2.2 Nilai perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan mempunyai makna yang lebih luas, tidak hanya
sekedar memaksimalkan laba perusahaan Weston dan Copeland,1995. Pernyataan ini dapat diterima kebenarannya atas dasar beberapa alasan yaitu:
1. Memaksimalkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang. Dana yang diterima pada tahun ini bernilai lebih tinggi dari pada
dana yang diterima sepuluh tahun yang akan datang. 2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap
arus pendapatan perusahaan. 3. Mutu dari arus kas dana diharapkan diterima di masa datang mungkin
beragam. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar.
Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para
professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena
merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan, atau dapat dikatakan nilai perusahaan merupakan harga yang dibayar oleh calon pembeli
andai perusahaan tersebut dijual.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Corporate Governance
Mekanisme Corporate Governance CG merupakan aturan main prosedur dan hubungan yang jelas antara yang mengambil keputusan dengan pihak yang
melakukan control, pengawasan terhadap keputusan tersebut Menurut Rahayu, 2010 mekanisme Corporate Governance dibagi
menjadi dua, yaitu: internal mechanism mekanisme internal seperti komposisi dewan komisarisdereksi, kepemilikan manajerial, dan komposisi eksekutif.
Mekanisme kedua yaitu external mechanism mekanisme eksternal seperti pengendalian oleh pasar dan level dept financing.
2.3.1 Pengartian Corporate Governance
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomer 84PBI2006 tentang, Good Corporate governance adalah suatu tata kelola Bank yang
menerapkan prinsip- prinsip keterbukaan transparency, akuntabilitas accountability,
pertanggungjawaban responsibility
independensi independency dan kewajaran fairness.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate governance suatu sistem tata kelola perusahaan agar menjadi lebih baik
dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan adanya landasan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi transparency, yaitu
keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
Kedua, akuntabilitas accountability yaitu kejelasan fungsi dan
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan pertanggunjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban responsibility yaitu
kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat,
independensi independency yaitu pengelolaan bank secara professional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran fairness
yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan praturan perundang- undangan yang
berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas, bank wajib berpedoman pada bagian ketentuan dan persyaratan minimum
serta pedoman yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate governance.
2.3.2 Tujuan Good Corporate governance
Tujuan Good Corporate governance secara umum adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan, yaitu
secara global Good Corporate governance adalah menjadi isu yang sangat penting di dunia.Organisasi mempunyai peran kunci untuk bermain dalam
perningkatan pengembangan ekonomi sosial. Good Corporate governance adalah mesin pertumbuhan secara global, pertanggungjawaban penyediaan
kerja, pelayanan publik, pengadaan barang dan jasa serta infrasruktur. Sekarang ini, Good Corporate governance telah menjadi agenda pokok
internasional.
Universitas Sumatera Utara
The Indonesian institute for corporate governance IICG merupakan tujuan dari Good Corporate governance:
1. Meraih kembali kepercayaan investor dan kreditor nasional serta internasional.
2. Memenuhi tuntutan standar global. 3. Meminimalkan biaya kerugian
dan biaya pencegahan atas penyalahgunaan wewenang pengelolaan.
4. Meminimalkan cost of capital dengan menekan rasio yang dihadapi kreditur.
5. Meminimalkan saham perusahaan. 6. Mengangkat citra perusahaan di mata publik.
2.3.3 Karakteristik Good Corporate governance
Menurut pedoman umum Good Corporate governance komite nasional kebijakan Good Corporate governance,2006 Utami,2010
karakteristik dari Good Corporate governance adalah: 1. Transparansi
Untuk menjadai objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan.
Perusahaan harus
mengambil inisiatif
untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan
perundang- undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pengaku kepentingan
lainnya.
2. Kinerja Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja secara
transparan dan wajar. Untuk perusahaan dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
Universitas Sumatera Utara
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan persyaratan yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas Perusahaan harus memenuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate citizen.
