BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut hasil survey dari WHO, sepertiga penduduk dunia terutama populasi dewasa adalah perokok, 57 di antaranya adalah laki-laki dan 43 di
antaranya adalah perempuan. Pada saat ini, satu dari sepuluh kematian di dunia adalah akibat rokok dan jumlah kematian mencapai 5 juta orang per tahun. Dalam
setiap enam detik terdapat satu kematian akibat rokok WHO, 2008. Telah banyak bukti bahwa dengan mengonsumsi rokok berdampak pada
status kesehatan seperti katarak, pneumonia, acute myeloid leukaemia, abdominal aortic aneurysm
, kanker lambung, kanker pankreas, kanker leher rahim, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah panjangnya daftar
penyakit yang ditimbulkan oleh konsumsi rokok seperti: kanker paru-paru, vesicle esofagus, laring, mulut dan tenggorokan ; chronic pulmonary disease, emfisema
dan bronkitis; stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90 kanker paru-paru disebabkan oleh konsumsi tembakau yang
merupakan bahan dasar rokok. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, yang berkontribusi kepada keguguran, premature delivery, low birth weight,
sudden infant death , dan penyakit-penyakit pada anak-anak, seperti attention
deficit hyperactivity disorders Gondodiputro, 2007.
Efek rokok juga berdampak pada rongga mulut yang merupakan tempat pertama yang terpapar asap rokok yang dihisap oleh perokok. Efek rokok pada
ronga mulut berupa penebalan epitel mulut, stomatitis, lesi prakanker seperti leukoplakia, bahkan karsinoma mukosa mulut Ruslan, 1996. Rata-rata risiko
terjadinya kanker mulut dan faring pada perokok laki-laki adalah sepuluh kali lebih tinggi dan pada perokok wanita adalah lima kali lebih tinggi jika
dibandingkan dengan orang yang tidak merokok WHO, 2010. Asap rokok yang masuk ke dalam rongga mulut perokok juga dapat
menyebabkan perubahan pada aktivitas enzim amilase air liur Weiner, 2008 dan
Universitas Sumatera Utara
mempunyai hubungan yang bermakna dengan perubahan kadar pH air liur perokok Nazira, 2010. Jumlah batang rokok yang dikonsumsi per hari
mempengaruhi pH air liur dan aktivitas enzim amilase air liur Nazira, 2010. Asap rokok menyebabkan sekresi bikarbonat air liur menurun sehingga
menyebabkan pH menurun. Hal ini disebabkan berkurangnya produksi air liur akibat paparan asap rokok Trudgill, 1998. Perubahan pH pada air liur tersebut
akan menentukan aktivitas enzim amilase yang terkandung di dalamnya. Aktivitas enzim optimal terjadi di antara nilai pH 5 sampai 9. pH mempengaruhi aktivitas
enzim dengan cara mengubah struktur enzim tersebut Murray, 2009. Penggunaan filter diyakini dapat mengurangi efek paparan dari zat-zat
berbahaya yang dikandung rokok . Studi epidemiologi sebelumnya menyatakan bahwa mengganti jenis rokok dari rokok non-filter ke rokok filter dapat
mengurangi resiko kanker paru-paru daripada meneruskan pemakaian rokok non- filter, dengan jumlah batang rokok yang sama atau lebih sedikit setiap harinya
US Surgeon General, 1981, dalam Augustine, 1989. Penelitian yang dilakukan Shin 2008 mendapatkan bahwa penggunaan filter pada rokok dapat mengurangi
jumlah tar yang dihisap dari asap rokok aliran utama. Namun pada penelitian sebelumnya tidak disebutkan bagaimana
perbandingan perubahan pH dan aktivitas enzim amilase pada penggunaan rokok filter dan non-filter. Apakah ada perbedaan diantara keduanya sehingga salah
satunya dapat dijadikan alternatif bagi perokok yang tidak dapat meninggalkan kebiasaan merokok, sehingga setidaknya dapat mengurangi efek rokok terutama
terhadap pH dan aktivitas enzim amilase air liur. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah