PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERINTEGRASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN (UMTS).
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERINTEGRASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Diajukan Oleh: HENI MULIANI POHAN
8146142012
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
i ABSTRAK
HENI MULIANI POHAN. Nim : 8146142012. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Terintegrasi Problem Based Learning (PBL) di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS). Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016 Penelitian ini bertujuan untuk : (1)menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II di UMTS, (2) mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di UMTS, (3) untuk mengetahui bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan kimia semester IV Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) sebanyak 14 orang. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi ke lapangan untuk menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II UMTS. Setelah peneliti menyusun penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi Problem Based Learning (PBL) divalidasi oleh 4 orang dosen yang ahli di bidangnya lalu direvisi kemudian seterusnya diuji cobakan ke mahasiswa. Berdasarkan tabulasi diperoleh hasil uji kelayakan isi penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL memiliki rata-rata sebesar 3,88 yaitu layak digunakan dan hasil uji kelayakan aspek bahasa penuntun praktikum terintegrasi PBL memiliki rata-rata 3,75 yang artinya layak digunakan. Hasil penilaianafektif mahasiswa dalam melakukan praktikum menggunakan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yaitu sebesar 2,05 yaitu nilai afektif mahasiswa sudah baik dan penilaian psikomotorik diperoleh rata-rata sebesar 2,36 juga kategori baik. Untuk menilai hasil kognitif mahasiswa dilakukan uji pemahaman tes berupa pretes dan postes dengan nilai pretes yaitu sebesar 69,29 dan nilai postes 83,57 sehingga diperoleh nilai gain sebesar 0,46 yaitu efektifitas penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL kategori sedang.
Kata kunci : Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar II, Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
(6)
ii ABSTRACT
Heni Muliani Pohan. Nim. 8146142012. Development of Guidance Practical Base of Chemistry II According to the Type of Project Based Learning (PBL) on University Muhammadiyah of South Tapanuli (UMTS). Thesis, Medan: The Postgraduate Program of Chemistry Education on State University of Medan, 2016.
This research was intended to (1) analyse practical guidance base of chemistry II at UMTS, (2) develop practical guidance base of chemistry II according to the type oh project based learning (PBL) matching with chemical syllabus base of chemistry II, (3) to know how influence guidance practical base of chemistry II according to the type of project based learning (PBL) to knowledge, attitude and skill of student. The sample of this research is students education of chemistry on University Muhammadiyah of SouthTapanuli(UMTS) counted 14 peoples. Before doing research, observation done to analyse guide practicalbase of chemistry II on UMTS. After researcher compile guidance practical base of chemistry II on Problem Based Learning ( PBL) validation by 4 lecturers then revised later then tested to student. Based on the results of the test elegibility content guidance practical base of chemistry II according to the type of Project Based Learning (PBL) owning average value equal to 3,88 it is means used competent. And result of test elegibility of Ianguage guidance practical base of chemistry II according to the type of Project Based Learning (PBL) owning average value equal to 3,75 it is means used competent. The result assesment of affective value is 2,05 it is means that the affective of student value is good and the result of assesment of psychomotor value is 2,36 it is means that the psycomotor of student value is good too. To assess cognate result of student isusing the understanding test in the form of and pretes postes, with value of pretes that is equal to 69,29 and value of postes is 83,57 so that obtained by value of gain equal to 0,46 with the meaning is the effectivity of the guidance practical base of chemistry II according to the type of Problem Based Learning (PBL) is medium category.
Keywords: Development Guidance Practical Base of Chemistry II, Problem Based Learning model.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan tak terhingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Terintegrasi Problem Based Learning (PBL) Di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini karena adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu tak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban , M.Si sebagai Pembimbing I dan Ibu Dr. Ida Duma Riris, M. Si sebagai pembimbing II dan Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si sebagai validator I penuntun praktikum, Ibu Dr. Nurfajriani, M.Si selaku validator II , Bapak Nasirsah, M.Si selaku validator III dan Bapak Adi Syah, M.Si selaku validator IV yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si sebagai penguji I, Ibu Dr. Nurfajriani, M.Si sebagai penguji II dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai penguji III sekaligus notulen, yang telah memberikan saran guna kesempurnaan isi dari tesis ini. Juga kepada Bapak Prof.Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku direktur Pascasarjana Unimed serta seluruh Dosen dan staf pegawai di program pendidikan kimia pascasarjana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga kepada penulis sehingga bermanfaat bagi peningkatan wawasan dan motivasi penulis serta memberikan kemudahan dan bantuan selama mengikuti perkuliahan. Terimakasih
(8)
iv
kepada staf tata usaha di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan membantu pemberkasan yang penulis butuhkan.
