Self-esteem pada lansia Pria dan Wanita Perbedaan self-esteem pada lansia pria dan wanita terhadap citra

juga pada suku jawa yang memiliki self-esteem tinggi sekitar 69.44 dari total jumlah responden suku jawa 36 orang. Sama halnya dengan suku lain-lain seperti Madura, Aceh, Minang juga berada pada level self-esteem tinggi 59.64. Persentase kategori self-esteem rendah dan tinggi pada suku responden memiliki distribusi yang menyebar. Karakteristik responden terkait dengan suku tidak ada perlakuan khusus terhadap saah satu suku atau dibedakan antar suku minoritas dengan mayoritas. Sehingga perbedaan suku bukan menjadi factor utama yang berhubungan dengan self-esteem pada lanjut usia terhadap citra tubuhnya. Meskipun pada beberapa lansia yang mungkin berpengaruh tehdap cara berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain. Adat kebudayaan dipahami sebagai system pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Kebudayaan terdiri atas, sistem aturan-aturan, norma, nilai yang dimiliki oleh masyarakat. Semua masyarakat mengakui adanya sejumlah tingkatan hidup, dimana setiap manusia akan menjadi tua. Tetapi bagaimana pembatasannya akan berbeda-beda meurut kebudayaan. Masyarakat dan dan kebudayaannya akan menetukan pola kegiatan, sikap, larangan, dan kewajiban mereka. Kedudukan dan peranan orang lansia dalam masyarkat sangat dtentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Zakariya, 2009.

2.2 Self-esteem pada lansia Pria dan Wanita

Berdasarkan penelitian diatas dari 57 orang lansia pria terdapat 44 orang yang memiliki self-esteem tinggi sekitar 77.19. Pada lansia wanita terdapat 23 orang yang memiliki self-esteem tinggi sekitar 40.35 dan mayoritas memiliki self-esteem rendah 59.65.Menurut Stanley, Blair, Beare 2005 terdapat Universitas Sumatera Utara beberapa faktor penting yang mempengaruhi kesehatan mental pada lansia, diantaranya adalah kondisi kesehatan fisik, kemampuan aktifitas fisik, kemampuan aktifitas mental, kemapuan aktifitas sosial, dan kekuatan dukungan sosial. Berdasarkan penelitian di atas bahwa lansia wanita memliki peluang mengalami self-esteem rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Daryanto, M. Thaib 2008 yang mengatakan dalam penelitiannya bahwa wanita mengalami keterbatasan fisik misalnya menopause dan sosial misalnya ada beberapa yang menggantungkan kehidupannya pada suami. Hal tersebut mengakibatkan lansia wanita mengalami self-esteem rendah. Menurut Nugroho, W. 2008, pada pria msih dapat memproduksi spermatozoa meskipun ada penurunan secara berangsur- angsur. Sementara pada wanita akan mengalami menopause. Hal tersebut yang menimbulkan masalah psikologis pada lansia wanita yaitu merasa risau dan cenderung merasa tertekan dengan keadaan tersebut. Sementara pada lansia pria masalah psikologisnya terhadap masalah sosial dimana pada masa muda, mereka bekerja dan mencapai sukses, yang mendukung harga diri lansia menjadi tinggi, yang tidak akan terulang lagi sewaktu pada masa lanjut usia, yang cenderung lansia pria merasa tidak berharga karena tidak produktif dan memasuki masa pensiun.

2.3 Perbedaan self-esteem pada lansia pria dan wanita terhadap citra

tubuhnya Self-esteem atau harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami gagal Universitas Sumatera Utara cenderung harga diri menjadi rendah Tarwoto wartonah, 2010. Perbedaan gender juga dapat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak pada bentuk adaptasi yang digunakan. Keadaan psikososial lansia di Indonesia secara umum masih lebih baik dibandingkan di Negara maju, antara lain cepat marah irritable pada lansia wanita memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan lansia pria. Jadi, dapat diasumsikan bahwa wanita cenderung lebih sensitif perasaan dibandingkan lansia pria, lansia pria juga lebih siap dalam menghadapi masalah dibandingkan lansia pria, karena lansia pria lebih mampu menghadapi masalah daripada lansia wanita secara emosional. Tamher, 2009. Menurut Nugroho, W 2008, terkait masalah penurunan reproduksi pada usia lanjut usia yang dialami oleh lanisa pria dan wanita dimana lansia pria masih dapat memproduksi spermatozoa. Sehingga didapatkan penelitian yang menunjukkan lansia wanita lebih banyak hidup sendiri dibandingkan lansia pria. Selain itu, dilihat dari aspek psikososial lansia wanita lebih banyak menarik diri dari lingkungan dansering merasa tersinggung ,sangat mudah sensitif serta gelisah karena menghadapi proses penuuan. .Lansia pria diduga lebih mudahnya menikah ulang dibandingkan lansia wanita, lansia pria relatif mudah mencari penggantinya dibandingkan lansia wanita sehingga ini berkaitan dengan status perkawinan, dimana lansia yang menikah memiliki self- esteem lebih tinggi Yenny Herwana, 2006. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Daryanto, M. Thaib 2008 yang menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa lanjut usia perempuan berpeluang mengalami self-esteem rendah sebesar 1.5 kali dibandingkan lanjut usia laki-laki. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk melihat adanya perbedaan self-esteem pada lansia pria dan wanita terhadap citra tubuhnya di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan data demografi yang diperoleh rata-rata responden berusia 65-69 tahun, beragama Islam, memliki tingkat pendidikan terakhir SMP dan SMA, status perkawianan rata-rata duda atau janda dan rat- rata bersuku batak. 2. Citra tubuh atau body image mecakup sikap individu terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penampilan fisik, struktur, dan fungsinya. Perasaannya meliputi hal-hal yang terkait dengan seksualitas, femininitas dan maskulinitas, keremajaan, kesehatan, dan kekuatan. 3. Self-esteem atau harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami gagal cenderung harga diri menjadi rendah. 4. Self-esteem dibagi dua kategori yaitu : self-esteem tinggi yang ditandai dengan rasa puas terhadap diri sendiri, bangga, senang, bahagia, memandang hidup lebih positif, optimis. Self-esteem randah ditandai dengan mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, perasaan Universitas Sumatera Utara