4. Independensi Untuk melancarkan pelaksanaan atas Good Corporate governance,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing- masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
diintervensi oleh pihak lain.
5. Kesetaraan dan kewajaran Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasan
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
2.3.4 Praktek Good Corporate governance
Good Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengukur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat
memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan pada pemegang saham. Dalam hal ini peneliti mengangkat variabel moderasi yaitu kepemilikan
manajerial sebagai moderating. Dalam hal ini pihak manajemen yang memiliki control di perusahaan adalah pihak yang memegang kendali
penuh yang ada didalam perusahaan. Oleh karna itu, bisa saja pihak manajer dalam hal ini yang memiliki kendali di bidang manajemen
mengambil keputusan-keputusan yang menguntungkan dirinya dalam segi financial dan dapat merugikan perusahaan yang dikelolanya. Dengan
demikian, penerapan Good Corporate governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Praktek Good Corporate governance
Universitas Sumatera Utara
antara lain meliputi kebenaran kondisi independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kualitas audit.
2.3.4.1 Dewan Komisaris Independen
Komposisi dewan komisaris merupakan salah suatu karakteristik dewan yang berhubungan dengan kandungan
informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak
manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas.
Secara umum komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya. Direksi danatau pemegang saham
pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen Peraturan Bank
Indonesia Nomer 84PBI2006. Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi
tanggungjawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Hal ini penting dalam
mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk melakukan manajemen laba yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan
investor. Untuk mengatasinya, dewan komisaris diperbolehkan
Universitas Sumatera Utara
dalam memilih akses informasi perusahaan. Dewan komisaris tidak memiliki otoritas dalam perusahaan, maka dewan direksi
bertanggungjawab untuk menyampaikan informasi terkait dengan perusahaan kepada dewan komisaris.
2.3.4.2 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti peruahaan asuransi,
bank, dana pensiun, dan investment banking. Bila berhubungan dengan fungsi monitoring, investor institusional diyakini memiliki
kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen yang lebih baik dibandingkan secara individual.
Monitoring yang dilakukan pihak institusional tentu lebih efektif dibandingkan oleh pihak individual karena institusi
memiliki sumber daya dan kemampuan yang lebih besar sehingga mampu melakukan monitoring yang lebih kuat. Hal ini
menyebabkan dengan adanya kepemilikan institusional perusahaan akan semakin terdorong untuk mengungkapkan informasi lebih
cepat, untuk menghindari berkurangnya relevansi dari informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.3 Kepemilikan Manajerial
Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang
berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang
saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Hal ini sesuai dengan sistem pengelolaan perusahaan dalam dua kriteria:
1 perusahaan dipimpin oleh manajer dan pemilik owner- manager dan 2 perusahaan dipimpin oleh manajer dan non
pemilik non ower- manager. Dua kreteria ini yang mempengaruhi kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi
pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa presentase kepemilikan saham oleh pihak
manajemen yang lebih besar cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba Boediono, 2005. Hasil penelitian ini
memberikan simpulan bahwa perusahaan yang dikelola oleh manajer dan memiliki presentase tertentu saham perusahaan dapat
memenuhi tindakan manajemen laba. Indakator atau proksi yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah
presentase jumlah saham yang dimiliki manajer dari seluruh jumlah saham yang dikelola Boediono,2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.4 Kualitas Audit
Secara kualitatif, hal yang paling penting bagi anggota komite audit dalam melaksanakan fungsi komite adalah sifat
independensinya. Independensi merupakan elemen krisis yang akan menentukan terlaksananya keseluruhan peran komite audit
secara objektif serta pencapaian manajemen yang akuntabel bagi para pemegang saham Boediono,2005. Beberapa penelitian
sebelumnya, menentukan bahwa dengan tingkat independensi yang tinggi akan memberikan dua manfaat penting, yaitu tingkat
pengawasan yang tinggi dan rendahnya tingkat kecurangan pada laporan keuangan.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian yang dilakukan Ilonna 2007 yang berjudul pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan rasio ROA,
ROE, dan EPS memiliki kesimpulan bahwa ROA dan EPS berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan ROE memiliki tingkat signifikan 0,067 0,05 hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anindyati 2011, Anthony 2013, Try 2012, dan Sri 2010 yang mengemukakan kinerja keuangan yang di ukur
dengan ROA, ROE dan EPS mampu meningkatkan nilai perusahaan. Adapun persamaan penelitian saya dengan penelitian terdahulu yaitu kinerja keuangan
yang diproksi dengan ROA dan dimoderasi dengan GCG kepemilikan manajemen, sedangkan perbedaan penelitian saya dengan penelitian sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
adalah kinerja keuangan yang di proksi dengan ROA, Leverage, dan Total Asset Turnover dangan variabel pemoderasi yaitu kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan. Adapun perbedaan lainnya meliputi objek penelitian saya adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun
penelitian 2011-2013.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Penelitian
Judul Variabel
Hasil penelitian
1. Anindyati
Sarwindah Utami 2011
Pengaruh Kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan dengan pengungkapan
corporate social responsibility dan
good corporate governance sebagai
variabel pemoderasi Variabel independen:
- Kinerja
keuangan ROA
Variabel dependen : -
Nilai perusahaan
Variabel pemoderasi: -
CSR -
GCG 1. Kinerja keuangan yang di
proksi oleh return on assets berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh pengungkapan GCG yang diproksi oleh
kepemilikan manajerial sebagai variabel
moderating berpengaruh terhadap hubungan kinerja
keuangan dengan nilai perusahaan
2. Anthony
Wijaya dan Nurik
Linawati 2013
Pengaruh kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan dengan CSR dan GCG
sebagai variabel pemoderasi
Variabel independen: -
Kinerja keuangan
ROA,ROE
Variabel dependen : -
Nilai perusahaan
Variabel pemoderasi: -
CSR -
GCG 1. Interaksi CSR dengan
ROA dan ROE tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan .
2. Interaksi antara ROA dan ROE dengan
PKM,PKln,dan PKP tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan
3. ROA, ROE ,CSR,PKM,PKln,
dan,PKP secara serempak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan
3. Ilonna
Elisabeth tetelepta
2007 Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
Variabel independen : -
Kinerja keuangan
ROA,ROE, 1. ROA dan EPS terbukti
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. ROE tidak terbukti
Universitas Sumatera Utara
dan EPS Variabel dependen:
- Nilai
perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan tingkat signifikan 0,671 0,005
4. Tri kartika
pertiwi 2012
Pengaruh kinerja keuangan, Good
Corporate Governance terhadap
nilai perusahaan Food and Beverage
Variabel Independen : -
Kinerja keuangan
ROA
Variabel dependen : -
Nilai perusahaan
Variabel pemoderasi: -
GCG Kepemilikan
institusional 1. Kinerja keuangan yang
diukur dengan ROA mampu meningkatkan
nilai perusahaan
2. GCG tidak mampu memoderasi pengaruh
kinerja keuangan terhadap niali perusahaan.
5. Sri rahayu
2010 Pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan
dengan pengungkapan CSR dan GCG
sebagai variabel pemoderasi
Variabel independen : -
Kinerja keuangan
ROE
Variabel dependen : -
Nilai perusahaan
Variabel pemoderasi: -
CSR Pengungkapan
CSR
- GCG
Kepemilikan manajerial
1. ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan Tobins Q 2. Kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
Tobins Q walaupun memiliki koefisien
parameter negatif.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah: 1. Pada penelitian terdahulu populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, sedangkan penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
sebagai berikut: dilakukan penulis memilih populasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia BEI 2. Penelitian yang dilakukan penulis memiliki priode waktu penilaian yang lebih
baru yaitu pada priode 2011-2013.
2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis