Permasalahan . Tujuan Manfaat Komposisi gas alam

Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009.

1.2. Permasalahan

Nilai Spesifik Gravity SG , Gross Heating Value GHV yang semakin kecil akan menyebabkan mutu gas alam yang semakin rendah yang berarti nilai jual dipasaran juga akan rendah, serta pengaruh letak sumur pengeboran minyak dan gas alam yang turut mempengaruhi besarnya nilai Spesifik Gravity SG , Gross Heating Value GHV , dan C 6 + .

1.3 . Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah : - Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Spesifik Gravity SG , Gross Heating Value GHV , dan C 6 + terhadap mutu dan nilai jual gas alam - Untuk mengetahui besarnya nilai Spesifik Gravity SG , Gross Heating Value GHV , dan C 6 + yang terdapat dalam sampel gas alam. - Untuk mengetahui hubungan antara harga Spesifik Gravity SG terhadap harga Gross Heating Value GHV . Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009.

1.4. Manfaat

Karya ilmiah ini dibuat sebagai salah satu sumber untuk mengetahui pengaruh besarnya nilai Spesifik Gravity SG , Gross Heating Value GHV , dan C 6 + dilihat dari sudut pandang secara kimia dan ekonomi terhadap mutu dan harga jual gas bumi. Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komposisi gas alam

Komponen terbesar di dalam gas dan minyak mengandung senyawa hidrokarbon seperti metana CH 4 dengan rumus homolognya C n H 2n + 2 , etana C 2 H 6 , propana C 3 H 8 , butana C 4 H 8 , pentana C 5 H 12 dan senyawa – senyawa hidrokarbon diatas pentana. Gas juga sering mengandung sejumlah kecil karbondioksida CO 2 , hidrogen sulfida H 2 S dan nitrogen N 2 pada suhu dan temperatur normal 76 mmHg dan 0 . Hidrokarbon dari metana sampai butana berada dalam fase gas. Sisa dari cairan hidrokarbon yang berubah menjadi gasolin alami. Komposisi gas kemungkinan dapat dinyatakan dengan persentasi dari berat per volume atau sebagai fraksi mol. Densitas dari gas menunjukkan sejumlah dimana diindikasikan seberapa lama dari massa yang diberikan kandungan gas dalam volume yang diberikan pada suhu dan tekanan yang lebih besar atau lebih kecil daripada massa udara kering yang di kandung dalam volume yang sama dalam keadaan suhu dan tekanan yang normal. Gas yang kaya yang mengandung sebagian besar hidrokarbon yang ringan juga memiliki densitas yang Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. lebih besar. Densitas relatif dari gas yang sesungguhnya pada suhu dan tekanan yang normal adalah sebagai berikut : Gas Densitas relative Nitrogen N 2 0,9673 Karbondioksida CO 2 1,5291 Hidrogen sulfida H 2 S 1,1906 Metana CH 4 0,553 Etana C 2 H 6 1,038 Propana C 3 H 8 1,523 Butana C 4 H 10 2,007 Gas alam yang utama digunakan sebagai bahan bakar industri dan domestik. Sebelum digunakan, gas tersebut harus dibersihkan lebih dahulu dari pengotor – pengotor padat dan cairan. Kotoran dan air digunakan untuk tekanan pengujian yang biasa dilakukan di dalam sebuah pipa gas yang baru. Permukaan inert dari pipa akan dimakan karat dan menghasilkan produk korosi padatan, seperti karat besi ditemukan sejak operasi dari pipa – pipa gas dalam cara asing dimasukkan dan dijalankan dengan Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. gas yang rendah pada kecepatan yang tinggi. Kerusakan yang total adalah terjadinya pembengkokan. Memasukkan pipa piston kompressor silinder, tongkatnya lebih dahulu dilumuri permukaannya. Hal ini untuk mengurangi kerusakan. Kumpulan debu kering dari gas fraksi gasoline juga digunakan sebagai penyerap dari kumpulan debu. Kumpulan debu diisikan dengan solar atau minyak untuk keperluan industri. Gas dapat juga dibersihkan di dalam tangki operasi dengan gaya berat. Minyak dan gas dari beberapa sumber juga mengandung sejumlah kecil senyawa belerang. Belerang terdapat dalam gas alam dalam bentuk hidrogen sulfida H 2 S yaitu gas dengan berat lebih ringan dari udara dimana spesifik gravity relatif dari udara adalah 1,176 dan memiliki bau yang khas. Bau ini dapat diidentifikasi ketika konsentrasi dengan volume dari hidrogen sulfida H 2 S dalam udara adalah 0,002 . Dalam standard kesehatan konsentrasi maksimum yang diijinkan dari hidrogen sulfida di atmosfer adalah 0,01 mgL. Produk pembakaran dari hidrogen sulfida sebagian besar yang sangat berbahaya adalah belerang dioksida SO 3 , dengan konsentrasi yang diijinkan dalam udara adalah 0,02 mgL. Hidrogen sulfida di dapat dalam gas dan dapat menyebabkan korosi pada peralatan, terutama jika gas tersebut juga mengandung oksigen, karbondioksida atau campuran. Panas besi belerang juga dihasilkan dari proses ini. Jika dalam gas pembawa banyak hidrogen Sulfida, itu dapat ditoleransi untuk menutupinya untuk menghasilkan produk belerang komersil dan asam sulfur. Oleh karena itu, pengolahan hidrogen sulfida dari gas sangat penting untuk mencegah pengotoran, perkaratan peralatan, kelayakan dari hasil akhir dan juga untuk menutupi sulfur yang terdapat pada material yang berharga. Gas domestik seharusnya tidak mengandung lebih dari 2 gram hidrogen sulfida per 100 m 3 gas pada suhu dan tekanan Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. normal. Gas yang digunakan sebagai bahan baku kimia seharusnya mengandung tidak lebih dari 0,06 mgm 3 hidrogen sulfida pada keadaan suhu dan temperatur yang normal. Biasanya gas dibersihkan lebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kompressor, sebelum dialirkan ke dalam pipa gas dan sebelum digunakan. Tujuan utama adalah untuk melindungi terhadap perkaratan. Efisiensi dari proses desulfurisasi diteliti dengan menganalisa gas sampel sebelum dan sesudah pemurnian. Komponen uap air dalam gas alam dikarakterisasikan dengan kelembaban absolut dan relatif. Kelembaban relatif adalah perbandingan dari jumlah sesungguhnya dari uap air di dalam gas terhadap jumlah kemungkinan maksimumnya dalam kondisi rendah yang diberikan. Kelembaban absolut dapat diartikan dari kondisi dimana tekanan parsial dari uap air di dalam gas dan secara rata – rata persamaan itu diberikan pada temperatur yang diberikan. Dehidrasi dari gas sangat penting sekali untuk mencegah pengendapan kondensat, formasi dari es dan penyumbatan dari hidrat di dalam jalur gas dan juga korosi pada peralatan. Pemompaan gas kering biasanya dengan menggunakan tenaga yang rendah, meningkat seiring dengan kapasitasnya, dan pembuangan diperlukan untuk menjerat air, dan diijinkan pada pipa gas dengan kedalaman yang rendah. Keuntungan kalori dari gas kering adalah lebih tinggi dan hal itu akan membuatnya lebih baik digunakan sebagai bahan bakar. Proses dehidrasi pada gas dengan adsorpsi gas kering dan absorpsi gas basah . Metode ini dilakukan dengan menggunakan pendingin. Adsorben padat yang biasa digunakan adalah campuran dari kalsium klorida CaCl 2 , sodium hidroksida, silika gel dan aluminium oksida aktif. Muravyov, R.Andriasov, 1987 Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. Gas yang dihasilkan secara umum dalam waktu yang diberikan menjadi sebuah gas dengan daya kalor yang relatif rendah ditunjukkan oleh rekasi dari air dengan uap air dengan bahan bakar organik padat. Dalam teori penghasil gas yang konvensional, reaksinya dilakukan dalam 3 zona dari tempat yang paling bawah bahan bakar atau tempat oksidasi, reduksi dan zona destilasi. Didalam zona oksidasi, oksigen di dalam udara uap pengering bereaksi dengan karbon di dalam bahan bakar untuk menghasilkan karbondioksida. Di dalam zona reduksi, uap air akan bereaksi dengan karbon menjadi bentuk hidrogen dan karbonmonoksida. Karbondioksida berasal dari zona oksidasi yang juga direduksi menjadi karbonmonoksida di dalam zona reduksi. Komposisi gas akhir yang dihasilkan masih rawan terhadap air dan hal itu dapat mengubah reaksi gas. Mendeteksi kesetimbangan kimia pada hasil diluar temperature gas. Dalam zona destilasi, bahan bakar mentah akan dibakar kembali dan dekarbonisasi mengeluarkan gas yang padat dan gas yang kurang padat. Salah satu gas padat yang berasal dari zona destilasi yang dikombinasikan dengan air, produknya seperti komponen hidrogen dan oksigen pada bahan bakar padat. Dalam kasus ini terdapat sisa buangan berupa padatan, hidrogen dan oksigen yang dikombinasikan ke dalam bentuk air dianggap sekitar 50 dari berat bahan bakar. Hal ini sering disebut dengan berat hidrogen yang diperoleh setelah formasi dan kombinasi air. Di dalam proses pengolahan gas, diijinkan susutan atau penurunan kombinasi air kembali ke bentuk hidrogen dan karbon monoksida dengan reaksi menggunakan karbon di dalam fase bahan bakar. Salah satu objektifnya adalah dekomposisi maksimum dari kombinasi air untuk menghasilkan lebih banyak gas kering dan lebih sedikit kondensat. Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. Dalam prakteknya, persentasi dekomposisi adalah lebih kecil dari 100 . Dan banyak air dihasilkan dengan produk gas seperti uap yang dimasukkan ke dalam reactor sebagai uap air di dalam pengering. Efeknya, uap air di dalam pengering dikeluarkan dari reaksi yang tidak tersusun dan ketika meninggalkan zona bahan bakar akan meningkat dalam sejumlah besar menjadi kombinasi air yang tidak tersusun. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya untuk menambahkan uap air ke dalam air yang digunakan untuk proyek pertanian dengan memanfaatkan gas. Kombinasi air di dalam bahan bakar padat, jika komposisinya cukup untuk hidrogen dan karbon dengan menggunakan peralatan penghasil gas reaktor dengan pembakaran mesin. Reaksi dari kombinasi air dengan uap air menggunakan karbon di dalam bahan bakar padat menghasilkan gas cair. Dalam rekasi tersebut digunakan 1 pound karbon dan disuplay energi sekitar 4320 BTU untuk membakar karbon sehingga dihasilkan karbondioksida. Karbondioksida yang dihasilkan kemudian diproses kembali sehingga tereduksi menjadi karbonmonoksida. Komposisi dari gas yang dihasilkan bervariasi. Ketika karbon diubah menjadi gas pada tekanan atmosfer dengan campuran yang berbeda dari udara dan uap air. Sejumlah uap air di udara dapat dinyatakan sebagai persentasi volume atau sebagai temperature larutan di dalam pengering. Jumlah uap air di udara dapat ditahan pada titik larutan dan meningkat dengan bertambahnya suhu larutan di dalam pengering. Ibarra.E.Cruz, 1985 Analisis gas dengan menggunakan kromatografi gas juga memiliki masalah tersendiri. Walaupun dalam keadaan sejumlah yang diijinkan dalam standard internal, Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. untuk sampel gas kemungkinan jauh dari kesederhanaan dan metode standard internal tidak digunakan. Daerah normalisasi juga memungkinkan, tetapi tidak dalam skala pabrik karena TCD Thermal Conductivity Detector atau katarometer yaitu detektor yang digunakan secara umum untuk analisis gas, memiliki banyak jenis –jenis yang sensitif untuk gas – gas yang bervariasi. Alternatif yang mungkin adalah kalibrasi sederhana dengan injeksi dalam volume yang berbeda dari campuran gas standard. Kita melihat dalam hal ini syringe tidak dapat dipisahkan ketika digunakan untuk injeksi gas dimana katup sampel gas yang dibuat disekitarnya untuk mencegah kesulitan ini. Sangat tepat menggunakan katup ini yang dapat membuat kalibrasi sederhana dari metode pemilihan untuk analisa gas. Seperti katup pada pengambilan gas, kalibrasi sederhana dipercaya mampu untuk campuran gas standard yang akurat dari gas yang akan dianalisa. Kebanyakan dari sini adalah gas – gas komersil yang memiliki harga yang cukup tinggi. Bagaimanapun juga haruslah bijaksana untuk menganalisa gas – gas yang dibutuhkan untuk mengetahui penggunaan dari rak vakum hampa udara untuk menjadikan gas standard. Kita juga harus memiliki pertimbangan bagaimana mengumpulkan dan mengalirkan sampel gas. Penggunaan pipi – pipa gas dari kaca dan besi adalah solusi skala pabrik yang paling tepat. Tetapi dalam keadaan darurat haruslah menggunakan sebuah balon. Kelihatannya seperti sebuah balon kecil dan gas – gas akan berdifusi kedua – duanya di dalam dan diluar balon tersebut, diluar dari sebuah membran karet yang tipis, tetapi hasil yang diinginkan dapat ditambah jika tidak terdapat waktu perhentian yang cukup lama. Biasanya dapat juga digunakan sebuah botol bir untuk sampel atmosfer di dalam sebuah gudang dimana ada sejumlah kecil dari gas – gas hidrokarbon yang kuat. Salah satu cara untuk pencucian gas yang baik adalah mengisinya ke bagian pinggir dengan air dingin, menempatkannya di gudang, dimana uap air akan habis, kemudian menutupnya. Seperti halnya di dalam laboratorium, sampel haruslah Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. diperiksa dulu dengan menggunakan syringe dan mengalirkannya ke dalam katup sampel gas alam. J.E.Willet, 1987 Proses pembuatan gas alam murni secara umum adalah sebagai berikut: Gas hasil pengeboran diisikan ke dalam ruang masuk pembuatan gas tanpa ada persiapan lebih dahulu dengan asumsi bahwa perbaikan yang besar dari gas alam seperti pemakaian pemotong atau penghancur sebelum diisikan. Puncak pada perubahan buruk tersebut ditunjukkan pada tingkat dimana dilakukan penambahan material segar yang dibutuhkan gas padat buangan akan turun seiring dengan naiknya gravity pada 3 zona. Proses pembentukan gas alam yaitu pengeringan, pirolisa dan pembakaran awal. Fungsi dari zona pengeringan adalah untuk proses evaporasi uap dari gas buangan padat dan bertindak sebagai sebuah plug untuk membatasi aliran dari udara selama pengisian berlangsung. Zona pengeringan ini meliputi menurunnya bagian paling bawah dari lampu pembentukan gas alam yang digunakan. Sumber panas tersebut adalah volume lengkap dimana pembakaran gas dan campuran gas dari proses pirolisa dikumpulkan dan kemudian dialirkan pada langkah untuk proses selanjutnya. Selanjutnya setelah zona pengeringan adalah zona pirolisa dimana gas – gas buangan itu dikeringkan dengan suhu dekomposisi menjadi campuran residu dari bahan – bahan karbon dan gas – gas inert. Proses ini menghasilkan campuran dari pembakaran gas dengan uap air. Panas yang dibutuhkan untuk pembentukan gas alam dari proses pirolisa dan pemanasan, diperoleh dengan pembakaran parsial dari karbon dengan menggunakan udara yang sangat panas sekitar 1000 C 1830 F disediakan pada zona pembakaran awal dari pembentukan gas alam. Panas yang diperoleh dari pembakaran ini Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. juga ditransfer kepada materi – materi yang tidak terbakar menghasilkan bentuk slug. Bentuk slug juga dikeringkan secara terus – menerus menjadi sebuah materi slug yang kemudian dengan menggunakan sebuah keran air dialirkan ke tanki pemadam untuk menghasilkan kumpulan benda – benda berwujud gelas warna hitam yang tidak mengandung karbon dan materi yang dapat busuk. Sekitar 90 dari kandungan energi dari gas dikandung dari aliran gas yang meningggalkan proses pembentukan gas alam. Energi ini terdapat dalam bentuk pembakaran gas, uap air dan partikel – partikel logam dan panas laten yang sensitif. Pembakaran lengkap dari aliran gas ini produksinya hampir sama dengan volume produk dari pembakaran per unit dari panas yang dilepaskan seperti halnya dalam kasus pembentukan bahan bakar gas yang lain. Pembakaran aliran gas ini dengan atau tanpa proses pemurnian adalah untuk memindahkan materi – materi yang memiliki aplikasi yang potensial sebagai sumber energi pada tabung pemanas, pemanas yang kuat dan pembakaran abu semen. Seperti aplikasi yang semakin meningkat, dimana proses pembentukan gas dengan proses penerima adalah dimungkinkan. Komposisi dan susunan dari pembakaran alira gas secara umum tentu saja mengandung campuran gas sisa kandungan dari gas aliran tersebut terutama adalah karbonmonoksida, karbondioksida, uap hidrokarbon, dan gas – gas