Pengaruh Pelaksanaan Outbound Terhadap Tim Kerja Karyawan Pada Bank Tabungan Negara ( PERSERO ), TBK Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PELAKSANAAN OUTBOUND TERHADAP TIM KERJA KARYAWAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA

( PERSERO ), TBK MEDAN

OLEH

CENDIKA RAHMI RITONGA 070502010

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pelaksanaan

outbound terhadap tim kerja karyawan pada Bank Tabungan Negara ( Persero ),

Tbk Medan.

Metode analisis data yang digunakan adalah penelitian eksplanatory. Pengerjaan metode analisis data menggunakan SPSS 17.0 for windows. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Penelitian ini mnggunakan 50 responden sebagai sampel penelitian. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Berdasarkan uji-t sebagai pengujian secara parsial, pelaksanaan outbound berpengaruh positif dan signifikan terhadap tim kerja karyawan BTN ( Persero), Tbk Medan dimana

t

hitung = 2.935 >

t

tabel = 1.998 dan sig.tabel = 0,039 < ( α) = 0,05. Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.569, artinya hubungan antara pelksanaan outbound (X) terhadap variabel tim kerja karyawan ( Y) pada BTN ( Persero), Tbk Medan hubungannya cukup erat. R Square (R2) sebesar 0.572 atau 57,2% Artinya, 57,2% tim kerja dapat dijelaskan oleh komponen pelaksanaan outbound. etika dalam periklanan kartu As bisa dijelaskan pada persepsi konsumen. Sedangkan sisanya 42,8% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lainyang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT dan junjungan kepada nabi Muhammad SAW karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Ekonomi program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Prof. Ritha F Dalimunthe, SE, Msi., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Komariah P Msi, selaku dosen penguji I yang banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis

7. Ibu Dra Lucy Anna Msi , selaku dosen penguji II yang memberikan arahan – arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada kedua orang tua penulis yang penulis hormati, dan sayangi di seluruh penjuru dunia Drs H. L Ritonga dan Syahniar atas doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT yang


(4)

tiada henti untuk keberhasilan penulis,dan motivasi yang diberikan. Bahagia dunia penulis rasakan terlahir menjadi anak ayah dan mama

9. Kakak dan adik penulis tersayang, Noni S.Sos, Rina Spd, yuyun SP, mimi Amd (semngat kakak ku bwt S1nya) , dan adik tersayang Cita (Calon pakar hukum, sukses ya dek). Bangga luar biasa untuk menjadi adik dan kakak kalian, riters go riters go !!

10.My Hero ADFN (Abang satu – satunya) atas arahan, kesabaran, tiang penyangga disaat

penulis akan terjatuh, dan persembahan waktu yang bahagia penuh tawa yang diberikan kepada penulis dan akan kita kenang bersama – sama.

11.Seluruh staf BTN ( Persero ), Tbk Medan atas dukungan dan bantuan selama menyelesaikan skripsi ini.

12.Untuk my sweetes friend lani,virgin,rudi,nia dan iis atas kesediaan waktu selama 3 tahun atas dukungan, kritik, saran yang membuat jiwa penulis menjadi tegar, santai, pemaaf dan ceria dalam menghadapi suatu masalah. Mengenal orang – orang seperti kalian merupakan kesempatan terbaik yang diberikan Allah SWT.

13.Special thaks untuk bang Jun 06 yang membantu penulis dengan iklas dan sahabat terbaikku

putri sakinah yang memberikan warna di hidup penulis.

14.Teman – teman tercinta manajemen 07 terutama grup A, sukses untuk kita semua.

Medan, 2 Juli 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 10

A. Outbound 1. Pengertian ... 10

2. Klarifikasi Materi Outbound ... 11

3. Tujuan dan Manfaat Outbound ... 12

4. Metodologi Pelatihan Outbound ... 16

B. Tim Kerja karyawan 1. Pengertian Tim Kerja ... 18

2. Jenis – Jenis Tim Kerja ... 20

3. Efektivitas Tim Kerja ... 22

2.2. Penelitian Terdahulu ... 24

2.3. Kerangka Konseptual ... 25

2.4. Hipotesis ... 27

BAB III METTODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 28

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3. Batasan Operasional ... 28

3.4. Defenisi Operasional ... 28

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 33

3.6. Populasi dan Sampel ... 34

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 35

3.8. Metode Pengumpulan data ... 35

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.10. Teknik Analisis ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 40

A. Sejarah ... 40

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 42

C. Logo Bank BTN ( Persero), Tbk Medan ... 50


(6)

4.2. Hasil Penelitian ... 52

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52

1. Uji Validitas ... 52

2. Uji Reliabilitas ... 54

A. Analisis Deskriptif ... 54

1. Deskriptif Responden ... 54

4.3. Pembahasan ... 55

4.3.1. Analisis Deskriptif ... 55

A. Deskriptif Responden ... 55

B. Metode Analisis Statistik ... 57

1. Analisis Tabulasi Sederhana ... 57

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 61

A. Uji- t (Uji Parsial) ... 63

B. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. ... Kesimpulan ... 68

5.2. ... Saran 68 LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan BTN Yang Mengikuti Outbound ... 3

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operaasional Variabel ... 32

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 33

Tabel 4.1 Item – Total Statistic ( a ) ... 52

Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen ... 54

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 56

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban RespondenTerhadap Outbound ... 57

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Tim Kerja Karyawan ... 59

Tabel 4.7 Regresi Linier Sederhana ... 62

Tabel 4.8 Hasil Uji – t ( Uji – Parsial ) ... 65

Tabel 4.9 Model Summary ... 66


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ...26 Gambar 4.1 Logo BTN ( Persero ), Tbk Medan ...50 Gambar 4.2 Struktur Organisasi BTN ( Persero), Tbk Medan ...51


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pelaksanaan

outbound terhadap tim kerja karyawan pada Bank Tabungan Negara ( Persero ),

Tbk Medan.

Metode analisis data yang digunakan adalah penelitian eksplanatory. Pengerjaan metode analisis data menggunakan SPSS 17.0 for windows. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Penelitian ini mnggunakan 50 responden sebagai sampel penelitian. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Berdasarkan uji-t sebagai pengujian secara parsial, pelaksanaan outbound berpengaruh positif dan signifikan terhadap tim kerja karyawan BTN ( Persero), Tbk Medan dimana

t

hitung = 2.935 >

t

tabel = 1.998 dan sig.tabel = 0,039 < ( α) = 0,05. Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.569, artinya hubungan antara pelksanaan outbound (X) terhadap variabel tim kerja karyawan ( Y) pada BTN ( Persero), Tbk Medan hubungannya cukup erat. R Square (R2) sebesar 0.572 atau 57,2% Artinya, 57,2% tim kerja dapat dijelaskan oleh komponen pelaksanaan outbound. etika dalam periklanan kartu As bisa dijelaskan pada persepsi konsumen. Sedangkan sisanya 42,8% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lainyang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Tenaga kerja atau karyawan merupakan suatu aset yang penting bagi perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang telah di tentukan oleh perusahaan. Secara umum diperlukan adanya usaha untuk meningkatkan pengetahuan, pendidikan atau keterampilan, disiplin dan sikap mental para pekerjaannya pada tiap-tiap tingkatan secara terus menerus. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menimbulkan perkembangan dan pertumbuhan disegala aspek kehidupan yang berkaitan adanya permasalahan baru yang sangat kompleks.

Perkembangan yang tercipta tentu menimbulkan persaiangan – persaiangan di setiap perusahaan yang sama. Persaingan – persaingan yang tercipta ini membuat perusahaan – perusahaan yang ada berusaha untuk memajukan kualitas SDM mereka. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan seperti pelatihan untuk pengembangan kemampuan karyawannya seperti outbound. Akan tetapi keberhasilan dari usaha perusahaan tidak hanya dorongan dari perusahaan saja, maka hal ini juga harus diseimbangkan oleh kemauan dan niat dari SDM tersebut untuk lebih berkualitas.

Outbound merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri (personal development) dan tim (team development) dalam proses mencari pengalaman melalui

kegiatan di alam terbuka. Outbound mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1990.

