Letak Geografis Kecamatan Baktiraja Keadaan Penduduk Pengertian sastra

5 5 Tambahan sumber informasi tentang Sisingamangaraja XII bagi mahasiswa Departemen Sastra Daerah FIB USU Medan. 6 Sebagai bahan dokumentasi legenda pada Departemen Sastra Daerah FIB USU Medan.

1.5 Anggapan Dasar

Dalam melakukan penelitian diperlukan anggapan dasar. Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas Arikunto, 1996:65. Maksud kebenaran disini adalah apabila anggapan dasar tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Karena itu menurut penulis, legenda ini masih ada dalam masyarakat Batak Toba dan mengingatkan kepada pembaca, khususnya pada masyarakat Batak Toba agar tidak memaksakan kehendaknya dalam melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik yang melanggar norma dan etika ditengah-tengah kehidupan.

1.6 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.6.1 Letak Geografis Kecamatan Baktiraja

Kecamatan Baktiraja terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 2.231,9 Ha yang terletak pada titik koordinat 2º16’-2º 23’LU- 98º47’-98º 58’ BT. Kecamatan Baktiraja terletak pada 500 – 1.500 meter di atas permukaan laut. Kecamatan ini terdiri dari tujuh desa diantaranya adalah Desa Simamora, Siunongunong, Julu, Sinambela, Simangulampe, Marbun Toruan, Marbun Tonga, Marbun Dolok dan Tipang. Kecamatan Baktiraja merupakan daerah yang menjadi tempat penelitian tentang Legenda Raja Sisingamangaraja XII. Jarak tempuh kantor kecamatan Baktiraja ke kantor Bupati Humbang Hasundutan ± 15 km dengan jumlah penduduk sekitar 7.639 jiwa. 6 Kecamatan Baktiraja terletak dengan batas wilayah : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sitiotio Kab. Samosir. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Doloksanggul. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pollung. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Muara Kab. Tapanuli Utara. Data tersebut bersumber dari kecamatan Baktiraja kabupaten Humbang Hasundutan.

1.6.2 Keadaan Penduduk

Pada umumnya, masyarakat yang bermukim di Desa Simamora adalah suku Batak Toba yang telah lama mendiami desa tersebut. Desa Simamora merupakan tanah ulayat marga Sinambela, Marbun, Simamora, Bakara, Sihite, dan Simanullang. Ke-6 kelompok marga ini membentuk satu kesatuan masyarakat adat dinamai sionom ompu onom = enam; ompu = leluhur. Sedangkan marga lain adalah marga pendatang yang bermukim di Desa Simamora, yang juga merupakan suku Batak. Penduduk yang berada di desa ini rata-rata mata pencahariannya adalah bertani. Produk pertanian unggulan di Desa Simamora adalah padi, bawang merah, kopi, dan tanaman palawija lainnya. Namun sebahagian kecil dari masyarakat yang bermukim di pinggiran danau Toba bekerja sebagai nelayan. Meski demikian, tidak sedikit juga masyarakatnya bekerja pada instansi pemerintahan.

1.6.3 Budaya Masyarakat

Penduduk yang bermukim di Desa Simamora mayoritas suku Batak Toba yang telah lama mendiami Baktiraja, dan terkenal akan budaya Batak Tobanya yang masih kental dan asli. Masyarakat di desa ini dikatakan homogen, karena masih berasal dari 7 satu suku yaitu suku Batak Toba dan memiliki ciri khas pada budaya masyarakatnya. Dalam masyarakat Batak Toba juga dikenal adanya turiturian cerita, cerita ini akan menjadi sebuah budaya atau kebiasaan bagi masyarakat batak Toba ketika beropera. Maka di dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas sebuah legenda yang menceritakan tentang perjuangan Raja Sisingamangaraja XII, legenda yang hingga kini dianggap telah membudidaya dalam kehidupan masyarakat Batak Toba.

1.6.3.1 Adat istiadat Masyarakat

Struktur masyarakat Batak Tobadikenal dengan sebutan dalihan na tolu, yang didalamnya terdapat makna somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Dari falsafah dalihan na tolu tersebut, maka masyarakat Batak Toba menjalankan hubungan kekerabatan yang sangat erat sebagai aturan dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Desa Simamora umumnya dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Batak Toba sebagai alat komunikasi atau bahasa keseharian karena lebih mudah dipahami oleh masyarakat, misalnya dalam kebaktian gereja, upacara adat, rapat penatua adat. Dengan pengartian lain, di desa ini bahasa daerah yang tidak lain adalah bahasa Batak Toba merupakan alat komunikasi sesama suku Batak Toba 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan Yang Relevan

Dalam kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori.Kajian pustaka adalah kegiatan dalam mencari dan menemukan ide-ide atau konsep-konsep sebagai media pendukung dalam memecahkan masalah yang diperoleh pada saat penelitian,beberapa konsep atau ide yang tersebut bersumber dari pandangan atau pendapat para ahli,dokumentasi yang diperoleh,data yang empiris,dan nalarnya suatu penelitian yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Adapun buku-buku yang menunjang didalam penelitian ini adalah buku-buku tentang sastra,psikologi sastra dan juga sumber bacaan lainnya tentang legenda Raja Sisingamangaraja XII.

2.1.1 Pengertian sastra

Secara etimologi dapat ditinjau bahwa kata sastra dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta. Kata dasar kesusastraan adalah sastra yang artinya tulisan,karangan.Sastra mendapat awalan sehingga maknanya sebuah tulisan atau karangan yang indah. 9 Dalam bahasa Indonesia kata sastra mendapat konfiks ke-an sehingga menjadi kesusastraan yang mempunyai artian kumpulan atau karangan yang indah.Banyak para ahli mendefinisikan pengertian sastra sebagai berikut : M. Atar Semi 1988:8 mengatakan,sastra itu adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati,dimana seseorang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan karya sastra sedangkan orang lain dalam jumlah yang besar dapat menikmati karya sastra tersebut dengan cara mendengar atau membacanya. Maka,karya sastra itu adalah suatu bentuk hasil pekerjaan seni kreatif yang objek khususnya adalah manusia dan bahasa adalah mediumnya. Sumardjo dan Saini 1984:3 mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,pemikiran,semangat keyakinan dalam bentuk konkrit nyata yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.Para ahli memberikan ulasan definisi sastra berdasarkan pemikirannya masing-masing dan sifatnya yang deskriptif namun menekankan aspek tertentu.

2.1.2 Pengertian psikologi