45
4. Kegiatan dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha meliputi :
a. Penanganan pascapanen tanaman semusim berupa penanganan pascapanen komoditi nilam 8 KT;
b. Penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar berupa penanganan pascapanen komoditi kakao 16 KT, komoditi kopi 17
KT, komoditi pala 9 KT, komoditi lada 4 KT dan komoditi cengkeh 4 KT;
c. Penanganan pascapanen tanaman tahunan yaitu penanganan pascapanen komoditi karet 75 KT, komoditi kelapa 71 KT dan
komoditi jambu mete 15 KT; d. Evaluasi pelaksanaan penilaian usaha perkebunan di 26 provinsi
dan 233 Kabupaten; e. Pembinaan, monitoring dan evaluasi penerapan perkebunan
berkelanjutan pada kelapa sawit ISPO di 21 provinsi dan 131 Kabupaten;
f. Fasilitasi inventarisasi dan identifikasi serta penanganan kasus gangguan usaha perkebunan serta konflik usaha perkebunan
yang berada di 27 provinsi dan 164 kabupaten; g. Pemantauan, pengawasan dan fasilitasi penanganan masalah
perkebunan pola kemitraan PIR-TRANSKKPA, PIRBUN yang berada di 25 provinsi dan 160 kabupaten;
h. PertemuanRapat Fasilitasi Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan sebanyak 26 kegiatan di 26 provinsi;
i. Sosialisasi, Pembinaan dan Monev Perizinan Usaha Perkebunan
yang berada di 31 provinsi dan 251 kabupaten; j.
Sosialisasi Standar Perkebunan Kopi Berkelanjutan Indonesia ISCoffee sebanyak 11 kegiatan di 11 provinsi;
k. Fasilitasi Rintisan Penerapan ISCoffee 5 Provinsi sebanyak 5 kegiatan;
l. Penyusunan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria serta
bimbingan teknis dan evaluasi untuk penanganan pascapanen dan pembinaan usaha selama 1 tahun.
5. Kegiatan dukungan perlindungan perkebunan meliputi :
a. Identifikasi pengamatan, peramalan dan pemantauan berupa insentif petugas pengamat hama dan penyakit sebanyak 961
orang;
46 b. Pemberdayaan
perangkat yaitu
operasional laboratorium
lapangan 28 unit, operasional brigade proteksi tanaman 26 unit, operasional laboratorium hayati 4 unit serta operasional sub
laboratorium hayati 14 unit;
c. Fasilitasi pengendalian OPT berupa : - Pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar : OPT lada
300 ha, OPT kopi 425 ha, OPT cengkeh 525 ha, OPT kakao 1.275 ha, demfarm OPT kopi 30 ha, demfarm OPT kakao 20
ha, demfarm OPT cengkeh 10 ha, demfarm OPT lada 10 ha, demplot lada 1 ha dan demplot kopi 1 ha;
- Pengendalian OPT tanaman tahunan : OPT kelapa 3.900 ha, OPT karet 660 ha, OPT jambu mete 205 ha, demfarm OPT
karet 70 ha, demfarm OPT jambu mete 10 ha dan demfarm OPT kelapa 20 ha dan demplot karet 1 ha;
- Pengendalian OPT tanaman semusim : OPT tembakau 100 ha, OPT kapas 225 ha dan OPT tebu 4.400 ha, demfarm OPT
tebu 10 ha, demplot tebu 11 ha penggerek batangpucuk 1 ha dan hama tikus 10 ha dan demplot nilam 12 ha;
- Pengendalian eksplosi OPT di pusat. d. Fasilitasi pencegahan kebakaran, dampak perubahan iklim serta
bencana alam berupa : - Fasilitasi pemantauan kebakaran, dampak perubahan iklim
serta bencana alam di 9 provinsi, 16 Kabupaten; - Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun di 5 provinsi, 5 kabupaten;
- Pertemuan koordinasi pencegahan kebakaran dan penanganan dampak perubahan iklim di 6 provinsi 6 kali;
- Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di 12 Provinsi 12 paket; - Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon
pada Perkebunan Kopi Rakyat di 10 provinsi 10 paket.
e. Sekolah lapang
pengendalian hama
terpadu SL-PHT
perkebunan dengan peserta 132 kelompok tani dan SL-PHT Tebu sebanyak 62 KT;
f. Penyusunan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi untuk perlindungan perkebunan
selama 1 tahun.
47
6. Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya meliputi :