Outbound memiliki ciri khas sendiri, dimana keseluruhan kegiatan diterjemahkan

dalam bentuk kegiatan yang lebih nyata dan factual. Di dalam berbagai kegiatan para peserta outbound akan diperkenalkan dengan berbagai jenis permainan (games) yang dipimpin fasilitator secar


(11)

Outbound pertama kali ditemukan di Inggris oleh seorang tokoh pendidikan

pada tahun 1941 oleh Dr. Kurt Han yang berkebangsaan Jerman. Di Indonesia

outbound mulai masuk pada tahun 1990 dengan nama outward Bound Indonesia. Outbound banyak digunakan perusahaan – perusahaan di Indonesia untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan karyawannya. Outbound bermanfaat untuk mempererat kerjasama antar karyawan dalam satu tim kerja , untuk bisa menyelesaikan suatu tantangan dan permasalahan dengan waktu yang sudah ditentukan

Pada saat bergabung dalam sebuah tim, peserta akan bertemu dan bekerjasama dengan orang-orang yang mungkin memiliki kepribadian berbeda dengan dirinya. Disini peserta dituntut untuk dapat mengasah kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik. Kondisi tersebut akan menjadikan peserta lebih menghargai perbedaan. Maka semangat kerjasama dan perasaan senasib sepenanggungan, dapat menciptakan rasa solidaritas dengan sendirinya pada saat seorang karyawan bergabung dalam sebuah tim kerja

Bank Tabungan Negara ( Persero ), Tbk, Medan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Salah satu metode atau cara yang diambil oleh Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Medan untuk meningkatkan tim kerja yang baik dan solid adalah dengan cara melakukan outbound secara rutin di setiap tahun pada seluruh karyawan di setiap lapisan.

Adapun data jumlah karyawan BTN ( Persero ), Tbk, Medan yang mengikuti

outbound 5 tahun terakir adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah karyawan BTN yang mengikuti outbound 2006 s/d 2010

Tahun Jumlah Karyawan

2006 75


(12)

2008 90

2009 90

2010 100

Sumber : BTN Medan Cabang Utama

Berdasarkan Tabel 1.1 dilihat bahwa pada tahum 2006 jumlah karyawan yang mengikuti outbound sebanyak 75 karyawan. Pada tahun 2007 ditambah menjadi 85 karyawan. Pada tahun 2008 juga terus bertambah menjadi 90 karyawan. Di tahun 2009, jumlah karyawan yang mengikuti outbound tetap, yaitu bejumlah 90 orang. Pada tahun 2010 naik kembali menjadi 100 karyawan yang bertempat di Kampoeng Stakoetoe Pancur Batu Deli Serdang.

Padat Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa BTN ( Persero ), Tbk Medan terus meningkatkan jumlah karyawan yang mengikuti outbound guna terus meningkatkan mutu kualitas pola prima melalui tim kerja yang baikdan solid. BTN ( Persero), Tbk Medan merasakan bahwa mutu tim kerja belumlah baik sehingga setiap tahunnya terus meningkatkan karyawan yang mengikuti pelaksanaan outbound.

Banyaknya pesaing yang bergerak dibidang perbankan, mengharuskan BTN ( Persero ), Tbk Medan memiliki suatu nilai lebih dimata pelanggan demi menjaga mutu produk dan pelayanan terhadap pelanggannya. Untuk itu harus ada nilai – nilai yang tetap dipertahankan demi kelangsungan usaha dan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk melaksanakan dan mempertahankan nilai – nilai lebih dari BTN (Persero ), Tbk Medan ini, maka perusahaan membuat tim kerja pada karyawannya.

Nilai unggul dari pada BTN (Persero), Tbk itu sendiri adalah sering dikenal dengan nama Pola Prima. Maksud daripada Pola Prima itu sendiri adalah :

1. Pelayanan Prima

Pelayanan yang ramah, sopan, bersahabat merupakan pelayanan utama dari BTN ( Persero ), Tbk dalam berkarya.


(13)

2. Inovasi

Selalu berinisiatif untuk melakukan inovasi demi tercapainya kesempurnaan yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah.

3. Keteladanan

Menjadi suri tauladan dalam berprilaku positif dan mampu memotivasi rekan kerja terhadap penerapan nilai- nilai budaya kerja.

4. Profesionalisme

Senantiasa mengembangkan kompetensi demi tercapainya kinerja yang lebih baik.

5. Integritas

Konsisten dan tetap teguh dalam menjaga etika bisnis ditengah pusaran usaha yang ketat.

6. Kerjasama

Melangkah bersama dengan semangat tinggi guna menghasilkan sinergi yang lebih baik.

Tujuan dari sebuah perusahaan itu dapat tercapai apabila setiap karyawan mengetahui, menyadari dan menerapkan nilai – nilai yang telah ada dalam bekerja, hal ini demi mendapatkan penilaian yang baik dari pelanggan dan juga sebagai pembeda dengan para pesaing lainnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh BTN ( Persero), Tbk Medan adalah dengan membuat tim kerja yang baik dan solid.

Tim kerja merupakan sekelompok karyawan yang melakukan pekerjaan yang sangat bergantung atau saling bergantung dan memikul tanggung jawab yang banyak dari atasan mereka. Tim adalah lebih dari sekedar kelompok kerja, karena anggotanya memiliki dan mengetahui adanya komitmen menuju pencapaian tujuan yang sama. Menurut Sastrohadiwiryo ( 2002 : 214) tanggung jawab adalah kewajiban


(14)

seorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik – baiknya sesuai dengan kemampuan masing –masing. Semakin tinggi tingkat hirarki seseorang, maka semakin besar tanggung jawab yang diberikan kepdanya, dan sebaliknya.

Keeratan hubungan tim kerja sangat besar artinya untuk rangkaian pekerjaan yang memerlukan kerja sama tim kerja yang tinggi. Hubungan kerja sama diantara para karyawan dalam melakukan pekerjaan baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama mempunyai dampak positif terhadap kinerja individu maupun perusahaan dalam mencapai tujuan.

Dalam sebuah organisasi, dengan adanya tim kerja dapat meningkatkan kemampuan seorang karyawan untuk bekerja sesuai dengan kompetensinya yang didasari oleh komitmen dan pemahamannya atas tujuan bersama. Sebuah tim kerja dapat beranggotakan orang –orang atau karyawan yang bekerja pada perusahaan atau tempat yang sama. Tetapi sebuah tim kerja juga dapat beranggotakan orang – orang atau karywan dari perusahaan yang berbeda tempat, kota, negara dan bahkan berbeda bahasa. Anggota – anggota sebuah tim kerja dapat terdiri dari orang – orang atau karyawan yang berasal dari latar belakang dan pengalaman kerja yang sama, tetapi tim kerja juga bisa saja terdiri dari orang – orang atau karyawan yang memiliki banyak perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya seperti perbedaan generasi, perbedaan gaya berbisnis, perbedaan latar belakang budaya sampai perbedaan cara kerja.

Menurut Robbins dan Judge (2008 : 406) tim kerja (team work) adalah kelompok yang usaha - usaha individualnya menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masuk proses kerja seputar tim kerja. Penggunaan tim kerja yang secara ekstensif dapat menghasilkan sebuah potensi bagi sebuah organisasi untuk untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan.


(15)

Beberapa tim kerja kerap dibentuk dan didasari oleh gagasan pendapat seseorang atau individu, sebaliknya, tim kerja yang lain bisa saja terbentuk oleh spontanitas dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan bisnis yang kerap menimbulkan tekanan. Sebuah tim kerja yang baik dan solid harus mencapai kesepakatan bersama terlebih dahulu atas tujuan ataupun sasaran dimana tiap – tiap anggota tim kerja dapat memahami dalam sebuah pengertian yang seragam. Hal ini dapat dicerminkan dengan semakin baiknya pengertian pribadi tiap – tiap tim kerja terhadap visi dan misi tim kerja tersebut.

Tim kerja dalam suatu perusahaan dapat membuat suatu perusahaan memiliki karyawan –karyawan yang lebih mampu bekerja dengan kreatifitas dibandingkan dengan perusahaan yang hanya bergantung kepada individu – individu ditiap departemennya dalam usaha menciptakan inovasi pencapaian keuntungan. Sering kali tim kerja menghasilkan pendapat dan solusi - solusi yang jauh lebih kreatif dibandingkan dengan yang dihasilkan individu atau perorangan.

Perusahaan mengharapkan dengan pelaksanaan outbound dapat meningkatkan kerjasama tim kerja, rasa solidaritas serta komunikasi yang baik maka antara karyawan. Berdasarkan gambaran tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pelaksanaan Outbound Terhadap Tim Kerja Karyawan Pada Bank Tabungan Negara ( Persero), Tbk Medan .”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan,, maka perumusan masalah penelitian ini adalah : “ Apakah pelaksanaan Outbound berpengaruh signifikan terhadap tim kerja karyawan pada Bank Tabungan Negara ( Persero ), Tbk Medan ?”.


(16)

Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui bagimana pengaruh pelaksanaan

outbound terhadap tim kerja karyawan pada Bank Tabungan Negara ( Persero ), Tbk

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : a. Perusahaan

Sebagai bahan masukan informasi bagi perusahaan dan khususnya ilmu pengetahuan dalam pengembangan SDM untuk koordinasi kerja karyawan perusahaan.

b. Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta dapat menambah wawasan mengenai manajemen sumber daya manusia dan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya.

c. Pihak lain

Diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan, dan bahan referensi bagi yang memerlukannya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

A. Outbound 1. Pengertian

Pada tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke Inggris karena berbeda pandangan politik dengan Hitler. Dengan bantuan Lawrence Holt, seorang pengusaha kapal niaga, ia mendirikan lembaga pendidikan outbound tersebut. Hahn memakai nama Outward Bound saat mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales, pada tahun 1941.

Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama outward Bound Indonesia. Outbound mulai dikenal sebagai metode pelatihan untuk pengembangan diri di dalam tim.Outbound merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri (personal development) dan tim (team

development) dalam proses mencari pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka.

Adapun beberapa lokasi pelaksanaan outbound yang sering digunakan perusahan – perusahaan di Medan untuk di daerh sumatera Utara seperti Kampoeng Stakoetoe Outbound Sport Recreation Pancurbatu Deli Serdang, Sibolangit Outward

Bound, kebun binatang medan yang seluas 30 hektar, kampong ladang di Jl. Tuntungan

– Tanjung Anom, Pancur Batu, Deli Serdang, dan Bukit Lawang. Pelaksanaan

outbound sendiri biasanya melalui sebuah tim penyelenggara atau sebuah lembaga

penyedia training outbound, beberapa diantaranya yaitu quantum outbound

management training, sibolangit outbound, Bukit Lawang outdoor, media alam lestari,


(18)

Outbound tidak hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa atau hanya di

dalam dunia pekerjaan. Tetapi di Indonesia sekarang outbound sudah lebih dikembangkan lagi dengan pembelajaran untuk anak anak yang masih belia. Diharapkan dengan outbound, maka akan ‘pecah’ komunikasi karena anak merasakan adanya kehadiran orangtua dan orangtua sendiri merasa lebih dekat secara emosional dengan sang anak. Dalam outbound, anak akan diajak mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and spiritual quotient), disamping juga IQ (intellegent quotient). Dalam kegiatan outbound yang diikuti oleh anak, untuk sementara orangtua yang ikut outbound bersama anak pun ia harus menanggalkan peran dan statusnya untuk sementara agar lebih efektif.

2. Klasifikasi Materi Outbound 1. Low Impact, bentuk permainan:

a. Spider Net (Jaring Laba - laba), tujuan:

1) Kerjasama team dan partisipasi terpadu. 2) Membuat perencanaan yang matang. 3) Efesiensi waktu dan memacu produktifitas. 4) Menumbuhkan tanggung jawab.

b. Instalasi jembatan tali (High Roof), berjalan di atas jembatan yang terbuat dari tambang ataupun bilahan bambu, tujuan:

1) Melatih keberanian mengambil resiko. 2) Meningkatkan rasa percaya diri.

3) Melatih kegigihan dalam mencapai tujuan. 4) Kemandirian.

c. Truss fall, tujuan:


(19)

d. Flying Fox, tujuan:

1) Melatih keberanian mengambil resiko. 2) Meningkatkan rasa percaya diri.

e. Rappeling.

f. Kayak yaitu mendayung sendiri perahu kecil (kayak), tujuannya : 1) Untuk melatih kemandirian

2) Yakin kepada diri sendiri

g. Panjat dinding yaitu memanjat dinding ataupun jalinan tambang yang dibentangkan dengan tegak seperti dinding, tujuannya :

1) Melatih keberanian 2) Melatih mental

3) Melatih kekuatan yang ada pada diri sendiri 3. Tujuan dan Manfaat Outbound

Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara bekerja sama. Bersama - sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil risiko. Setiap kelompok akan menghadapi tantangan dalam memikul tanggung jawab yang harus dilalui.

Tujuan utama kegiatan pelaksanaan outbound adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap professionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan karakter, komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik. Sikap dan perilaku profesionalisme seperti ini meliputi :


(20)

a. peningkatan kompetensi (competency),

b. pembentukan kosepsi (conception) pemikiran yang komprehensif,

c. terjadinya hubungan (connection) yang semakin erat diantara para bawahan dan atasan, serta

d. munculnya keyakinan akan kepercayaan ( confidence) diri akan kemampuan masing-masing pesera yang akan berpengaruh dalam membangun rasa memiliki dan bukan sekedar menjadi karyawan. Perubahan ini akan terlihat dari bertumbuh kembangnya rasa tanggung-jawab dalam melakukan tugas di unit kerjanya masing-masing.

2. Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas kehidupan, berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, etika dan etos kerja yang tinggi.

3. Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (risk taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.

4. Team building yang solid yang didasarkan pada saling pengertian, kerja sama,

koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan tugas daripada

5. Kepentingan pribadi. Dan meyakini bahwa keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan.

6. Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ) melalui program Olah Rasa yang menjadi porsi perhatian outbound bahkan perhatiannya kepada pengembangan

Spiritual Quotion (SQ) akan sangat membantu peserta dalam meningkatkan

kematangan kemampuan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.


(21)

1. Manfaat psikologis, yaitu

a. Menumbuhkan rasa percaya diri

b. Meningkatkan pemahaman tentang konsep diri c. Meningkatkan harga diri

d. Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru e. Meningkatkan keberanian untuk menguji kemampuan diri f. Memberikan sensasi positif saat mencoba hal baru

2. Manfaat sosiologis

a. Mengembangkan sikap peduli pada orang lain b. Mengembangkan kemampuan komunikasi c. Mengembangkan rasa memiliki

d. Mengembangkan kemapuan untuk memberi umpan balik positif e. Mengembangkan kemampuan untuk membangun persahabatan f. Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri 3. Manfaat edukasional

a. Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan outdoor b. Meningkatkan pengetahuan tentang konservasi alam

c. Meningkatkan kesadaran pentingnya daya dukung lingkungan dalam kehidupan

d. Meningkatkan tanggungjawab dalam melestarikan lingkungan e. Mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah f. Mengembangkan penguasaan akademis

g. Meningkatkan kesadaran dan klarifikasi nilai kehidupan 4. Manfaat phisikal


(22)

b. Mengembangkan ketrampilan organ tubuh c. Mengembangkan kekuatan tubuh

d. Melatih kemampuan koordinasi gerak tubuh e. Memberikan porsi latihan tambahan

f. Mengembangkan keseimbangan tubuh 5. Manfaat spiritual

a. Meningkatkan keinginan selalu berbuat sebaik mungkin pada diri sendiri maupun orang lain

b. Meningkatakn sikap berani, tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap masalah yang ada

c. Selalu mempunyai kesadaran bahwa apapun kesuksesan yang didapatnya selalu karena atas keterlibatan dan kemurahan Tuhan

4. Metodologi Pelatihan Outbound

Dalam suatu kegiatan outbound training, ada beberapa tahapan yang biasa dilakukan. Agar pelatihan outbound training bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan. Setiap proses pembelajaran dalam

outbound training yang efektif memerlukan tahapan berikut ini, yaitu :

a. Tahapan pembentukan pengalaman (experience)

Pada tahapan ini peserta dilibatkan alam suatu kegiatan atau permainan bersama orang lain. Kegiatan atau permainan outbound adalah salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung kepada peserta pelatihan. Pengalaman langsung dalam outbound akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman bersifat fisikal. Dengan adanya pengalaman tersebut setiap peserta siap untuk memasuki tahapan kegiatan berikutnya yang disebut dengan tahapan pencarian makna.


(23)

b. Tahapan perenungan pengalaman

Kegiatan perenungan bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan outbound yang dilakukan. Setiap peserta outbound dalam tahapan ini melakukan perenungan tentang pengalaman pribadi yang dirasakan disaat kegiatan berlangsung. Apa yang dirasakan secara intelektual, emosional dan fisikal. Dalam tahapan ini, fasilitator berusaha untuk merangsang para peserta untuk menyampaikan pengalaman pribadi masing-masing setelah terlibat di dalam kegiatan outbound tahap pertama. Dalam kegiatan perenungan outbound, peserta biasanya menceritakan pengalaman pribadinya masing-masing dalam berbagai tingkatan belajar.

c. Tahapan pembentukan konsep

Pada tahapan ini para peserta pelatihan outbound mencari makna dari pengalaman intelektual, pengalaman emosional dan pengalaman fisikal yang diperolehdari keterlibatan dalam kegiatan outbound. Pengalaman apakah yang ditangkap dalam suatu permainan outbound, dan apa arti permainan outbound tersebut bagi kehidupan pribadi maupun dalam hubungan dengan orang lain. Tahapan outbound ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap perenungan, dengan menanyakan pada peserta pelatihan outbound apa hubungan antara kegiatan yang dilakukan dengan perilaku manajemen yang sesungguhnya.

d. Pengujian konsep

Pada tahapan ini, para peserta pelatihan outbound diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah terbentuk di dalam tahapan tiga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun kehidupan dalam pekerjaan di kantor. Fasilitator membantu para peserta pelatihan outbound dengan cara mengajukan


(24)

beberapa pertanyaan yang menggiring peserta untuk melihat relevansi dari pengalaman selama pelatihan dengan kegiatan di dunia kerja sesungguhnya. B. Tim Kerja Karyawan

1. Pengertian Tim Kerja

Tingkat keeratan hubungan mempunyai pengaruh terhadap mutu dan intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Hubungan kerja sama tim kerja diantara para karyawan dalam melakukan pekerjaan baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama mempunyai dampak positif terhadap kinerja individu maupun organisasi dalam mencapai tujuan.

Dalam melakukan kerja sama di dalam tim kerja tentu kita membutuhkan komunikasi yang baik. Komunikasi dapat dilihat dan diamati melalui bahasa, pilihan kata, gerak, dan mimik. Kekhasan bentuk komunikasi yang menempatkan manusia sebagai unsur penting dalam organisasi yang terlihat dari pola komunikasi yang bijak. Dengan komunikasi yang baik, maka akan tericpta tim kerja yang baik pula. Menurut Daft ( 2003 : 132) komunikasi adalah sebuah proses dimana informasi dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku.

Menurut Sofo ( 2003 :289) tim adalah sekelompok kecil orang dengan keahlian pelengkap yang memiliki komitmen terhadap tujuan dan maksud, tujuan kinerja, dan penekatan yang sama, serta pertanggung jawaban secara mutual. Dari defenisi ini, maka didapatlah 6 elemen kunci dari tim kerja yaitu :

1. Ukuran

Adalah salah satu elemen erat yang terkait dengan elemen yang lain. Dengan semakin sedikit orang yang berada dalam tim kerja, kesempatan untuk dapat


(25)

mengadopsi pekerjaan yang sama adalah lebih besar dan dianggap dapat dipertanggung jawabkan secara mutual.

2. Keahlian anggota

Hal ini terkait dengan hal saling ketergantungan yang mutual, yang mengimplikasikan pertukaran dua arah dengan dukungan yang mutual juga.

3. Tujuan yang sama

Adalah berarti gabungan dari tujuan individual. Tujuan yang sama harus memiliki arti.

4. Pendekatan umum

Mengandung 3 elemen yaitu individual, kelompok dan tugas. Dalam bidang ini pendekatan berada dalam review tetap yang dilakukan seiring dengan perkembangan tim kerja.

5. Tujuan – tujuan kinerja

Yang diinginkan dalam tim kerja adalah menciptakan suatu tim kerja yang sempurna, spesifik, dan terkait secara langsung dengan tujuan tim kerja.

6. Pertanggung jawaban mutual

Sebuah tim mensyaratkan anggotanya untuk memikirkan diri mereka sendiri secara keseluruhan. Sofo ( 2003 :289)

Tingkat keeratan hubungan tim kerja mempunyai pengaruh terhadap mutu dan intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Hubungan kerja sama tim diantara para karyawan dalam melakukan pekerjaan baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama mempunyai dampak positif terhadap kinerja individu maupun organisasi dalam mencapai tujuan.


(26)

Tim kerja dapat melakukan berbagai hal, seperti membuat produk, memberikan jasa, mengkoordinasi proyek tertentu, memberikan masukan, dan membuat keputusan. Dari berbagai hal ini, maka tim kerja dapat dibagi kedalam 4 jenis, yaitu:

a.Tim Kerja Penyelesai Masalah

Merupakan kelompok –kelompok yang terdiri dari 5 sampai 12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efesiensi, dan lingkungan kerja

b. Tim Kerja Yang Mengelola Diri Sendiri

Merupakan sebuah tim yang benar benar otonom yang tidak hanya bisa menyelesaikan berbagai masalah, tetapi juga mengimplementasikan berbagai solusi – solusi dan bertanggung jawab penuh atas hasil – hasilnya.

c. Tim Kerja Lintas Fungsional

Merupakan karyawan yang berasal dari tingkat hirarki yang kurang lebih sama, tetapi dari berbabagi bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas.

d. Tim Kerja Virtual

Merupakan yang menggunakan teknologi komputer untuk menyattukan anggota- anggota yang terpisah secara fisk guna mencapai tujuan bersama.(Robbins dan Judge 2008 :410-411)

3. Efektivitas Tim Kerja

Tim kerja yang efektif memiliki rasa percaya diri dalam diri mereka. Mereka yakin bisa berhasil. Efektivitas tim kerja dapat dinilai melalui produktvitas tim kerja, tingkat kepuasan atasan dan kinerja tim kerja.


(27)

Efektivitas tim kerja di dasarkan pada hasil output yang produktif dan kepuassan pribadi. Kepuasan menyangkut kemampuan tim kerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi anggotanya, sehingga mempertahankan keaggotaan dan komitmen.

Output yang produktif menyangkut kualitas dan kuantitas output tugas seperti yang

digariskan oleh tujuan tim kerja.

Karakteristik tim kerja yang penting adalah jenis tim kerja, struktur tim kerja, dan komposisi tim kerja. Faktor- faktor seperti keberagaman tim kerja dalam gender dan ras seperti halnya pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat memberi dampak sangat besar pada proses tim kerja dan efektivitas tim kerja. Krakteristik tim dapat mempengaruhi proses internal dalam tim, yang pada gilirannya berdampak pada hasil

output dan kepuasan. ( Daft 2003 :172-173)

Ketika mengembangkan catatan kinerja yang semakin membaik, suatu tim kerja juga meningkatoan keyakinan bersama bahwa usaha –usaha di masa depan akan menghasilkan keberhasilan. Manajer juga harus mempertimbangkan penyediaan pelatihan untuk meningkatkan berbagai keterampilan teknis dan antar personal para anggotanya.

Menurut Billington (2004 : 31) terdapat 3 hal penting dalam sebuah tim yang efektif, yaitu :

1. Komitmen ( commitment)

Hal yang terpenting dalam sebuah tim kerja adalah deddikasi bersama dalam pencapain tujuan tim kerja. Tim yang terbaik adalah tim yang menggunakan waktu dlam jumlah yang sangat besar untuk merangkum sebuah tujuan yang selanjutnya akan dijadikan tujuan bersama.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum mengetahui hasil akhir dari


(28)

tujuan tersebut. Komitmen kerja merupakan sebuah variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi.

2. Kompetensi (competence)

Ada 3 jenis kemampuan yang harus dimilki sebuah tim, yaitu : a. Kemampuan Memecahkan Masalah

Merupakan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan akan sebuah kerumitan masalah untuk dapat memberikan alternatif jalan keluar dan menyumbangkan pemikiran yang kreatif demi mendapatkan penyelesaian terhadap masalah tersebut.

b. Kompetensi Teknis

Merupakan kemampuan atau kecakapan untuk memahami pekerjaan dan tujuannya dan sewaktu – waktu mampu untuk merencanakan hal baru untuk meningkatkan efektivitas tim kerja.

c. Kemampuan Hubungan Antar Personal

Merupakan kemampuan untuk menjalin pembicaraan untuk menyampaikan ide ataupun pemikiran yang selaras dengan orang – orang yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang sam dan berbeda untuk memberikan kontribusi positif terhadap kelangsungan pekerjaan.

3. Tujuan Umum ( Common Goals)

Tujuan umum sebuah tim kerja berbeda dengan misi perusahaan dan juga berbeda dengan rangkuman objektivitas pekerjaan individu. Tujuan umum berarti tujuan yang sama dalam satu tim kerja bukan tujuan individu. Tim kerja yang efektif akan menggunkan jangka waktu yang sangat panjang dn


(29)

upaya yang gigih dalam mengkaji, mmeriksa, membentuk, menyetujui tujuan yang nantinya akan mereka jalani baik bersama – sama maupun perindividu.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stanley ( 2009 )yaitu “ Pengaruh Tim Kerja Terhadap Kualitas Kerja Karyawan pada PT Bank SUMUT Cabang Utama Medan”, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui adanya pengaruh tim kerja terhadap kualitas karyawan pada PT.Bank SUMUT canag utama Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja karyawan sebesar 69,2% secara parsial.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rafael ( 2009 ) yaitu ” Pengaruh Pelaksanaan Out Bond Terhadap Efektivitas dan Tingkat Koordinasi Kerja Karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus Pada Divisi Personalia), yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelaksanaan Out Bond Terhadap Efektivitas dan Tingkat Koordinasi Kerja Karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus Pada Divisi Personalia). Dari hasil kuesioner menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan hanya variabel materi out bond (X2) terhadap

efektivitas kerja karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus pada Divisi Personalia). Sedangkan variabel motivasi peserta out bond (X1), instruktur (X2),

sarana dan prasarana (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja

karyawan PT. Garuda Indonesia (Studi Kasus pada Divisi Personalia). 2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:199), pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak. Outbound


(30)

merupakan salah satu program pelatihan untuk pengembangan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.

Outbound berhubungan dengan efektivitas pekerjaan individu tenaga kerja

dan hubungan antar tenaga kerja atau kerja sama tim kerja yang dikembangkan untuk memudahkan tujuan organisasi. Perusahaan itu terdiri dari sejumlah karyawan yang memiliki tingkat atau jabatan tertentu. Dalam suatu perusahaan, tingkat kerjsa sama tim kerja tentu menentukan pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Robbins dan Judge (2008 : 406) tim kerja (team work) adalah kelompok yang usaha - usaha individualnya menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masuk proses kerja seputar tim kerja. Penggunaan tim kerja yang secara ekstensif dapat menghasilkan sebuah potensi bagi sebuah organisasi untuk untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan.

Berdasarkan teori – teori yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Billington 2004, Hasibuan 2003

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah : “ Pelaksanaan outbound berpengaruh signifikan terhadap tim kerja karyawan pada Bank Tabungan Negara (Persero ), Tbk Medan”.

Outbound ( X) 1. Motivasi Peserta 2. Materi

3. Instruktur 4. Fasilitas

Tim Kerja Karyawan ( Y) 1. Komitmen

2. Kompetensi 3. Tujuan Umum


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis eksplanatory ( penjelasan), dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh, yaitu pelaksanaan outbound terhadap tingkat koordinasi kerja karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BTN ( Persero), Tbk seluruh cabang Medan. Waktu penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dari bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini membahas dan menganalisis tentang pelaksanaan outbound dan pengaruhnya terhadap tim kerja karyawan pada BTN (Persero ), Tbk Medan dengan responden penelitian adalah karyawan BTN (Persero), Tbk Medan yang mengikuti outbound secara rutin setiap tahunnya.

3.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:


(32)

Outbound merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri di dalam tim

yang dilakukan lapangan terbuka dengan kegiatan di alam bebas. Indikator dari

outbound ( variabel X) adalah :

1. Motivasi Peserta

Para peserta harus mempunyai motivasi diri dalam mengikuti outbound yang merupakan program pelatihan yang diselenggarakan, tanpa adanya motivasi dari dalam diri untuk menyadari sepenuhnya manfaat dari outbound maka hasil yang diharapkan tidak akan optimal.

2. Instruktur

Instruktur yaitu kualifikasi seseorang atau tim yang memberikan latihan dan pendidikan kepada para karyawan yang mengikuti outbound.

3. Materi

Materi yaitu rumusan pemikiran yang membicarakan dan menerangkan tentang suatu tema atau pokok bahasan dalam outbound.

4. Fasilitas

Fasilitas yaitu sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan outbound .

b. Variabel Terikat ( Y) : Tim Kerja Karyawan

Menurut Robbins dan Judge (2008 : 406) tim kerja (team work) adalah kelompok yang usaha - usaha individualnya menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masuk proses kerja seputar tim kerja. Indikator dari tim kerja karyawan (variabel Y), yaitu:

a. Komitmen ( commitment)

Hal yang terpenting dalam sebuah tim kerja adalah dedikasi bersama dalam pencapain tujuan tim kerja. Tim yang terbaik adalah tim yang menggunakan


(33)

waktu dlam jumlah yang sangat besar untuk merangkum sebuah tujuan yang selanjutnya akan dijadikan tujuan bersama. Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Komitmen kerja merupakan sebuah variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi.

b. Kompetensi (competence)

Ada 3 jenis kemampuan yang harus dimilki sebuah tim, yaitu : 1. Kemampuan Memecahkan Masalah

Merupakan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan akan sebuah kerumitan masalah untuk dapat memberikan alternatif jalan keluar dan menyumbangkan pemikiran yang kreatif demi mendapatkan penyelesaian terhadap masalah tersbut.

2. Kompetensi Teknis

Merupakan kemampuan atau kecakapan untuk memahami pekerjaan dan tujuannya dan sewaktu – waktu mampu untuk merencanakan hal baru untuk meningkatkan efektivitas tim kerja.

3. Kemampuan Hubungan Antar Personal

Merupakan kemampuan untuk menjalin pembicaraan untuk menyampaikan ide ataupun pemikiran yang selaras dengan orang – orang yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang sam dan berbeda untuk memberikan kontribusi positif terhadap kelangsungan pekerjaan.


(34)

Tujuan umum sebuah tim kerja berbeda dengan misi perusahaan dan juga berbeda dengan rangkuman objektivitas pekerjaan individu. Tujuan umum berarti tujuan yang sama dalam satu tim kerja bukan tujuan individu. Tim kerja yang efektif akan menggunkan jangka waktu yang sangat panjang dan upaya yang gigih dalam mengkaji, memeriksa, membentuk, menyetujui tujuan yang nantinya akan mereka jalani baik bersama – sama maupun perindividu.

Tabel 3.1

Tabel defenisi variabel operasional Variabe

l

Defenisi

Operasional Indikator Skala

Outbound (X)

metode pelatihan untuk

pengembangan diri di dalam tim yang dilakukan lapangan terbuka dengan kegiatan di alam bebas.

1. Motivasi Peserta, (tanpa adanya

motivasi dari dalam diri untuk menyadari sepenuhnya manfaat dari pelaksanaan outbound tersebut maka hasil yang diharapkan tidak akan optimal). 2. Materi, (materi harus mudah

dipahami dan dilaksanakan serta sesuai dengan keadaan dan situasi kerja karyawan sehingga karyawan dapat menerapkannya dalam pekerjaannya sehari – hari).

3. Instruktur, (instruktur/pelatih merupakan orang yang memegang peranan sangat penting dalam pelaksanaan

outbound untuk itu pelatih haruslah tenaga spesialis yang memiliki sertifikat sebagai pembuktian bahwa yang bersangkutan benar – benar mendalami materi).

4. Fasilitas, (fasilitas dalam kegiatan outbound merupakan suatu hal pendukung terlaksananya kegiatan outbound, pihak penyelenggara harus memperhatikan tempat dan peralatan sebagai penunjang


(35)

Sumber : Billington (2004), data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseotang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan (Sugiyono,2007 : 86 ).

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut: Tabel 3.2

Instrument skali Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyno, 2007

sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lebih optimal lagi).

Tim Kerja (Y)

Kelompok yang usaha – usaha individualnya

menghasilkan

kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan ndividual.

1. Komitmen, (sesuatu yang

membuat seseorang membulatkan hati dan tekad

demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut).

2. Kompetensi, (kemampuan

seorang individu dalam sebuah tim baik itu kemampuan teknis, kemampuan antarpersonal dan

kemampuan mmecahkan masalah).

3. Tujuan umum, (sesuatu yang

hendak dicapai tim kerja dalam satu kesatuan).


(36)

3.6 Populasi dan Sampel a.Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan BTN ( Persero), Tbk Medan yang pernah mengikuti outbound berjumlah 100 orang karyawan.

b. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin ( Umar, 2008 : 65), yaitu :

n =

Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran dan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, pada penelitian

ini adalah 10%.

Dengan menggunakan rumus diatas menghasilkan sejumlah sample sebagai berikut :

n

=

n

=


(37)

n

=

50 orang

Karakteristik dari sampel yaitu karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan yang mengikuti outbound secara rutin setiap tahunnya.

3.7 Jenis dan Sumber Data a.Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh lngsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian. Dalam hal ini penulis memperolehnya langsung dari karyawan BTN ( Persero), Tbk Medan.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi perusahaan, maupun dari internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Daftar pertanyaan ( quesioner )

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Wawancara ( interview )

Peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden untuk memperoleh informasi.


(38)

Merupakan pengumpulan data dengan memperoleh dari sumber-sumber lain seperti buku-buku pendukung, situs internet, dan jurnal yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu pernyataan (kuesioner) layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden di luar daripada sampel, tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel yang digunakan yaitu karyawan BRI Medan. Karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan di luar sampel merupakan responden yang dijadikan sebagai responden uji validitas dan reliabilitas. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah:

a. Jika

r

hitung >

r

tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika

r

hitung <

r

tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS 17.0 for windows.

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam gejala yang sama. Peryataan yang telah ditanyakan valid dalam uji validitas maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

a.Jika

r

alpha positif atau > dari

r

tabel maka pertanyannya reliabel. d. Jika

r

alpha negatif atau <

r

tabelmaka pertanyaan tida reliabel. 3.10 Teknik Analisis


(39)

a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan mengintrepetasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu ( Umar, 2003:22).

b. Metode Analisis Kuantitatif 1. Analisis regresi sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh pelaksanaan outbound terhadap tim kerja karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan.

Y = a + bX + e Dimana:

Y = Tim Kerja Karyawan a = Konstanta

b = Koefisien regresi X = Pelaksanaan outbound e = Standar eror

2. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).

Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.


(40)

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

3. Uji Signifikan Simultan ( Uji - F)

Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusannya yaitu :

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%

4. Koefisien Determinasi ( R²)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R 2 ≥ 1 ). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat.hal ini berarti digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan A. Sejarah

Pemerintah Hindia Belanda dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung melalui Koninklijk Besluit No. 27 tamggal 16 Oktober 1897, mendirikan ‘Postpaarbank’, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah meiliki 4 ( empat ) cabang, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940, kegiatannya terganggu sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan secara besar – besaran dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian keadaan keuangan Postpaarbank pulih kemabloi pada tahun 1941.

Tahun 1942, Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan ‘ Postpaarbank’ dan mendirikan ‘Tyokin Kyoku’. Sebuah bank yang bertujuan menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini toidak sukses karena dilakukan dalam paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang, yaitu di Jogjakarta.

Prokalamsi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto, untuk memprakarsai pengambil alihan

Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke Pemerintah Republik Indonesia dan terjadilah

penggantian nama menjadi “ Kantor Tabungan Pos”. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang ddengan Oeang Republik Indonesia ( ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda ( 1946) mengakibtakan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabagng. Kantor Tabungan Pos dibuka kembali ( 1949) dan namanya diganti menjadi ‘


(42)

Bank Tabungan RI’. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama Bank Tabungan RI, lembaga ini bernaung di bawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian yang bernilai sejarah sejak tahun 1950. Tetapi yang subtantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No. 9 Tahun 1945 tanggal 9 Februari 1950, yang mengubah nama Postpaarbank In Indonesia berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk dari ke Kementrian Keuangan di bawah Mentri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut Undang Undang Darurat tersebut dari nama Bank Tabungan Pos menjadi bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963, yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai milik Negara, ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968, yang sebelumnya ( sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia unit V. tugas utama saat pendirian

Pospaarbank ( 1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara ( 1968 ) adalah bergerak

dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka ssejak 1974 bank Tabungan Negara ditambah tugasnya, yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi tanggal 10 Desember 1976. Oleh karena itu tanggal 10 Desember 1976 diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Walaupun dengan UU darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut Undang Undang Darurat tersebut dari nama Bank Tabungan Pos menjadi bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963, yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tangjgal 25 Mei 1964.


(43)

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai milik Negara, ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968, yang sebelumnya ( sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia unit V. tugas utama saat pendirian

Pospaarbank ( 1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara ( 1968 ) adalah bergerak

dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka ssejak 1974 bank Tabungan Negara ditambah tgsnya, yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyluran KPR terjadi tanggal 10 Desember 1976. Oleh karena itu tanggal 10 Desember n1976 diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan wewenang, dapat kita lihat struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara ( Persero ), Tbk cabang Medan Jl. Pemuda No. 10A Medan. Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada setiap bagian berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara ( Persero ), Tbk cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Unit Kerja Manajemen Cabang

Unit kerja manajemen cabang PT. Bank Tabungan Negara ( Persero ), Tbk Medan meliputi :

a. Kepala Cabang ( Branch Manager)

Tugas dan tanggung jawab Kepala Cabang ( Branch Manager) adalah : 1) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang

2) Menyususn kebijakan cabang sesuai dengan petunjuk kantor pusat

3) Memotivasi bawahan dan rekan kerja 4) Mengambil keputusan bisnis

5) Mengelola keuangan, kekayaan bank dan kepegawaian di kantor cabang menurut peraturan direksi


(44)

6) Menghimpun dana melalui produk tabungan, deposito berjangka, giro, Kredit Pemilikan Rumah ( KPR) dan kredit lainnya sesuai target yang telah ditetapkan berdasarkan ketetapan direksi yang berlaku. b. Wakil Kepala Cabang ( Deputy Branch Manager)

Tugas dan tanggung jawab Wakil Kepala Cabang adalah membantu kepala cabang dalam pengelolahan kegiatan usaha bank khususnya mengenai tugas – tugas yang dilaksanakan oleh unit kerja atau seksi yang menurut direktur organisasi termasuk dalam lingkup pengelolahan dan pengawasan. c. Pembantu Pimpinan Cabang ( Assistant Baranch Manager)

Tugas dan tanggung jawab Pembantu Pimpinan Cabang adalah untuk mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan pekerja dalam berbagai unit kerja di Kantor Cabang dan pelaksanaan tugas khusus yang diberikan oleh Pimpinan Cabang.

2. Unit Retail Service

Unit Retail Service PT Bank Tabungan Negara ( Persero),Tbk, Medan meliputi :

a) Teller Service

Tugas dan tanggung jawab Teller Service adalah :

1) Menerima setoran tunai rekening tabungan, deposito, giro dan angsuran kredit

2) Menerima setoran tunai untuk pembayaran pajak, rekening listrik dan telepon serta kiriman uang

3) Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah tabungan, deposito, dan giro

4) Melakukan pembayaran tunai kepada penerima kiriman uang, b) Customer Service


(45)

Tugas dan tanggunga jwab Customer Service adalah :

1) Memberikan informasi tentang produk BTN ( Persero), Tbk kepada nasabah / masyarakat umum

2) Memberi informasi tentang rekening ( saldo, transaksi dan lain – lain ) kepada pemilik rekening

3) Melayani pembukuan rekening baru ( tabungan , deposito dan giro) 4) Melayani konfirmasi saldo dari cabang lain

5) Melayani percetakan saldo tabungan pada buku tabungan

6) Melayani pencairan deposito dan penutup rekening, tabungan dan giro 7) Melayani penggantian buku tabungan atau percetakan buku tabungan

baru

8) Malayani komplain (keluhan ) mengenai tabungan, giro, deposito dan

tranfer uang

9) Melayani aplikasi ATM, menyerahkan kartu ATM dan mengaktifkan kartu ATM

10) Memberikan layanan atau informasi lain kepada nasabah c) Loan Service

Tugas dan tanggung jawab Loan Service adalah : 1) Memproses permohonan kredit

2) Melakukan wawancara kepada Debitur

3) Melakukan peninjauan untuk kelayakan calon Debitur

4) Menyusun daftar ususlan permohonan dan mengadakan Rapat Komite Kredit

5) Menyampaikan hasil keputusan Rapat Komite Kredit ( berupa SP3K) kepada calon Debitur


(46)

6) Menyusun perjanjian kredit dan melaksanakan akad kredit ( bersama

Loan Administration )

7) Melayani dan menyelesaikan klaim debitur

8) Melayani dan memproses permohonan alih debitur

9) Melayani administrasi pelunasan kredit penyerahan dokumen pokok 3. Unit Operation

Unit Operation BTN ( Persero ),Tbk Medan adalah :

a) Transaction Processing

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Menyelenggarakan administrasi dan transaksi kantor pos 2) Melayani transaksi pemindah bukuan

3) Melakasanakan transaksi pengiriman uang 4) Melaksanakan transaksi kliring dan inkaso 5) Mengelola likuidasi cabang

6) Menyelenggarakan adminstrasi dan penyetoran poajak

7) Menyelenggarakan pembukuan angsuran KPR melalui kantor pos dan bank lain

8) Melakukan pembukuan semua trasnaski non tunai

9) Mengelolakpmputerisasi dan teknologi informasi ( ATM, internet dan sebgaimya)

10) Mengelola rekening BTN ( Persero), Tbk, BI dan Bank lain 11) Melakukan pengelolahan dan posting semua data dan trasaski b) Loan Administraion

Tugas dan tanggung jawab Loan administration adalah : 1) Menerima permohonan kredit umum


(47)

2) Melakukan analisis kredit umum

3) Mengajukan usulan atau rekomendasi kelayakan permohonan kredit 4) Melakukan transaksi agunan

5) Menyimpan dan memelihara dokumen – dokumen agunan kredit 6) Menilai kelayakan objek agunan

7) Melakukan pembinaan terhadap debitur kredit umum

8) Menyiapkan laporan – laporan ( intern dan ekstern ) yang berkaitan dengan kredit umum

9) Menyelenggarakan administrasi kredit umum 10) Melakukan langkah - langkah penyelesaian kredit c) General Branch Admnistration

Tugas dan tanggung jawab Gnenral Branch Administration adalah :

1) Menyiapkan kebutuhan alat , sarana dan prasarana operasional kantor cabang

2) Memelihara asset tetap ( seperti : gedung, rumah dinas, kenderaan dan sebagainya)

3) Menyelenggarakan urusan – urusan kepegawaian

4) Menyelenggarakan urusan umum lainnya 4. Collection and Workout

Collection and Workout adalah bagian yang mengatur tentang pembinaan,

penyelamatan dan penagihan kredit. Collection and Workout BTN ( Persero), Tbk Medan meliputi :

a) Workout Staff


(48)

1) Memastikan pembayaran kredit yang bermasalah dengan melakukan tindakan penyelesaian

2) Melakukan proses restrukturisasi kredit retail dan kredit umum 3) Melakukan proses penyelesaian kredit retail dan kredit umum

4) Menyelesaikan permasalahan hukum yang berkaitan dengan asset kredit yang bermasalah

5) Membuat laporan rutin ke kantor pusat yang berkaitan dengan tindakan penyelesaian kredit

b) Collection Staff

Tugas dan tanggung jawab Collection staff adalah : 1) Melakukan identifikasi terjadinya tunggakan 2) Melakukan pembinaan kredit retail

3) Memantau kelancaran pembayaran kredit

4) Melakukan pemantauan data KPR untuk kebutuhan pembinaan debitur 5) Melakukan alternatif pembinaan kredit agar kredit kembali lancar

6) Melakukan pelayanan, pembinaan dan pemantauan pembayaran debitur kolektif

7) Melayani debitur yang memerlukan tindakan penyelesaian khusus kredit dengan pembinaan kredit

8) Melakukan pencetakan laporan – laporan KPR yang berhubungan dengan pembinaan

9) Melakukan tata laksana administrasi dokumen yang terkait dengan unit kerja Loan Collection dan Workout

5. Unit Accounting Control


(49)

a) Menyiapkan laporan – laporan keuangan Bank ( Neraca, L/R)

b) Menyiapkan pengawasan ( control) terhadap pos –pos yang terdapat pada laporan keuangan

c) Menyimpan dan memelihara file – file ( arsip ) bukti –bukti transaksi d) Melakukan pengawasan secara intern ( intern control)

e) Menyiapkan laporan – laporan untuk kebutuhan internal maupun eksternal f) Sebagai kelengkapan data rangka pemeriksaan pihak eksternal maupun internal 6. Unit Kantor Kas

Tugas dan tanggung jawab Kantor kas adalah :

a) Penghimpun dana melalui produk tebungan, depositonangsuran KPR dan lainnya

b) Merupakan ujung tomabak pemasaran produk – produk bank c) Menunjang likuiditas kantor cabang

C. Logo BTN Medan

Gambar 4.1 Logo BTN ( Persero), Tbk Medan


(50)

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (statistical

production and service solution) versi 17.0 dengan tingkat signifikansi sebesar 5%

adalah 0,361. Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Item-Total Statistics (a)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00002 70.4667 25.154 .690 .873 VAR00005 70.7000 26.286 .382 .884 VAR00006 70.6667 24.437 .569 .877 VAR00007 70.5667 26.668 .420 .882 VAR00008 70.6000 26.317 .437 .881 VAR00012 70.7667 24.806 .527 .879 VAR00013 70.5333 25.568 .545 .878 VAR00014 70.4667 24.809 .657 .874 VAR00015 70.4333 25.495 .593 .876 VAR00018 70.7333 25.651 .413 .884 VAR00019 70.6000 25.972 .514 .879 VAR00021 70.9333 26.685 .452 .881


(51)

VAR00022 70.5667 26.392 .488 .880 VAR00023 70.5667 25.013 .596 .876 VAR00025 70.6667 26.230 .535 .879 VAR00026 70.8333 24.695 .615 .875 VAR00027 70.4667 24.947 .630 .875

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (Juni, 2011)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid

2. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total

item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected

Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk

mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361. Pada Tabel 4.1 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel


(52)

dikatakan reliabel. Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen

Cronbach's

Alpha N of Items .885 17

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (Juni, 2011)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan adalah :

Jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel. Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

A. Analisis Deskriptif

1. Deskrtiptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan Pengaruh Pelaksanaan Outbound Terhadap Tim Kerja Karyawan Pada Bank Tabungan Negara ( Persero), Tbk Medan. Variabel pelaksanaan outbound (variabel X) yang terdiri dari 9 butir pertanyaan, sedangkan variabel Tim kerja (Y) terdiri dari 8 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 50 orang responden.


(53)

4.3. Pembahasan

4.3.1. Analisis Deskriptif

A. Deskriptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan Pengaruh Pelaksanaan Outbound Terhadap Tim Kerja Karyawan Pada Bank Tabungan Negara ( Persero), Tbk Medan. Variabel pelaksanaan outbound (variabel X) yang terdiri dari 9 butir pertanyaan, sedangkan variabel Tim kerja (Y) terdiri dari 8 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 50 orang responden..

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini, yaitu:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni, 2010)

Tabel 4.3 menunjukkan komposisi responden menurut jenis kelamin dimana terlihat dari total responden sebesar 50 orang, karyawan perempuan sebanyak 27 orang (54%) dan laki-laki sebanyak 23 orang (46%).

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki – Laki 23 46%

Perempuan 27 54%


(54)

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Lama Bekerja Jumlah Karyawan Persentase 1 – 10 tahun 24 orang 48 % 10 – 20 tahun 20 orang 40 %

 20 tahun 6 orang 12 %

Total 50 orang 100 %

Sumber : Data primer diolah (2011)

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah responden terbanyak terdapat pada interval lama bekerja 1-10 tahun yaitu 24 responden atau 48 %, kemudian interval lama bekerja 10-20 tahun sebanyak 10-20 responden atau 40 %, selanjutnya untuk interval lama bekerja >10-20 tahun ada diurutan ketiga dengan 6 responden atau 12%.

B. Metode Analisis Statistik 1. Analisis Tabulasi Sederhana

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu.

a. Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pelaksanaan Outbound (X)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pelaksanaan Outbound (X)

Pernyataan Jawaban Responden Total

SS S KS TS STS

Jl % Jl % Jl % Jl % Jl % Jl %

1. 21 42% 27 54% 2 4% - - - - 50 100%

2. 14 28% 32 64% 4 8% - - - - 50 100%

3. 18 36% 23 46% 9 18% - - - - 50 100%

4. 9 18% 37 74% 3 6% 1 2% - - 50 100%


(55)

6. 10 20% 25 50% 15 30% - - - - 50 100%

7. 14 28% 32 64% 4 8% - - - - 50 100%

8 17 34% 28 56% 5 10% - - - - 50 100%

9. 19 38% 30 60% 1 2% - - - - 50 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni, 2011)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Pada butir 1 ( Bapak/Ibu menyadari bahwa ada manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Outbound ), 4% menjawab kurang setuju, 54% menjawab setuju dan 42% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Pada butir 2 ( Materi yang diberikan sesuai dengan topik outbound) , 8% menjawab kurang setuju, 64% menjawab setuju dan 28% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju

3. Pada butir 3 (Materi yang diberikan sangat bermanfaat sehingga dapat diterapkan dalam pekerjaan ), 18% menjawab kurang setuju, 46% menjawab setuju, dan 36% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4. Pada butir 4 ( Materi yang diberikan telah dikuasai oleh instruktur ), 2% menjawab tidak setuju, 6% menjawab kurang setuju, 74% menjawab setuju, dan 18% menjawab sangat setuju, pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

5. Pada butir 5 ( Materi yang diberikan mudah untuk dimengerti oleh Bapak/Ibu ), 2% menjawab tidak setuju, 10% menjawab kurang setuju, 70% menjawb setuju, dan 18% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju.


(56)

6. Pada butir 6 (Penampilan instruktur membuat Bapak/Ibu lebih bersemangat ), 30% menjawab kurang setuju, 50% menjawab setuju, dan 20% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. 7. Pada butir 7 ( Sarana yang diberikan lengkap dan terpercaya ), 8% menjawab kurang

setuju, 64% menjawab setuju, dan 28% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

8. Pada butir 8 ( Lokasi pelaksanaan membuat peserta nyaman dalam proses berlangsungnya outbound ), 10% menjawab kurang setuju, 56% menjawab setuju, dan 34% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

9. Pada butir 9 ( Alat yang dipakai aman untuk digunakan ), 2% menjawab kurang setuju, 60% menjawab setuju, dan 38% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Tim Kerja Karyawan (Y) Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Tim Kerja Karyawan(Y)

Pernyataan

Jawaban Responden Total

SS S KS TS STS

Jl % Jl % Jl % Jl % Jl % Jl %

1. 13 26% 27 54% 10 20% - - - - 50 100 2. 14 28% 32 64% 4 8% - - - - 50 100 3. 6 12% 35 70% 8 16% 1 2% - - 50 100 4. 13 26% 36 72% 1 2% - - - - 50 100 5. 12 24% 34 68% 4 8% - - - - 50 100 6. 12 24% 35 70% 3 6% - - - - 50 100 7. 10 20% 32 64% 8 16% - - - - 50 100 8. 17 34% 32 64% 1 2% - - - - 50 100


(57)

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni, 2011)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada butir 1 ( Tim kerja Bapak/Ibu kompak walaupun

terdapat perbedaan pendapat ), 20% menjawab kurang setuju, 54% menjawab setuju, dan 26% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Pada butir 2 ( Komitmen yang ada membuat tim kerja

Bapak/Ibu mencapai tujuan yang diberikan ), 8% menjawab kurang setuju, 64% menjawab setuju, dan 28% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju

3. Pada butir 3 ( Tugas yang dijelaskan dalam tim kerja sudah sesuai dengan kompetensi ), 2% menjawab tidak setuju, 16% menjawab kurang setuju, 70% menjawb setuju, dan 12% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

4. Pada butir 4 (Tim kerja Bapak/Ibu memiliki ide yang kreatif untuk memecahkan masalah), 2% menjawab kurang setuju, 72% menjawab setuju, dan 26% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

5. Pada butir 5 ( Antar individu dalam tim kerja Bapak/Ibu dapat berkomunikasi dengan baik), 8% menjawab kurang setuju, 68% menjawab setuju, dan 24% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

6. Pada butir 6 (Tujuan yang ada membuat tim kerja sangat kompak ), 6% menjawab kurang setuju, 70% menjawab setuju, dan 24% menjawab


(58)

sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

7. Pada butir 7 ( Tim kerja Bapak/Ibu dapat mencapai tinjauan umum), 16% menjawab kurang setuju, 64% menjawab setuju, dan 20% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

8. Pada butir 8 ( Tujuan umum tim kerja dapat dimengerti), 2% menjawab kurang setuju, 64% menjawab setuju, dan 34% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode analisis regresi linier sederhana berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent (pelaksanaan outbound) dan variabel

dependent (tim kerja karyawan ) akan digunakan analisis regresi linear sederhana.

Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 17,0 dengan menggunakan metode Enter. Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel

independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Tabel 4.7

Regresi Linear Sederhana Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta


(59)

1 (Constant) 24.912 4.271 5.833 .000 Outbound .215 .111 .269 2.935 .039 a. Dependent Variable: timkerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (Juni 2011)

Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linear Berganda sebagai berikut:

Y= 24,912 + 0, 215X+ e Dimana:

Y = Tim Kerja Karyawan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi X = Pelaksanaan outbound e = Standar eror

Interpretasi model:

a. Konstanta (a) = 24,912 artinya tanpa mempertimbangkan variabel independent, maka tim kerja karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan akan diperoleh sebesar 24,912.

b. Koefisien regresi komponen pelaksanaan outbound (X) = 0,215 artinya setiap penambahan komponen kognitif sebesar 1 %, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan tim kerja karyawan BTN ( Persero ), Tbk Medan akan diperoleh sebesar 0,215.


(60)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu Pelaksanaan Outbound (X) terhadap variabel

dependent yaitu Tim kerja karyawan (Y).

Uji–t dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a.Menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1

b. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan

derajat kebebasan

c.Menentukan kriteria pengambilan keputusan

d. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 17.0

Hasil Pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah sebagai berikut:

H0: b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independent yaitu pelaksaanaan outbound (X) terhadap variabel dependent yaitu tim

kerja karyawan (Y). HI: b1≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu pelaksanaan outbound (X) terhadap variabel dependent yaitu tim kerja karyawan (Y).

2. ttabel dapat diperoleh dari tabel t pada α = 5% dimana:

df pembilang = k-1, df penyebut = n-k (k=3 , n 82 ) maka ttabel = 1,998

3. Kriteria Pengambilan Keputusan:


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Billington Jim, The Essentials of An Effective Team, Harvard Business School Publishing Coorporation , 2004

Hasibuan, S. P, Malayu. 2007. Manajemen Sumber daya Manusia cetakan kesepuluh. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

L. Daft, Richard, 2002, Manajemen, Edisi 5, Erlangga : Jakarta..

Robbins. P.S. dan Judge, 2008, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Edisi 12, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Sastrohadiwiryo, DR. B. Siswanto, 2002, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional, Bumi Aksara : Jakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta : Bandung.

Sofyandi, Herman, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu : Yogyakarta. Umar, Husein, 2009, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, Raja Grafindo


(2)

Rafael, Pengaruh Pelaksanaan Ourbound Terhadap Efektivitas dan Tingkat Koordinasi Kerja Karyawan di PT. Garuda Indonesia, (studi kasus pada divisi personalia), 2009 Stanley, Pengaruh Tim Kerja Terhadap Kualitas Kerja Pada PT Bank SUMUT Medan, 2009,


(3)

WIB

pukul 22.10 WIB


(4)

DAFTAR KUESIONER

Bapak/ Ibu yang terhormat,

Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya untuk data penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Outbound terhadap Tim Kerja Karyawan Pada Bank Tabungan Negara ( Persero), Tbk Medan

Dibawah ini ada beberapa kelompok pertanyaan yang semuanya berkaitan dengan

outbound, dan Tim kerja karyawan BTN (Persero), Tbk Medan. Bapak/Ibu saya harapkan

untuk memberikan penilaian terhadap pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat dan pandangan Bapak/Ibu.

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang Bapak/ Ibu anggap paling sesuai. 2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

3. Berikanlah jawaban singkat pada bagian pertanyaan identitas responden yang membutuhkan jawaban tertulis Bapak/Ibu.

I. Identitas Responden

1. Umur responden : 2. Jenis kelamin : 3. Tingkat Pendidikan terakhir : 4. Lama bekerja :

II. Isi jawaban berikut sesuai dengan pendapat Bapak/ Ibu dengan cara memberikan

checklist (√) pada kolom yang tersedia. Adapun makna dari tanda tersebut adalah sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

KS : Kurang Setuju S : Setuju

SS : Sangat Setuju


(5)

Variabel Pelaksanaan Outbound ( X )

No Indikator Motivasi SS S KS TS STS

1 Bapak / Ibu menyadari bahwa akan ada manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan outbound

No Indikator Materi SS S KS TS STS

1 Materi yang diberikan sesuai dengan topik outbound 2 Materi yang diberikan sangat bermanfaat sehingga dapat

diterapkan dalam pekerjaan

3 Materi yang diberikan telah dikuasai oleh instruktur 4 Materi yang diberikan mudah untuk dimengerti oleh

Bapak / Ibu

No Indikator Instruktur SS S KS TS STS

1 Penampilan instruktur membuat Bapak /Ibu lebih bersemangat

No Indikator Fasilitas SS S KS TS STS

1 Sarana yang diberikan lengkap dan terpercaya

2 Lokasi pelaksanaan membuat peserta nyaman dalam proses berlangsungnya outbound

3 Alat yang dipakai aman untuk digunakan

Variabel Tingkat Koordinasi Kerja Karyawan ( Y )

No Indikator Komitmen SS S KS TS STS

1 Tim kerja Bapak / Ibu kompak walawpun terdapat perbedaan pendapat


(6)

1 Tugas yang dijalankan dalam tim kerja sudah sesuai dengan kompetensi

2 Tim kerja Bapak / Ibu memiliki ide yang kreatif untuk memecahkan masalah

3 Antar individu dalam tim kerja Bapak / Ibu dapat berkomunikasi dengan baik

No Indikator Tujuan Umum SS S KS TS STS

1 Tujuan yang ada membuat tim kerja semakin kompak 2 Tim kerja Bapak / Ibu dapat mencapai tujaun umum 3 Tujuan umum tim kerja dapat dimengerti

4 Pencapaian tujuan umum menunjukkan keberhasilan tim kerja