Terimakasih teristimewa buat keluarga penulis, suamiku Rommy Intan , mama ku dan seluruh keluarga penulis yang telah sabar memberi dukungan moril maupun doa-doanya bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat pada waktunya serta kepada anak-anak ku yang selalu kurindukan.
Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan selama perkuliahan generasi XXV kelas A, B1 dan B2 Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed khususnya kepada teman ku Fitri Ningsih Hutapea, Ahmad Ardiansyah Rambe, Heru Cristanto, kak Chairiah, Nisydanul Arifin dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberi motivasi dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini tanpa kalian, semua ini akan tersa sangat berat.
Kiranya hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan yang telah saudara semuanya berikan kepada penulis dan semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Medan, 25 Juli 2016 Penulis
(9)
v DAFTAR ISI
ABSTRACT i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Praktikum Kimia di Perguruan Tinggi 8
2.1.2. Buku Penuntun Praktikum 9
2.1.3. Model-Model Pembelajaran 10
2.1.4. Teori Penelitian Pengembangan 16
2.2. Karakteristik Praktikum Kimia Dasar II di UMTS 20
2.3 Kerangka Konsep 23
BAB III METODOGI PENELITIAN 26
3.1. Tempat dan waktu Penelitian 26
3.2. Populasi dan Sampel 26
3.3. Jenis Penelitian 26
3.4. Prosedur Penelitian 26
3.5. Teknik Pengumpulan Data 29
(10)
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
4.1. Deskripsi Umum Penelitian 32
4.2. Analisis Penuntun Praktikum Kimia Dasar II 33 4.3. Karakteristik Penuntun Kimia Dasar II Berbasis PBL 35 4.4. Uji Coba Terbatas Penuntun Praktikum Kimia Dasar II
Berbasis PBL 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 47
5.1. Kesimpulan 47
5.2. Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 49
(11)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Prosedur penelitian dan pengembangan
penuntun praktikum kimia dasar II PBL 27 Gambar 4.1. Analisis nilai rata-rata uji kelayakan
penuntun praktikum kimia dasar II 33
Gambar 4.2. Hasil Uji Kelayakan Isi Penuntun
praktikum kimia dasar II Berbasis PBL 37 Gambar 4.3. Hasil Uji Kelayakan Bahasa Penuntun
praktikum kimia dasar II berbasis PBL 39 Gambar 4.4. Hasil penilaian afektif dan psikomotorik mahasiswa 41
(12)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahapan pembelajaran Problem Based Learning 16
Tabel 2.2. Skenario kegiatan 21
Tabel 3.1. Kriteria validasi penuntun praktikum 28 Tabel 3.2 Nilai N – G Ternormalisasi dan Klasifikasi 30
(13)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar II 52 Lampiran 2 SAP Perkuliahan Praktikum Kimia Dasar II 56 Lampiran 3 Angket Analisis Penuntun Praktikum Kimia Dasar II 61 Lampiran 4 Angket Validasi Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Berbasis
PBL 63
Lampiran 5 Surat Pernyataan Validasi Instrumen Uji Kelayakan Penuntun
Pratikum 65
Lampiran 6 Lembar Penilaian Afektif 66
Lampiran 7 Lembar Penilaian Psikomotorik 67
Lampiran 8 Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Dasar II 68 Lampiran 9 Hasil Tanggapan Dosen Kimia Terhadap Kelayakan Penuntun
Praktikum Kimia Dasar II Berbasis Problem Based Learning
(PBL) 70
Lampiran 10 hasil tanggapan dosen kimia terhadap kelayakan Penuntun praktikum kimia dasar ii berbasis problem
Based learning (PBL) 71
Lampiran 11 Hasil Penilaian Afektif Mahasiswa 72 Lampiran 12 Hasil Penilaian Psikomotorik Mahasiswa 73
(14)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau penurunan rumus dan teori saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (praktikum) untuk mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana (Zakiah, 2015). “ ilmu
kimia tumbuh dan berkembang melalui eksperimen...” , sehingga dalam pembelajaran kimia di sekolah perlu dilakukan pendekatan yang berbasis eksperimen (Kurniawati & Wahyuningrum, 2011).
