Sosial Social Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis

mencari makanan. Sedikitnya makanan yang tersedia di hutan menyebabkan orangutan lebih sering beristirahat dan membuat sarang. Sedangkan saat makanan berlimpah aktifitas bersarang orangutan akan berkurang. 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A k ti v it a s B e rs a ra n g m e n it Ha ri Penga ma ta n Mina h Jenggot Gambar 14. Pemanfaatan waktu aktifitas bersarang nesting fokal.

5. Sosial Social

Fokal Minah memanfaatkan 5,6 waktu dari seluruh aktifitas hariannya untuk melakukan aktifitas sosial. Aktifitas tersebut meliputi bermain bersama bayi Chaterine 76, bermain dengan alat seperti batang kayu 7,8, dan bermain sendiri 16,3. Fokal Minah juga memiliki anak Juni yang berumur sekitar 6 tahun yang mulai mandiri. Orangutan Juni juga terkadang mengikuti fokal Minah dan ikut bermain bersama orangutan Chaterine dan fokal Minah. Fokal Jenggot tidak pernah dijumpai melakukan aktifitas sosial seperti bermain bersama orangutan lain atau dengan alat. Namun, sering dijumpai kehadiran orangutan lain dalam radius 50 meter dari fokal Jenggot. Aktifitas sosial berbeda dengan pada saat terjadi kelompok sosial social party. Aktifitas Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 sosial merupakan aktifitas yang dilakukan fokal dengan berinteraksi atau kontak bersama orangutan lainnya. Sedangkan keaadaan kelompok sosial merupakaan keadaan adanya kehadiran orangutan lain dalam radius 50 meter dari fokal. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A k ti v it a s S o si a l m en it Ha ri Penga ma ta n Gambar 15. Pemanfaatan waktu aktifitas sosial fokal Minah. Jelajah Harian Orangutan Jelajah harian orangutan sangat tergantung dari ketersediaan sumber makanan di hutan. Pada saat musim buah melimpah, jelajah harian orangutan akan lebih pendek dibandingkan pada saat musim buah berkurang. Seperti yang dijelaskan Mapple 1980 bahwa ketersediaan makanan merupakan hal yang menentukan daerah jelajah. Pada pengamatan fokal Minah di bulan Juli pohon pakan yang berbuah matang masih jarang dijumpai, sehingga fokal menjelajah lebih jauh untuk mencari jenis buah yang disukai. Namun, pada pengamatan fokal Jenggot di bulan Agustus terdapat banyak pohon pakan yang sudah berbuah matang seperti ara martubung Ficus aurentiaceae dan meranti bunga Shorea teysmanniana. Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 Sehingga fokal Jenggot sering diamati hanya menjelajah diantara pohon buah tersebut secara bergantian. Perilaku jelajah harian yang lebih singkat dibandingkan fokal Minah sesuai dengan penjelasan Parsons 1999 bahwa orangutan jantan hanya melakukan perjalanan singkat pada hari-hari makan berlimpah, dengan kecenderungan melakukan perjalanan lambat dan jelajah harian yang lebih singkat. Perilaku fokal Jenggot tersebut dapat diartikan fokal mengurangi pergerakannya dan tidak perlu berpindah lebih jauh untuk menemukan sumber makanan alternatif lainnya. Tabel 3. Jarak jelajah harian orangutan fokal. Hari Pengamatan Orangutan Fokal Minah betina dewasa meter Jenggot jantan dewasa meter 1 967,98 443,76 2 2.027,25 712,31 3 2.113,70 898,82 4 479,42 498,14 5 565,97 751,49 6 1.105,80 939,77 7 1.125,70 933,83 8 914,37 356,14 9 522,12 138,48 10 396,08 193,59 11 424,73 1.216,03 12 438,01 778,50 13 1.291,50 516,59 14 417,96 233,76 15 955,42 1.157,98 Total Jarak Jelajah 13.745,99 9.769,19 Rata-rata Jelajah Harian 916,40 651,28 Sumber: Data Primer, 2008. Fokal Minah menjelajah sejauh 916,4 meterhari untuk mencari makanan yang disukai. Jelajah harian fokal yang tinggi dikarenakan fokal Minah Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 meningkatkan pergerakannya untuk menemukan buah yang disukai. Bahkan, fokal Minah sanggup menjelajah hingga 2 km untuk menemukan sumber makanan alternatif lainnya apabila fokal tidak menemukan buah yang disukai. Sedangkan fokal Jenggot menjelajah sejauh 651,28 meterhari tanpa perlu menambah pergerakan untuk menemukan sumber makanan lain. Jelajah harian fokal Jenggot yang lebih rendah dari fokal Minah dikarenakan selama pengamatan fokal jenggot sedang berlangsung musim buah. Namun, ketika musim buah berlalu fokal Jenggot diamati akan menambah pergerakannya hingga lebih dari 1 km. Sebagai perbandingan dengan daerah lain, Magnolia 1999 mencatat orangutan betina dewasa di Suaq Balimbing mampu menjelajah hingga 800,7 meterhari untuk menemukan sumber makanan danorangutan jantan dewasa mampu menjelajah sejauh 784,2 meterhari untuk menemukan makanan yang disukai 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Ja ra k J e la ja h m e te r Ha ri Penga ma ta n Mina h Jenggot Gambar 16. Jelajah harian fokal Minah dan fokal Jenggot. Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 Variasi jelajah harian fokal juga cenderung dipengaruhi keberadaan manusia di hutan dan interaksi sosial dengan orangutan lainnya. Fokal Minah sering dijumpai mengikuti wisatawan tracking dan bergerak pindah di atas permukaan tanah. Perilaku mengikuti wisatawan tracking menyebabkan jelajah harian fokal Minah lebih panjang dari fokal Jenggot. Sedangkan fokal Jenggot tidak tertarik mengikuti wisatawan tracking dan lebih sering bergerak pindah melalui cabang-cabang pohon yang rapat. Gambar 17. Jalur jelajah fokal Minah selama periode pengamatan tanggal 11-31 Juli 2008. Variasi jelajah harian fokal Jenggot lebih cenderung dipengaruhi interaksi sosial dengan orangutan lain. Selama 8 hari pengamatan pertama, fokal Jenggot sering dijumpai mengikuti orangutan Suma yang diperkirakan sedang dalam masa Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 siap kawin. Fokal Jenggot selalu mengikuti pergerakan orangutan Suma. Orangutan Suma cenderung bergerak pindah dalam waktu yang lebih singkat sehingga jarak jelajah harian yang dihasilkan fokal Jenggot juga lebih singkat dan pendek. Namun pada 7 hari pengamatan terakhir, fokal Jenggot dijumpai tidak mengikuti orangutan Suma yang diperkirakan bersama orangutan jantan pra dewasa lain. Kehadiran orangutan jantan pra dewasa menyebabkan fokal Jenggot tidak tertarik untuk mengikuti orangutan Suma, sehingga fokal Jenggot lebih sering bergerak pindah. Aktifitas bergerak pindah yang semangkin sering dilakukan fokal Jenggot menjadikan jarak jelajah harian fokal lebih panjang. Gambar 18. Jalur jelajah fokal Jenggot selama periode pengamatan tanggal 4-11 dan 16-20 Agustus 2008. Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 Daerah Jelajah Orangutan 1. Metode Kernel Hasil analisis daerah jelajah fokal Minah menggunakan Metode Kernel menunjukkan 95 aktifitas jelajah yang pernah dilakukan fokal Minah meliputi area seluas 12,4909 Ha, dimana 50 diantaranya berlangsung dalam area seluas 1,8988 Ha yang tersebar di sekitar tempat pemberian makan feeding site Gambar 19. Pola penyebaran titik sampel fokal Minah menunjukkan fokal sering beraktifitas disekitar trail yang sudah ada dan sebagian besar merupakan kawasan hutan lahan kering sekunder yang lebih jarang tutupan vegetasinya. Hal ini disebabkan perilaku semi liar fokal Minah yang terbiasa dengan kehadiran manusia dan sering dijumpai mengikuti kelompok wisatawan yang sedang melakukan treking di dalam hutan. Meskipun jarak jelajah harian fokal Minah lebih panjang daripada fokal Jenggot Tabel 3, daerah jelajah fokal Minah yang dihasilkan menurut metode Kernel jauh lebih kecil daripada fokal Jenggot Tabel 4. Hal tersebut dikarenakan 95 aktifitas jelajah fokal Minah hanya dilakukan dalam area yang lebih sempit yaitu 12,4909 Ha. Hasil analisis daerah jelajah fokal Jenggot menunjukkan 95 aktifitas jelajahnya berada dalam area seluas 46,0170 Ha, dimana 50 diantaranya berada dalam area seluas 5,4092 Ha Gambar 19. Aktifitas jelajah fokal Jenggot lebih banyak dihabiskan pada lokasi-lokasi yang terdapat pohon pakan yang sedang berbuah lebat, yaitu ara martubung Ficus aurentiaceae yang terdapat di trail 1, trail 1 B, dan trail 11, serta meranti bunga Shorea teysmanniana yang terdapat di trail 8. Dibandingkan fokal Minah, pola pemanfaatan daerah jelajah fokal Jenggot lebih tersebar merata dan tidak mengikuti trail. Aktifitas jelajah fokal Jenggot Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 tersebar di dalam kawasan hutan lahan kering sekunder yang tutupan vegetasinya lebih jarang yang lebih banyak dijumpai beberapa pohon pakan yang sedang berbuah lebat. Tabel 4. Daerah jelajah orangutan jantan dan betina dewasa. No. Fokal Metode Kernel Metode MCP Ha 95 Ha 75 Ha 50 Ha 1 Minah 12,4909 3,7401 1,8988 71,5490 2 Jenggot 46,0170 12,9999 5,4092 58,5601 Keterangan: 95 = Poligon 95 aktifitas jelajah fokal 75 = Poligon 75 aktifitas jelajah fokal 50 = Poligon 50 aktifitas jelajah fokal MCP = Minimum Convex Polygon Sumber: Data Primer, 2008. Gambar 19. Daerah jelajah fokal Minah menggunakan metode Kernel. Desli Triman Zendrato : Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 20. Daerah jelajah fokal Jenggot menggunakan metode Kernel.

2. Metode Minimum Convex Polgyon MCP