Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Gambaran Umum Objek Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang berupa data laporan keuangan semester dengan periode penelitian yang dimulai dari tahun 2007 hingga tahun 2014 pada masing-masing bank.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi dokumentasi dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek indonesia, Bank indonesia seperti www.idx.co.idwww.bi.go.id dan website masing-masing bank.

3.9 Teknik Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisi data. peneliti menggunakan bantuan program statistik, SPSS for windows. Adapun metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan tahapan-tahapan sebagai berikut:

3.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah bagian dari statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data secara objektif sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai topik ataupun masalah yang diteliti.

3.9.2 Analisis Regresi Berganda

Untuk menguji pengaruh Kekuatan Pasar dan Diversifikasi Pendapatan terhadap Stabilitas bank yang menggunakan regresi linear berganda multiple linier regression. Adapun model persamaan regresi linier pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= ∝ + b 1 X 1 + b 2 X 2 + � Dimana: Y = Stabilitas Bank Z-Score X 1 = Kekuatan Pasar Lerner Index X 2 = Diversifikasi Pendapatan NNII ∝ = Konstanta b 1 - b 2 = Koefisien regresi variabel bebas � = Term of error Pengujian model regresi linier berganda ini digunkan untuk mengetahui pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas X 1 , X 2 terhadap variabel terkait Y.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan pesyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam analisis linier berganda. Model penelitian yang baik seharusnya tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regersi linier berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. 3.10.1 Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sutau model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisi grafik histrogram dan grafik Normal Probability plot.

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dalam satu model. Hubungan linier antarvariabel bebas inilah yang disebut dengan multikolinearitas Nachrowi, 2006:95. Hal-hal utama yang sering menyebabkan terjadinya multikolinearitas pada model regresi antara lain Firdaus, 2011:176 : 1. Kesalahan teoritis dalam pembentukan model fungsi regresi yang dipergunakan. 2. Terlampau kecilnya jumlah pengamatan yang akan dianalisis dengan model regresi. Telah diketahui bahwa kesalahan pertama di dalam pekerjaan ekonometrika adalah masalah kecilnya jumlah data yang dipergunakan. Metode untuk mendiagnosa adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan ujiVariance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai Tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. Jika nilai Tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Menurut Ghozali 2001:95 gejala Multikolinearitas ini dapat dideteksi dengan beberapa cara antara lain : 1. Menghitung koefisien korelasi sederhana simple correlation antara sesama variabel bebas, jika terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8, hal tersebut menunjukkan terjadinya masalah multikolinearitas dalam regresi. 2. Menghitung nilai Toleransi atau VIF Variance Inflation Factor, jika nilai Toleransi kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa multikolinearitas adalah masalah yang pasti terjadi antar variabel bebas. 3. Lakukan regresi antar variabel bebas dan menghitung masing-masing R2 , kemudian melakukan uji – F dan bandingkan dengan Ftabel a;k-2,n-k+1. Jika nilai Fhitung melebihi nilai Ftabel berarti dapat dinyatakan bahwa Xi kolinier dengan X yang lain. Apabila dalam penelitian terjadi multikolineritan, maka dapat diatasi dengan beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut: a. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi. b. Menambah jumlah observasi. c. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta. d. Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang masih jarang sekali digunakan.

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variannya tidak konstan atau berubah-ubah disebut heteroskedastisitas Nachrowi 2006:109. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunkan Uji korelasi Rank Spreman dan Uji Park Glajser.

3.10.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin-Watson Uji DW digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi. Rumus untuk menghitung beasrnya nilai statistic DW Firdaus 2011:160 adalah �� = ∑ � � − � �−1 2 � �=2 ∑ � � 2 � �=2 Dapat kita lihat kriteria nilai uji Dubin Watson pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson Sumber : Firdaus, 2011:162 3.11 Uji Hipotesis Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifkan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu secara serempak uji-F dan secara parsial Uji-t.