Jahro (2009) mendeskripsikan bahwa metode praktikum merupakan salah satu metode yang sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran ilmu kimia karena metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri fakta yang diperlukan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman terhadap materi kimia yang dipelajarinya.
Mempelajari ilmu pengetahuan alam perlu adanya panduan yang berisi petunjuk praktikum, prosedur praktikum, lembar pengamatan, alat dan zat, lembar observasi kegiatan praktikum yang disebut juga penuntun praktikum. Penuntun praktikum sebagai buku ajar yang berisi pedoman untuk melakukan kegiatan praktikum di laboratorium yang bertujuan agar terciptanya kegiatan praktikum yang optimal (Tuysuz, 2010).
Observasi yang dilakukan peneliti di laboratorium kimia dasar di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) menunjukkan bahwa
(15)
2
masih terdapat kekurangan penuntun praktikum kimia yang harus dikembangkan diantaranya yaitu :
1. Ada beberapa percobaan pada penuntun praktikum yang tidak sesuai dengan silabus materi kimia dasar II di UMTS.
2. Penuntun paktikum hanya berisi prosedur kerja sehingga mahasiswa hanya mengikuti apa yang diperintahkan.
3. Mahasiswa tidak tertantang untuk bereksperimen karena penuntun tersebut tidak menarik dan monoton.
4. Penuntun praktikum tidak memiliki referensi atau daftar pustaka, sebaiknya dicantumkan.
5. Tidak terdapat pertanyaan tentang hasil percobaan yang telah dilakukan. 6. Tidak adanya aturan keselamatan dalam praktikum, hal tersebut sangat
penting untuk dipahami dan dipatuhi sebelum melakukan praktikum di laboratorium karena setiap detail dari kegiatan pelaksanaan praktikum harus diteliti sedemikian rupa untuk melihat berbagai kemungkinan terdapat hal yang membahayakan.
Berdasarkan kekurangan penuntun di atas maka penulis ingin mengembangkan penuntun praktikum yang lebih lengkap, misalnya dengan dicantumkannya aturan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkhawatirkan yaitu 9 orang / hari (Sunarto, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia UNY). Oleh karena itu seyogyanya K3 melekat pada setiap
(16)
3
pelaksanaan praktikum. Referensi atau daftar pustaka penting dicantumkan agar praktikan memiliki acuan dalam setiap praktikum.
Berdasarkan kurikulum prodi pendidikan kimia adapun deskripsi silabus mata kuliah praktikum kimia dasar II di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) yaitu mempelajari sifat fisika larutan, reaksi-reaksi kimia, kinetika kimia, titrasi asam basa, identifikasi karbohidrat, identifikasi protein, identifikasi lemak dan esterifikasi. Sedangkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti ada 10 judul praktikum kimia dasar II yang dilakukan yaitu reaksi-reaksi kimia, kinetika kimia, titrasi asam basa, adsorbsi larutan, redoks, kesetimbangan kimia, uji hidrolisa disakarida, identifikasi protein, identifikasi lemak dan esterifikasi. Dapat dilihat sudah ada keterkaitan antara silabus dengan judul paktikum kimia dasar II di UMTS namun masih ada judul praktikum yang harus dikembangkan dan diperbaiki lagi agar sesuai dengan silabus kimia dasar II UMTS.
Model pembelajaran yang tepat digunakan untuk menghasilkan pembelajaran bermakna dalam praktikum yaitu pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) atau PBL. Esensi PBL ialah menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Artinya pembelajaran berbasis masalah mengajarkan mahasiswa untuk memulai kegiatan pembelajaran dengan suatu permasalahan yang harus dipecahkan, sehingga menghasilkan pengetahuan yang baru (Desi Rosmalinda, 2013).
(17)
4
Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan Research and Development yang lebih dikenal dengan R&D yaitu suatu proses yang dipakai untuk untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan oleh Borg & Gall (1983) dan menggunakan model ADDIE, yang diadaptasi dari Lee & Owens Model ini terdiri atas beberapa tahap pengembangan, yaitu Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi) dan Evaluation (evaluasi).
Beberapa penelitian terkait yang mendasari perlunya penuntun praktikum kimia yaitu penelitian oleh Iis Siti Jahro (2008) berjudul Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi CHEMO-ENTREPRENEURSHIP Pada Praktikum oleh Sri wahyuni (2009), Dedy Wijayanto (2013) Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Inquiry Terbimbing, Indah Nofiana (2013) Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inquiry Terbimbing Kelas X, Munika (2013) Pengembangan Petunjuk Praktikum Larutan Asam Basa Berbasis Inquiry. Hasil penelitiannya menunjukkan buku penuntun perlu dikembangkan dan layak digunakan.
Bertolak dari uraian di atas, kegiatan praktikum pada umumnya dilaksanakan hanya sekedar melaksanakan prosedur tertulis dalam penuntun praktikum meskipun setiap percobaan selalu disertai dengan kegiatan pelaporan sehingga mahasiswa kurang tertantang untuk melakukan eksperimen. Berbeda halnya jika kegiatan praktikum disertai dengan penuntun praktikum yang disusun secara sistematis dan menarik maka dari itu peneliti berharap dapat mengembangkan dan
(18)
5
menyempurnakan penuntun praktikum yang sudah ada agar dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa sehingga penulis bermaksud melakukan pengembangan penuntun praktikum yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Terintegrasi Problem Based Learning (PBL) di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan “
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi Problem Based Learning (PBL) yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS)
2. Materi yang layak dipraktikumkan sesuai dengan silabus kimia dasar II di UMTS.
3. Pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu dibuat batasan masalah agar tidak terlalu luas, adapun batasan masalah yaitu :
1. Penelitian dibatasi dengan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II yang sesuai dengan silabus kimia dasar II UMTS.
(19)
6
2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
3. Penelitian dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) TA.2016/2017 semester IV.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II di UMTS ? 2. Bagaimana mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II
terintegrasi PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II UMTS ?
3. Bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa ?
1.5Tujuan Masalah
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II UMTS.
2. Untuk mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di UMTS.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa.
(20)
7
1.6Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu :
1. Bagi mahasiswa, dengan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keaktifan dan keterampilan mahasiswadalam bereksperimen.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, tindakan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II diharapkan dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran kimia.
3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun penuntun praktikum kimia yang sesuai, menarik dan dapat dipergunakan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
(21)
47 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan dan saran-saran sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
1. Hasil analisis terhadap penuntun praktikum kimia dasar II UMTS masih perlu direvisi, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan pada penuntun praktikum tersebut.
2. Hasil pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah disesuaikan dengan isi silabus kimia dasar II UMTS.
3. Setelah diuji cobakan ke mahasiswa dapat dilihat hasil penilaian afektif mahasiswa dalam melakukan praktikum menggunakan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yaitu sebesar 73,21 yaitu nilai afektif mahasiswa sudah baik. Sedangkan hasil penilaian psikomotorik sebesar 75 yaitu nilai psikomotorik mahasiswa sudah baik.
(22)
48
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang dipaparkan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Melihat penggunaan penuntun praktikum terintegrasi Problem Based Learning belum dikuasai oleh mahasiswa karena kemampuan yang tidak merata maka hendaknya dosen memperhatikan dan mengasah terus ilmu kimia mahasiswa serta memotivasi mahasiswa untuk lebih mandiri dan kreatif dalam melakukan praktikum.
2. Ketersediaan alat dan bahan kimia lebih dilengkapi agar diperoleh penuntun praktikum yang lebih variatif di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
(23)
49
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Borg and Gall.1983.Educational Research and Introduction. White Plain, N.Y.: Longman, Inc.
Hake, R. (1998).Interactive-engagiment methods in introductor mechanics courses.(Online). Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/-sdi/IEM.2b.pdf (diakses tgl 23 Februari 2016)
Isnaeni,Arifah. 2014. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Mengoptimalkan Hands On Mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Akademik 2013/2014.Radiasi Volume 5 Prodi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyyah Purworejo.
Istarani.2011.Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Jahro,I.S.2009.Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas.Jurnal Pendidikan Kimia 1(4):20-26 UNIMED.
