Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 keuntungan lebih dari 2, hingga timbul pertanyaan yang mana yang lebih memberatkan merugikan nasabah sistem Riba atau sistem syariah? Dalam pengelola lembaga koperasi deviasi antara teori dan praktek dalam operasional koperasi sangat mungkin terjadi, terutama yang berhubungan dengan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam akad penyaluran dana pembiayaan kepada masyarakat. Prinsip-prinsip syariah yang menjadi dasar rujukan dalam operasional koperasi belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh sebagian besar pengelola koperasi sendiri, padahal praktisi berada lansung pada garda terdepan dalam mengimplementasikan prinsip syariah agar terlaksana baik, Agar tidak melahirkan banyak penyimpangan dalam praktek pengelolaan lembaga keuangan syariah yang sering mengundang kritik 1 Prinsip syariah yang menempatkan uang sebagai alat tukar telah banyak dipahami secara tidak benar, yang menempatkan uang sebagai komoditas perdagangan yang siap dijual belikan, dengan indikasi penentuan keuntungan secara pasti tanpa melihat jenis akad yang diterapkan. 2 Meneliti lebih jauh adanya indikasi pengelola koperasi yang orientasi kerjanya lebih diarahkan untuk mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan misi sosial, sehingga mendorong mereka berani mengesampingkan aspek akhlaqul karimah dan konsep syariah yang menjadi bagian nilai-nilai ekonomi syariah. 1 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Cet. 1 Yogyakarta : UII Pres, 2002, h. 49. 2 Ascarya, Akad Produk Bank Syariah, Cet. 4. Jakarta: PT. Raja Grafindo , 2012, h. 28 3 Seiring dengan itu, beberapa pengelola koperasi cenderung mempunyai iktikad yang belum baik di dalam memperjuangkan implementasi prinsip- prinsip syariah dalam wadah koperasi dengan menganggap prinsip-prinsip syariah masih relatif sulit diterapkan secara konsekuen dalam operasional koperasi. Kedudukan koperasi di tengah tata hukum lembaga keuangan syariah nasional yang masih bias, dan bisa dibilang terealisir sangat lemah. Berkaca pada Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan dalam pasal- pasalnya belum mengatur hal-hal yang berhubungan dengan usaha lembaga keuangan syariah secara merinci tentang tindakan hukum bila tidak melaksanakan prinsip syariah secara khusus. 3 Demikian juga ketentuan- ketentuan Bank Indonesia yang mengatur operasional dan tata kerja perbankan nasional di bilang masih terdapat kelonggaran, Tidak satupun butir yang eksplisit mengatur operasional dan tata kerja lembaga keuangan syariah secara tegas dan merinci. Meskipun ada beberapa buku atau modul yang spesifik mengatur masalah itu, seperti yang telah dikeluarkan oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK dan Peraturan Menteri KUKM tentang KJKS-UJKS 2008. 4 keberadaannya sangat lemah untuk menjadi acuan keseluruhan oprasional koperasi syariah, karena tidak mengikat untuk dipedomani dan untuk dijadikan rujukan karna pengawasan implementasi untuk prosedur penerapanya belum optimal. Keadaan ini merupakan kemudahan bagi umat 3 Kementrian Agama, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan syariah. 4 Kementrian KUKM, Standar Oprational Prosedur KJKS-UJKS. 4 Islam untuk mendirikan banyak koperasi berprinsip syariah, namun keadaan ini juga dapat berpeluang menjadi ancaman bagi keberadaan koperasi itu sendiri. 5 Dalam masyarakat kenyataannya dapat ditemui banyak koperasi didirikan tidak disertai dengan sumber daya manusia yang memadai dan kesesuaian dalam operasionalnya, dapat mengarah pada pengalfaan mengikuti ketentuan mengenai prinsip-prinsip kesehatan bank, seperti prinsip mengenai permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas serta prinsip- prinsip lain yang berhubungan dengan usaha bank, bahkan mengabaikan keabsahan penerapan prinsip-prinsip dalam akad-akad syariah, baik yang berhubungan dengan akad pengumpulan dana maupun dalam penyaluran dananya kepada masyarakat khususnya. Adanya kerentanan aturan hukum di bidang perekonomian islam untuk melindungi ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan usaha Lembaga Keuangan Syariah, seperti halnya aturan hukum yang berlaku pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan Koperasi Syariah, adalah salah satu faktor dominan penyebab timbulnya banyak penyimpagan manajemen dalam usaha koperasi, termasuk dalam kaitannya dengan penerapan prinsip-prinsip syariah. Hal ini yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi secara negatif perkembangan lembaga keuangan syariah di masa yang akan datang. Permasalahan-permasalahan tersebut di atas merupakan indikasi 5 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Cet. 1. Yogyakarta : UII Pres, 2002, h.51. 