3.11.1 Uji Serempak Uji F No

Nilai DW Kesimpulan 1 Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi 2 1,10 DW 1,54 Tanpa Kesimpulan 3 1,55 ˂ DW ˂ 2,46 Tidak ada autokorelasi 4 2,46 ˂ DW ˂ 2,90 Tanpa Kesinpulan 5 DW 2,91 Ada autokorelasi Uji statistik bertujuan untuk mengetahi bagaimana pengaruh sekelompok variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut: 1. H : b 1 = b 2 = 0, Artinya secara serempak kekuatan pasar dan diversifikasi pendapatan berpengaruh tidak signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ 0, Artinya secara serempak kekuatan pasar dan diversifikasi pendapatan berpengaruh signifikan terhadap Stabilitas Bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan α = 5 untuk mendapatkan nilai F Tabel. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika F hitung ≤ F tabel atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H O diterima. b. Jika F hitung ≥ F tabel atau nilai signifikan α ≤ 0.05, maka H 1 diterima.

3.11.2 Uji Parsial Uji t

Digunkan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terkait. Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai t Tabel. Bentuk pengujian sebagai berikut: 1. H : b 1 = 0, Artinya kekuatan pasar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. H 1 : b 1 ≠ 0, Artinya secara parsial kekuatan pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. H : b 2 = 0, Artinya secara parsial diversifikasi pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. H 1 : b 2 ≠ 0, Artinya secara parsial diversifikasi pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stabilitas bank pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikan α= 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-t ini adalah a. Bila t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak b. Bila t tabel t hitung t tabel , maka H 1 diterima dan H ditolak. DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Judul Halaman I. Daftar Penentuan Sampel ...................................................................... 74 II. Peringkat Variabel yang digunakan didalam penelitian........................ 76 III. Hasil Pengujian SPSS ........................................................................... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 PT Bank Central Asia Tbk

Bank Central Asia Tbk BBCA didirikan di Indonesia tanggal 10 Agustus 1955 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory” dan mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956 Pada tanggal 11 Mei 2000, BBCA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana BBCA IPO sebanyak 662.400.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp500,- dengan harga penawaran Rp1.400,- per saham, yang merupakan 22 dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000.

4.1.2 PT Bank Capital Indonesia,Tbk

PT Bank Capital Indonesia, Tbk untuk selanjutnya disebut “Bank” dahulu bernama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia didirikan pada tanggal 20 April 1989, sebagai bank campuran joint venture antara Credit Lyonnais SA, Perancis disebut “CL” dengan PT Bank Internasional Indonesia, Tbk., Jakarta disebut “BII”. Anggaran Dasar Bank disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Menteri Keuangan berturut-turut pada tanggal 27 Mei 1989 dan 25 Oktober 1989, dan diumumkan pada Berita Negara tanggal 5 Juni 1990. Bank telah memperoleh izin operasinya sebagai bank umum dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 119KMK.0131989 tanggal 25 Oktober 1989. Setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sesuai dengan surat Nomor 62DpGDPIPRahasia tanggal 3 Maret 2004, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPS yang diselenggarakan pada tangggal 31 Agustus 2004 secara resmi saham Credit Lyonnais telah diakuisisi oleh Sdr. Danny Nugrohodalam RUPS tersebut di atas, telah diputuskan bahwa nama Bank dirubah dari PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT Bank Capital Indonesia, Tbk. Perubahan nama tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman HAM sesuai dengan surat Keputusan Nomor C-24209 HT.01.04.TH.2004 tanggal 29 September 2004 dan Bank Indonesia sesuai dengan surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 679KEP.GBI2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang Perubahan Nama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT Bank Capital Indonesia,Tbk.

4.1.3. PT. Bank Bukopin Tbk

PT Bank Bukopin Tbk. BBKP didirikan di lndonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia disingkat Bukopin dan mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971. Pada 02 Januari 1990 dalam Rapat Anggota Bank Umum Korporasi Indonesia memutuskan menganti nama Bank menjadi Bank Bukopin. Pada tanggal 30 Juni 2006, BBKP memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBKP IPO kepada masyarakat sejumlah 843.765.500 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp350,- per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 10 Juli 2006.

4.1.4. PT. Bank Negara Indonesia BBNI

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara Republik Indonesia, selama 66 tahun usia BNI sejak didirikan pertama kali pada tanggal 5 Juni 1946, BNI terus tumbuh dan berkembang bersama Negeri, mengawal pembangunan di berbagai sektor industry, sesuai dengan tagline BNI “Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa”. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negeri.

4.1.5. PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI

Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia Pribumi. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, dan kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI Setelah kemerdekaan RI, berdasarkan peraturan pemerintah No.1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No.7 Tahun 1992 dan peraturan Pemerintah RI No.21 Tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100 di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30 saham bank, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia Persero yang didirikan sejak tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil.

4.1.6 PT Bank Danamon, Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahan persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam DSP dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya.

4.1.7. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk didirikan pada 1972 dengan nama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan. Pada tahun 1989 perusahaan berubah status menjadi bank komersial dan sejak tahun 1994 bank diberi izin untuk beroperasi dalam transaksi valuta asing.

4.1.8. PT. Mandiri BMRI

Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia. Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing- masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan Ekonomi.

4.1.9. PT. Bank Bumi Arta,Tbk

Bank Bumi Arta yang semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan Kantor Pusat Operasional di Jalan Tiang Bendera III No. 24, Jakarta Barat. Pada tanggal 18 September 1976. Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Penggabungan usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen Bank, dan memperluas jaringan operasional Bank. Delapan kantor cabang Bank Duta Nusantara di Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang menjadi kantor cabang Bank Bumi Arta. Kantor cabang Yogyakarta dan Magelang kemudian dipindahkan ke Medan dan BandarLampung hingga saat ini.

4.1.10. Bank of India Indonesia Tbk

Keberadaan Bank Swadesi berawal dari sebuah bank pasar bernama Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada tahun 1968 di Surabaya. Pada tahun 1984, kepemilikan Bank diambil alih oleh Keluarga Chugani yang menumbuh- kembangkan bank ini sehingga pada tanggal 2 September 1989, Bank Swadesi secara resmi beroperasi menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swadesi. Pada tahun 1990, Bank Swadesi melakukan penggabungan usaha merger dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang berkedudukan di Surakarta untuk dapat membuka kantor cabang di Jakarta dan setelah memperoleh ijin dari Bank Indonesia, pada tahun 1992 Bank Swadesi menjalankan usaha sebagai pedagang valuta asing. Proses tumbuh dan berkembang ini terns berlanjut dibawah kepemilikan dan manajemen yang baru dan pada tanggal 11 November 1994 Bank Swadesi mendapatkan peningkatan status dari Bank Indonesia dan secara resmi beroperasi menjadi Bank Devisa, Dengan status devisa ini semakin memperkokoh posisi Bank Swadesi sebagai lembaga kepercayaan yang memberikan jasa dan layanan perbankan yang iebih beragam sesuai dengan kebutuhan nasabah

4.1.11. PT Bank Mega,Tbk

Bank Mega Tbk MEGA didirikan 15 April 1969 dengan nama PT BankKarman dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1969. Pada tanggal 15 Maret 2000, MEGA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MEGA IPO kepada masyarakat sebanyak 112.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 17 April 2000. 4.1.12. PT Bank Permata,Tbk PT Bank Permata Tbk BNLI merupakan hasil merger 5 lima Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT. Bank Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress pada tahun 2002, dan saat ini telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking. PermataBank memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer dan Komersial.

4.1.13. PT Bank Internasional Indonesia,Tbk

Bank Internasional Indonesia Tbk BNII didirikan 15 Mei 1959. Padatanggal 31 Maret 1980 Bank BII melakukan penggabungan usaha merger dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Pemegang Pengendali utama Bank BII adalah Malayan Banking Berhad Maybank. Maybank mengendalikan Bank BII melalui Sorak Financial Holdings Pte. Ltd dan Maybank Offshore Corporate Service Labuan Sdn. Bhd. Pada tanggal 02 Oktober 1989, BNII memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BNII IPO kepada masyarakat sebanyak 12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp11.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 21 Nopember 1989.

4.1.14. PT Bank Pan Indonesia,Tbk

Bank Pan Indonesia Tbk PNBN Bank Panin didirikan tanggal 14 Agustus 1971 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada 18 Agustus 1971. Pada tanggal 28 Oktober 1982, PNBN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PNBN IPO kepada masyarakat sebanyak 1.637.500 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.475,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 Desember 1982.