Kendler, B.S. dan Grove, P.A. 2004.ProblemBasic Learning in Biology Curriculum.The American Biology Teacher. 66(5),348-354.
Kurniati dan wahyuningrum. 2011. Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMA/MA melaluiPenyusunan Modul Praktikum Isolasi dan Identifikasi Senyawa dalam Daun Tanaman Mint (Mentha cordifolia opiz),Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011.
Kushartanti, Wara BM. 2007. Pendekatan Problem Basic Learning Dalam Pembelajaran Praktek Kerja Lapangan Terapi Fisik.FIK Universitas Negeri Yogyakarta
Mangelep, Navel Octaviandy. Penelitian dan Pengembangan. (
https://navelmangelep.wordpress.com/2012/04/01/penelitian-pengembangan-development-research/ ) diakses tanggal 24 November 2015
(24)
50
M. Heijne-Penninga. 2013. Influence of PBL with open-book tests on knowledge retention measured with progress tests. Adv in Health Sci Educ (2013)
18:485–495DOI 10.1007/s10459-012-9386-8
Munika, Mujamil Jejem. 2013. Pengembangan Petunujuk Praktikum Larutan Asam Basa Berbasis Inquiry.Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya.
Musyarofah.2006. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Sains Bidang Kimia SMP/MTs Kelas IX Berdasarkan Kurikulum SMP 2004.Skripsi,
tidakditerbitkan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Nofiana Indah. 2013. Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inquiry Terbimbing Kelas X. Prodi Pendidikan Kimia Universitas Lampung. Rohman.M, 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran.
Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Rosmalinda, Desy.2013. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia untuk Kelas XI Semester III Program Kejuruan Teknik Mekanik Otomotif dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).Edu Sains Volume 2 Prodi Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi.
Setyosari, Punaji.2010. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan Edisi Ketiga,PT.Fajar Interpratama Mandiri, Jakarta.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Tessa A. Nicholl. 2013. A Model for Small-Group Problem-Based Learning in a Large ClassFacilitated by One Instructor. American Journal of
Pharmaceutical Education 2012; 76 (6) Article 117.
Tuysuz, C.2010. The Effect of The Virtual Laboratory on Studen’s Achievement and Attitude in Chemistry.International Online Journal Educational Sciences (IOJES), 2(1): 37-53.
Wahyuni Sri. 2009, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Chemo-Entrepreneurship Pada Praktikum KimiaFisika, Prodi Kimia FMIPA Universitas Negeri semarang.
Wan Syafii. 2013. Problem Solving Skills and Learning Achievements Through Problem Based Module in Teaching and Learning Biology in High School.Asian social Science, Vol 9, No 12; 2013.
Wijayanto, Dedy. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Pada materi Asam Basa. Prodi Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Malang.
(25)
51
Xue H, 2013. 3C3R Modified PBL Pediatric Teaching of Chinese Medical Students. PLoS ONE 8(5): e63412. doi:10.1371/journal.pone.0063412 Zakiah. 2015. Pengembangan Penuntun Praktikum Tipe Discovery Dan Tipe
Project Based Learning Pada Pembelajaran Elektrolit Dan Non Elektrolit Di SMA.Jurnal Pendidikan Kimia, 7(1): 70-79. Program Pascasarjana, UNIMED.
(1)
1.6Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu :
1. Bagi mahasiswa, dengan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keaktifan dan keterampilan mahasiswadalam bereksperimen.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, tindakan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II diharapkan dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran kimia.
3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun penuntun praktikum kimia yang sesuai, menarik dan dapat dipergunakan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
(2)
47
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan dan saran-saran sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
1. Hasil analisis terhadap penuntun praktikum kimia dasar II UMTS masih perlu direvisi, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan pada penuntun praktikum tersebut.
2. Hasil pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah disesuaikan dengan isi silabus kimia dasar II UMTS.
3. Setelah diuji cobakan ke mahasiswa dapat dilihat hasil penilaian afektif mahasiswa dalam melakukan praktikum menggunakan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yaitu sebesar 73,21 yaitu nilai afektif mahasiswa sudah baik. Sedangkan hasil penilaian psikomotorik sebesar 75 yaitu nilai psikomotorik mahasiswa sudah baik.
