Menurut Umar 2000, cangkang telur mengandung hampir 95.1 terdiri atas garam-garam organik, 3.3 bahan organik terutama protein, dan 1.6 air.
Sebagian besar bahan organik terdiri atas persenyawaan Calsium karbonat CaCO
3
sekitar 98.5 dan Magnesium karbonat MgCO
3
sekitar 0.85 Jumlah mineral didalam Cangkang telur beratnya 2,25 gram yang terdiri dari 2,21 gram
Calsium, 0,02 gram Magnesium, 0,02 gram Phosphor serta sedikit besi dan Sulfur Stadelman and Owen, 1989.
Pemeliharaan Puyuh 1.
Pemeliharaan Anak Puyuh Masa Starter
Pemeliharaan ini dilakukan dari umur 1 hari hingga 21 hari. Untuk pemeliharaan ini perlu dipersiapkan kandang khusus. Anak puyuh harus
ditempatkan terpisah dari puyuh dewasa, hal ini agar tidak saling patuk yang menyebabkan luka dan berakibat kematian. Tingkat kepadatan kandang sangat
tergantung pada umur anak puyuh. Kandang ukuran 1m
2
dapat menampung sekitar 100 ekor anak puyuh berumur 1-10 hari. Namun, anak puyuh berumur
diatas 10 hari, kepadatannya dikurangi menjadi 60 ekorm
2
.
2. Pemeliharaan Masa Grower
Ketika berumur 3-6 minggu, puyuh dianggap telah memasuki umur grower atau umur pertumbuhan. Saat inilah puyuh mulai tumbuh pesat menjadi
dewasa. Pada fase ini dilakukan penggabungan puyuh jantan dan betina, tergantung pada tujuan pemeliharaannya.
3. Pemeliharaan Masa Layer
Puyuh yang dimaksud pada fase ini adalah puyuh yang sudah berumur 6 minggu keatas. Pada umur ini, puyuh sudah siap untuk menghasilkan telur. Puyuh
Universitas Sumatera Utara
pedaging sudah bisa dipotong untuk dijual dagingnya. Puyuh pada masa layer ini dipelihara dalam kandang petelur.
Produksi Telur Puyuh Konsumsi Ransum
Dalam mengkonsumsi ransum, burung puyuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: umur, palatabilitas ransum, kesehatan ternak, jenis ternak,
aktivitas ternak, energi ransum dan tingkat produksi. Konsumsi ransum juga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan. Ransum yang
diberikan kepada ternak harus disesuaikan dengan umur dan kebutuhan ternak. Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah nutrisi yang ada
didalam ransum yang telah tersusun dari bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tersebut Anggorodi, 1995.
Temperatur tinggi berpengaruh besar terhadap konsumsi ransum harian. Konsumsi rendah bila temperatur tinggi dan meningkat bila temperatur rendah.
Suhu 16-24 C adalah suhu yang ideal bagi burung puyuh untuk berproduksi
maksimal Gellispie, 1987. Sifat khusus burung puyuh adalah mengkonsumsi ransum untuk
memperoleh energi sehingga jumlah makanan yang dimakan tiap harinya berkecenderungan berhubungan erat dengan kadar energinya. Bila persentase
protein yang tetap terdapat dalam semua ransum, maka ransum yang mempunyai konsentrasi ME tinggi akan menyediakan protein yang kurang dalam tubuh
unggas karena rendahnya jumlah makanan yang dimakan. Sebaliknya, bila kadar energi kurang maka unggas akan mengkonsumsi makanan untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
lebih banyak energi akibatnya kemungkinan akan mengkonsumsi protein yang berlebihan Tillman, dkk, 1991.
Konversi Ransum
Konversi ransum adalah banyaknya ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu butir telur g. Dalam pengertian luas konversi adalah jumlah
ransum yang dihabiskan untuk tiap satuan produksi pertambahan bobot badan, telur dan produksi lainnya. Semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk
menghasilkan satu satuan produksi maka makin buruklah pakan tersebut. Baik buruknya konversi ransum dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya mutu
ransum, kesehatan ternak dan tata cara pemberian ransum Tillman, dkk, 1991. Angka konversi ransum menunjukkan tingkat penggunaan ransum dimana
jika angka konversi semakin kecil maka penggunaan ransum semakin efisien dan sebaliknya jika angka konversi besar maka penggunaan ransum tidak efisien
Campbell, 1984.
Produksi Telur Puyuh
Secara garis besar produksi telur puyuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, genetik dan faktor luar seperti ransum, kandang, temperatur,
lingkungan, penyakit dan stres Yasin, 1988.