hidrokarbon, hidrogen, nitrogen, uap air, dan material – material yang khas. Panas gas yang normal sekitar 1130 – 1600 kkal Nm 3 120 – 170 Btu ft 3 yang didasarkan pada penggunaan akhir dari gas. Beberapa atau hampir seluruhnya komponen belerang harus dipindahkan. Proses pemurnian komersil tidak sanggup untuk menghilangkan secara keseluruhan. Pelarut Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. seperti karbonat dan amina dapat digunakan ketika gas tersebut didinginkan menjadi 130 – 150 C 260 – 300 F . Didalam alat pendingin aliran gas yang berasal dari proses pembentukan gas berada pada suhu antara 130 – 160 C. Pemanasan sensitif dapat ditutupi jika sejumlah kecil cat atau minyak terkandung di dalam gas alam, jika terdapat dalam jumlah yang besar dengan kandungan material padat di dalam gas, maka gas harus dialirkan ke dalam suhu yang sesuai. Material tersebut juga dipanaskan untuk menutupi kembali peralatan.Kondensat sendiri dihasilkan dengan pendinginan dari aliran gas yang seharusnya diubah bentuknya menjadi komponen organik, amonia dan lain – lain. Tekanan yang tinggi dari uap larutan dapat diproduksi di dalam alat pemanas sisa gas buangan dengan panas setimbang 30 C lebih panas dari temperatur minimum pada temperatur aliran gas dari temperatur air atau uap pada satu titik tertentu, dan telah ditentukan dengan cakupan jumlah uap dan ruang logam dengan temperatur gas maksimum 1100 C dan dapat digunakan pada tahap selanjutnya. Pemilihan sistem kimia atau fisika dari pemindahan Hidrogen Sulfida dari gas didasarkan pada tingkat kebersihan yang diinginkan, tekanan gas, dan masih banyak lagi faktor yang lain. Cara kimia dengan pelarut karbonat dan amonia melibatkan reaksi kimia bolak – balik dari Hidrogen Sulfida dengan Karbondioksida dengan pelarut polar. Pelarut organik fisika mengabsorbsi gas asam Hidrogen Sulfida pada tekanan yang tinggi, dan pelarut akan terurai kembali pada suhu yang rendah. Samir.S.Sofer, 1981 Keuntungan dari pembuatan gas alam dari minyak bumi secara umum didasarkan pada hal – hal sebagai berikut : Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. 1. Harga panas yang dihasilkan pada akhir proses pembuatan gas alam. 2. Kualitas panas dan jumlah cat yang dapat dihasilkan. 3. Kemudahan pengawasan pembentukan gas dan kualitas cat yang dihasilkan. 4. Jumlah produksi karbon yang dihasilkan. 5. Penyimpanan, pemompaan dan harga penjualan gas secara umum. 6. Pengaruh dari panas gas dan cat. 7. Kapasitas peralatan yang digunakan dalam proses pembentukan gas alam. Panas yang dihasilkan memiliki pengaruh yang sangat besar dan efek yang penting dalam harga gas alam yang dihasilkan. Faktor yang lain diteliti hanya memiliki seperempat efek saja dibandingkan dengan faktor panas. Minyak dengan harga panas yang lebih tinggi terdapat pada kondisi di bawah proses pembentukan gas alam secara umum. Tanpa ada pembatasan, perbedaan harga yang berpengaruh proporsional dengan perbedaan harga panas dalam proses pembentukan gas alam dibawah kondisi proses cracking yang spesifik meliputi temperatur, waktu, tekanan parsial harga panas menutupi penurunan dengan meningkatnya perbandingan berat dari karbon dengan hidrogen di dalam minyak. Perbandingan karbon dengan hidrogen di dalam minyak dapat diperkirakan dari harga titik didihnya dan API gravitynya. Dalam kasus pembakaran atau destilasi minyak bumi, titik didih tersebut diperoleh dari destilasi ASTM. Semenjak minyak digunakan untuk pembentukan gas alam, biasanya dimaksudkan juga untuk memperbandingkan panas per gallon daripada panas per pound. Dari dua jenis minyak dengan perbandingan karbon dan hidrogen yang sama, salah satunya pasti memliki API gravity yang rendah Spesifik Gravity yang tinggi Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. dan memiliki harga panas yang lebih besar juga. Juga ketika minyak memiliki perbandingan karbon dan hidrogen yang sama akan diproduksi sekitar persentase yang sama dengan berat cat atau karbon dibawah perbandingan proses cracking. Perbandingan cat pada karbon dapat diantisipasi. Persentase minimum dari berat minyak yang akan diubah sebagai karbon di dalam generator gas secara proporsional dengan residu karbon tersebut. Gas dapat diteliti dengan menggunakan uji fisika sederhana. Harga Gross Heating Value dari gas adalah jumlah panas yang dihasilkan oleh pembakaran lengkap dalam ft 3 pada gas pada tekanan konstant 30 in Hg pada suhu 60 F. Dengan udara pada tekanan dan temperatur yang sama dan dengan air diubah menjadi pembakaran kondensat menjadi bentuk cairan. Harga spesifik dari gas alam dihitung secara umum dengan didasarkan pada perbandingan berat spesifik dibawah kondisi observasi dari temperatur tekanan dan kandungan uap air, dengan berat spesifik dari udara kering dari kandungan karbondioksida normal pada suhu dan tekanan yang sama. Secara umum didasarkan pada determinasi periodik pada lokasi atau dari sampel yang diuji di dalam laboratorium dan rekorder spesifik gravity. Prosedurnya secara singkat untuk meteran dimana spesifik gravity dituliskan secara periodik dengan determinasi pada meteran lokasi, atau uji di laboratorium dengan sampel yang digunakan untuk tujuan tersebut. Volume gas dapat dihitung dengan mengasumsikan spesifik gravity atau hasil akhir dari uji yang dilakukan. Total volume atau koefisien akan dikoreksi pada akhir periode perhitungan. Jika sampel diperiksa sekali sebulan, tetapi diperiksa pada awal perhitungan, sampel pada interval Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. lebih besar dari satu bulan. Untuk daerah lokal, harga spesifik gravity dari gas dihitung dengan menggunakan alat pencatat atau recorder. Handbook Cara menghindari kebocoran gas dalam ruangan : 1. buka lebar-lebar semua pintu dan jendela dan lubang ventilasi yang ada dalam ruangan. 2. jika memungkinkan tutup regulator pada kondisi posisi OFF, jika kondisinya pada posisi ON. 3. Jika kebocoran berasal dari valve tabung, segera tutup valve tersebut dengan suatu penutup. 4. Letakkan tabung pada tempat yang terbuka dan segera hubungi dealer atau pengecer atau distributor tabung tersebut atau layanan keadaan darurat. 5. Jangan menyalakan saklar pada posisi ONOFF pada semua peralatan listrikelektronik yangada di dalam ruangan. 6. Jangan menyalakan korek api, pematik api, dan jenis sumber nyala api lainnya. Gas bumi sesuai dengan UU Migas No.222001 adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan suhu atmosfer berupa fase gas yang diperoleh dari proses penambangan minyak dan gas bumi. Spesifikasi mutu gas bumi di perpipaan : - Nilai kalor rata-rata = 975 -1175 Btu cft - Suhu transmisi = 40 F - 120 F - Gas secara komersil tidak mengandung debu, gum dan materi padat lainnya. - Gas harus bebas dari air dan cairan lainnya pada suhu dan tekanan transmisi gas. Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. - Gas tidak mengandung hidrokarbon yang dapat berkondensasi sebagai cairan bebas - Pada komposisi operasi normal dari pipa gas dan tidak mengandung uap air 77 Lb mmscf Karakteristik umum bahan bakar gas : - Komposisi utama gas adalah hidrokarbon metana, etana yang mencapai sekitar 85 – 90 ,C 3+ ,CO 2 dan N 2 . - Mempunyai berat jenis sekitar 0,55 – 0,88 dibandingkan dengan 1 udara, sehingga apabila terjadi kebocoran akan menguap ke atas atau ke atmosfer. - Tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. - Mudah terbakar, batas nyala flammabilitas antara 4,5 - 14,5 yaitu suatu batas angka yang menyatakan jumlah atau banyaknya bahan bakar gas yang tidak bercampur dengan udara dan ada sumber api masih dapat menyala dan atau terbakar. - Mempunyai nilai oktan kurang lebih sekitar 120 dengan nilai kalor pembakaran antara 9000 – 11.000 Kcal kg atau 38 – 47 MJ Kg Contoh spesifikasi gas bumi dalam kontak jual beli gas : - O 2 0,1 volume - Kandungan CO 2 10 vol - Total inert termasuk CO 2 12 vol - H 2 S 10 ppmv - Total sulfur 30 ppmv - Kandungan senyawa metana 80 vol Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. - Nilai kalor rata-rata 950-1350 Btu cft - Tidak mengandung partikel yang lebih besar dari 400 mikron - Dew Point tidak lebih dari 55 o F pada tekanan pada saat pengiriman Contoh spesifikasi gas bumi untuk power plant : - Dew point hidrokarbon pada tekanan waktu pengiriman maksimum 55 F - Nilai kalor rata-rata 950- 1250 Btu cft - Wobbe indeks pada 1320 Btu scf 7 - 8 - Oksigen maksimum 0,1 vol - Hidrogen sulfida maksimum 8 ppmv - Total sulfur maksimum 30 ppmv - Kandungan Na dan K maksimum 0,5 ppmv - Kandungan logam timbal maksimum 2 ppmv - Kandungan senyawa metana maksimum 80 vol - Karbondioksida maksimum 5 vol - Nitrogen maksimum 5 vol - Total inert maksimum 10 vol - Kandungan partikel maksimum 3 ppmv - Ukuran partikel maksimum 20 µ m Gas tidak mengandung hidrokarbon yang dapat terkondensasi sebagai cairan bebas pada kondisi operasi normal dari pipa gas dan tidak mengandung uap air lebih besar dari 15 Lbmmscf Hal – hal yang harus diperhatikan waktu sampling gas bumi : Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. - uap hidrokarbon bersifat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan, maka harus jauh dari alat yang dapat memercikkan api sumber api. - uap hidrokarbon selama sampling harus dikontrol karena pada kondisi tertentu dapat menggantikan udara. - sampel gas alam kemungkinan mengandung gas berbahaya seperti hidrogen sulfida sehingga diperlukan cara untuk mengetahui keberadaan dan penanggulangannya. - lakukan uji kebocoran sampel per contoh untuk meyakinkan bahwa percontoh aman dalam botol. - wadah sampel yang baik adalah kontainer yang dapat menjaga kondisi sampel sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. - sampel yang akan diuji korosifitasnya seperti kandungan sulfur harus ditempatkan dalam tabung silica steel. - ketelitian dan kecermatan penentuan titik sampling - lakukan uji kebocoran botol sampel Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pengambilan sampling gas bumi : - Uap Hidrokarbon bersifat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan maka harus jauh dari alat yang dapat memicu percikan api sumber api. - Uap hidrokarbon selama sampling harus di kontrol karena pada kondisi tertentu dapat menggantikan udara. - Sampel gas alam kemungkinan mengandung gas berbahaya seperti H 2 S sehingga diperlukan cara untuk mengetahui keberadaaan dan penanggulangannya. Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. - Lakukan uji kebocoran botol percontoh untuk meyakinkan bahwa percontoh aman dalam botol. - Wadah sampel yang baik adalah kontainer yang dapat menjaga kondisi sampel sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. - Sampel yang akan di uji korosivitasnya seperti kandungan sulfur harus ditempatkan dalam tabung silika steel. - Ketelitian dan kecermatan penentuan titik sampling. - Lakukan uji kebocoran botol sampel. Syarat sampling gas bumi - untuk mendapatkan sampel yang mewakili beberapa kontaminan seperti kodensat cair harus dipisahkan terlebih dahulu dari sistem sampling dan biasanya memakai separator. - Material sampel probe harus di buat dari material yang tidak bereaksi dengan aliran gas , probe harus di kontruksi baik sehingga tidak mudah membengkok atau rusak bila dilewati lairan gas - Sampel probe harus diletakkan pada aliran laminar untuk menjaga homogenitas sampel. Jangan meletakkan sample probe pada lokasi meter monifolds, tee, belokan, downstream of turbulance generators - Untuk gas yang tidak diketahui sama sekali sifat-sifatnya, sebaiknya di kategorikan sebagai gas bumi basah . Industrial – Press, 1965 Susi Mestika Samosier : Pengaruh Spesifik Grafity SG , Gross Heating Value GHV DAN C 6 + Terhadap Mutu Gas Alam Di Pt.Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1. ALAT DAN BAHAN 3.2.1. Alat