Pengertian Pembiayaan Ijarah Review Kepustakaan

15 menfasilitasi pembiayaan konsumtif yang tidak bertentangan dengan syariah seperti biaya pendidikan, kesehatan, naik haji dan umrah

3. Landasan Hukum Ijarah

Sewa-menyewa dalam hukum Islam diperbolehkan, setiap manusia berhak melakukannya dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah diatur dalam syariat Islam. Al- Qur’an yang dijadikan dalil hukum sewa- menyewa diantaranya: a. Al-Qur’an Surat al-Baqarah: 233: Artinya: Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. 12 Surat Al-Kahfi ayat 77 Artinya: Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampa kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah 12 Drs. Sudarsono, S.H., Pokok-Pokok Hukum Islam Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, Cet.I, h. 29. 16 yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: “Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. surat Az-Zukruf 32 Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagaian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. 13 b. Hadits Hadits Imam Al-Bukhori meriwayatkan dalam hadits dari Aisyah ra. Artinya: Rasulullah SAW dan Abu Bakar menyewa seseorang penunjuk jalan yang ahli dari bani Dail seorang kafir Quraisy, kedua beliau membayarnya dengan kendaraannya kepada orang tersebut, dan menjanjikannya di gua Tsur sesudah tiga malam dengan kendaraan keduanya. 14 Hadits riwayat Imam Al-Bukhori: Artinya: Tiga golongan yang aku memusuhinya dihari kiamat, yaitu orang yang memberikan kepadaku kemudian menarik kembali, orang yang menjual orang yang merdeka kemudian makan harganya, dan orang yang memperkerjakan orang lain dan telah selesai pekerjaannya tetapi tidak memberikan upahnya. HR.Bukhori. 15 13 Departemen Agama RI, Al- Qur’an Dan Terjemahnya Semarang: PT. Karya Toha Putra,1996. H. 392. 14 Teungku. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis Hadis Hukum Semarang: Pustaka Rizki Putra, h. 199. 15 Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, Juz 5 Libanon: Darul Kitab Ilmiyah, h. 125.