2.1. 5 Patofisiologi Tumor Paru Sekunder
Proses berurutan mulai tumorigenesis, invasi dan metastasis digambarkan sebagai berikut :
13
1. Aktivasi onkogen terjadi transformasi.
2. Proliferasi sel-sel yang bertransformasi.
3. Kemampuan sel tumor untuk menghindar dari immunesurvailence.
4. Suplai nutrisi kepada masa tumor memerlukan pelepasan faktor-faktor
angiogenesis. 5.
Invasi lokal dan destruksi komponen-komponen matriks ekstraseluler dan parenkim.
6. Migrasi sel tumor dari tempat asalnya.
7. Penetrasi sel-sel kanker melalui dinding pembuluh darah .
8. Embolisasi dan penggumpalan sel-sel tumor menuju lokasi baru.
9. Sel-sel tumor berhenti dalam lumen pembuluh darah kecil atau getah bening.
10. Menembus pembuluh darah dan berkembang di lokasi baru.
2.1.6 Diagnosis Tumor Paru Sekunder
Penegakan diagnosis pada tumor paru sekunder dapat dipertimbangkan dengan melihat gejala, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang lainnya.
2.1.6.1 Gejala Tumor Paru Sekunder
Gejala pada tumor paru sekunder diantaranya adalah:
17
1. Batuk terus-menerus
2. Batuk darah atau dahak berdarah
3. Sakit dada
4. Sesak napas
5. Mengi
6. Kelemahan
7. Penurunan berat badan mendadak
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.2 Radiologi dan CT Scan Tumor Paru Sekunder
Gambaran radiologi dan CT Scan yang sering ditemukan pada metastasis kanker paru adalah single atau multiple nodul, yang memiliki gejala tidak spesifik
seperti batuk berdarah dan pernapasan melambat. Metastasis paru dibagi menjadi 4 tipe diantaranya adalah : nodul, lymphatic spread, tumor emboli dan tumor
endobronkial.
16
1. Nodul
Merupakan metastasis yang berasal dari tumor yang kecil meluas ke daerah paru dengan jalan melewati arteri pulmonal, beberapa jenis kanker yang dapat
menimbulkan tipe nodul diantaranya adalah : kanker usus, ginjal, testis, payudara, sarcoma dan melanoma.
16
Gambar 2.1 metastasis osteosarkoma. A: PA radiografi pria 57 tahun dengan
riwayat reseksi chondroblastic osteosarcoma 7 tahun lalu menunjukan massa pada lobus kanan paru.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 metastasis osteosarkoma B: PA radiografi pria 57 tahun pada
bagian lateral menunjukkan lokasi hilus.
14
Gambar 2.3 metastasis chondrosarcoma. Metastasis tipikal mempunyai ukuran
yang bervariasi dan berbatas tegas, metastasis pada gambar ini merupakan atipik : batas irregular dan terdapat penumpukan kartilago.
15
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 metastasis sarcoma. Gambaran radiografi memperlihatkan
multiple bilateral pulmonary nodules. Nodul memiliki batas yang halus, dan terdapat efusi pleura pada paru kiri.
16
Gambar 2.5 metastasis kanker usus. PA radiografi memperlihatkan gambaran
multiple bilateral pulmonary nodules.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 metastasis kanker usus. PA : radiografi memperlihatkan small
bilateral pulmonary nodules.
14
Gambar 2.7 tonsilar squamous cell carcinoma metastases. PA radiografi pria
50 tahun dengan riwayat merokok memperlihatkan kavitas yang multiple bilateral dan non kavitas.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 tonsilar squamous cell carcinoma metastases. CT scan
memperlihatkan kavitas nodul.
14
Gambar 2.9 metastasis adenocarcinoma colon: miliary pattern. Radiografi
memperlihatkan nodul pada kedua paru.
16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10 metastasis adenocarcinoma colon: miliary pattern. CT scan
memperlihatkan nodul pada lobus paru.
16
Gambar 2.11 metastasis kanker usus. CT scan memperlihatkan banyak nodul
yang tegas. Batas pada nodul terlihat dengan jelas melalui CT Scan dibanding Radiograf.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 metastasis kanker testis. PA dan lateral.
14
Gambar 2.13 metastasis kanker testis. radiografi memperlihatkan numerous
bilateral yang berbatas dan terdapat banyak nodul dengan berbagai ukuran, pada gambaran PA juga terdapat nodul yang tersembunyi dibawah diafragma.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 metastasis melanoma. A: PA radiografi memperlihatkan multiple
bilateral yang berbatas dan massa nodul yang bervariasi gambaran radiografi
dinamakan “canon ball”, B: tampilan lateral menunjukkan nodul dan massa pada
paru.
14
Gambar 2.15 metastasis hepatosellular carcinoma. Radiografi memperlihatkan
bilateral pulmonary nodules, pada zona tengah dan bawah pada paru.
16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.16 metastasis kanker serviks. A: PA radiografi memperlihatkan nodul multiple bilateral. Pada bagian perifer paru memudar, B: CT scan
memperlihatkan banyak nodul dan kavitas.
14
Gambar 2.17 tonsilar squamous cell carcinoma metastases. PA radiografi pria
50 tahun dengan riwayat merokok memperlihatkan kavitas yang multiple bilateral dan non kavitas.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.18 tonsilar squamous cell carcinoma metastases. CT scan
memperlihatkan kavitas nodul.
14
2. Lymphatic spread
Mempunyai karakteristik nodul yang halus dan tebal yang terdapat pada Interlobular septa, dan mempunyai resolusi yang tinggi pada CT Scan. Penebalan
dapat terlihat pada bagian permukaan perifer pleura dan terdapat ditengah pada polygonal arcades.
16
Gambar 2.19 lymphangitic carcinomatosis. A. Gambaran radiografi
posteroanterior memperlihatkan numerous bilateral linear opacities. B.zona paru bawah kanan memperlihatkan septal lines.
16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20 Lymphangitic Carcinomatosis. CT Scan memperlihatkan
penebalan bilateral septal yang luas dengan multiple polygonal arcades.
16
3. Intravaskular emboli tumor
Emboli pada tumor dapat terlihat melalui histopatologi, pada banyak pasien memiliki metastasis nodul, intravascular emboli ini dapat ditemukan pada arteri
dan biasanya sulit dikenali melalui CT Scan. Emboli tumor dapat terlihat pada arteri pulmonal central.
16
Gambar 2.21 Metastasis Intravaskular. Potongan sagital memperlihatkan
adanya metastasis pada arteri pulmonal.
16
Universitas Sumatera Utara
4. Metastasis bronkus dan trakea
Metastasis bronkus dan trakea memperlihatkan lesi single atau multiple endoluminal soft tissue. Tumor dapat berbentuk polipoid dan tampak seperti
sarung tangan dengan dilatasi pada bronkus.
16
Gambar 2.22 Metastasis Endobronkial. CT scan memperlihatkan lesi
endoluminal polypoid pada pertengahan paru dan lobus kanan bawah paru.
16
Gambar 2.23 Tracheal metastasis. A. radiografi posteroanterior
memperlihatkan lesi fokal pada trakea. B. CT Scan memperlihatkan polip endotrakeal yang berat.
16
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.3 Biopsi Paru
1. Transbronchial lung biopsy TBLB
bronkoskopi fleksibel memiliki keberhasilan yang terbatas ketika digunakan untuk mendiagnosis tumor. Sensitivitas diagnostik pada biopsy ini menurun dari
69 menjadi 33 untuk ukuran tumor 2 cm. Sensitivitas hasil diagnostik didapatkan bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Pada penelitian
129 pasien dengan tumor paru perifer didapatkan hasil keganasan 64 dan jinak 35, akan tetapi stratifikasi yang mendasari yaitu lokasi dan ukuran tumor
menunjukkan hasil 14 untuk ukuran tumor 2 cm dengan lokasi sepertiga paru bagian luar.
17
2. Transthoracic needle aspiration TTNA
TTNA adalah tindakan diagnostik dengan teknik pengambilan sampel secara perkutan dari tumor yang melalui dinding dada, parenkim paru dan mediastinum
untuk keperluan pemeriksaan sitologi, histopatologi dan mikrobiologi, dengan menggunakan anestesi lokal. Transthoracic needle aspiration TTNA
menunjukkan sensitivitas yang tinggi sebagai prosedur diagnostik untuk tumor paru.
17
2.1.7 Tatalaksana Tumor Paru Sekunder