5 penyimpangan mendasar dalam implementasi kesyariahan, khususnya dalam hal akad pembiayaan yang disalurkan KOSPPI, produk pembiayaan dengan prinsip sewa ijarah merupakan salah satu produk yang di akadkan oleh nasabah, karena dengan produk ini nasabah dapat mengajukan pembiayaan yang bersifat sewa barang atau jasa dari KOSPPI dengan upah sewa yang telah menjadi kesepakatan antara bank dengan nasabah. Transaksi sewa ini dalam KOSPPI diaplikasikan dalam pembiayaan untuk biaya pendidikan, biaya rumah sakit, biaya Haji, Umrah dan lain sebagainya. 6 Produk ini dalam KOSPPI disebut dengan pembiayaan ijarah. Ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barangjasa dengan membayar imbalan tertentu. 7 Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. 8 Dalam kodifikasi Bank Indonesia disebutkan bahwa transaksi ijarah multijasa dengan menggunak akad ijarah kafalah, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabah pembiayaan, yang mewajibkan nasabah untuk melunasi hutang atau kewajibannya sesuai dengan akad. 9 Pada lembaga keuangan syariah khususnya koperasi jasa keuangan syariah yang saya angkat saat penelitian ini. Sangat besar celah melakukan 6 Wawancara dengan manager koperasi Jasa Keuangan Syariah Pekerja PosIndonesia Jakarta. 14 Desember 2013 7 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta:PT. Raja Grafindo. 2013, h. 138. 8 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09DSN-MUIIV2000 Tentang Pembiayaan Ijarah 9 Kodifikasi Bank Indonesia Tentang Pembiayaan Multijasa, Jakarta: 2000. 6 penyimpangan prinsip-prinsip syariah, terutama dalam hal implementasi akad pembiayaan ijarah yang telah berlangsung pada saat penelitian. Berkaca dari masalah tersebut di atas yang mendorong penyusun mengadakan penelitian di koperasi di KOSPPI koperasi jasa keuangan pos Indonesia dengan mengambil judul: “ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN IJARAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH PEKERJA POS INDONESIA ”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan batasan dan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Pembatasan Masalah Penulis dalam penelitian ini membatasi masalah pada beberapa hal, yaitu sebagai berikut: a. Pembiayaan yang dibahas adalah pembiayaan ijarah, yaitu pembiayaan atas dasar prinsip jasa, disalurkan untuk berbagai jenis kebutuhan halal, seperti pembayaran biaya pendidikan, pengobatan, sewa tempat, dan lain-lain. 10 b. Penelitian dilakukan di KOSPPI Area Jabodetabek dan Banten beralamat Jl. Kesenian No.1 Gedung Pos Ibu kota. Lt 2 Jakpus. 10 Wawancara tertulis dengan Hj.Imam Sumadi selaku manager KOSPPI. Jakarta, 23 November 2013 7 c. Penelitian berdasarkan fikih muamalat, fatwa DSN mengenai pembiayaan multijasa No.44DSN-MUIVII2004, pembiayaan ijarah No.09DSN-MUIIV2000. 11 Dan SOP KJKS-UJKS. 2. Rumusan Masalah a. Bagaimana mekanisme pembiayaan ijarah pada KOSPPI ? b. Bagaimana Kesesuaian pembiayaan ijarah pada KOSPPI dengan hukum ekonomi Islam Fiqih muamalat, Fatwa DSN, dan SOP KJKS-UJKS? C. Manfaat dan Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan, penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Mengetahuai akad pembiayaan ijarah yang di terapkan oleh KOSPPI. 2. Mendeskripsikan kesesuaian akad dalam peraktik, di KOSPPI dengan hukum ekonomi islam; Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, agar KOSPPI tetap eksis dalam pengembangannya dan konsep produk-produknya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 2. Secara praktis, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penyusun sendiri dan bagi KOSPPI, agar dalam akadnya tidak menimbulkan potensi konflik 11 Fatwa Dewan Syariah Nasional