(3)
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang dipaparkan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Melihat penggunaan penuntun praktikum terintegrasi Problem Based Learning belum dikuasai oleh mahasiswa karena kemampuan yang tidak merata maka hendaknya dosen memperhatikan dan mengasah terus ilmu kimia mahasiswa serta memotivasi mahasiswa untuk lebih mandiri dan kreatif dalam melakukan praktikum.
2. Ketersediaan alat dan bahan kimia lebih dilengkapi agar diperoleh penuntun praktikum yang lebih variatif di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Borg and Gall.1983.Educational Research and Introduction. White Plain, N.Y.: Longman, Inc.
Hake, R. (1998).Interactive-engagiment methods in introductor mechanics courses.(Online). Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/-sdi/IEM.2b.pdf (diakses tgl 23 Februari 2016)
Isnaeni,Arifah. 2014. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Mengoptimalkan Hands On Mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Akademik 2013/2014.Radiasi Volume 5 Prodi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyyah Purworejo.
Istarani.2011.Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Jahro,I.S.2009.Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas.Jurnal Pendidikan Kimia 1(4):20-26 UNIMED.
Kendler, B.S. dan Grove, P.A. 2004.ProblemBasic Learning in Biology Curriculum.The American Biology Teacher. 66(5),348-354.
Kurniati dan wahyuningrum. 2011. Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMA/MA melaluiPenyusunan Modul Praktikum Isolasi dan Identifikasi Senyawa dalam Daun Tanaman Mint (Mentha cordifolia opiz),Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011.
Kushartanti, Wara BM. 2007. Pendekatan Problem Basic Learning Dalam Pembelajaran Praktek Kerja Lapangan Terapi Fisik.FIK Universitas Negeri Yogyakarta
Mangelep, Navel Octaviandy. Penelitian dan Pengembangan. (
https://navelmangelep.wordpress.com/2012/04/01/penelitian-pengembangan-development-research/ ) diakses tanggal 24 November 2015
(5)
M. Heijne-Penninga. 2013. Influence of PBL with open-book tests on knowledge retention measured with progress tests. Adv in Health Sci Educ (2013) 18:485–495DOI 10.1007/s10459-012-9386-8
Munika, Mujamil Jejem. 2013. Pengembangan Petunujuk Praktikum Larutan Asam Basa Berbasis Inquiry.Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya.
Musyarofah.2006. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Sains Bidang Kimia SMP/MTs Kelas IX Berdasarkan Kurikulum SMP 2004.Skripsi,
tidakditerbitkan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Nofiana Indah. 2013. Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inquiry Terbimbing Kelas X. Prodi Pendidikan Kimia Universitas Lampung. Rohman.M, 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran.
Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Rosmalinda, Desy.2013. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia untuk Kelas XI Semester III Program Kejuruan Teknik Mekanik Otomotif dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).Edu Sains Volume 2 Prodi Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi.
Setyosari, Punaji.2010. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan Edisi Ketiga,PT.Fajar Interpratama Mandiri, Jakarta.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Tessa A. Nicholl. 2013. A Model for Small-Group Problem-Based Learning in a Large ClassFacilitated by One Instructor. American Journal of
Pharmaceutical Education 2012; 76 (6) Article 117.
Tuysuz, C.2010. The Effect of The Virtual Laboratory on Studen’s Achievement and Attitude in Chemistry.International Online Journal Educational Sciences (IOJES), 2(1): 37-53.
Wahyuni Sri. 2009, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Chemo-Entrepreneurship Pada Praktikum KimiaFisika, Prodi Kimia FMIPA Universitas Negeri semarang.
Wan Syafii. 2013. Problem Solving Skills and Learning Achievements Through Problem Based Module in Teaching and Learning Biology in High School.Asian social Science, Vol 9, No 12; 2013.
Wijayanto, Dedy. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Pada materi Asam Basa. Prodi Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Malang.
(6)
Xue H, 2013. 3C3R Modified PBL Pediatric Teaching of Chinese Medical Students. PLoS ONE 8(5): e63412. doi:10.1371/journal.pone.0063412 Zakiah. 2015. Pengembangan Penuntun Praktikum Tipe Discovery Dan Tipe
Project Based Learning Pada Pembelajaran Elektrolit Dan Non Elektrolit Di SMA.Jurnal Pendidikan Kimia, 7(1): 70-79. Program Pascasarjana, UNIMED.