Selain itu BNI Syariah juga memperoleh penghasilan dari fee yang berasal dari peleyanan jasa yang mereka berian pada nasabah dan
pendapatan berupa biaya administrasi yang berasal dari Qadrul Hasan dan pelayanan jasa yang diberikan oleh BNI Syariah berupa garansi
bank, kiriman uang, inkaso dan surat keterangan bank.
2.2 Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah.
Awal abad 20 bank syariah hanya menjadi bahan diskusi teoritis, belum ada langkah nyata yang memungkinkan implementasi praktis gagasan tersebut.
Padahal telah muncul kesadaran bahwa bank syariah merupakan solusi masalah ekonomi untuk mengahasilkan kesejahteraan sosial di negara Islam
Muhammad Syafi’i Antonio. Bahan diskusi tersebut seperti tenggelam di tengah besar dan kuatnya sistem operasional bank – bank non Islam.
Seolah – olah dikusi tersebut sia – sia belaka, seperti tidak ada celah yang memungkinkan untuk mendirikan dan menerapkan sistem perbankan syariah.
Namun diskusi tersebut terus berkembang meskipun berjalan lambat. Mula–mula dalam bentuk proyek kecil, lalu berkembang dengan kerjasama
besar hingga para pemrakarsa perbankan syariah dapat membuat infrastrukutur sistem perbankan yang bebas bunga.
Perbankan syariah yang pertama kali didirikan di Mesir pada tahun 1960 dengan nama Mit Ghamr Bank binaan Prof. Dr. Ahmad Najjar. Bank Syariah ini
beroperasi sebagai rural – sosial bank semacam lembaga keuangan unit desa
14
yang hanya beroperasi di pedesaan Mesir disepanjang delta sungai Nil. Namun, institusi tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat berarti bagi
perkembangan sistem finansial dan ekonomi Islam. Pada Sidang Menteri Luar – Negeri Negara – Negara Organisasi
Konferensi Islam OKI di Karachi – Pakistan 1970, Mesir mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank syariah. Proposal tersebut tetang pendirian
Bank Islam Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan International Islamic Bank for Trade and Development dan pendirian Federasi Bank Islam
Federation of Islamic Banks dikaji oleh ahli dari 18 negara Islam. Selain itu diusulkan juga pembentukan badan–badan khusus yang berfungsi sebagai
pengawas pembangunan di negara Islam disebut sebagai Badan Investasi dan Pembangunan Negara – Negara Islam Investment and Development Body of
Islamic Countries. Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya, Maret 1973,
memutuskan agar OKI mempunyai bidang yang khusus menangani masalah ekonomi dan keuangan. Bulan Juli 1973, komite ahli yang mewakili negara –
negara Islam penghasil minyak bertemu di Jeddah untuk membicarakan pendirian bank Islam. Sidang Menteri OKI di Jeddah 1975, menyetujui
rancangan pendirian Bank pembangunan Islami Islamic Development Bank dengan modal awal 2 milyar dinar Islam atau ekuivalen 2 milyar SDR Special
Drawing Right.
15
Pada awal beroperasinya, IDB mengalami banyak hambatan karena masalah politik. Namun, jumlah anggotanya makin meningkat dari 22 negara
menjadi 43 negara. IDB juga terbukti mampu memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan negara Islam untuk pembangunan. Bank ini memberikan
pinjaman bebas bunga untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada negara anggota berdasarkan partisipasi modal negara tersebut. Dana yang tidak
dibutuhkan dengan segera digunakan untuk perdagangan luar negeri jangka panjang dengan menggunakan sistem murabahah dan ijarah. Berdirinya IDB
memotivasi negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Komite ahli IDB juga bekerja keras menyiapkan panduan pendirian, peraturan dan
pengawasan bank syariah. Pada akhir 1970an dan awal 1980an, bank – bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara – negara Teluk, Pakistan,
Malaysia, Bangladesh dan Turki.
2.3 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia