Rina Zahara Hasibuan : Pengaruh Temperatur Skimming Off Pada Penambahan Dross Treatment Flux Untuk Mengetahui Jumlah Metal Dalam Dross Di PT Inalum, 2009.
Pada temperatur tinggi gas hidrogen cenderung berdifusi kedalam logam cair. Gas-gas hidrogen harus dikeluarkan dari aluminium cair karena akan menyebabkan cacat pada
produk akhir. Proses pengeluaran gas ini disebut proses degassing. Umumnya bahan yang digunakan untuk mengeluarkan gas degasser berbentuk tablet atau gas,
contohnya gas argon dan gas nitrogen.
Mekanisme pengeluaran gas pada logam aluminium cair adalah sebagai
berikut : tablet yang dimasukkan ke dalam Aluminium cair menghasilkan gas dalam
bentuk gelembung yang hampir hampa udara kurang dari 1 atm.
Gas hidrogen yang terlarut dalam aluminium tidak dapat keluar karena tekanan di dalam aluminium cair lebih kecil dari 1 atm sedangkan tekanan dari luar sebesar 1
atm. Akibatnya gelembung udara yang dihasilkan tablet masuk ke dalam gas hidrogen dan terangkat bersama dengan kotoran lain yang terlarut di dalam aluminium cair.
Gas-gas atau gelembung udara tersebut sebagian akan menjadi zat-zat pengotor dross dan akan dibuang melalui proses pengeluaran zat-zat pengotor skimming off.
http:cepiar.wordpress.com20071210proses-peleburan-aluminium
c. Pengisian Dapur Pelebur
Pengisian logam terdiri dari penuangan logam sisa scrap dan produk gagal yang akan dilebur kembali bersama dengan campuran aluminium kasar lainnya. Dan
pengisian logam dingin cold metal ini dilakukan pada tahap awal sebelum dapur diisi dengan aluminium cair.
Rina Zahara Hasibuan : Pengaruh Temperatur Skimming Off Pada Penambahan Dross Treatment Flux Untuk Mengetahui Jumlah Metal Dalam Dross Di PT Inalum, 2009.
Untuk mendapatkan peleburan yang baik diperlukan dapur yang baik untuk pengisisan logam. Cawan penampung dan pot reduksi sebaiknya dibersihkan dari sisa-
sisa dross dan logam yang masih menempel. Kontaminasi antara logam dengan unsur besi tidak diinginkan karena akan menurunkan kadar logam.
d. Zat-zat Pengotor Dross
Peleburan terjadi lebih cepat jika aluminium cair masih memiliki panas yang tinggi ketika dilakukan proses pengisian. Cairan akan turun dan dross yang terbentuk akan
minimum. Dross merupakan bentuk dari aluminium oksida dan oksida-oksida lain yang terkumpul pada permukaan leburan. Dross dan logam akan terpisah berdasarkan
perbedaan gaya berat masing-masing. Beberapa oksida yang mengapung pada permukaan leburan selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk pengotor.
e. Penyerapan Gas
Logam aluminium akan di serap atau terlarut dalam sejumlah gas hidrogen yang berbahaya. Oleh karena itu temperatur diusahakan agar tetap tinggi, sehingga akan
berpengaruh terhadap banyaknya hidrogen yang larut dalam aluminium. Pada titik lebur yang tinggi terjadi penambahan daya larut. Jika sudah mencapai batas daya larut
pada temperatur penuangan, selanjutnya adalah pembekuan dan pengerasan yang akan menyerap gas dalam jumlah kecil. Heine,R.W.,1967
f. Pemberian fluks Flux Treatment
Rina Zahara Hasibuan : Pengaruh Temperatur Skimming Off Pada Penambahan Dross Treatment Flux Untuk Mengetahui Jumlah Metal Dalam Dross Di PT Inalum, 2009.
Setelah aluminium cair molten dimasukkan ke dalam dapur furnace kemudian dilanjutkan dengan pemberian flux de-inclusion flux. Proses penambahan flux
fluxing dilakukan dengan cara menaburkan flux diatas permukaan dari molten melalui pintu samping furnace dengan menggunakan sekop scratcer. Kemudian
dilakukan pengadukan secara merata, agar aluminium cair dan flux dapat tercampur dengan homogen. Perbandingan antara fluks dengan aluminium cair adalah 0,64 kg
fluks untuk setiap ton aluminium cair. Pengadukan dilakukan secara manual selama lebih kurang 5 menit. Jenis fluks yang digunakan adalah 827 HS dengan komposisi
senyawa yang ada didalamnya, yaitu 45 NaCl, 30 KCl, 10 Na
2
SiF
6
, 15 NaF.
Tujuan dari pemberian fluks ke dalam dapur yang telah berisi aluminium cair adalah
a. Untuk menarik gas-gas yang terlarut dalam aluminium cair.
b. Untuk mengikat zat-zat pengotor impurities yang terdapat di dalam dapur
yang dapat membuat kualitas aluminium batangan menjadi kotor dan kusam.
Adapun fungsi dari masing-masing komponen fluks adalah : 1. NaCl dan KCl berfungsi untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam
aluminium cair, khususnya H
2.
Didalam dapur terdapat gas H
2
yang terionasi. Ion-ion tersebut beraksi :
H
+
+ Cl
-
→HCl 2.
Na
2
SiF
6
berfungsi untuk melepaskan aluminium cair yang terjebak dalam
gumpalan dross. Reaksi : Na
2
SiF
6
2NaF + SiF
6
Rina Zahara Hasibuan : Pengaruh Temperatur Skimming Off Pada Penambahan Dross Treatment Flux Untuk Mengetahui Jumlah Metal Dalam Dross Di PT Inalum, 2009.
3SiF
6
4AlF
3
+ 3Si AlF
3
larut dalam cairan aluminium. 3.
NaF berfungsi untuk mengikat Al
2
O
3
dalam aluminium cair membentuk dross.
g. Pengadukan stirring