yang melandasi pemilihan mencari peluang penghematan konsumsi energi diawali dengan AHU dan FCU adalah sebagai berikut: a. Sudah banyak studi kasus tentang peluang penghematan pada unit chiller unit pembangkitan dimana rata-rata berkisar tentang analisis penggantian refrigeran. b. Jika usaha penghematan konsumsi diarahkan kepada usaha penggantian refrigeran, hal ini kurang efisien ditetapkan pada rumah sakit USU karena jenis refrigerant yang dipakai sudah sesuai dengan standar pabrik.dan menjadi pertimbangan juga jika efek terhadap peralatan ketika jenis refrigerannya berubah, sedangkan usaha untuk mengubah parameter output-nya dipengaruhi oleh seberapa output yang dihasilkan oleh FCU dan AHU yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara 66 Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya beberapa kompresor. Atas dasar perincian kondisi seperti di atas, dapat diprioritaskan usaha mencari peluang penghematan konsumsi energi listrik pada unit AHU dan FCU. c. Unit chiller adalah unit pembangkit, sedangkan unit AHU dan FCU adalah sebagai unit pemakai. Besarnya kapasitas chiller ditentukan oleh beban yang akan ditanggung oleh AHU maupun FCU, sedangkan analisis peluang hemat bisa diawali dengan perhitungan kembali beban yang ditanggung oleh AHU dan FCU. d. Pihak manajemen rumah sakit menginginkan adanya usaha peningkatan efisiensi peralatan dan pengurangan konsumsi energi, diawali dengan jalan mengoptimalkan kerja peralatan dengan jalan yang simple, tidak memerlukan biaya yang besar dan yang pasti tidak perlu mengganggu atau bahkan menghentikan operasi peralatan pengkondisian udara yang pastinya akan mengganggu operasional Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dan kenyamanan rumah sakit. Berdasarkan analisis di atas, maka akan dilakukan pencarian peluang hemat energi yang terkait dengan kerja FCU. Setelah dilakukan observasi pada unit-unit FCU yang terdapat di Rumah Sakit USU dapat dikenali Peluang Hemat Energi PHE antara lain: a. Dengan pembersihan pada unit FCU, yaitu meliputi pembersihan saringan udara filter, sudu kipas, sirip fin evaporator dan kisi keluaran grill pada unit FCU. FCU yang telah lama digunakan akan terjadi pengotoran. Pengotoran tersebut diakibatkan adanya debu-debu yang menempel pada saringan udara filter yang berasal dari udara balik return dan juga debu pada grill pada ujung saluran udara. Adanya debu tersebut mengakibatkan kualitas atau debit udara yang dihasilkan oleh kipas menjadi berkurang. Dan untuk mempertahankan debit semula pada kondisi FCU kotor adalah dengan menaikkan kecepatan putaran kipas fan. Naiknya putaran kipas ini berakibat naiknya daya listrik sehingga konsumsi energi listrik pada FCU kotor akan naik. Selain itu debu-debu yang melekat di atas permukaan fin evaporator akan menyebabkan proses perpindahan panas yang terjadi tidak optimal karena karena debu yang melekat akan berfungsi sebagai isolator sehingga dingin yang Universitas Sumatera Utara 67 berasal dari air chiller tidak sepenuhnya dapat dikirim ke udara yang dihembuskan dengan bantuan kipas. b. Mengatur setup temperatur air keluar Leaving Chilled Water Temperatur = LCWT pada chiller. Dengan menaikkan LCWT dapat menyebabkan kapasitas pendinginan dari chiller menjadi berkurang. Pengurangan kapasitas chiller ini akan berdampak pada penurunan konsumsi listrik. Karena kenaikan LCWT datat menyebabkan naiknya suhu ruangan seluruh rumah sakit, maka dengan pengaturan LCWT sebaiknya perlu diatur agar temperature ruangan- ruangan masih berada di kondisi nyaman. Dari pengenalan peluang hemat energi PHE di atas diharapkan dapat menurunkan konsumsi energi listrik terutama pada sistem pendingin rumah sakit dan pada akhirnya dapat menurunkan nilai IKE listrik rumah sakit. C. Analisis Peluang Hemat Energi Setelah dilakukan pengenalan peluang penghematan energi, selanjutnya dilakukan analisis terhadap peluang hemat energi tersebut. Diketehui bahwa di Rumah Sakit USU tedapat 153 unit FCU yang tersebar di ruangan-ruangan mulai dari lantai lantai 1 sampai kelantai 5 dan unit FCU yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu FCU dengan menggunakakn daya motor 20 watt dan 750 watt yang terletak di setiap kolidor. Dalam peluang hemat ini akan dilihat seberapa besar perubahan laju aliran volume udara suplai yang terjadi akibat pengotoran debu pada kipas fan dan menentukan seberapa besar perbedaan konsumsi energi listrik untuk kondisi kotor dan bersih. Untuk pengukuran mula-mula diukur terlebih dahulu besar kecepatan keluar dari saluran udara ducting pada suatu unit FCU, kemudian dengan mengukur pula dimensi dari saluran udara ducting, mengukur besar arus listrik dan waktu pengkondisisan suatu ruangan untuk mencapai kondisi nyaman. Setelah itu menghitung dan membedakan antara banyaknya udara yang dihasilkan kipas fan baik kondisi kotor ataupun kondisi bersih. Selama observasi dan wawancara dengan staf engineering dijelaskan bahwa periode pembersihan unit FCU dilakukan selam 1 sd 2 bulan sekali Universitas Sumatera Utara 68 Pengenalan peluang hemat energi PHE di atas diharapkan dapat menurunkan konsumsi energi listrik terutama pada sistem pendingin Rumah Sakit dan pada akhirnya dapat menurunkan nilai IKE listrik Rumah Sakit. Universitas Sumatera Utara 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka beberapa kesimpulan hasil konservasi energi, terkait dengan konsumsi energi listrik, pada Rumah Sakit Universitas Utara yang bisa penulis ambil antara lain: 1. Berdasarkan audit energi awal besarnya nilai intensitas konsumsi energi listrik yang diperoleh adalah 3 kWhm2bulan termasuk dalam kriteria efisien dan IKE tahunan Rumah Sakit USU masih kWhm2bulan dan ini masih dibawah standar IKE untuk Rumah Sakit. 2. Saat ini pembayaran bulan mei 2016 biaya listrik adalah Rp. 152.888.500,- , dan analisa jika pemakaian 70 dari total daya terpasang maka pembayaran mencapai Rp. 1.261.899.233. untuk rekening listrik minimum yaitu pembayaran Rp. 141.145.233,- maka dari itu diperlukan penghematan listrik. 3. Pemakaian energi listrik saat ini tergolong mubazir pada penerangan dan pendingin ruangan, karena dari segi pengunjung atau pasien yang datang masih sedikit. 4. Usaha –usaha yang dapat dilakukan dalam menghemat energi yaitu menggunakan sekecil mungkin penggunaan energi Mengurangi kW dan jam operasi, memperbaiki kinerja peralatan, Penggunaan sumber energi yang murah. 5. Peluang penghematan dengan mengeluarkan investasi yang dapat dilakukan dengan penggantian ballast pada lampu TL 36 watt. Besar penghematan untuk 4000 buah lampu TL 36 watt setelah penggantian jenis ballast menjadi elektronik adalah Rp 4.320.739 ,- setiap bulannya dan untuk penghematan dengan penggantian jenis lampu Rp. 8.671.905,- setiap bulannya.,-. Universitas Sumatera Utara