Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang berupa data laporan keuangan semester dengan periode penelitian yang dimulai
dari tahun 2007 hingga tahun 2014 pada masing-masing bank.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi dokumentasi dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan
yang diperoleh dari Bursa Efek indonesia, Bank indonesia seperti www.idx.co.idwww.bi.go.id
dan website masing-masing bank.
3.9 Teknik Analisis Data
Untuk mengolah dan menganalisi data. peneliti menggunakan bantuan program statistik, SPSS for windows. Adapun metode analisi data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunkan tahapan-tahapan sebagai berikut:
3.9.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah bagian dari statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data secara objektif sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai topik ataupun masalah yang diteliti.
3.9.2 Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji pengaruh Kekuatan Pasar dan Diversifikasi Pendapatan terhadap Stabilitas bank yang menggunakan regresi linear berganda multiple
linier regression. Adapun model persamaan regresi linier pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= ∝ + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ �
Dimana: Y
= Stabilitas Bank Z-Score
X
1
= Kekuatan Pasar
Lerner Index
X
2
= Diversifikasi Pendapatan NNII ∝
= Konstanta b
1
- b
2
= Koefisien regresi variabel bebas �
= Term of error
Pengujian model regresi linier berganda ini digunkan untuk mengetahui pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas
X
1
,
X
2
terhadap variabel terkait Y.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan pesyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam analisis linier berganda. Model penelitian yang baik seharusnya tidak
melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regersi linier berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
3.10.1
Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sutau model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisi grafik
histrogram dan grafik Normal Probability plot.
3.10.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dalam satu model. Hubungan linier antarvariabel
bebas inilah yang disebut dengan multikolinearitas Nachrowi, 2006:95. Hal-hal utama yang sering menyebabkan terjadinya multikolinearitas pada
model regresi antara lain Firdaus, 2011:176 : 1.
Kesalahan teoritis dalam pembentukan model fungsi regresi yang dipergunakan.
2. Terlampau kecilnya jumlah pengamatan yang akan dianalisis dengan model
regresi. Telah diketahui bahwa kesalahan pertama di dalam pekerjaan ekonometrika adalah masalah kecilnya jumlah data yang dipergunakan.
Metode untuk mendiagnosa adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan ujiVariance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance dengan ketentuan
sebagai berikut: 1.
Jika nilai Tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai Tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Menurut Ghozali 2001:95 gejala Multikolinearitas ini dapat dideteksi
dengan beberapa cara antara lain : 1.
Menghitung koefisien korelasi sederhana simple correlation antara sesama variabel bebas, jika terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau
melebihi 0,8, hal tersebut menunjukkan terjadinya masalah multikolinearitas dalam regresi.
2. Menghitung nilai Toleransi atau VIF Variance Inflation Factor, jika nilai
Toleransi kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa multikolinearitas adalah masalah yang pasti terjadi antar
variabel bebas. 3.
Lakukan regresi antar variabel bebas dan menghitung masing-masing R2 , kemudian melakukan uji – F dan bandingkan dengan Ftabel a;k-2,n-k+1.
Jika nilai Fhitung melebihi nilai Ftabel berarti dapat dinyatakan bahwa Xi kolinier dengan X yang lain. Apabila dalam penelitian terjadi multikolineritan,
maka dapat diatasi dengan beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:
a. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang
tinggi. b.
Menambah jumlah observasi. c.
Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.
d. Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang
masih jarang sekali digunakan.
3.10.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika variannya tidak konstan atau berubah-ubah disebut heteroskedastisitas Nachrowi 2006:109. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunkan Uji korelasi Rank Spreman dan Uji Park Glajser.
3.10.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode sebelumnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin-Watson Uji DW digunakan untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi. Rumus untuk menghitung beasrnya nilai statistic DW Firdaus 2011:160 adalah
�� = ∑ �
�
− �
�−1 2
� �=2
∑ �
� 2
� �=2
Dapat kita lihat kriteria nilai uji Dubin Watson pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson
Sumber : Firdaus, 2011:162
3.11 Uji Hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifkan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat
dilakukan yaitu secara serempak uji-F dan secara parsial Uji-t.
3.11.1 Uji Serempak Uji F No
Nilai DW Kesimpulan
1 Kurang dari 1,10
Ada autokorelasi 2
1,10 DW 1,54 Tanpa Kesimpulan
3 1,55
˂ DW ˂ 2,46 Tidak ada autokorelasi
4 2,46
˂ DW ˂ 2,90 Tanpa Kesinpulan
5 DW 2,91
Ada autokorelasi
Uji statistik bertujuan untuk mengetahi bagaimana pengaruh sekelompok variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis ini
dirumuskan sebagai berikut: 1.
