Dampak Terhadap Manusia dan Lingkungan

2.2 Biological atau Biochemical Oxygen Demand BOD 2.2.1 Pengertian dan Prinsip Penentuan BOD Biological atau Biochemical Oxygen Demand BOD adalah kebutuhan oksigen biologis didefinisikan sebagai pengukuran pengurangan kadar organik di dalam air yang dikonsumsi oleh makhluk hidup organisme di dalam air selama periode 5 hari pada keadaan gelap tidak terjadi proses fotosintesa. Prinsip Penentuan BOD yaitu: “Penentuan BOD berdasarkan pada penentuan oksigen terlarut sebelum dan sesudah inkubasi pada temperature 20 o C selama 5 hari. Nilai BOD adalah selisih oksigen terlarut sebelum dan sesudah inkubasi dinyatakan dalam mgL”. Pengurangan kadar oksigen adalah disebabkan oleh kegiatan organisme bakteri mengkonsumsi atau mendegradasi senyawa organik dan nutrien lain yang terdapat di dalam air. Air yang relatif bersih akan mengandung mikroorganisme relatif sedikit, sehingga pengurangan oksigen di dalam air selama periode 5 hari akan sedikit, sedangkan untuk air yang terpolusi dan mengandung banyak mikroorganisme bakteri akan mengkonsumsi banyak oksigen dalam proses degradasi senyawa organik dan nutrien selama 5 hari, sehingga pengurangan kadar oksigen menjadi sangat besar. Situmorang M, 2007

2.2.2 Dampak Terhadap Manusia dan Lingkungan

BOD menunjukkan jumlah bahan organik yang ada didalam air yang dapat didegradasi secara biologis. Air dengan nilai BOD yang tinggi menunjukkan jumlah pencemar yang tinggi, terutama pencemar yang disebabkan oleh bahan organik. Nilai BOD berbanding lurus dengan jumlah bahan organik diperairan. Semakin tinggi jumlah bahan organik di perairan semakin besar pula nilai BOD, sebab kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan organik tersebut semakin tinggi. Semakin banyak oksigen yang dikonsumsi dari lingkungan maka kadar oksigen dilingkungan sekitarnya semakin berkurang akibatnya oksigen sebagai sumber kehidupan bagi makhluk air hewan dan tumbuhan tidak dapat terpenuhi sehingga makhluk air tersebut menjadi mati. Dampak lebih lanjut dari kekurangan oksigen di lingkungan perairan adalah dapat mengganggu kehidupan berbagai organisme di perairan tersebut. Akibat yang lebih fatal adalah kematian masal bagi makhluk hidup. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BOD merupakan salah satu parameter indikator pencemar di dalam air yang disebabkan oleh limbah organik. Keberadaannya di dalam lingkungan sangat ditentukan oleh limbah organik, baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun yang berasal dari limbah industri. Uji BOD mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah: 1. Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan anorganik atau bahan- bahan tereduksi lainnya yang disebut juga “intermediate oxygen demand” 2. Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu minimal 5 hari 3. Uji BOD dilakukan selama 5 hari masih belum dapat menunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira-kira 68 dari total BOD 4. Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat dalam air tersebut, misalnya adanya germisida seperti khlorin dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik sehingga hasil uji BOD menjadi kurang teliti. Jika konsentrasi oksigen terlarut sudah terlalu rendah, maka mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak, tetapi sebaliknya mikroorganisme yang bersifat aerobik akan aktif memecah bahan-bahan tersebut secara anaerobik karena tidak adanya oksigen. Pemecahan komponen-komponen secara anaerobik akan menghasilkan produk-produk yang berbeda seperti terlihat di bawah ini: Kondisi aerobik Kondisi Anaerobik C + O 2 CO 2 C + H 2 CH 4 N + H 2 O NH 3 + HNO 3 N + H 2 NH 3 + amin S + H 2 O H 2 SO 4 S + H 2 H 2 S P + H 2 O H 3 PO 4 P + H 2 PH 3 + Komponen fosfor Gambar 1. Pemecahan komponen-komponen pada kondisi aerobik dan anaerobik Senyawa-senyawa hasil pemecahan secara anaerobik seperti amin, H 2 S dan komponen fosfor mempunyai bau yang menyengat, misalnya amin berbau anyir dan H 2 S berbau busuk. Oleh karena itu perubahan badan air dari kondisi aerobik menjadi anaerobik tidak dikehendaki. Agusnar H, 2008 Kadar oksigen terlarut pada badan air yang tergenang dan mengandung banyak tumbuh-tumbuhan tinggi pada sore hari dan rendah malam hari. Tingginya kadar UNIVERSITAS SUMATERA UTARA oksigen terlarut sore hari adalah karena banyaknya oksigen dari hasil fotosintesis pada siang hari, sedangkan rendahnya oksigen pada malam hari karena tidak terjadinya fotosintesis dan oksigen yang ada dalam air digunakan oleh tumbuhan dan hewan untuk bernapas. Naik turunnya kadar oksigen terlarut dalam air itu disebut fluktuasi oksigen Oxyge pulse. Besarnya fluktuasi oksigen dalam suatu badan air sangat menentukan kehidupan hewan air. Hewan air yang kurang tahan pada air yang kadar oksigennya rendah, titik kritis baginya adalah pada saat kadar oksigen di malam hari. Biasanya hewan yang kurang tahan pada keadaan air yang rendah tidak cocok baginya. Pengukuran oksigen terlarut dalam badan air sering dilakukan dengan metode winkler. Prinsip pengukuran dengan metode winkler adalah bahwa Natrium hidroksida bereaksi dengan mangan sulfat membentuk endapan putih mangan hidroksida. 2MnSO 4 + 2NaOH MnOH 2 + Na 2 SO 4 dengan adanya oksigen pada air yang tinggi kadar alkalinya, endapan mangan hidroksida dioksidasi menjadi mangan-oksihidroksida MnOOH 2 yang berwarna coklat, dan kadar oksigen dalam larutan itu sebanding dengan intensitas warna coklat yang terbentuk. Pada air yang bersifat sangat asam, ion mangan dibebaskan dan bereaksi dengan ion iodine yang bebas ekuivalen dengan banyaknya oksigen dalam air yang diukur. MnOOH 2 + 4NaHSO 4 + 2KI I 2 + MnSO 4 + K 2 SO 4 + 2 Na 2 SO 4 + 3 H 2 O Banyaknya kadar iodine dapat diukur secara titrimetri dengan natrium tiosulfat. Suin, 2002. 2.3 Chemical Oxygen Demand COD 2.3.1 Pengertian dan Prinsip Penentuan COD