4.1.15 PT Woori Saudara Indonesia ,1906,Tbk

Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk sebelumnya Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk didirikan 15 Juni 1972. Kantor pusat SDRA berlokasi di Gedung Bank Woori Saudara, Jl. Diponegoro No. 28, Bandung 40115 – Indonesia. Saat ini, Bank Woori Saudara memiliki 18 kantor cabang, 83 kantor cabang pembantu, 1 kantor fungsional, 20 kantor kas dan 25 kas mobil.. Pemegang saham yang memiliki 5 atau lebih saham Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, antara lain: Woori Bank, Korea 74,02, Arifin Panigoro 12,46, dan PT Medco Intidinamika 6,06. Pada tanggal 04 Desember 2006, SDRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SDRA IPO kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp115,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 15 Desember 2006.

4.1.16. PT Bank Mayapada Internasional, Tbk

Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA didirikan 07 September 1989 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 Maret 1990. Pada tanggal 07 Agustus 1997, MAYA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MAYA IPO kepada masyarakat sebanyak 65.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 Agustus 1997.

4.1.17. PT Bank CIMB Niaga, Tbk

Bank CIMB Niaga Tbk dahulu Bank Niaga Tbk BNGA didirikan 04 Nopember 1955. Pada tanggal 02 Oktober 1989, BNGA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BNGA IPO kepada masyarakat sebanyak 5.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.500,- per saham. Saham- saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 Nopember 1989.

4.1.18. PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk

PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk., berkedudukan di Jakarta Selatan, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973, dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank, dan Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor Y.A.5212 tanggal 3 Januari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 6 tanggal 21 Januari 1975 Tambahan Nomor 47. Perjalanan PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. berbekal pada kepercayaan stakeholders dengan mempersembahkan value added, cultural capital, dan goodwill untuk peningkatan sosial ekonomi masyarakat. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. berkomitmen untuk menjadi lembaga keuangan yang terkemuka dan selalu menghasilkan yang terbaik dengan memberikan layanan prima untuk mewujudkan kepedulian terhadap kemanusiaan, sosial dan budaya.

4.1.19. PT Bank BRI Agroniaga, Tbk

Bank BRI AGRO sebelumnya bernama Bank AGRO, didirikan oleh Dana Pensiun Perkebunan DAPENBUN PTPN pada tanggal 27 September 1988 menjadikan Bank AGRO mempunyai peranan penting dan strategis dalam perkembangan sektor agribisnis Indonesia. Sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan agrobisnis, sejak berdiri hingga saat ini portofolio kredit Bank AGRO sebagian besar antara 65-75 disalurkan di sektor agribisnis, baik onfarm maupun offfarm. BANK AGRO yang berdiri dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8Februari 1990. Pada tahun 2003 Bank AGRO memperoleh Persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal menjadi Perusahaan Publik sehingga namanya menjadi PT Bank Agroniaga Tbk. Dan pada tahun yang sama mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya. Sejak tahun 2007, seiring merger antara Bursa efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia, saham Bank AGRO dengan kode AGRO tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2006 Bank AGRO meningkatkan statusnya menjadi Bank Umum Devisa.

4.1.20. PT Bank Victoria International, Tbk

PT Bank Victoria International Tbk pertama kali didirikan di Jakarta pada tanggal 5 Oktober 1992 sebagai bank umum swasta. Kini mayoritas saham Bank Victoria dipegang oleh PT Victoria Investma Tbk. Sebesar 39,37 berdasarkan posisi 30 september 2015. Pada tahun 1999, Bank Victoria telah mencatat sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Sejak itu Bank Victoria aktif melaksanakan berbagai korporasi, seprti penawaran umum terbatas dan menerbitkan obligasi.Hingga September 2015, Bank memiliki 102 jaringan kantor operasional yang terdiri dari 1 kantor pusat, 6 kantor cabang, 63 cabang pembantu dan 32 kantor kas yang terbesar di daerah Jakarta, Depok Tangerang dan Bekasi. Didukung oleh 1.196 karyawan per 30 September 2015, Bank Victoria terus melakukan ekspasi bisnisnya melalui berbagai layanan jasa keuangan yang terintegrasi.

4.2 Statistik Deskriptif