H :
b
1
= b
2
= 0, Artinya secara serempak kekuatan pasar dan diversifikasi pendapatan berpengaruh tidak signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank
Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.
H
1
: b
1
≠ b
2
≠ 0, Artinya secara serempak kekuatan pasar dan diversifikasi pendapatan berpengaruh signifikan terhadap Stabilitas Bank pada Bank
Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan α = 5
untuk mendapatkan nilai F Tabel. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut
:
a. Jika
F
hitung
≤ F
tabel
atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H
O
diterima. b.
Jika F
hitung
≥ F
tabel
atau nilai signifikan α ≤ 0.05, maka H
1
diterima.
3.11.2 Uji Parsial Uji t
Digunkan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas
mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terkait. Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai t Tabel. Bentuk
pengujian sebagai berikut: 1.
H :
b
1
= 0, Artinya kekuatan pasar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. H
1
: b
1
≠ 0, Artinya secara parsial kekuatan pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
3.
H
:
b
2
= 0,
Artinya secara parsial diversifikasi pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. H
1
: b
2
≠ 0, Artinya secara parsial diversifikasi pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada penelitian ini t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikan α= 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-t ini adalah
a. Bila
t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, maka H
diterima dan H
1
ditolak b.
Bila t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka H
1
diterima dan H
ditolak.
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
I. Daftar Penentuan Sampel ...................................................................... 74
II. Peringkat Variabel yang digunakan didalam penelitian........................ 76
III. Hasil Pengujian SPSS ........................................................................... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 PT Bank Central Asia Tbk
Bank Central Asia Tbk BBCA didirikan di Indonesia tanggal 10 Agustus 1955 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting
Factory” dan mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956 Pada tanggal 11 Mei 2000, BBCA memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana BBCA IPO sebanyak 662.400.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp500,- dengan
harga penawaran Rp1.400,- per saham, yang merupakan 22 dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham
Republik Indonesia yang diwakili oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000.
4.1.2 PT Bank Capital Indonesia,Tbk
PT Bank Capital Indonesia, Tbk untuk selanjutnya disebut “Bank” dahulu bernama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia didirikan pada tanggal 20
April 1989, sebagai bank campuran joint venture antara Credit Lyonnais SA, Perancis disebut “CL” dengan PT Bank Internasional Indonesia, Tbk., Jakarta
disebut “BII”. Anggaran Dasar Bank disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Menteri Keuangan berturut-turut pada tanggal 27 Mei 1989 dan 25 Oktober 1989,
dan diumumkan pada Berita Negara tanggal 5 Juni 1990.
Bank telah memperoleh izin operasinya sebagai bank umum dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 119KMK.0131989 tanggal 25
Oktober 1989. Setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sesuai dengan surat
Nomor 62DpGDPIPRahasia tanggal 3 Maret 2004, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPS yang diselenggarakan pada tangggal 31
Agustus 2004 secara resmi saham Credit Lyonnais telah diakuisisi oleh Sdr. Danny Nugrohodalam RUPS tersebut di atas, telah diputuskan bahwa nama Bank
dirubah dari PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT Bank Capital Indonesia, Tbk. Perubahan nama tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri
Kehakiman HAM sesuai dengan surat Keputusan Nomor C-24209 HT.01.04.TH.2004 tanggal 29 September 2004 dan Bank Indonesia sesuai dengan
surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 679KEP.GBI2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang Perubahan Nama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia
menjadi PT Bank Capital Indonesia,Tbk.
4.1.3. PT. Bank Bukopin Tbk
PT Bank Bukopin Tbk. BBKP didirikan di lndonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia disingkat Bukopin dan
mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971. Pada 02 Januari 1990 dalam Rapat Anggota Bank Umum
Korporasi Indonesia memutuskan menganti nama Bank menjadi Bank Bukopin. Pada tanggal 30 Juni 2006, BBKP memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBKP IPO kepada
masyarakat sejumlah 843.765.500 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp350,- per saham. Saham-saham tersebut telah
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 10 Juli 2006.
4.1.4. PT. Bank Negara Indonesia BBNI
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara Republik Indonesia, selama 66 tahun usia BNI sejak didirikan pertama
kali pada tanggal 5 Juni 1946, BNI terus tumbuh dan berkembang bersama Negeri, mengawal pembangunan di berbagai sektor industry, sesuai dengan
tagline BNI “Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa”. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama
yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negeri.
4.1.5. PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI
Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah
oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik
Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia Pribumi. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16
Desember 1895, dan kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI Setelah kemerdekaan RI, berdasarkan peraturan pemerintah No.1 Tahun
1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai bank pemerintah pertama di
Republik Indonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No.7 Tahun 1992 dan peraturan Pemerintah RI No.21 Tahun 1992
status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100 di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Tahun 2003, Pemerintah
Indonesia memutuskan untuk menjual 30 saham bank, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk., yang
masih digunakan sampai dengan saat ini. Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia Persero yang didirikan sejak tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada
pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil.
4.1.6 PT Bank Danamon, Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada
1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang
dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan
kemudahan persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini,
Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara
lain kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam DSP dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya.
4.1.7. Bank Nusantara Parahyangan Tbk
PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk didirikan pada 1972 dengan nama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan. Pada tahun 1989 perusahaan berubah status
menjadi bank komersial dan sejak tahun 1994 bank diberi izin untuk beroperasi dalam transaksi valuta asing.
4.1.8. PT. Mandiri BMRI
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank tersebut telah turut
membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia. Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan
dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing- masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan Ekonomi.
4.1.9. PT. Bank Bumi Arta,Tbk
Bank Bumi Arta yang semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan Kantor Pusat Operasional
di Jalan Tiang Bendera III No. 24, Jakarta Barat. Pada tanggal 18 September
1976. Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Penggabungan
usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen Bank, dan memperluas jaringan operasional Bank. Delapan kantor cabang Bank
Duta Nusantara di Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang menjadi kantor cabang Bank Bumi Arta. Kantor cabang
Yogyakarta dan Magelang kemudian dipindahkan ke Medan dan BandarLampung hingga saat ini.
4.1.10. Bank of India Indonesia Tbk
Keberadaan Bank Swadesi berawal dari sebuah bank pasar bernama Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada tahun 1968 di Surabaya. Pada tahun 1984,
kepemilikan Bank diambil alih oleh Keluarga Chugani yang menumbuh- kembangkan bank ini sehingga pada tanggal 2 September 1989, Bank Swadesi
secara resmi beroperasi menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swadesi. Pada tahun 1990, Bank Swadesi melakukan penggabungan usaha merger dengan
PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang berkedudukan di Surakarta untuk dapat membuka kantor cabang di Jakarta dan setelah memperoleh
ijin dari Bank Indonesia, pada tahun 1992 Bank Swadesi menjalankan usaha sebagai pedagang valuta asing. Proses tumbuh dan berkembang ini terns berlanjut
dibawah kepemilikan dan manajemen yang baru dan pada tanggal 11 November 1994 Bank Swadesi mendapatkan peningkatan status dari Bank Indonesia dan
secara resmi beroperasi menjadi Bank Devisa, Dengan status devisa ini semakin memperkokoh posisi Bank Swadesi sebagai lembaga kepercayaan yang
memberikan jasa dan layanan perbankan yang iebih beragam sesuai dengan kebutuhan nasabah
4.1.11. PT Bank Mega,Tbk
Bank Mega Tbk MEGA didirikan 15 April 1969 dengan nama PT BankKarman dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1969. Pada
tanggal 15 Maret 2000, MEGA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MEGA IPO kepada
masyarakat sebanyak 112.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 17 April 2000. 4.1.12. PT Bank Permata,Tbk
PT Bank Permata Tbk BNLI merupakan hasil merger 5 lima Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT.
Bank Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress pada tahun 2002, dan saat ini telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk dan
jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking. PermataBank memiliki aspirasi untuk
menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer dan Komersial.
4.1.13. PT Bank Internasional Indonesia,Tbk
Bank Internasional Indonesia Tbk BNII didirikan 15 Mei 1959. Padatanggal 31 Maret 1980 Bank BII melakukan penggabungan usaha merger
dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Pemegang Pengendali
utama Bank BII adalah Malayan Banking Berhad Maybank. Maybank mengendalikan Bank BII melalui Sorak Financial Holdings Pte. Ltd dan Maybank
Offshore Corporate Service Labuan Sdn. Bhd. Pada tanggal 02 Oktober 1989, BNII memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham BNII IPO kepada masyarakat sebanyak 12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran
Rp11.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 21 Nopember 1989.
4.1.14. PT Bank Pan Indonesia,Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk PNBN Bank Panin didirikan tanggal 14 Agustus 1971 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada 18 Agustus 1971.
Pada tanggal 28 Oktober 1982, PNBN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PNBN IPO
kepada masyarakat sebanyak 1.637.500 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.475,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 Desember 1982.
4.1.15 PT Woori Saudara Indonesia ,1906,Tbk
Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk sebelumnya Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk didirikan 15 Juni 1972. Kantor pusat SDRA berlokasi di
Gedung Bank Woori Saudara, Jl. Diponegoro No. 28, Bandung 40115 – Indonesia. Saat ini, Bank Woori Saudara memiliki 18 kantor cabang, 83 kantor
cabang pembantu, 1 kantor fungsional, 20 kantor kas dan 25 kas mobil.. Pemegang saham yang memiliki 5 atau lebih saham Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 Tbk, antara lain: Woori Bank, Korea 74,02, Arifin Panigoro 12,46, dan PT Medco Intidinamika 6,06.
Pada tanggal 04 Desember 2006, SDRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SDRA
IPO kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp115,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 15 Desember 2006.
4.1.16. PT Bank Mayapada Internasional, Tbk
Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA didirikan 07 September 1989 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 Maret 1990. Pada tanggal
07 Agustus 1997, MAYA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MAYA IPO kepada
masyarakat sebanyak 65.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 Agustus 1997.
4.1.17. PT Bank CIMB Niaga, Tbk
Bank CIMB Niaga Tbk dahulu Bank Niaga Tbk BNGA didirikan 04 Nopember 1955. Pada tanggal 02 Oktober 1989, BNGA memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BNGA IPO kepada masyarakat sebanyak 5.000.000 dengan nilai nominal
Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.500,- per saham. Saham- saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29
Nopember 1989.
4.1.18. PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk., berkedudukan di Jakarta Selatan, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation
berdasarkan Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973, dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank, dan Akta tersebut telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor Y.A.5212 tanggal 3 Januari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 6 tanggal 21 Januari 1975 Tambahan Nomor 47. Perjalanan PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. berbekal pada
kepercayaan stakeholders dengan mempersembahkan value added, cultural capital, dan goodwill untuk peningkatan sosial ekonomi masyarakat.
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. berkomitmen untuk menjadi lembaga keuangan yang terkemuka dan selalu menghasilkan yang terbaik dengan
memberikan layanan prima untuk mewujudkan kepedulian terhadap kemanusiaan, sosial dan budaya.
4.1.19. PT Bank BRI Agroniaga, Tbk
Bank BRI AGRO sebelumnya bernama Bank AGRO, didirikan oleh Dana Pensiun Perkebunan DAPENBUN PTPN pada tanggal 27 September 1988
menjadikan Bank AGRO mempunyai peranan penting dan strategis dalam perkembangan sektor agribisnis Indonesia. Sebagai bank yang fokus dalam
pembiayaan agrobisnis, sejak berdiri hingga saat ini portofolio kredit Bank AGRO sebagian besar antara 65-75 disalurkan di sektor agribisnis,
baik onfarm maupun offfarm.
BANK AGRO yang berdiri dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari
Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8Februari 1990. Pada tahun 2003 Bank AGRO memperoleh
Persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal menjadi Perusahaan Publik sehingga namanya menjadi PT Bank Agroniaga Tbk. Dan pada tahun yang sama
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya. Sejak tahun 2007, seiring merger antara Bursa efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia,
saham Bank AGRO dengan kode AGRO tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2006 Bank AGRO meningkatkan statusnya menjadi Bank Umum Devisa.
4.1.20. PT Bank Victoria International, Tbk
PT Bank Victoria International Tbk pertama kali didirikan di Jakarta pada tanggal 5 Oktober 1992 sebagai bank umum swasta. Kini mayoritas saham Bank
Victoria dipegang oleh PT Victoria Investma Tbk. Sebesar 39,37 berdasarkan posisi 30 september 2015. Pada tahun 1999, Bank Victoria telah mencatat
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Sejak itu Bank Victoria aktif melaksanakan berbagai korporasi, seprti penawaran umum terbatas dan
menerbitkan obligasi.Hingga September 2015, Bank memiliki 102 jaringan kantor operasional yang terdiri dari 1 kantor pusat, 6 kantor cabang, 63 cabang pembantu
dan 32 kantor kas yang terbesar di daerah Jakarta, Depok Tangerang dan Bekasi. Didukung oleh 1.196 karyawan per 30 September 2015, Bank Victoria terus
melakukan ekspasi bisnisnya melalui berbagai layanan jasa keuangan yang terintegrasi.
4.2 Statistik Deskriptif