Puyuh mulai bertelur pada umur 42 hari dan akan berproduksi penuh pada umur 50 hari. Dengan perawatan yang baik puyuh betina akan bertelur 200 butir
pada tahun pertama produksi dan periode bertelur selama 9-12 bulan dengan lama hidup 2-2,5 tahun Anggorodi, 1995. Di samping itu, menurut Sugiharto 2005,
puyuh yang telah mencapai berat badan 90-100 gram akan segera mulai bertelur pada umur 35- 42 hari. Kemampuan berproduksi mulai awal produksi akan terus
Universitas Sumatera Utara
mengalami kenaikan secara drastis hingga mencapai puncak produksi top production 98,5 pada umur 4-5 bulan dan secara perlahan-lahan akan
menurun hingga 70 pada umur 9 bulan.
Berat Cangkang Telur
Cangkang shell terdiri dari kutikula cuticle, lapisan kapur busa spongi calcareous layer dan lapisan mamillaris mammilary layer
Mineral banyak terdapat dalam cangkang telur adalah Calsium. Defisiensi Calsium dapat menyebabkan kerabang telur tipis dan produksi telur akan
menurun Anggorodi,1985.
Berat Telur
Berat telur merupakan sifat kualitatif yang dapat diturunkan. Jenis pakan, jumlah pakan, lingkungan kandang serta besar tubuh induk sangat mempengaruhi
berat telur yang dihasilkan. Protein ransum yang sedikit juga menyebabkan kecilnya kuning telur yang terbentuk,sehingga menyebabkan kecilnya telur yang
dihasilkan. Hal lain yang mempengaruhi adalah masa bertelur, produksi pertama dari suatu siklus berbobot lebih rendah dibanding telur berikutnya pada siklus
yang sama Listiyowati dan Roospitasari, 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A. Sofyan No 3 Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan, berada pada ketinggian 25 m dari permukaan laut. Penelitian berlangsung selama 2 bulan, dimulai dari bulan Juni 2008 sampai Agustus 2008.
Bahan dan Alat Penelitian Bahan
Burung puyuh umur 6 minggu sebanyak 100 ekor betina yang telah di beri
perlakuan dari DOQ{ ransum tanpa tepung cangkang telur ayam ras P ,
ransum dengan tepung cangkang telur ayam ras 2 P
1
, 4 P
2
dan 6 P
3
}.
Tepung Cangkang Telur ayam ras.
Air.
Vaksin New Castel Disease NCD.
Vitamin seperti PuyuhVit.
Desinfektan seperti rodalon.
Kalium Permanganat dan Formalin sebagai bahan fumigasi.
Ransum burung puyuh yang disusun menurut perlakuan.
Alat
Kandang 20 plot ukuran panjang x lebar x tinggi, 60 x 40 x20 cmunit
setiap plot diisi dengan 5 ekor puyuh betina.
Tempat pakan dan minum
Universitas Sumatera Utara
Lampu sebagai penerang
Timbangan salter kapasitas 5 kg untuk menimbang ransum;
timbangan ohaus; dan timbangan elektrik
Thermometer
o
C
Alat- alat pembersih kandang
Hands spayer
Kardus
Genset, apabila mati lampu
Alat tulis, buku tulis, dan kalkulator
dll
Metode Penelitian
Adapun rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan.
Perlakuan yang diteliti : P0: Ransum tanpa Tepung Cangkang Telur ayam ras
P1: Ransum dengan Tepung Cangkang Telur ayam ras 2 P2: Ransum dengan Tepung Cangkang Telur ayam ras 4
P3: Ransum dengan Tepung Cangkang Telur ayam ras 6 Denah pemeliharaan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
P
01
P
02
P
03
P
04
P
05
P
11
P
12
P
13
P
14
P
15
P
21
P
22
P
23
P
24
P
25
P
31
P
33
P
33
P
34
P
35
Dimana : Perlakuan = P
, P
1
, P
2
, P
3
Ulangan = 1, 2, 3, 4, 5
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya ulangan disesuaikan dengan rumus: t
n-1 ≥ 15
4 n-1 ≥ 15
4n -4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75 ≈ 5
Adapun metode linear yang digunakan adalah:
Y
ij
= µ +
i
+
ij
Dimana : Y
ij
= Hasil pengamatan dari perlakuan tingkat ke-i dan pada ulangan ke-j. I
= 0,1,2,3 perlakuan. J
= 1,2,3,4,5 ulangan. µ
= Nilai rata-rata mean harapan.
i
= Pengaruh perlakuan ke-i.
ij
= Pengaruh galat experimental error perlakuan ke-I dan ulangan ke-j.
Parameter Penelitian 1.
Konsumsi Ransum gekorminggu
Konsumsi ransum dihitung dari jumlah ransum yang diberikan gram dikurangi dengan sisa ransum serta ransum yang terbuang selama seminggu.
2. Produksi Telur