B. Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Atas Kontrak
Keagenan Minyak Tanah ………………………………….. 103
BAB IV. UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA ATAS KONTRAK KEAGENAN MINYAK TANAH YANG DIBUAT ANTARA
PARA AGEN DENGAN PERTAMINA A.
Penyelesaian Sengketa dan Metode Penyelesaian Sengketa .. 120
B. Upaya Penyelesaian Sengketa atas Kontrak Keagenan
Minyak Tanah ……………………………………………… 129
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …….................................................................... 140
B. Saran …….............................................................................. 141
DAFTAR PUSTAKA …….......................................................................... 143
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
BBG : Bahan Bakar Gas
BBK : Bahan Bakar Khusus
BBM : Bahan Bakar Minyak
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
HET : Harga Eceran Tertinggi
KUH Perdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata
KUHD : Kitab Undang-undang Hukum Dagang
LNG : Liquifield Natural Gas
LPG : Liqueifield Petroleum Gas
PERTAMINA : Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
UUD 1945 : Undang-undang Dasar 1945
UPPDN : Unit Pelayanan Pemasaran Dalam Negeri
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISTILAH
Agen Minyak Tanah : Usaha Dagang, Perseroan Terbatas, Koperasi, Badan
Usaha yang melaksanakan kegiatan penyaluran minyak tanah kepada Pangkalan Minyak Tanah
untuk konsumen rumah tanggal dan usaha kecil.
Elpiji : Istilah untuk Liquefied Petroleum Gas LPG, yang
dalam masyarakat lebih popular dengan Elpiji. Harga Eceran Tertinggi
HET : Harga eceran tertinggi minyak tanah di pangkalan
yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat. Minyak Tanah
: Bahan bakar minyak dimana standar serta mutunya telah ditetapkan oleh pemerintah.
Operasi Pasar : tindakan untuk mengatasi kelangkaan minyak tanah
di suatu daerah dengan penjualan secara langsung ke konsumen rumah tangga dan usaha kecil.
Pangkalan Minyak Tanah : Usaha Perorangan, yang melaksanakan kegiatan
penyaluran minyak tanah kepada konsumen rumah tangga dan usaha kecil.
Pengoplos : Orang-orang di lokasi tertentu yang melakukan
tindakanperbuatan melawan
Hukum merobah
standar mutu BBM yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pengoplosan Minyak Tanah : Perbuatan merubah standar serta mutunya yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah yang diserahkan PIHAK KEDUA pada Pihak Pengoplos.
Titik Penyerahan Minyak Tanah
: Titik dimana terjadinya penyerahan hak dan tanggung jawab dari PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA atas volume dan mutu Minyak Tanah yang diserahkan kepada PIHAK KEDUA
pada saat Minyak Tanah diserahkan dari ujung nozzle alat penisian PIHAK PERTAMA ke dalam
alat-alat pengangkut Mionyak Tanah PIHAK KEDUA di InstalasiDepot yang ditunjuk oleh
PIHAK PERTAMA.
Volume Kontrak : jumlah Minyak Tanah yang disalurkan kepada Agen
Minyak Tanah ya ng telah disepakati oleh PARA PIHAK untuk disalurkan kepada Pangkalan.
Wilayah Penyaluran : Wilayah distribusi Minyak Tanah untuk keperluan
rumah tangga, dan usaha kecil.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Pasal 3 huruf b Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi, adalah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan niaga secara akuntabel, yang diselenggarakan melalui
mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan. Pemerintah melimpahkan kewenangannya kepada PT. PERTAMINA Persero untuk melaksanakan kegiatan yang
mencakup pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi, berikut pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air. Dalam pendistribusian ini selanjutnya PERTAMINA membuat
kesepakatan kerjasama penyaluran minyak tanah yang dikenal dengan “Surat Perjanjian Penunjukkan Agen Minyak Tanah
dengan agen minyak tanah” yang didalamnya diatur maksud pihak-pihak dalam berbagai hubungan hukum yang menyangkut berbagai aspek
penjualan serta mekanisme penyaluran minyak tanah untuk masyarakat Penulisan bertujuan untuk menjelaskan tanggung jawab para pihak dalam
pelaksanaan kontrak keagenan minyak tanah yang dibuat antara para agen dengan PERTAMINA, perlindungan hukum terhadap para pihak atas kontrak keagenan minyak tanah
yang dibuat antara para agen dengan PERTAMINA dengan dilakukannya konversi minyak tanah dan upaya yang dilakukan apabila terjadi sengketa atas kontrak keagenan minyak tanah
yang dibuat antara para agen dengan PERTAMINA
Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif, yang menguraikanmemaparkan sekaligus menganalisis tentang kontrak
keagenan minyak tanah pada PERTAMINA di Provinsi Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan
kontrak keagenan minyak tanah diatur dalam perjanjian yang disepakati kedua pihak. Pihak Agen Minyak Tanah bertanggung jawab memenuhi ketentuan perjanjian dan memberikan
jaminan terhadap tersalurnya minyak tanah bersubsidi kepada masyarakat. Tanggung jawab PERTAMINA adalah menyediakan minyak tanah sesuai dengan volume kontrak dan
berkewajiban melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penyaluran minyak tanah. Perlindungan hukum terhadap para pihak atas kontrak keagenan minyak tanah,
PERTAMINA relatif kuat secara hukum karena dapat mengendalikan pihak agen sedangkan pihak agen minyak tanah posisinya lemah akibat tidak memiliki posisi tawar yang
menguntungkan. Upaya yang dilakukan apabila terjadi sengketa atas kontrak keagenan minyak tanah yang dibuat antara para agen dengan PERTAMINA telah diatur dalam
perjanjian yaitu melalui musyawarah dengan jangka waktu tertentu dan apabila tidak diselesaikan akan dilakukan penyelesaian melalui lembaga pengadilan.
Disarankan kepada para pihak agar dalam membuat perjanjian penunjukan agen minyak tanah agar dapat dibuat dalam bentuk akta otentik melalui pejabat yang berwenang.
Hendaknya pihak PERTAMINA dapat mengupayakan untuk menghindari pencantuman klausul perjanjian yang memberatkan pihak agen guna memberikan perlindungan secara
hukum yang lebih baik bagi agen. Disarankan agar dalam penyelesaian perselisihan walaupun dimuat klausul penyelesaian melalui Pengadilan apabila tidak berhasil melalui musyawarah,
perlu diupayakan pula untuk dicantumkan penyelesaian sengketa lainnya melalui lembaga non litigasi seperti mediasi dan negoisasi guna menghindari sengketa yang berkepanjangan.
Kata Kunci : Kontrak Keagenan, Minyak Tanah dan Pertamina
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT Act 22, 2001, Article 3, Character b about oil and natural gas is used to
guarantee the effective implementation and control of the operation in processing the transportation, storage, and trade which are implemented through mechanism of
natural, healthy, and transparent competition. The government authorizes PT Pertamina Incorporated to accomplish all throughou the country. Dealing with the
distribution, PERTAMINA has made a contract in distributing kerosene which is called “The contract of appointing kerosene agents.” This contract stipulates the
intention of all legal parties concerning the selling and the mechanism of the kerosene distribution to the public.
This research was aimed to explain the responsibility of both parties the kerosene agents and PERTAMINA in the contract, the legal protection to both
parties in the kerosene conversion and an attempt to settle any dispute between the two parties. The research used analytic between the kerosene agents and
PERTAMINA in Aceh.
The result of the research showed that the contract had been agreed by both parties. In this case, the kerosene agents were responsible for complying with the
provision of the contract the kerosene which was provided in the contract and was responsible for implementing the control over the kerosene distribution. Dealing with
the legal protection, PERTAMINA was relatively more powerful than the kerosene agents. It seemed that there was no bargaining position for the kerosene agents. The
settlement of any dispute between both parties would be streamlined, and if there was no solution, the dispute would ne brought into the court.
It is recommended that both parties, in making the contract, should make official documents through the competent authorities. PERTAMINA should also make
any effortto avoid including the stipulation which will legally weigh down the kerosene agents. It is also recommended that, although the case has been brought
into the court, both parties should find another solution through non litigation, such as through mediation and negotiation in order to avoid unsettled dispute.
Keywords: Agency Contract, Kerosene and PERTAMINA
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN