Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap

paling tinggi di antara ketiga tahap komunikasi yang telah di uji, nilai t hitung yang paling tinggi yaitu nilai t hitung pada tahap orientasi yaitu sebesar 5,374 sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi terapeutik tahap orientasilah yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat jalan RSUD Kota Yogyakarta. Berdasarkan pengamatan, peneliti berasumsi bahwa komunikasi pada tahap orientasi sangatlah mempengaruhi tingkat kepuasan pasin karena pada tahap inilah awal permulaan pasien menilai pelayanan seorang perawat dari bagaimana cara perawat menyambut pasien pertamakali dengan komunikasi yang jika dilakukan dengan baik dan profesional pasien akan merasa nyaman dan puas, sebaliknya jika awal pertemuan perawat menyambut pasien dengan cara berkomunikasi yang membuat pasien tidak nyaman maka pasien akan merasa tidak puas. Kesan pertamakali interaksi dengan perawatlah pasien menanamkan penilaian tentang baik atau buruknya pelayanan yang diberikan oleh perawat. Sama halnya dengan yang dinyatakan oleh Wiyono 2011 bahwa tahap orientasi dalam komunikasi terapeutik merupakan tahap awal interaksi antara perawat dengan pasien, jika tahap ini di lakukan dengan baik maka dapat dengan cepat merubah persepsi klien dan dapat mampengaruhi kepuasan klien. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Aswad, dkk 2015 yang hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yang sebagian besar pasien menyatakan tidak puas dengan komunikasi terapeutik perawat rawat jalan di RSUD Kota Yogyakarta, hal ini dikarenakan peneliti tidak melakukan intervensi kembali setelah melakukan studi pendahualuan pada penelitian ini. Kepuasan klien dalam pelayanan kesehatan yang diberikan tidak lepas dari kemampuan perawat dalam berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Dengan menunjukkan perhatian sepenuhnya, sikap yang ramah, bertutur kata yang lembut menunjukkan kualitas dan keberhasilan perawat akan meningkat secara optimal dan akan membuat pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan Sujatmiko, 2012. 77 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Kota Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh komunikasi terapeutik perawat pada tahap orientasi terhadap kepuasan pasien rawat jalan RSUD Kota Yogyakarta. 2. Terdapat pengaruh komunikasi terapeutik perawat pada tahap kerja terhadap kepuasan pasien rawat jalan RSUD Kota Yogyakarta. 3. Terdapat pengaruh komunikasi terapeutik perawat pada tahap terminasi terhadap kepuasan pasien rawat jalan RSUD Kota Yogyakarta 4. Tahap komunikasi terapeutik yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat jalan RSUD Kota Yogyakarta yaitu tahap orientasi.

B. Saran

Dari seluruh kesimpulan yang telah dijabarkan diatas, saran dari peneliti yaitu: 1. Bagi Pihak Manajemen Rumah Sakit a. Saran bagi perawat, agar selalu membiasakan mengaplikasikan komunikasi terapeutik yang baik pada saat memberikan pelayanan kepada pasien dan selalu memberikan informasi tentang kondisi kesehatannya dan sebaiknya menggunakan kata- kata yang mudah untuk dipahami oleh pasien. b. Untuk lebih meningkatkan kualitas komunikasi terapeutik perawat diharapkan adanya kebijakan dari pihak rumah sakit seperti perawat mengikuti seminar ataupun workshop mengenai komunikasi terapeutik sehingga dengan semakin meningkatnya kualitas komunikasi perawat maka akan lebih meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Kota Yogyakarta. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan ada penelitian lebih lanjut dapat meneliti tahapan komunikasi terapeutik pada tahap prainteraksi serta mengikutsertakan perawat sebagai responden penelitian, untuk mengetahui sejauhmana komunikasi terapeutik yang telah